Sore ini saya terima email bagus sekali. Semoga menginspirasi.
==
Message of Monday - Senin 4 Juli 2011
Keajaiban Marci Schimoff
Oleh: Sonny Wibisono
"Charity begins at home, but should not end there."
-- Peribahasa Amerika
SEORANG kawan saya, Pak Bayu Ludvianto, penulis buku best seller
`Analisis Tulisan Tangan: Grapho for Success', beberapa hari yang lalu
mengirim pesan blackberry messenger (BBM) ke saya. Pesan BBM ini ia
sampaikan juga ke rekan lainnya. Isi pesannya, "Kami sedang
mempraktekkan ajaran Marci Schimoff untuk `mengeluarkan dari rumah' 17
barang yang tak terpakai sejak 6 bulan lalu, setiap hari selama 40 hari.
Beberapa hari kami berhasil `mengeluarkan' 17 item, beberapa hari lain
kami hanya berhasil 8 tetapi efeknya? Waooo, rejeki mengalir masuk dari
berbagai sumber. Hari demi hari. Bayangkan kalau kami bisa berhasil
`mengeluarkan dari rumah' 680 items dalam 40 hari? Hmmmm ini tantangan,
well mumpung pagi kami mau seleksi `barang yang mau dikeluarin lagi
nih'. Hmm, Apa lagi ya?? Udah dapat lima nih!"
Pak Bayu sedang mempraktikkan aturan main dari Marci Shimoff. Shimoff
adalah motivator terkenal asal Amerika, penulis buku best seller, `Happy
For No Reason' dan `Love For No Reason'. Buku-buku seri 'Chicken Soup'
yang fenomenal itu beberapa diantaranya juga merupakan garapan dari
Shimoff.
Dalam buku aslinya, 'Happy For No Reason', Schimoff berkisah bahwa ia
mengeluarkan 27 barang selama 9 hari berturut-turut dari rumahnya, atau
bila ditotal 243 barang. Barang-barang bekas, jarang dipakai, yang
sebenarnya masih bisa digunakan, bahkan barang-barang yang tergolong
baru sekalipun. Kemudian barang-barang tersebut diberikan kepada mereka
yang membutuhkan. Sebenarnya, apa yang dilakukan Shimoff bukanlah hal
baru, karena seperti yang ditulis olehnya, ini merupakan ritual feng
shui. Schimoff menamakannya dengan`give-away game'.
Lantas, apa yang diperoleh oleh Shimoff kemudian? Ia mengatakan bahwa
beberapa keajaiban menghampiri dirinya, dan bukan itu saja, ujarnya,
"...I feel lighter, clearer, and more excited about what I get to create
next in life. I've done this practice three times now, and each time,
wonderful things have happened...."
Kawan saya, Pak Bayu, tidak memilih 27 items dalam waktu 9 hari, tetapi
17 items dalam waktu 40 hari berturut-turut. Sungguh menarik. Apa
alasannya? Pak Bayu memilih angka-angka tersebut karena angka 17
mengingatkannya tentang hari kemerdekaan RI, dan mengeluarkan barang
berarti kebebasan dari kemelekatan pada barang-barang tersebut.
Sedangkan jumlah 40 mengingatkannya akan budaya Jawa yang sering memakai
angka 40. Rumah pun makin terlihat rapi dan resik.
Apakah keajaiban juga datang padanya dan kawan-kawannya? Berikut
kisahnya. Setelah ia membereskan rumahnya, selain rumahnya terlihat
nyaman dan bersih, ia mendapatkan rezeki yang masuk mengalir ke
rumahnya. Seorang kawan Pak Bayu mendapat hadiah jam tangan Guess secara
tak terduga-duga ketika ia selesai mengeluarkan beberapa barang dari
rumahnya. Lalu seorang ibu bercerita tentang pengalamannya berbagi,
awalnya si ibu agak kesulitan untuk mendapat anak kedua, bahkan sudah ke
dokter segala. Setelah beres-beres kamar anak pertamanya, ia
membagi-bagikan mainan yang sudah tidak dipakai, dan dalam beberapa hari
kemudian dinyatakan hamil. Dan, ini yang lebih wow lagi, seorang kawan
Pak Bayu di pagi hari mendapatkan BMW 320i! This is a true story!
Seseorang mengirimkan mobil itu langsung ke rumah kawan Pak Bayu setelah
ia merapikan rumahnya dari barang-barang rongsokan. Padahal menurut Pak
Bayu, ia belum menyampaikan pesan itu ke kawannya. Hanya berselang
beberapa jam ia mengirimkan pesan itu setelah sang kawan mendapatkan
mobil mewah tersebut. Yang mengejutkan, cerita keajaiban masih terus
mengalir ke bbm saya hingga saat ini.
Berbagi memang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Aturan main yang
dilakukan Shimoff hanyalah sekian dari berbagai cara kita berbagi
terhadap sesama. Penelitian manapun memperlihatkan, dengan memberi
terhadap sesama, membuat diri kita menjadi lebih bahagia. Lagi pula,
dengan berbagi, tak akan ada yang hilang dari apa yang Anda berikan.
Malah sebaliknya, ia akan kembali lagi. Sesuai dengan hukum kekekalan
energi, tiada energi yang hilang bila dikeluarkan, ia akan kembali dalam
bentuk lain.
Tidak harus Anda mengikuti jumlah barang yang dikeluarkan dalam sekian
hari seperti yang dilakukan oleh Shimoff. Anda boleh memilih sesuka
hati. Sebaiknya Anda menetapkan jumlahnya, asalkan ada target. Bila
sekenanya, maka tak ada tekanannya. Nah, bagaimana, Anda siap untuk
memulainya?
Tuesday, September 27, 2011
Metode Menghafal Al Qur’an untuk Anak-anak
Kemarin Cak Amin, guru tahfizh saya menyampaikan tentang metode menghafal Al Qur’an yang ternyata sangat efektif untuk anak-anak.
Yaitu menggunakan MP3 Player dan Al Qur’an. Simpel kaan?
Metode ini digunakan di Arab Saudi, untuk anak-anak yang baru berusia 3.5 tahun! Dan anak-anak itu berhasil menghafal Al Qur’an, menjadi penghafal Al Qur’an termuda di dunia.
Dalam metode ini, anak-anak ditempatkan di sebuah ruangan. Masing-masing memiliki Al Qur’an yang besar (ajaibnya lagi, di usia 3.5 tahun, mereka sudah bisa membaca Al Qur’an :-) ), lalu diperdengarkanlah MP3 salah satu surat, misalnya An Naba, dari bacaan Al Qur’an seorang Imam, misalnya Imam Sudais.
Mereka diminta untuk ikut membaca. Benar-benar harus mengikuti membaca. Surat An Naba tersebut diulang sampai 20 kali.
Anak kecil yang memang sebenarnya sangat mudah menghafal, akan segera dapat menghafalkan surat An Naba tersebut, lengkap dengan nada sesuai Imam Sudais.
Cara ini bisa digunakan untuk anak-anak kita menghafalkan Al Qur’an. Atau bisa juga untuk kita. Kira-kira demikian tahapannya :
1. Tetapkan satu jadwal setiap hari, misalnya setelah shalat maghrib selama 20 menit.
2. Minta anak-anak untuk membuka Al Qur’an.
3. Perdengarkan MP3 bacaan Al Qur’an salah satu Imam untuk salah satu surat.
4. Minta mereka ikut membaca bersama MP3 tersebut, benar-benar ikut membaca. Jika perlu, berikan teguran jika mereka tidak ikut membaca.
5. Ulang MP3 surat tersebut sampai sampai 20x.
6. Setelah selesai, minta mereka untuk membacakan hafalan tersebut tanpa MP3, tanpa membaca. Insya Allah sudah bisa.
7. Besok, setor dulu surat sebelumnya, lalu mulai menghafal surat yang lain.
8. Yang penting, disiplin agar tetap konsisten :-)
Selamat mencoba, dan semoga sukses :-)
Yaitu menggunakan MP3 Player dan Al Qur’an. Simpel kaan?
Metode ini digunakan di Arab Saudi, untuk anak-anak yang baru berusia 3.5 tahun! Dan anak-anak itu berhasil menghafal Al Qur’an, menjadi penghafal Al Qur’an termuda di dunia.
Dalam metode ini, anak-anak ditempatkan di sebuah ruangan. Masing-masing memiliki Al Qur’an yang besar (ajaibnya lagi, di usia 3.5 tahun, mereka sudah bisa membaca Al Qur’an :-) ), lalu diperdengarkanlah MP3 salah satu surat, misalnya An Naba, dari bacaan Al Qur’an seorang Imam, misalnya Imam Sudais.
Mereka diminta untuk ikut membaca. Benar-benar harus mengikuti membaca. Surat An Naba tersebut diulang sampai 20 kali.
Anak kecil yang memang sebenarnya sangat mudah menghafal, akan segera dapat menghafalkan surat An Naba tersebut, lengkap dengan nada sesuai Imam Sudais.
Cara ini bisa digunakan untuk anak-anak kita menghafalkan Al Qur’an. Atau bisa juga untuk kita. Kira-kira demikian tahapannya :
1. Tetapkan satu jadwal setiap hari, misalnya setelah shalat maghrib selama 20 menit.
2. Minta anak-anak untuk membuka Al Qur’an.
3. Perdengarkan MP3 bacaan Al Qur’an salah satu Imam untuk salah satu surat.
4. Minta mereka ikut membaca bersama MP3 tersebut, benar-benar ikut membaca. Jika perlu, berikan teguran jika mereka tidak ikut membaca.
5. Ulang MP3 surat tersebut sampai sampai 20x.
6. Setelah selesai, minta mereka untuk membacakan hafalan tersebut tanpa MP3, tanpa membaca. Insya Allah sudah bisa.
7. Besok, setor dulu surat sebelumnya, lalu mulai menghafal surat yang lain.
8. Yang penting, disiplin agar tetap konsisten :-)
Selamat mencoba, dan semoga sukses :-)
Al Qur’an Call – Setor Hafalan via Telepon
Beberapa waktu lalu saya menulis tentang setoran hafalan via telepon, yang sepertinya cukup efektif untuk orang yang saat ini sibuk, ditambah dengan kondisi jalan yang macet, sehingga sulit untuk rutin bertemu guru untuk menyetorkan hafalan.
Ternyata, metode ini sudah ada di website Daarul Qur’an :-)
Dan, saya Tanya Cak Amin, guru tahfizh saya yang juga guru di Daarul Qur’an, malah ternyata sudah ada sejak 2008 :-)
Wehehe, Alhamdulillah kalau begitu.
Jadi sebenarnya sudah ada sarananya, kalau ada yang mau mulai menghafal, dan menyetorkan hafalannya.
Mungkin ada yang tanya, apa manfaat setoran hafalan? Yang terutama adalah mengecek benar tidaknya hafalan, termasuk cara membaca huruf-hurufnya, dan panjang pendeknya. Jika tidak disetor, sering kali kita merasa sudah benar, padahal ada satu dua yang masih kurang tepat.
Penjelasan lebih lanjut dari Cak Amin, di Al Qur’an Call tersebut selalu ada “guru” yang siap menerima setoran, dan di sana kita juga bisa minta guru untuk datang ke rumah.
Yuuukk kita mulai menghafal Al Qur’an yuukk..
Ternyata, metode ini sudah ada di website Daarul Qur’an :-)
Dan, saya Tanya Cak Amin, guru tahfizh saya yang juga guru di Daarul Qur’an, malah ternyata sudah ada sejak 2008 :-)
Wehehe, Alhamdulillah kalau begitu.
