Pertanyaan
kedua:
Apakah larangan mendengarkan
murottal sambil melakukan aktifitas yang lain bersifat mutlak? Misalnya sambil memasak
atau bersih-bersih kita dengarkan murottal agar telinga kita terbiasa dengan Al
Qur’an, bukannya tidak menghargai, dan daripada kita mendengarkan yang
lain-lain. Apakah keharaman ini, berarti tidak boleh sama sekali?
Jawaban:
Mungkin jika tujuannya supaya
terbiasa, saya katakan, jika engkau sedang mengerjakan sesuatu di rumah, memasak,
bersih-bersih, atau kesibukan yang lain dan engkau diam, Maka dengan ini engkau
bisa mengambil manfaat dan ada faedahnya. Tapi jika engkau duduk bersama
teman-temanmu, dan kalian ngobrol. Engkau berbicara, dia berbicara, yang lain
juga berbicara, bagaimana engkau akan terbiasa? Tidak.Ini tidak benar. Ini
adalah berpaling dari peringatan Allah. Saya katakan jika engkau beraktifitas,
ada kesibukan, seperti menjahit, menulis, atau apa saja yang engkau kerjakan,
sambil mendengan murottal, maka ini tidak ada masalah. Yang penting jangan
berbicara. Jika engkau menidurkan anakmu, dan menyimak murottal, tidak ada
masalah. Tapi jika ada pembicaraan diantara sekelompok orang yang sedang duduk-duduk,
sambil ngobrol, sambil memutar murottal, ini tidak boleh. Pilihannya,
mendengarkan pembicaraan, atau mendengarkan Al Qur’an. ini satu perkataan.
tidak ada perdebatan di dalamnya. Juga mungkin supaya engkau terbiasa dengan Al
Qur’an, ketika di mobil, engkau memutar murottal Al Qur’an,tapi engkau harus
wajibkan pada semuanya : ”Sekarang kita ingin mendengarkan Al Qur’an, kita diam
dan jangan berbicara”. Ini boleh. Adapun selain itu, maka tidak boleh.
Atau engkau memakai earphone pada telinga ketika di jalan, tetapi yang penting
engkau tidak disibukkan dengan pembicaraan yang lainnya.
Pertanyaan
ketiga:
Siapa yang dimaksud dengan Ahlul
Qur’an?
Jawaban:
Makna Ahlul Qur’an adalah mereka
yang senantiasa menghafalnya, membacanya, dan mempelajarinya.
Jadi maksud Ahlul Qur’an adalah mereka
yang senantiasa menjaga Al Qur’an, memberikan Al Qur’an waktu untuk Al Qur’an.
Ahlul Qur’an bukanlah orang yang memberikan Al Qur’an waktu sisanya. Tidak
mungkin engkau menjadi Ahlul Qur’an, jika engkau memberikan waktu untuk Al
Qur’an hanya setengah jam dalam sehari. Ahlul Qur’an adalah mereka yang memberikan
kepada Al Qur’an mayoritas waktunya. Waktu yang banyak. Engkau menyibukkan diri
dengan Al Qur’an.
Imam Syatibi rahimahulllah
mengatakan, “Dan Kitabullah adalah sebaik-baik teman, dan mengulangnya menambah
keindahan didalamnya. Maka wahai para Qori’ yang berpegang teguh kepadanya,
yang memuliakannya di segala kondisi, selamat dan bahagia buat kedua orang
tuamu dengan pakaian cahaya berupa mahkota dan perhiasan. Maka bagaimana
balasan bagi orangnya sendiri?! Mereka itulah keluarga Allah dan barisan
malaikat”
Keluarga Allah dan barisan para
malaikat, meraka adalah orang-orang yang sibuk dengan Al Qur’an. Merekabelajar
Al Qur’an, mereka mengajarkan Al Qur’an.
(Acara diakhiri dengan pembacaan Al
Qur’an oleh putra pertama dari Syekh Syadi yang bernama Mu’min yang berusia
lima tahun, dan penyerahan bantuan untuk Palestina yang terkumpul dari hadirin).
(Selesai)
No comments:
Post a Comment