Jadi sebenarnya sudah ada sarananya, kalau ada yang mau mulai menghafal, dan menyetorkan hafalannya.
Mungkin ada yang tanya, apa manfaat setoran hafalan? Yang terutama adalah mengecek benar tidaknya hafalan, termasuk cara membaca huruf-hurufnya, dan panjang pendeknya. Jika tidak disetor, sering kali kita merasa sudah benar, padahal ada satu dua yang masih kurang tepat.
Penjelasan lebih lanjut dari Cak Amin, di Al Qur’an Call tersebut selalu ada “guru” yang siap menerima setoran, dan di sana kita juga bisa minta guru untuk datang ke rumah.
Yuuukk kita mulai menghafal Al Qur’an yuukk..
Friday, September 23, 2011
Mewujudkan Baiti Jannati
Ceramah kali ini disampaikan Ustadzah Nani Handayani, mohon maaf saya hanya datang di 15 menit terakhir, mudah-mudahan tetap ada manfaatnya :-)
Rezeki tidak bisa dibandingkan dengan gaji. Rezeki akan Allah berikan dari mana pun sumbernya. Sedangkan gaji sesuai dengan ketentuan yang ada.
Ada contoh dari Ustadzah Nani, seorang ibu rumah tangga yang bersuamikan supir, selalu mengutamakan sekolah anak-anak dari berapa pun dana yang diterimanya. Dan Alhamdulillah ketiga anaknya dapat terus melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi.
Jika terjadi perselisihan antar orang tua, tetap utamakan anak. Jadikan Allah sebagai pelindung.
Untuk mengetahui seseorang, dapat kita lihat dari loyalitas dan kesetiaannya ke mana. Kebaikan sangat berkaitan dengan pengorbanan, dan ganjaran dari Allah tergantung pada pengorbanan yang kita lakukan.
Persembahkan cinta pada Allah di atas segalanya. Buatlah aturan dalam keluarga, bahwa hanya akan mengikuti aturan Allah.
Nasihat Ustadzah Yoyoh Yusroh kepada anak-anaknya, apapun yang dilakukan, mudah-mudahan seluruh anggota keluarga dapat “reuni” di surga, dari pintu mana pun nanti masuknya.
Rezeki tidak bisa dibandingkan dengan gaji. Rezeki akan Allah berikan dari mana pun sumbernya. Sedangkan gaji sesuai dengan ketentuan yang ada.
Ada contoh dari Ustadzah Nani, seorang ibu rumah tangga yang bersuamikan supir, selalu mengutamakan sekolah anak-anak dari berapa pun dana yang diterimanya. Dan Alhamdulillah ketiga anaknya dapat terus melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi.
Jika terjadi perselisihan antar orang tua, tetap utamakan anak. Jadikan Allah sebagai pelindung.
Untuk mengetahui seseorang, dapat kita lihat dari loyalitas dan kesetiaannya ke mana. Kebaikan sangat berkaitan dengan pengorbanan, dan ganjaran dari Allah tergantung pada pengorbanan yang kita lakukan.
Persembahkan cinta pada Allah di atas segalanya. Buatlah aturan dalam keluarga, bahwa hanya akan mengikuti aturan Allah.
Nasihat Ustadzah Yoyoh Yusroh kepada anak-anaknya, apapun yang dilakukan, mudah-mudahan seluruh anggota keluarga dapat “reuni” di surga, dari pintu mana pun nanti masuknya.
Ihtikar (Menimbun Barang)
Ceramah dzuhur kali ini disampaikan oleh Ust. Ade Purnama, dengan topik Ihtikar.
Sebelum masuk ke topik, ustadz menjelaskan tentang puasa syawal, yang berdasarkan pada satu hadits (hadits ahad) yang berasal dari Abu Ayyub Al Anshory.
Abu Ayyub Al Anshory adalah yang rumahnya digunakan oleh Nabi Muhammad setelah dipilih berdasarkan berhentinya unta Rasulullah. Ketika Rasulullah berkata bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan Islam, dan bahwa sebaik-baik panglima adalah panglima pada penaklukan Konstantinopel, sebaik-baik pasukan adalah pasukan pada penaklukan Konstantinopel, maka Abu Ayyub Al Anshory langsung berangkat ke Konstantinopel dan akhirnya syahid di benteng Konstantinopel.
Konstantinopel baru ditaklukkan 400 tahun kemudian oleh Muhamman Al Fatih yang saat itu berusia 24 tahun.
Maka, perlu diyakini bahwa umur perjuangan sangat panjang, lebih panjang dari umur para pejuangnya.
Di antara buah puasa, sebagai ciri ketakwaan, adalah tidak mencari harta dengan cara yang bathil.
Ihtikar adalah menimbun dengan maksud menghilangkan barang di pasaran, sehingga otomatis harga naik, dan ia bisa mempermainkan harga. Ihtikar termasuk mencari harta dengan cara bathil.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan melakukan ihtikar kecuali para pendosa.”
Untuk dinar emas, kita membeli dengan tujuan melindungi nilai tukar, bukan untuk mempermainkan harga, maka tidak termasuk dalam ihtikar. Ada perbedaan mendasar antara dinar emas dan uang kertas. Pada dinar emas, nilai tukar dan nilai barang (bahan emas pembuat dinarnya) sama. Sedangkan pada uang kertas, nilai yang tertulis tidak sama dengan nilai bahannya.
Contoh lain, jika kita sebagai karyawan, yang juga memiliki sawah di kampung. Karena kita belum membutuhkan hasil panennya, maka hasil panen tersebut disimpan di lumbung. Suatu ketika, di saat paceklik dan harga sedang tinggi, kita membutuhkan dana, dan menjual hasil panen tersebut dengan harga saat itu yang tinggi. Karena hal ini terjadi bukan kita niatkan, tidak ada kesengajaan, maka tidak termasuk ihtikar.
Namun, jika kita membeli ketika harga murah, lalu berniat untuk menjual ketika paceklik waktu harga mahal, maka ini adalah memanfaatkan kenaikan harga akibat kurangnya barang ketika harganya tinggi, sehingga termasuk ke dalam “berbau ihtikar”.
Pembelian cash penjualan kredit dibolehkan. Begitu pula sebaliknya, pembelian kredit penjualan cash. Penjualan atas barang yang belum lunas pun dibolehkan.
Yang tidak dibolehkan adalah pindah transaksi di tengah-tengah, yaitu menjual dengan 2 harga. Misalnya harga cash 1jt, harga kredit 100rb per bulan selama setahun. Ini dibolehkan, kita bisa memilih salah satu dari skema tersebut. Selanjutnya, misalnya kita memilih skema kredit, namun setelah 6 bulan, kita akan melunasi, dan meminta untuk digunakan skema cash. Hal ini tidak dibolehkan.
Bedanya pegadaian syariah dan non syariah, pada pegadaian syariah, biaya adalah untuk sewa tempat, bukan skema tebus – lelang. Pegadaian adalah untuk jaminan ketika membantu orang yang sedang kesusahan, bukan dalam rangka mencari keuntungan, juga bukan memanfaatkan kesusahan orang untuk mencari kesenangan.
Ada skema gadai yang beredar di masyarakat, yang sangat dzalim. Yaitu penggadaian sawah, yang selama peminjam dana belum melunasi, sawah digarap oleh pemberi pinjaman. Yang lebih dzalim lagi, sawah tetap digarap oleh peminjam, namun separuh hasilnya diberikan kepada pemberi pinjaman.
Sebelum masuk ke topik, ustadz menjelaskan tentang puasa syawal, yang berdasarkan pada satu hadits (hadits ahad) yang berasal dari Abu Ayyub Al Anshory.
Abu Ayyub Al Anshory adalah yang rumahnya digunakan oleh Nabi Muhammad setelah dipilih berdasarkan berhentinya unta Rasulullah. Ketika Rasulullah berkata bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan Islam, dan bahwa sebaik-baik panglima adalah panglima pada penaklukan Konstantinopel, sebaik-baik pasukan adalah pasukan pada penaklukan Konstantinopel, maka Abu Ayyub Al Anshory langsung berangkat ke Konstantinopel dan akhirnya syahid di benteng Konstantinopel.
Konstantinopel baru ditaklukkan 400 tahun kemudian oleh Muhamman Al Fatih yang saat itu berusia 24 tahun.
Maka, perlu diyakini bahwa umur perjuangan sangat panjang, lebih panjang dari umur para pejuangnya.
Di antara buah puasa, sebagai ciri ketakwaan, adalah tidak mencari harta dengan cara yang bathil.
Ihtikar adalah menimbun dengan maksud menghilangkan barang di pasaran, sehingga otomatis harga naik, dan ia bisa mempermainkan harga. Ihtikar termasuk mencari harta dengan cara bathil.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan melakukan ihtikar kecuali para pendosa.”
Untuk dinar emas, kita membeli dengan tujuan melindungi nilai tukar, bukan untuk mempermainkan harga, maka tidak termasuk dalam ihtikar. Ada perbedaan mendasar antara dinar emas dan uang kertas. Pada dinar emas, nilai tukar dan nilai barang (bahan emas pembuat dinarnya) sama. Sedangkan pada uang kertas, nilai yang tertulis tidak sama dengan nilai bahannya.
Contoh lain, jika kita sebagai karyawan, yang juga memiliki sawah di kampung. Karena kita belum membutuhkan hasil panennya, maka hasil panen tersebut disimpan di lumbung. Suatu ketika, di saat paceklik dan harga sedang tinggi, kita membutuhkan dana, dan menjual hasil panen tersebut dengan harga saat itu yang tinggi. Karena hal ini terjadi bukan kita niatkan, tidak ada kesengajaan, maka tidak termasuk ihtikar.
Namun, jika kita membeli ketika harga murah, lalu berniat untuk menjual ketika paceklik waktu harga mahal, maka ini adalah memanfaatkan kenaikan harga akibat kurangnya barang ketika harganya tinggi, sehingga termasuk ke dalam “berbau ihtikar”.
Pembelian cash penjualan kredit dibolehkan. Begitu pula sebaliknya, pembelian kredit penjualan cash. Penjualan atas barang yang belum lunas pun dibolehkan.
Yang tidak dibolehkan adalah pindah transaksi di tengah-tengah, yaitu menjual dengan 2 harga. Misalnya harga cash 1jt, harga kredit 100rb per bulan selama setahun. Ini dibolehkan, kita bisa memilih salah satu dari skema tersebut. Selanjutnya, misalnya kita memilih skema kredit, namun setelah 6 bulan, kita akan melunasi, dan meminta untuk digunakan skema cash. Hal ini tidak dibolehkan.
Bedanya pegadaian syariah dan non syariah, pada pegadaian syariah, biaya adalah untuk sewa tempat, bukan skema tebus – lelang. Pegadaian adalah untuk jaminan ketika membantu orang yang sedang kesusahan, bukan dalam rangka mencari keuntungan, juga bukan memanfaatkan kesusahan orang untuk mencari kesenangan.
Ada skema gadai yang beredar di masyarakat, yang sangat dzalim. Yaitu penggadaian sawah, yang selama peminjam dana belum melunasi, sawah digarap oleh pemberi pinjaman. Yang lebih dzalim lagi, sawah tetap digarap oleh peminjam, namun separuh hasilnya diberikan kepada pemberi pinjaman.
Cara Mudah Dzikir 100x
Dalam tuntunan dzikir, seringkali ada dzikir yang diulang 100x.
Cara yang paling tepat tentunya menggunakan tasbih, atau hitungan tangan, atau counter, seperti yang dipakai oleh kondektur kereta api itu looowh :-)
Dengan target dzikir yang cukup banyak, padahal kita cukup punya banyak aktivitas, maka ada kalanya kita perlu bersiasat agar bisa memiliki waktu dzikir di antara kesibukan itu. Misalnya kita sambil mengerjakan sesuatu, sambil menyetir, atau sambil menunggu antrian di ATM, bank, dokter, atau bahkan di rapat, di lift, di mall, dsb.
Selain dalam rangka mencapai target dzikir tersebut, membiasakan dzikir di sebanyak mungkin waktu luang insya Allah sangat bermanfaat. Baik untuk pengendalian diri, maupun terus mengingat Allah di manapun kita berada.
Jika kita bergantung dengan tasbih, counter, ataupun dengan hitungan tangan, maka agak sulit juga untuk menyelipkan dzikir di antara kesibukan.
Tips yang bisa dicoba adalah dengan menetapkan waktu untuk melakukan dzikir tersebut.
Jadi, awalnya, di waktu yang luang, kita coba lakukan dzikir tersebut dengan kecepatan normal, dengan alat hitung tasbih, hitungan tangan, atau counter, lalu kita catat waktunya. Misalnya 6 menit, atau 8 menit.
Bisa juga lebih simpel lagi, walaupun akurasinya lebih rendah. Yaitu kita coba hitung dalam 1 menit, kita bisa mendapatkan berapa hitungan. Misalnya 1 menit 20 hitungan, maka total untuk 100 hitungan, kita perlu 5 menit.
Selanjutnya, kita dapat menggunakan waktu tersebut sebagai patokan membaca dzikir tersebut. Maka ketika di keramaian, kita cukup melihat jam, misalnya dzikir dimulai jam 10.45, dan waktu yang diperlukan adalah 5 menit, maka jam 10.51, jumlah dzikir yang direncanakan akan tercapai.
Tentunya, dengan cara ini jumlah dzikir tidak tepat betul, untuk amannya, boleh ditambahkan 1 atau 2 menit :-)
Contohnya, untuk Istighfar 100x : 8 menit
Yuk, kita perbanyak dzikir, mudah kok :-)
Cara yang paling tepat tentunya menggunakan tasbih, atau hitungan tangan, atau counter, seperti yang dipakai oleh kondektur kereta api itu looowh :-)
Dengan target dzikir yang cukup banyak, padahal kita cukup punya banyak aktivitas, maka ada kalanya kita perlu bersiasat agar bisa memiliki waktu dzikir di antara kesibukan itu. Misalnya kita sambil mengerjakan sesuatu, sambil menyetir, atau sambil menunggu antrian di ATM, bank, dokter, atau bahkan di rapat, di lift, di mall, dsb.
Selain dalam rangka mencapai target dzikir tersebut, membiasakan dzikir di sebanyak mungkin waktu luang insya Allah sangat bermanfaat. Baik untuk pengendalian diri, maupun terus mengingat Allah di manapun kita berada.
Jika kita bergantung dengan tasbih, counter, ataupun dengan hitungan tangan, maka agak sulit juga untuk menyelipkan dzikir di antara kesibukan.
Tips yang bisa dicoba adalah dengan menetapkan waktu untuk melakukan dzikir tersebut.
Jadi, awalnya, di waktu yang luang, kita coba lakukan dzikir tersebut dengan kecepatan normal, dengan alat hitung tasbih, hitungan tangan, atau counter, lalu kita catat waktunya. Misalnya 6 menit, atau 8 menit.
Bisa juga lebih simpel lagi, walaupun akurasinya lebih rendah. Yaitu kita coba hitung dalam 1 menit, kita bisa mendapatkan berapa hitungan. Misalnya 1 menit 20 hitungan, maka total untuk 100 hitungan, kita perlu 5 menit.
Selanjutnya, kita dapat menggunakan waktu tersebut sebagai patokan membaca dzikir tersebut. Maka ketika di keramaian, kita cukup melihat jam, misalnya dzikir dimulai jam 10.45, dan waktu yang diperlukan adalah 5 menit, maka jam 10.51, jumlah dzikir yang direncanakan akan tercapai.
Tentunya, dengan cara ini jumlah dzikir tidak tepat betul, untuk amannya, boleh ditambahkan 1 atau 2 menit :-)
Contohnya, untuk Istighfar 100x : 8 menit
Yuk, kita perbanyak dzikir, mudah kok :-)
Hadits - Jangan Marah
Abu Hurairah ra. berkata, seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw.,
“Berilah aku nasihat."
Beliau menjawab,
“Jangan marah."
Beliau mengulanginya beberapa kali,
“Jangan marah!”
(H.R. Bukhari)
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
“Berilah aku nasihat."
Beliau menjawab,
“Jangan marah."
Beliau mengulanginya beberapa kali,
“Jangan marah!”
(H.R. Bukhari)
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
Thursday, September 22, 2011
Arti Bahagia
Di sebuah pagi setelah shubuh, dari seorang Kyai pimpinan sebuah pesantren di Surabaya :
“Orang menjalani hidup itu, jangan terpaku pada harapan, keinginan, target. Jangan.
Silakan kamu bercita-cita, tapi jangan terpaku. Jangan kemudian menutup diri, menolak yang selain cita-citamu itu.
Kenapa? Kalau kamu hanya terpaku pada harapanmu, maka selamanya kamu tidak akan merasakan kebahagiaan.
Sebab yang namanya orang bahagia, itu adalah orang yang lahir dan batinnya selalu siap menerima dan menghadapi kenyataan yang ada di depan matanya.
Bahagia bukanlah "terwujudnya harapan". Bukan. Itu tipuan nafsu. Itu semu dan sementara.
Coba kamu buktikan, ikuti kemauanmu, dan amati, dalam waktu yang tidak lama, kamu akan bosan, dan merasa sudah tidak bahagia lagi, padahal yang kamu inginkan itu masih ada dalam genggaman tanganmu.”
“Orang menjalani hidup itu, jangan terpaku pada harapan, keinginan, target. Jangan.
Silakan kamu bercita-cita, tapi jangan terpaku. Jangan kemudian menutup diri, menolak yang selain cita-citamu itu.
Kenapa? Kalau kamu hanya terpaku pada harapanmu, maka selamanya kamu tidak akan merasakan kebahagiaan.
Sebab yang namanya orang bahagia, itu adalah orang yang lahir dan batinnya selalu siap menerima dan menghadapi kenyataan yang ada di depan matanya.
Bahagia bukanlah "terwujudnya harapan". Bukan. Itu tipuan nafsu. Itu semu dan sementara.
Coba kamu buktikan, ikuti kemauanmu, dan amati, dalam waktu yang tidak lama, kamu akan bosan, dan merasa sudah tidak bahagia lagi, padahal yang kamu inginkan itu masih ada dalam genggaman tanganmu.”
Al Qur’an Membawa Kebaikan
Masih dari pencerahan Cak Amin, guru tahfizh saya, tentang Al Qur’an yang secara perlahan-lahan dapat menambah kebaikan, dan mengikis keburukan.
Cak Amin menceritakan tentang seorang ibu yang kaya raya di Jakarta Pusat, dengan suami yang juga sangat sibuk, sampai tidak memiliki waktu lagi untuk mendidik anak-anaknya. Dan anak-anaknya akhirnya berada di jalan yang sangat sesat. Yang laki-laki minum minuman keras dan sering membawa teman perempuan ke rumah. Yang perempuan pergi malam pulang pagi. Dan sulitnya, mereka sudah tidak bisa lagi dinasehati.
Sang Ibu sangat terpukul dan mencari bantuan ke PTIQ, tempat Cak Amin belajar. Di PTIQ, sang Ibu bertemu ustadz di PTIQ dan bercerita tentang masalahnya. Akhirnya, sebagaimana yang biasa diterapkan di PTIQ, bahwa jika ada yang bermasalah, dibacakan Al Qur’an sampai khatam. Maka, kepada Ibu tersebut disarankan agar di rumahnya dibacakan Al Qur’an sampai khatam, misalnya 1 bulan sekali khatam, atau 2 bulan sekali, atau bahkan 1 tahuh sekali.
Sang Ibu memutuskan bahwa ia ingin agar di rumahnya Al Qur’an dapat dikhatamkan seminggu sekali. Maka dipanggillah para hafizh Al Qur’an setiap hari ke rumahnya untuk mewujudkan target tersebut.
Singkat cerita, setelah 10 tahun berlalu, perlahan-lahan, sang anak mulai dapat diajak bicara, dimulai dari hal-hal yang ringan, misalnya bahwa keluar malam tidak baik untuk kesehatan. Sampai akhirnya mereka kembali menjadi anak yang saleh dan salehah, dan bahkan ada yang berniat untuk menghafalkan Al Qur’an.
Subhanallah. Semoga kita semua dapat terus mendekatkan diri kepada Al Qur’an, dan terus memperbaiki diri dan meninggalkan semua keburukan.
Cak Amin menceritakan tentang seorang ibu yang kaya raya di Jakarta Pusat, dengan suami yang juga sangat sibuk, sampai tidak memiliki waktu lagi untuk mendidik anak-anaknya. Dan anak-anaknya akhirnya berada di jalan yang sangat sesat. Yang laki-laki minum minuman keras dan sering membawa teman perempuan ke rumah. Yang perempuan pergi malam pulang pagi. Dan sulitnya, mereka sudah tidak bisa lagi dinasehati.
Sang Ibu sangat terpukul dan mencari bantuan ke PTIQ, tempat Cak Amin belajar. Di PTIQ, sang Ibu bertemu ustadz di PTIQ dan bercerita tentang masalahnya. Akhirnya, sebagaimana yang biasa diterapkan di PTIQ, bahwa jika ada yang bermasalah, dibacakan Al Qur’an sampai khatam. Maka, kepada Ibu tersebut disarankan agar di rumahnya dibacakan Al Qur’an sampai khatam, misalnya 1 bulan sekali khatam, atau 2 bulan sekali, atau bahkan 1 tahuh sekali.
Sang Ibu memutuskan bahwa ia ingin agar di rumahnya Al Qur’an dapat dikhatamkan seminggu sekali. Maka dipanggillah para hafizh Al Qur’an setiap hari ke rumahnya untuk mewujudkan target tersebut.
Singkat cerita, setelah 10 tahun berlalu, perlahan-lahan, sang anak mulai dapat diajak bicara, dimulai dari hal-hal yang ringan, misalnya bahwa keluar malam tidak baik untuk kesehatan. Sampai akhirnya mereka kembali menjadi anak yang saleh dan salehah, dan bahkan ada yang berniat untuk menghafalkan Al Qur’an.
Subhanallah. Semoga kita semua dapat terus mendekatkan diri kepada Al Qur’an, dan terus memperbaiki diri dan meninggalkan semua keburukan.
Istiqamah, Al Qur'an, dan Marah
Alhamdulillah hari ini dapat satu pencerahan dari Cak Amin, guru tahfizh saya, dan berkaitan dengan niat saya untuk berhenti jadi pemarah :-)
Konteksnya masih dalam rangka menghafal Al Qur'an. Bahwa untuk menghafal Al Qur'an, diperlukan niat yang kuat, juga usaha yang sungguh-sungguh. Perlu ditetapkan jadwal wajib harian, yang tidak terganggu oleh aktivitas lain, serta tidak terganggu oleh interaksi dengan orang lain.
Dan yang terpenting dalam menjalankan itu, adalah sifat isitqamah. Istiqamah, disebut oleh ulama lebih baik daripada seribu karomah. Dan ternyata istiqamah adalah salah satu tanda orang yang ikhlash.
Cak Amin sendiri misalnya, menjadwalkan waktu wajib mengulang hafalan Al Qur’an ketika dalam perjalanan dengan sepeda motor setiap harinya, dari rumah dan ke berbagai tempat mengajar. Dalam perjalanan itu, bisa diulang 1 sampai 2.5 juz. Subhanallah. Dan karena melakukan perjalanan sambil menghafal, ada manfaat lain yang bisa diperoleh, yaitu emosi lebih terkendali, menghadapi perilaku pengendara motor di jalan yang beraneka ragam.
Wah! Pas sekali dengan saya yang sedang mencari cara untuk berhenti jadi pemarah. Sepertinya dengan lebih sering mengulang hafalan di mana pun berada, mudah-mudahan akan memudahkan saya untuk mengendalikan emosi, semakin sabar, zero anger :-)
Semoga :-)
Konteksnya masih dalam rangka menghafal Al Qur'an. Bahwa untuk menghafal Al Qur'an, diperlukan niat yang kuat, juga usaha yang sungguh-sungguh. Perlu ditetapkan jadwal wajib harian, yang tidak terganggu oleh aktivitas lain, serta tidak terganggu oleh interaksi dengan orang lain.
Dan yang terpenting dalam menjalankan itu, adalah sifat isitqamah. Istiqamah, disebut oleh ulama lebih baik daripada seribu karomah. Dan ternyata istiqamah adalah salah satu tanda orang yang ikhlash.
Cak Amin sendiri misalnya, menjadwalkan waktu wajib mengulang hafalan Al Qur’an ketika dalam perjalanan dengan sepeda motor setiap harinya, dari rumah dan ke berbagai tempat mengajar. Dalam perjalanan itu, bisa diulang 1 sampai 2.5 juz. Subhanallah. Dan karena melakukan perjalanan sambil menghafal, ada manfaat lain yang bisa diperoleh, yaitu emosi lebih terkendali, menghadapi perilaku pengendara motor di jalan yang beraneka ragam.
Wah! Pas sekali dengan saya yang sedang mencari cara untuk berhenti jadi pemarah. Sepertinya dengan lebih sering mengulang hafalan di mana pun berada, mudah-mudahan akan memudahkan saya untuk mengendalikan emosi, semakin sabar, zero anger :-)
Semoga :-)
Wednesday, September 21, 2011
Saya dan Marah
Tadi pagi saya ngobrol-ngobrol dengan anak saya yang kedua. Saya berbicara bahwa ada hari-hari kita sepertinya banyak masalah, banyak kekacauan, biasanya itu karena ada kebiasaan baik yang kita lupakan. Misalnya biasanya kita berinfak, kita lupa. Atau biasanya kita berdoa pagi hari, kita lupa.
Lalu anak saya bertanya, "Memangnya ada ya hari Mama yang kacau?"
Saya jawab, "Iya ada, misalnya banyak kerjaan yang gak selesai, atau Mama marah-marah terus."
Lalu saya tanya juga dia, "Kalau Adek gimana, ada nggak hari yang kacau?"
Anak saya menjawab, "Kayaknya setiap hari kacau, misalnya dimarahin Mama."
Weleh, kasian juga anak saya. Saya coba tanya lagi apa benar tiap hari saya marah? Kata dia iya. Waduh. Benar-benar harus ada perubahan mendasar nih.
Lalu saya pun berkomitmen pada dia, bahwa sejak saat itu, "Mama mau nggak marah-marah lagi." Dia tanya, "Hari ini aja apa seterusnya?". Saya jawab seterusnya.
Sebenarnya ini sudah jadi target 2011 saya, tapi sejauh ini sepertinya masih belum sukses :-)
Kalau kembali ke masa lalu, saya sebenarnya sangat-sangat tidak pemarah. Saya pernah punya prinsip bahwa, "Apa perlunya marah? Segala sesuatu bisa disampaikan tanpa marah."
Namun, kalau saya coba ingat-ingat kembali, saya mulai jadi pemarah setelah saya punya anak, dan mendelegasikan perawatan anak ke perawat. Ketika "harta karun" saya itu diperlakukan dengan "cara yang tidak sesuai harapan saya yang perfeksionis ini", maka marah lah saya. Dan awalnya hanya ke perawat.
Namun, setelah "kran" marah itu terbuka, maka bergulirlah ia, merembetlah "bukaan kran" itu ke hal-hal lain, obyek-obyek lain.
Ini harus dihentikan. Sekarang. Semoga Allah memudahkan :-)
Lalu anak saya bertanya, "Memangnya ada ya hari Mama yang kacau?"
Saya jawab, "Iya ada, misalnya banyak kerjaan yang gak selesai, atau Mama marah-marah terus."
Lalu saya tanya juga dia, "Kalau Adek gimana, ada nggak hari yang kacau?"
Anak saya menjawab, "Kayaknya setiap hari kacau, misalnya dimarahin Mama."
Weleh, kasian juga anak saya. Saya coba tanya lagi apa benar tiap hari saya marah? Kata dia iya. Waduh. Benar-benar harus ada perubahan mendasar nih.
Lalu saya pun berkomitmen pada dia, bahwa sejak saat itu, "Mama mau nggak marah-marah lagi." Dia tanya, "Hari ini aja apa seterusnya?". Saya jawab seterusnya.
Sebenarnya ini sudah jadi target 2011 saya, tapi sejauh ini sepertinya masih belum sukses :-)
Kalau kembali ke masa lalu, saya sebenarnya sangat-sangat tidak pemarah. Saya pernah punya prinsip bahwa, "Apa perlunya marah? Segala sesuatu bisa disampaikan tanpa marah."
Namun, kalau saya coba ingat-ingat kembali, saya mulai jadi pemarah setelah saya punya anak, dan mendelegasikan perawatan anak ke perawat. Ketika "harta karun" saya itu diperlakukan dengan "cara yang tidak sesuai harapan saya yang perfeksionis ini", maka marah lah saya. Dan awalnya hanya ke perawat.
Namun, setelah "kran" marah itu terbuka, maka bergulirlah ia, merembetlah "bukaan kran" itu ke hal-hal lain, obyek-obyek lain.
Ini harus dihentikan. Sekarang. Semoga Allah memudahkan :-)
Hadits - Bertakwa dan Berbuat Baik
Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu’adz bin Jabal ra., keduanya berkata, Rasulullah saw. bersabda :
“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada.
Iringilah kesalahanmu dengan berbuat baik, niscaya kebaikan itu menghapusnya.
Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.”
(H.R. Tirmidzi)
“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada.
Iringilah kesalahanmu dengan berbuat baik, niscaya kebaikan itu menghapusnya.
Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.”
(H.R. Tirmidzi)
Tuesday, September 20, 2011
Hadits - Allah Menjagamu
Abu Abbas Abdullah bin Abbas ra. berkata :
Suatu hari aku berada di belakang Rasulullah saw., (membonceng).
Beliau bersabda,
“Nak. Aku hendak mengajarimu beberapa kalimat:
Jagalah Allah, pasti Dia menjagamu.
Jagalah Allah, Dia senantiasa bersamamu.
Jika kamu memohon sesuatu, mohonlah kepada-Nya.
Jika meminta pertolongan, minta tolonglah kepada-Nya.
Ketahuilah, seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu, kecuali yang sudah ditetapkan Allah untukmu.
Dan seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak akan mampu, kecuali keburukan yang telah ditetapkan Allah untukmu.
Pena telah diangkat dan tinta telah kering.”
(H.R. Tirmidzi)
Suatu hari aku berada di belakang Rasulullah saw., (membonceng).
Beliau bersabda,
“Nak. Aku hendak mengajarimu beberapa kalimat:
Jagalah Allah, pasti Dia menjagamu.
Jagalah Allah, Dia senantiasa bersamamu.
Jika kamu memohon sesuatu, mohonlah kepada-Nya.
Jika meminta pertolongan, minta tolonglah kepada-Nya.
Ketahuilah, seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu, kecuali yang sudah ditetapkan Allah untukmu.
Dan seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak akan mampu, kecuali keburukan yang telah ditetapkan Allah untukmu.
Pena telah diangkat dan tinta telah kering.”
(H.R. Tirmidzi)
Monday, September 19, 2011
Sebaik-baik Penyampaian
Kalau kau harus mencela seseorang
Jangan kaucela ketidakmampuannya
Karena semua orang seringkali sudah berusaha maksimal
Dalam koridor kemampuan dan kesempatan yang mereka punya
Yang lebih baik adalah mencela ketidakmauan
Itu pun sebaiknya disampaikan dengan bahasa positif
Agar orang termotivasi
Agar orang tidak merasa terintimidasi
Manusia tidak ada yang sempurna
Hal yang baik akan jadi baik
Jika disampaikan dengan baik
Cara adalah segalanya
Tetaplah berkata baik
Siapa tahu itu perjumpaan terakhir kalian
Tetaplah bersikap ramah
Siapa tahu tidak ada lagi kesempatan
Menegakkan kebenaran tidak harus dengan kekerasan
Kekerasan akan membuat baur
Apakah tegak karena takut
Atau tegak karena kesepakatan
Kebenaran dengan kebaikan
Akan lebih abadi
Akan lebih meresap
Karena didasarkan kesadaran
Mungkin waktunya akan lebih panjang
Mungkin perlu beberapa kali penyampaian
Bisa jadi ribuan kali
Bisa jadi jutaan kali
Tetapi yakinlah
Di angka ke 10.001 mungkin mereka berubah
Atau di angka ke 10.000.001
Atau mungkin lebih jauh lagi
Toh tugasmu bukan mengubah orang
Tugasmu menyampaikan
Hanya menyampaikan
Karena itu sampaikan dengan sebaik-baik penyampaian
Jangan kaucela ketidakmampuannya
Karena semua orang seringkali sudah berusaha maksimal
Dalam koridor kemampuan dan kesempatan yang mereka punya
Yang lebih baik adalah mencela ketidakmauan
Itu pun sebaiknya disampaikan dengan bahasa positif
Agar orang termotivasi
Agar orang tidak merasa terintimidasi
Manusia tidak ada yang sempurna
Hal yang baik akan jadi baik
Jika disampaikan dengan baik
Cara adalah segalanya
Tetaplah berkata baik
Siapa tahu itu perjumpaan terakhir kalian
Tetaplah bersikap ramah
Siapa tahu tidak ada lagi kesempatan
Menegakkan kebenaran tidak harus dengan kekerasan
Kekerasan akan membuat baur
Apakah tegak karena takut
Atau tegak karena kesepakatan
Kebenaran dengan kebaikan
Akan lebih abadi
Akan lebih meresap
Karena didasarkan kesadaran
Mungkin waktunya akan lebih panjang
Mungkin perlu beberapa kali penyampaian
Bisa jadi ribuan kali
Bisa jadi jutaan kali
Tetapi yakinlah
Di angka ke 10.001 mungkin mereka berubah
Atau di angka ke 10.000.001
Atau mungkin lebih jauh lagi
Toh tugasmu bukan mengubah orang
Tugasmu menyampaikan
Hanya menyampaikan
Karena itu sampaikan dengan sebaik-baik penyampaian
Sabar Pertama, Syukur Konsisten
Hidup tak selamanya ceria
Teman tak selamanya gembira
Kita tak selamanya benar
Kita tak selamanya sukses
Orang lain bisa sengaja menyakiti
Bisa juga tak sengaja
Orang lain bisa sengaja merendahkan
Bisa juga tak sengaja
Ketika waktu itu tiba
Tetap tersenyum
Tetap sabar
Ujian sedang berjalan
Ruang ujian sedang dipenuhi pengawas
Melihat apa reaksi kita
Melihat kesungguhan kita
Melihat pilihan-pilihan kita
Akankah kita lulus?
Atau lagi-lagi harus mengulang?
Akankah nilai kita A?
Atau lagi-lagi C bahkan E?
Tahan semua kesalmu
Tahan semua sedihmu
Tahan semua amarahmu
Tahan semua deritamu
Bangkit, berpikir, cari solusi
Tetap tegak dan pilih reaksi
Tetap tersenyum walaupun matamu panas
Tetap sabar walaupun hatimu terbakar
Semua kejadian tidak lepas dari izin Allah
Kalau kita sedih, bisa jadi artinya kita sedih dengan pilihan Allah
Kalau kita marah, bisa jadi artinya kita marah dengan pilihan Allah
Kalau kita kesal, bisa jadi artinya kita kesal dengan pilihan Allah
Lihat sisi baiknya
Sesulit apa pun kita mencarinya
Karena ia pasti ada
Allah sudah siapkan itu untuk kita
Kritik bisa saja disampaikan dengan pedas
Kita bisa saja menuntut cara penyampaian yang lebih baik
Tapi Allah sudah tetapkan demikian
Maka tentu itulah cara yang paling tepat buat kita menurut Allah
Bahwa orang lain melakukan kesalahan dalam berlaku pada kita
Biarlah itu menjadi urusannya dengan Allah
Tak usah urus urusan orang lain
Doakan, itu jauh lebih baik
Tetap semangat
Jangan menyerah
Paralel sabar dan syukur
Carilah hikmah
Jadikan sabar reaksi pertamamu
Jadikan syukur reaksi konsistenmu
Ingat Allah dalam setiap pilihanmu
Maka masalah hidup akan senantiasa menjadi ruang ujian dan tantangan kreasimu
Mengalah
Tiada pamrih
Tiada ingin penghargaan
Kedamaian
Pandang kritik dengan obyektif
Abaikan cara penyampaian
Abaikan cara penyampaian
Catat masukan dan lakukan perbaikan
Bukan saatnya memberikan justifikasi
Bukan saatnya memberikan pembenaran
Bukan saatnya melakukan perdebatan
Terimalah masukan dan buatlah perbaikan
Bukan saatnya berdalih dengan ketidaksempurnaan
Perbaikan selalu bisa dimulai
Yang perlu dilakukan hanyalah menanggalkan ego
Bahwa memang kita perlu perbaikan
Tak usah menuntut orang lain
Cukuplah kita yang melalui ujian
Biarlah Allah yang buatkan ujian buat mereka
Doakan saja yang baik, Allah akan kabulkan juga buat kita nantinya
Teman tak selamanya gembira
Kita tak selamanya benar
Kita tak selamanya sukses
Orang lain bisa sengaja menyakiti
Bisa juga tak sengaja
Orang lain bisa sengaja merendahkan
Bisa juga tak sengaja
Ketika waktu itu tiba
Tetap tersenyum
Tetap sabar
Ujian sedang berjalan
Ruang ujian sedang dipenuhi pengawas
Melihat apa reaksi kita
Melihat kesungguhan kita
Melihat pilihan-pilihan kita
Akankah kita lulus?
Atau lagi-lagi harus mengulang?
Akankah nilai kita A?
Atau lagi-lagi C bahkan E?
Tahan semua kesalmu
Tahan semua sedihmu
Tahan semua amarahmu
Tahan semua deritamu
Bangkit, berpikir, cari solusi
Tetap tegak dan pilih reaksi
Tetap tersenyum walaupun matamu panas
Tetap sabar walaupun hatimu terbakar
Semua kejadian tidak lepas dari izin Allah
Kalau kita sedih, bisa jadi artinya kita sedih dengan pilihan Allah
Kalau kita marah, bisa jadi artinya kita marah dengan pilihan Allah
Kalau kita kesal, bisa jadi artinya kita kesal dengan pilihan Allah
Lihat sisi baiknya
Sesulit apa pun kita mencarinya
Karena ia pasti ada
Allah sudah siapkan itu untuk kita
Kritik bisa saja disampaikan dengan pedas
Kita bisa saja menuntut cara penyampaian yang lebih baik
Tapi Allah sudah tetapkan demikian
Maka tentu itulah cara yang paling tepat buat kita menurut Allah
Bahwa orang lain melakukan kesalahan dalam berlaku pada kita
Biarlah itu menjadi urusannya dengan Allah
Tak usah urus urusan orang lain
Doakan, itu jauh lebih baik
Tetap semangat
Jangan menyerah
Paralel sabar dan syukur
Carilah hikmah
Jadikan sabar reaksi pertamamu
Jadikan syukur reaksi konsistenmu
Ingat Allah dalam setiap pilihanmu
Maka masalah hidup akan senantiasa menjadi ruang ujian dan tantangan kreasimu
Mengalah
Tiada pamrih
Tiada ingin penghargaan
Kedamaian
Pandang kritik dengan obyektif
Abaikan cara penyampaian
Abaikan cara penyampaian
Catat masukan dan lakukan perbaikan
Bukan saatnya memberikan justifikasi
Bukan saatnya memberikan pembenaran
Bukan saatnya melakukan perdebatan
Terimalah masukan dan buatlah perbaikan
Bukan saatnya berdalih dengan ketidaksempurnaan
Perbaikan selalu bisa dimulai
Yang perlu dilakukan hanyalah menanggalkan ego
Bahwa memang kita perlu perbaikan
Tak usah menuntut orang lain
Cukuplah kita yang melalui ujian
Biarlah Allah yang buatkan ujian buat mereka
Doakan saja yang baik, Allah akan kabulkan juga buat kita nantinya
Amalan Lailatul Qadar - Tweet Ust. Didin Hafidhuddin
Di Ramadhan yang lalu, ada serial tweet dari Ust. Didin Hafidhuddin, @hafidhuddin, semoga bermanfaat, sebagai referensi untuk Ramadhan yang akan datang, semoga Allah sampaikan umur kita..
O ya, saya edit sedikit dari singkatan-singkatan yang sering digunakan di twitter.
==
Lailatul Qadar Tweet
Tweet dari Ust. Didin Hafidhuddin @hafidhuddin :
Malam ini malam ke-27. Mari kita niatkan untuk mengoptimalkan ibadah kita.
Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Memperbanyak baca Alquran
2. Qiyamullail memperbanyak sujud dengan sholat sunnah-tahajjud
3. Perbanyak istigfar & taubat
4. Perbanyak doa
5. Perbanyak dzikir tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.
6. Baca dzikir yang dituntunkan Rasulullah ketika lailatul qdar: اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ, تُحِبُّ
"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa' fu 'anna"
"Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampun, mencintai pengampunan,maka ampunilah aku"
Bagi wanita yang sedang berhalangan, dapat menghidupkan malam dengan melakukan poin 3 sampai 6.
Insya Allah, semoga kita semua mendapatkan keagungan lailatul qadar. Amin.
===
O ya, saya edit sedikit dari singkatan-singkatan yang sering digunakan di twitter.
==
Lailatul Qadar Tweet
Tweet dari Ust. Didin Hafidhuddin @hafidhuddin :
Malam ini malam ke-27. Mari kita niatkan untuk mengoptimalkan ibadah kita.
Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Memperbanyak baca Alquran
2. Qiyamullail memperbanyak sujud dengan sholat sunnah-tahajjud
3. Perbanyak istigfar & taubat
4. Perbanyak doa
5. Perbanyak dzikir tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.
6. Baca dzikir yang dituntunkan Rasulullah ketika lailatul qdar: اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ, تُحِبُّ
"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa' fu 'anna"
"Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampun, mencintai pengampunan,maka ampunilah aku"
Bagi wanita yang sedang berhalangan, dapat menghidupkan malam dengan melakukan poin 3 sampai 6.
Insya Allah, semoga kita semua mendapatkan keagungan lailatul qadar. Amin.
===
Nasihat Kebalik
Pagi ini saya menerima e-mail yang bagus sekali, dari milis daarut-tauhiid@yahoogroups.com, ditulis oleh Pak Syaikhul Muqorrobin. Saya sudah minta izin beliau untuk saya copy paste ya.. Semoga bermanfaat..
==
Nasihat Kebalik
"Jadilah orang sukses tapi jangan lupakan akhirat"
"Kejarlah cita-cita yang tinggi, tapi jangan lupa Allah"
"Belajar dan bekerjalah yang giat, tapi ingat sholat"
"Bermainlah, tapi jangan lupa ngaji"
Mungkin
nasihat-nasihat seperti ini lebih familiar di telinga kita. Tapi
rasanya terbalik jika kita merujuk surat al-Qashash ayat 77..
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
"
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (keni'matan) duniawi..."
Yang harus dicari benar-benar itu adalah negeri akhirat, dan"sekedar" jangan dilupakan itu adalah bagian di dunia.
Tentu
bukan berarti "berlemah-lemah" dalam mengejar dunia. Namun pondasi
ruhiah dan cita-cita akhirat yang benar, akan mengantarkan seseorang
pada kesuksesan dunia yang sesungguhnya.
Mungkin tidak sedikit
kaum muslimin hebat yang mencoba menapaktilasi kesuksesan Ibnu Sina
dalam ilmu pengetahuan dan sumbangannya terhadap peradaban dengan terus
mengejar mimpinya dalam "ilmu keduniaan". Tapi mungkin mereka kurang
mencermati sejarah hidup Ibnu Sina itu sendiri, yang pada umur 9 tahun
telah selesai mengkhatamkan HAFALAN Qurannya !
Bagaimana kita mau
mengaku sebagai intelektual muslim yang menapaktilasi jejak para
ilmuwan muslim yang telah mengantarkan Islam pada kejayaannya di masa
lalu, sedangkan tapak-tapak yang kita tilasi berbeda dengan mereka.
Pemahaman syariah kita berbeda dengan pemahaman syariah mereka, tahajjud
kita berbeda dengan tahajjud mereka, hafalan Quran kita berbeda dengan
hafalan Quran mereka. Atau bahkan kita tidak paham syariah, sama sekali
tidak gemar tahajjud, dan jauh, jauuuh sekali dari hafalan quran.
Maka, tapak-tapak siapakah yang sedang kita tilasi?
Tapak-tapak orang yang sekedar tidak lupa akhirat kah?
Tapak-tapak orang yang sekedar tidak lupa sholat kah?
Tapak-tapak orang yang sekedar tidak lupa ngaji kah?
Ah,
jangan-jangan ngaji pun kita sudah lupa. Hanya tinggal sholat, yang
tidak berjamaah, yang tidak di masjid, yang tidak di awal waktu. Adapun
akhirat, entah tersimpan di bilik otak bagian mana.
Wallahul-musta'an
==
==
Nasihat Kebalik
"Jadilah orang sukses tapi jangan lupakan akhirat"
"Kejarlah cita-cita yang tinggi, tapi jangan lupa Allah"
"Belajar dan bekerjalah yang giat, tapi ingat sholat"
"Bermainlah, tapi jangan lupa ngaji"
Mungkin
nasihat-nasihat seperti ini lebih familiar di telinga kita. Tapi
rasanya terbalik jika kita merujuk surat al-Qashash ayat 77..
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
"
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (keni'matan) duniawi..."
Yang harus dicari benar-benar itu adalah negeri akhirat, dan"sekedar" jangan dilupakan itu adalah bagian di dunia.
Tentu
bukan berarti "berlemah-lemah" dalam mengejar dunia. Namun pondasi
ruhiah dan cita-cita akhirat yang benar, akan mengantarkan seseorang
pada kesuksesan dunia yang sesungguhnya.
Mungkin tidak sedikit
kaum muslimin hebat yang mencoba menapaktilasi kesuksesan Ibnu Sina
dalam ilmu pengetahuan dan sumbangannya terhadap peradaban dengan terus
mengejar mimpinya dalam "ilmu keduniaan". Tapi mungkin mereka kurang
mencermati sejarah hidup Ibnu Sina itu sendiri, yang pada umur 9 tahun
telah selesai mengkhatamkan HAFALAN Qurannya !
Bagaimana kita mau
mengaku sebagai intelektual muslim yang menapaktilasi jejak para
ilmuwan muslim yang telah mengantarkan Islam pada kejayaannya di masa
lalu, sedangkan tapak-tapak yang kita tilasi berbeda dengan mereka.
Pemahaman syariah kita berbeda dengan pemahaman syariah mereka, tahajjud
kita berbeda dengan tahajjud mereka, hafalan Quran kita berbeda dengan
hafalan Quran mereka. Atau bahkan kita tidak paham syariah, sama sekali
tidak gemar tahajjud, dan jauh, jauuuh sekali dari hafalan quran.
Maka, tapak-tapak siapakah yang sedang kita tilasi?
Tapak-tapak orang yang sekedar tidak lupa akhirat kah?
Tapak-tapak orang yang sekedar tidak lupa sholat kah?
Tapak-tapak orang yang sekedar tidak lupa ngaji kah?
Ah,
jangan-jangan ngaji pun kita sudah lupa. Hanya tinggal sholat, yang
tidak berjamaah, yang tidak di masjid, yang tidak di awal waktu. Adapun
akhirat, entah tersimpan di bilik otak bagian mana.
Wallahul-musta'an
==
Andai Ini Saat Terakhirmu
Andai ini saat terakhirmu
Akankah kauhardik anak-anakmu untuk sebuah kesalahan kecil
Yang bisa jadi bukan sebuah kesalahan
Tapi bagian dari perkembangan?
Akankah kau berkata keras
Kepada siapa pun yang kauanggap lebih rendah daripadamu?
Padahal di sisi Allah semua orang sejajar?
Rasulullah pun selalu bersikap baik
Kepada siapa pun
Se-la-lu, si-a-pa-pun
Sabarlah
Lapangkan hati
Bukakan pikiran
Bersyukurlah
Tak ada sesuatu pun yang sempurna
Tak ada sesuatu pun yang harus sempurna
Bisa saja ini saat terakhirmu
Bersama mereka
Dan tak sempat lagi kauucapkan maaf
Dan tak sempat lagi kauperbaiki sikapmu
Dan ini menjadi ingatan terakhir
Semoga ingatan terakhir
Menjadi kesan yang terbaik
Dengan kejadian yang terbaik
Akankah kauhardik anak-anakmu untuk sebuah kesalahan kecil
Yang bisa jadi bukan sebuah kesalahan
Tapi bagian dari perkembangan?
Akankah kau berkata keras
Kepada siapa pun yang kauanggap lebih rendah daripadamu?
Padahal di sisi Allah semua orang sejajar?
Rasulullah pun selalu bersikap baik
Kepada siapa pun
Se-la-lu, si-a-pa-pun
Sabarlah
Lapangkan hati
Bukakan pikiran
Bersyukurlah
Tak ada sesuatu pun yang sempurna
Tak ada sesuatu pun yang harus sempurna
Bisa saja ini saat terakhirmu
Bersama mereka
Dan tak sempat lagi kauucapkan maaf
Dan tak sempat lagi kauperbaiki sikapmu
Dan ini menjadi ingatan terakhir
Semoga ingatan terakhir
Menjadi kesan yang terbaik
Dengan kejadian yang terbaik
Jangan Marah pada Hal-hal Kecil
Di akhir pekan lalu saya terima pesan di BBM, bagus sekali, saya share di sini yaa..
==
Jangan Marah pada Hal-hal Kecil
Setelah peristiwa 11 September 2001, sebuah perusahaan mengundang karyawan2 dari perusahaan-perusahaan yang selamat saat terjadi serangan ke WTC. Mereka diminta menceritakan pengalaman.
Pada pertemuan itu, mereka menuturkan kisah bagaimana mereka bisa selamat. Dan semua kisah itu hanyalah mengenai ‘Hal-hal Kecil’. Misalnya:
1. Kepala kemanan perusahaan bisa selamat pada hari itu krn mengantar anaknya masuk TK di hari pertama.
2. Seorang karyawan selamat krn hari itu adalah gilirannya membawa kue untuk murid di kelas anaknya.
3. Seorang wanita selamat krn terlambat datang akibat alarm jamnya tidak berbunyi tepat waktu.
4. Seorang karyawan selamat krn terlambat akibat terjebak di NJ Turnpike saat terjadi kecelakaan lalu lintas.
5. Karyawan lain selamat krn ketinggalan bus.
6. Ada juga karyawan lain yg selamat krn menumpahkan makanan di bajunya sehingga perlu waktu untuk berganti pakaian.
7. Seorang pria selamat krn mobilnya mogok.
8. Seorang pegawai tua selamat karena dia masuk lagi ke dalam rumah untuk menerima telpon yang berdering.
9. Seorang karyawan selamat krn mempunyai anak yang malas sehingga tidak bisa tepat waktu untuk berangkat bersama-sama.
10. Beberapa karyawan selamat krn tidak memperoleh taxi.
11. Sementara seorang manejer selamat krn memakai sepatu baru yg membuat kakinya lecet dan terpaksa berhenti di toko obat untuk membeli plester. Itulah yang menyebabkan dia bisa tetap hidup sampai hari ini.
Karena itu, jika Anda terjebak di tengah kemacetan lalu lintas, ketinggalan taksi, harus masuk lagi ke rumah untuk menjawab telpon, anak-anak lambat berpakaian, tidak bisa menemukan kunci mobil, selalu terhadang lampu merah dan semuanya terlihat sangat kacau, maka jangan buru-buru marah atau frustrasi krn ‘hal-hal kecil’ yg mengganggu itu, pahamilah bahwa Allah benar-benar ingin Anda berada di situ. Pada saat itu ... sebenarnya Allah sedang bekerja untuk menjaga kehidupan Anda<3
Morning and have a nice week end..:)
==
Selain itu, dari buku "Yoyoh Yusroh, Mutiara yang Telah Tiada", juga disampaikan hal yang kurang lebih mirip, saya salin ya, ada di halaman 21 :
Dalam suasana canda dalam beberapa kesempatan pernah mengutip kata-kata Ustadz Abu Ridho, "Apabila mau marah kepada anak, lebih baik marah kepada Yahudi saja. Apabila dihadapkan dalam banyak masalah keluarga, dan lain-lain, ketahui dan sadari, bahwa ada masalah yang jauh lebih besar yaitu Yahudi."
Demikian, semoga bermanfaat :-)
==
Jangan Marah pada Hal-hal Kecil
Setelah peristiwa 11 September 2001, sebuah perusahaan mengundang karyawan2 dari perusahaan-perusahaan yang selamat saat terjadi serangan ke WTC. Mereka diminta menceritakan pengalaman.
Pada pertemuan itu, mereka menuturkan kisah bagaimana mereka bisa selamat. Dan semua kisah itu hanyalah mengenai ‘Hal-hal Kecil’. Misalnya:
1. Kepala kemanan perusahaan bisa selamat pada hari itu krn mengantar anaknya masuk TK di hari pertama.
2. Seorang karyawan selamat krn hari itu adalah gilirannya membawa kue untuk murid di kelas anaknya.
3. Seorang wanita selamat krn terlambat datang akibat alarm jamnya tidak berbunyi tepat waktu.
4. Seorang karyawan selamat krn terlambat akibat terjebak di NJ Turnpike saat terjadi kecelakaan lalu lintas.
5. Karyawan lain selamat krn ketinggalan bus.
6. Ada juga karyawan lain yg selamat krn menumpahkan makanan di bajunya sehingga perlu waktu untuk berganti pakaian.
7. Seorang pria selamat krn mobilnya mogok.
8. Seorang pegawai tua selamat karena dia masuk lagi ke dalam rumah untuk menerima telpon yang berdering.
9. Seorang karyawan selamat krn mempunyai anak yang malas sehingga tidak bisa tepat waktu untuk berangkat bersama-sama.
10. Beberapa karyawan selamat krn tidak memperoleh taxi.
11. Sementara seorang manejer selamat krn memakai sepatu baru yg membuat kakinya lecet dan terpaksa berhenti di toko obat untuk membeli plester. Itulah yang menyebabkan dia bisa tetap hidup sampai hari ini.
Karena itu, jika Anda terjebak di tengah kemacetan lalu lintas, ketinggalan taksi, harus masuk lagi ke rumah untuk menjawab telpon, anak-anak lambat berpakaian, tidak bisa menemukan kunci mobil, selalu terhadang lampu merah dan semuanya terlihat sangat kacau, maka jangan buru-buru marah atau frustrasi krn ‘hal-hal kecil’ yg mengganggu itu, pahamilah bahwa Allah benar-benar ingin Anda berada di situ. Pada saat itu ... sebenarnya Allah sedang bekerja untuk menjaga kehidupan Anda<3
Morning and have a nice week end..:)
==
Selain itu, dari buku "Yoyoh Yusroh, Mutiara yang Telah Tiada", juga disampaikan hal yang kurang lebih mirip, saya salin ya, ada di halaman 21 :
Dalam suasana canda dalam beberapa kesempatan pernah mengutip kata-kata Ustadz Abu Ridho, "Apabila mau marah kepada anak, lebih baik marah kepada Yahudi saja. Apabila dihadapkan dalam banyak masalah keluarga, dan lain-lain, ketahui dan sadari, bahwa ada masalah yang jauh lebih besar yaitu Yahudi."
Demikian, semoga bermanfaat :-)
Sunat dengan Metode Smart Clamp
Metode smart clamp adalah metode sunat yang dilakukan dengan penjepit sebagai pengganti proses penjahitan.
Smart clamp terdiri atas dua bagian, yaitu tabung kecil dan penjepitnya.
Pada metode smart clamp, proses dimulai dengan penyuntikan pembiusan lokal, untuk menghilangkan rasa sakit sepanjang proses khitan. Selanjutnya, tabung kecilnya dipasangkan di bawah lapisan kulit, dan kemudian clamp dipasangkan di luar kulit. Maka, posisi kulit akan terjepit di antara tabung kecil dan penjepit. Setelah itu, kulit dipotong dengan pisau bedah, dan karena kulit sudah terjepit, biasanya perdarahan yang terjadi sangat sedikit, bahkan pada beberapa kasus tidak ada perdarahan.
Setelah ini, anak bisa pulang ke rumah, dan sudah bisa memakai pampers ataupun celana dalam, bahkan bisa berjalan dan berlari seperti biasa. Anak juga bisa mandi dan BAK seperti biasa, hanya proses membersihkannya yang agak berbeda karena ada tabung kecilnya.
Selama lima hari, clamp masih terpasang, dan dilakukan perawatan rutin dengan betadine. Setelah itu, clamp bisa dilepas sendiri di rumah, atau dilepas di klinik. Proses pelepasannya relatif mudah. Clamp dipotong dengan gunting kuku, dan tabung dilepaskan perlahan-lahan. Biasanya pada anak yang lebih besar proses pelepasan tabung agak lebih sulit daripada pada anak yang lebih kecil atau bayi.
Setelah clamp dilepas, ada satu tahapan perawatan lagi, yaitu perawatan bekas luka sunat. Kira-kira membutuhkan waktu 5 hari sampai benar-benar pulih.
Bagi saya, proses sunat dengan smart clamp ini sangat simpel dan praktis. Anak dapat menjalani hidup secara agak “normal” :-)
Bagaimana bedanya dengan metode lain?
Pada metode lain, perbedaan antara lain pada pembiusan, yaitu ada yang menggunakan pembiusan total, biasanya dengan pertimbangan agar anak lebih mudah dikendalikan. Biasanya pembiusan total dilakukan pada khitan di rumah sakit.
Perbedaan lain adalah pada proses pemotongan, yang bisa menggunakan pisau bedah biasa ataupun sinar laser.
Perbedaan lain yang paling utama adalah pada penggunaan perban pasca khitan dan adanya luka jahitan, yang biasanya membuat anak harus berjalan dengan hati-hati, mengenakan sarung, tidak boleh mandi, dan sulit proses BAK.
Demikian, semoga bermanfaat :-)
Smart clamp terdiri atas dua bagian, yaitu tabung kecil dan penjepitnya.
Pada metode smart clamp, proses dimulai dengan penyuntikan pembiusan lokal, untuk menghilangkan rasa sakit sepanjang proses khitan. Selanjutnya, tabung kecilnya dipasangkan di bawah lapisan kulit, dan kemudian clamp dipasangkan di luar kulit. Maka, posisi kulit akan terjepit di antara tabung kecil dan penjepit. Setelah itu, kulit dipotong dengan pisau bedah, dan karena kulit sudah terjepit, biasanya perdarahan yang terjadi sangat sedikit, bahkan pada beberapa kasus tidak ada perdarahan.
Setelah ini, anak bisa pulang ke rumah, dan sudah bisa memakai pampers ataupun celana dalam, bahkan bisa berjalan dan berlari seperti biasa. Anak juga bisa mandi dan BAK seperti biasa, hanya proses membersihkannya yang agak berbeda karena ada tabung kecilnya.
Selama lima hari, clamp masih terpasang, dan dilakukan perawatan rutin dengan betadine. Setelah itu, clamp bisa dilepas sendiri di rumah, atau dilepas di klinik. Proses pelepasannya relatif mudah. Clamp dipotong dengan gunting kuku, dan tabung dilepaskan perlahan-lahan. Biasanya pada anak yang lebih besar proses pelepasan tabung agak lebih sulit daripada pada anak yang lebih kecil atau bayi.
Setelah clamp dilepas, ada satu tahapan perawatan lagi, yaitu perawatan bekas luka sunat. Kira-kira membutuhkan waktu 5 hari sampai benar-benar pulih.
Bagi saya, proses sunat dengan smart clamp ini sangat simpel dan praktis. Anak dapat menjalani hidup secara agak “normal” :-)
Bagaimana bedanya dengan metode lain?
Pada metode lain, perbedaan antara lain pada pembiusan, yaitu ada yang menggunakan pembiusan total, biasanya dengan pertimbangan agar anak lebih mudah dikendalikan. Biasanya pembiusan total dilakukan pada khitan di rumah sakit.
Perbedaan lain adalah pada proses pemotongan, yang bisa menggunakan pisau bedah biasa ataupun sinar laser.
Perbedaan lain yang paling utama adalah pada penggunaan perban pasca khitan dan adanya luka jahitan, yang biasanya membuat anak harus berjalan dengan hati-hati, mengenakan sarung, tidak boleh mandi, dan sulit proses BAK.
Demikian, semoga bermanfaat :-)
Sunat Anak Laki-Laki Ketika Bayi, Apa Plus Minusnya?
Dalam diskusi di beberapa milis balita dan bayi, sempat muncul beberapa kali tentang sunat atau khitan anak laki-laki ketika bayi, berikut saya share plus minusnya ya..
Biasanya bayi laki-laki akan diminta dokter untuk dikhitan jika ada indikasi fimosis, yaitu lubang lapisan kulit yang terlalu kecil, sehingga bisa mengakibatkan infeksi akibat kotoran yang bertumpuk.
Namun, sebenarnya, tanpa indikasi fimosis pun, ada beberapa keuntungan jika anak laki-laki dikhitan ketika bayi, yaitu sebagai berikut.
Pertama, bayi belum memiliki keinginan sendiri, sehingga orang tua bisa dengan mudah membawa ke klinik khitan dan melakukan khitan. Berbeda dengan anak yang lebih besar, biasanya sudah mulai takut, sehingga kita harus menunggu sampai ia benar-benar berani.
Kedua, proses khitan jauh lebih simpel, karena bayi belum memahami apa yang akan terjadi. Biasanya bayi hanya akan menangis ketika dilakukan penyuntikan bius lokal, setelah itu dia akan tenang sampai proses khitan berakhir, yang penting orang tua bisa membuat suasana menjadi menyenangkan. Anak yang lebih besar, karena dia sudah membayangkan akan ada “pemotongan”, ada kalanya masih tetap tegang dan ketakutan, walaupun sebenarnya sudah tidak ada lagi rasa sakit setelah penyuntikan obat bius.
Ketiga, proses penyembuhan lebih cepat, karena bayi belum banyak bergerak, dan ukurannya pun lebih kecil sehingga luka lebih cepat sembuh. Anak yang lebih besar biasanya lebih banyak bergerak, ketika dilakukan perawatan pun agak lebih rumit karena dia sudah bisa melihat dan membayangkan rasa sakit.
Lalu bagaimana dengan perayaan khitan? Sebenarnya dalam Islam, tidak ada contoh perayaan untuk khitan. Di Arab pun, khitan dilakukan ketika bayi. Juga di beberapa daerah yang Islamnya sudah cukup mentradisi, seperti di Gresik Jawa Timur, misalnya. Di luar negeri pun, di Amerika Serikat misalnya, bayi laki-laki muslim sudah langsung dikhitan di hari-hari awal setelah kelahiran, sehingga perawatan bayi baru lahir mencakup perawatan tali pusar dan perawatan pasca khitan.
Sekedar share pengalaman, anak saya yang bungsu dikhitan ketika berusia 2 bulan, karena indikasi fimosis, dan memang prosesnya jauh lebih simpel. Anak yang sulung dikhitan di usia 8 tahun, dan ada beberapa kesulitan seperti yang saya jelaskan di atas.
Dengan pengalaman itu, kalau saya punya anak laki-laki lagi, sepertinya saya akan khitankan ketika bayi, walaupun tidak ada indikasi fimosis :-) Bagaimana dengan Ayah dan Bunda sekalian? Silakan dipertimbangkan yaa..
Demikian dulu sharing pagi ini, semoga bermanfaat :-)
Biasanya bayi laki-laki akan diminta dokter untuk dikhitan jika ada indikasi fimosis, yaitu lubang lapisan kulit yang terlalu kecil, sehingga bisa mengakibatkan infeksi akibat kotoran yang bertumpuk.
Namun, sebenarnya, tanpa indikasi fimosis pun, ada beberapa keuntungan jika anak laki-laki dikhitan ketika bayi, yaitu sebagai berikut.
Pertama, bayi belum memiliki keinginan sendiri, sehingga orang tua bisa dengan mudah membawa ke klinik khitan dan melakukan khitan. Berbeda dengan anak yang lebih besar, biasanya sudah mulai takut, sehingga kita harus menunggu sampai ia benar-benar berani.
Kedua, proses khitan jauh lebih simpel, karena bayi belum memahami apa yang akan terjadi. Biasanya bayi hanya akan menangis ketika dilakukan penyuntikan bius lokal, setelah itu dia akan tenang sampai proses khitan berakhir, yang penting orang tua bisa membuat suasana menjadi menyenangkan. Anak yang lebih besar, karena dia sudah membayangkan akan ada “pemotongan”, ada kalanya masih tetap tegang dan ketakutan, walaupun sebenarnya sudah tidak ada lagi rasa sakit setelah penyuntikan obat bius.
Ketiga, proses penyembuhan lebih cepat, karena bayi belum banyak bergerak, dan ukurannya pun lebih kecil sehingga luka lebih cepat sembuh. Anak yang lebih besar biasanya lebih banyak bergerak, ketika dilakukan perawatan pun agak lebih rumit karena dia sudah bisa melihat dan membayangkan rasa sakit.
Lalu bagaimana dengan perayaan khitan? Sebenarnya dalam Islam, tidak ada contoh perayaan untuk khitan. Di Arab pun, khitan dilakukan ketika bayi. Juga di beberapa daerah yang Islamnya sudah cukup mentradisi, seperti di Gresik Jawa Timur, misalnya. Di luar negeri pun, di Amerika Serikat misalnya, bayi laki-laki muslim sudah langsung dikhitan di hari-hari awal setelah kelahiran, sehingga perawatan bayi baru lahir mencakup perawatan tali pusar dan perawatan pasca khitan.
Sekedar share pengalaman, anak saya yang bungsu dikhitan ketika berusia 2 bulan, karena indikasi fimosis, dan memang prosesnya jauh lebih simpel. Anak yang sulung dikhitan di usia 8 tahun, dan ada beberapa kesulitan seperti yang saya jelaskan di atas.
Dengan pengalaman itu, kalau saya punya anak laki-laki lagi, sepertinya saya akan khitankan ketika bayi, walaupun tidak ada indikasi fimosis :-) Bagaimana dengan Ayah dan Bunda sekalian? Silakan dipertimbangkan yaa..
Demikian dulu sharing pagi ini, semoga bermanfaat :-)
Thursday, September 15, 2011
Bayi Tidur Bersama Ortu atau Babysitter?
Di milis asiforbaby, ada pembahasan tentang tidurnya bayi, bersama orang tua ataukah ditemani babysitter.
Saya termasuk yang mendukung bayi tidur bersama orang tua, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
Pertama, supaya bayi tidak terus menerus bersama babysitter. Bagaimana pun baby perlu berinteraksi dengan ibunya. Kalau sepanjang siang sudah dengan babysitter, paling tidak di malam hari dengan ibunya.
Kedua, bayi biasanya di malam hari masih sering terbangun dan biasanya dia menangis. Kondisi itu adalah kondisi "tidak nyaman" untuk bayi. Jika bayi tidur dengan babysitter, maka "solusi" bagi bayi untuk "kondisi tidak nyaman" adalah babysitter. Pola itu akan terbentuk pada bayi, dan dia akan lebih memilih babysitter daripada ibunya ketika ada "ketidaknyamanan".
Ketiga, perlunya pengenalan kebiasaan-kebiasaan tidur bayi. Tiap bayi punya kebiasaan masing-masing sebelum dan menjelang tidur, serta ketika bangun tidur, yang membuat proses tidur dan bangun jadi lebih mudah. Kebiasaan itu akan kita ketahui kalau kita tidur bersama bayi.
Keempat, antisipasi jika babysitter tidak ada. Bagaimanapun, akan ada waktu-waktu babysittertidak bersama kita. Misalnya dia cuti, atau kita menginap di tempat lain tanpa babysitter, atau bahkan babysitter berhenti. Jika anak sudah terbiasa tidur bersama babysitter, akan diperlukan penyesuaian yang cukup berat ketika babysitter itu tidak ada, terutama berkaitan dengan kondisi-kondisi nomor 1, 2, dan 3 di atas.
Kalaupun memang ingin membiasakan bayi untuk tidak tidur bersama orang tua, maka sebaiknya bayi tidur di kamar tersendiri di box yang tentunya harus aman. Untuk pemantauannya, gunakan baby monitor. Dan yang mengantar tidur tetap orang tua, yang datang ketika dia menangis tetap orang tua. Babysitter bisa diminta untuk ikut bangun di malam hari, tetapi posisinya hanya membantu saja.
Demikian, semoga bermanfaat :-)
Saya termasuk yang mendukung bayi tidur bersama orang tua, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
Pertama, supaya bayi tidak terus menerus bersama babysitter. Bagaimana pun baby perlu berinteraksi dengan ibunya. Kalau sepanjang siang sudah dengan babysitter, paling tidak di malam hari dengan ibunya.
Kedua, bayi biasanya di malam hari masih sering terbangun dan biasanya dia menangis. Kondisi itu adalah kondisi "tidak nyaman" untuk bayi. Jika bayi tidur dengan babysitter, maka "solusi" bagi bayi untuk "kondisi tidak nyaman" adalah babysitter. Pola itu akan terbentuk pada bayi, dan dia akan lebih memilih babysitter daripada ibunya ketika ada "ketidaknyamanan".
Ketiga, perlunya pengenalan kebiasaan-kebiasaan tidur bayi. Tiap bayi punya kebiasaan masing-masing sebelum dan menjelang tidur, serta ketika bangun tidur, yang membuat proses tidur dan bangun jadi lebih mudah. Kebiasaan itu akan kita ketahui kalau kita tidur bersama bayi.
Keempat, antisipasi jika babysitter tidak ada. Bagaimanapun, akan ada waktu-waktu babysittertidak bersama kita. Misalnya dia cuti, atau kita menginap di tempat lain tanpa babysitter, atau bahkan babysitter berhenti. Jika anak sudah terbiasa tidur bersama babysitter, akan diperlukan penyesuaian yang cukup berat ketika babysitter itu tidak ada, terutama berkaitan dengan kondisi-kondisi nomor 1, 2, dan 3 di atas.
Kalaupun memang ingin membiasakan bayi untuk tidak tidur bersama orang tua, maka sebaiknya bayi tidur di kamar tersendiri di box yang tentunya harus aman. Untuk pemantauannya, gunakan baby monitor. Dan yang mengantar tidur tetap orang tua, yang datang ketika dia menangis tetap orang tua. Babysitter bisa diminta untuk ikut bangun di malam hari, tetapi posisinya hanya membantu saja.
Demikian, semoga bermanfaat :-)
Ghibah yang Dibolehkan
Ceramah Dzuhur kali ini disampaikan oleh Ust. Abdul Muhit Murtadho, Lc.
Membicarakan orang lain dapat dibagi dua, jika sesuai dengan kenyataan maka disebut ghibah. Jika tidak sesuai dengan kenyataan maka termasuk menyebarkan kedustaan.
Hukum dasar ghibah adalah haram.
Asal kata ghibah adalah dari kata ghaib, yaitu karena orang yang diperbincangkan tidak ada, dan biasanya yang diperbincangkan adalah hal yang dia tidak suka.
Dalam suatu kisah Rasulullah SAW mengingatkan Aisyah yang mengomentari Shofiyyah. Rasulullah bersabca, “Cukuplah Shofiya itu begini dan begini. Sesungguhnya apa yang telah diucapkan tadi jika dicampur dengan air lautan, maka seluruh air lautan akan tercemar karenanya.
Ghibah termasuk kedalam Al Kabair, yaitu dosa besar. Ghibah termasuk dalam bentuk kedzaliman, yang termasuk dalam salah satu dosa besar. Bahkan, dapat dikategorikan lebih besar dari zina dan minum khamr. Hal ini disebabkan karena ghibah berkaitan dengan hak orang lain, yang penyelesaiannya harus diminta dimaafkan kepada orang yang bersangkutan. Sedangkan dosa kepada Allah, penyelesaiannya “lebih sedikit syaratnya” yaitu menyesal, meminta ampun, dan berjanji tidak akan mengulangi.
Adapun dosa kepada orang lain termasuk ghibah, jika tidak dimaafkan oleh orang lain tersebut, maka dapat membangkrutkan di hari kiamat.
Rasulullah bersabda, “Tahukah kalian orang yang bangkrut? Yang datang membawa amalnya, tetapi pernah mengambil harta orang lain, ghibah. Maka dilunasi di akhirat dengan kebaikan yang dimilikinya, ketika dinar dan dirham tidak lagi berlaku.”
Ibnul Mubarak pernah mengatakan, “Jika pun aku akan melakukan ghibah, maka aku akan melakukan ghibah atas kedua orang tuaku, karena merekalah yang paling berhak menerima aliran kebaikan dariku.”
Ghibah termasuk juga yang dilakukan dengan isyarat, bahkan dengan hati yang su’uzhan.
Mendengarkan ghibah juga termasuk hal yang diharamkan.
Hal yang termasuk dalam lingkup ghibah adalah membicarakan kondisi fisik, akhlak, harta, pakaian, menirukan gaya bicara, gerak tubuh, serta membicarakan keluarganya.
Namun, ada 6 kondisi ghibah yang dibolehkan, yaitu sebagai berikut :
Pertama, at tadhollum, mengadukan kedzaliman orang lain kepada kita, kepada pihak yang bisa menghentikan, misalnya raja, hakim, penguasa.
Kedua, dalam rangka meminta bantuan untuk mengubah kemungkaran yang terjadi, kepada pihak yang memiliki kewenangan dan kekuatan untuk melakukan perubahan.
Hukum dasar yang digunakan adalah bahwa tidak dibolehkan membiarkan kemungkaran.
Ketiga, al istifta, yaitu meminta fatwa atau menanyakan hukum yang menyangkut kekurangan orang lain, kepada ustadz yang memiliki pemahaman tentang hukum. Sebaiknya tidak dilakukan di depan umum, dan lebih baik jika disamarkan, tidak perlu menyebutkan identitas pelaku.
Keempat, tahdirul muslimin minal syahr, yaitu memberi nasihat tentang keburukan yang bisa menimpa seseorang. Misalnya kita mengetahui keburukan seseorang yang tersembunyi, dan ada orang yang kita khawatirkan akan terjebak dengan orang tersebut. Yang harus diwaspadai adalah tidak boleh ditumpangi niat hasad. Atau misalnya ada rekan kita yang kurang amanah menjalankan tugas, maka kita dapat menyampaikan informasi tersebut ke atasannya.
Kelima, untuk orang yang melakukan kemaksiatan terbuka. Jika seseorang khilaf melakukan kemaksiatan lalu bertaubat, maka kita wajib menutupi aib tersebut.
Namun jika ada orang yang bermaksiat, sudah diperingatkan tidak juga berubah, dan bangga dengan kemaksiatan tersebut, maka membicarakannya termasuk hal yang dibolehkan.
Keenam, dalam rangka ta'rif, ketika ada seseorang memiliki ciri-ciri fisik yang merupakan kekurangan, dan dengan itulah dia dikenali, kita dapat menyebutkan kekurangan tersebut tanpa maksud merendahkan.
Dalam memuji pun kita harus berhati-hati, jangan sampai menggelincirkan orang yang dipuji.
Membicarakan orang lain dapat dibagi dua, jika sesuai dengan kenyataan maka disebut ghibah. Jika tidak sesuai dengan kenyataan maka termasuk menyebarkan kedustaan.
Hukum dasar ghibah adalah haram.
Asal kata ghibah adalah dari kata ghaib, yaitu karena orang yang diperbincangkan tidak ada, dan biasanya yang diperbincangkan adalah hal yang dia tidak suka.
Dalam suatu kisah Rasulullah SAW mengingatkan Aisyah yang mengomentari Shofiyyah. Rasulullah bersabca, “Cukuplah Shofiya itu begini dan begini. Sesungguhnya apa yang telah diucapkan tadi jika dicampur dengan air lautan, maka seluruh air lautan akan tercemar karenanya.
Ghibah termasuk kedalam Al Kabair, yaitu dosa besar. Ghibah termasuk dalam bentuk kedzaliman, yang termasuk dalam salah satu dosa besar. Bahkan, dapat dikategorikan lebih besar dari zina dan minum khamr. Hal ini disebabkan karena ghibah berkaitan dengan hak orang lain, yang penyelesaiannya harus diminta dimaafkan kepada orang yang bersangkutan. Sedangkan dosa kepada Allah, penyelesaiannya “lebih sedikit syaratnya” yaitu menyesal, meminta ampun, dan berjanji tidak akan mengulangi.
Adapun dosa kepada orang lain termasuk ghibah, jika tidak dimaafkan oleh orang lain tersebut, maka dapat membangkrutkan di hari kiamat.
Rasulullah bersabda, “Tahukah kalian orang yang bangkrut? Yang datang membawa amalnya, tetapi pernah mengambil harta orang lain, ghibah. Maka dilunasi di akhirat dengan kebaikan yang dimilikinya, ketika dinar dan dirham tidak lagi berlaku.”
Ibnul Mubarak pernah mengatakan, “Jika pun aku akan melakukan ghibah, maka aku akan melakukan ghibah atas kedua orang tuaku, karena merekalah yang paling berhak menerima aliran kebaikan dariku.”
Ghibah termasuk juga yang dilakukan dengan isyarat, bahkan dengan hati yang su’uzhan.
Mendengarkan ghibah juga termasuk hal yang diharamkan.
Hal yang termasuk dalam lingkup ghibah adalah membicarakan kondisi fisik, akhlak, harta, pakaian, menirukan gaya bicara, gerak tubuh, serta membicarakan keluarganya.
Namun, ada 6 kondisi ghibah yang dibolehkan, yaitu sebagai berikut :
Pertama, at tadhollum, mengadukan kedzaliman orang lain kepada kita, kepada pihak yang bisa menghentikan, misalnya raja, hakim, penguasa.
Kedua, dalam rangka meminta bantuan untuk mengubah kemungkaran yang terjadi, kepada pihak yang memiliki kewenangan dan kekuatan untuk melakukan perubahan.
Hukum dasar yang digunakan adalah bahwa tidak dibolehkan membiarkan kemungkaran.
Ketiga, al istifta, yaitu meminta fatwa atau menanyakan hukum yang menyangkut kekurangan orang lain, kepada ustadz yang memiliki pemahaman tentang hukum. Sebaiknya tidak dilakukan di depan umum, dan lebih baik jika disamarkan, tidak perlu menyebutkan identitas pelaku.
Keempat, tahdirul muslimin minal syahr, yaitu memberi nasihat tentang keburukan yang bisa menimpa seseorang. Misalnya kita mengetahui keburukan seseorang yang tersembunyi, dan ada orang yang kita khawatirkan akan terjebak dengan orang tersebut. Yang harus diwaspadai adalah tidak boleh ditumpangi niat hasad. Atau misalnya ada rekan kita yang kurang amanah menjalankan tugas, maka kita dapat menyampaikan informasi tersebut ke atasannya.
Kelima, untuk orang yang melakukan kemaksiatan terbuka. Jika seseorang khilaf melakukan kemaksiatan lalu bertaubat, maka kita wajib menutupi aib tersebut.
Namun jika ada orang yang bermaksiat, sudah diperingatkan tidak juga berubah, dan bangga dengan kemaksiatan tersebut, maka membicarakannya termasuk hal yang dibolehkan.
Keenam, dalam rangka ta'rif, ketika ada seseorang memiliki ciri-ciri fisik yang merupakan kekurangan, dan dengan itulah dia dikenali, kita dapat menyebutkan kekurangan tersebut tanpa maksud merendahkan.
Dalam memuji pun kita harus berhati-hati, jangan sampai menggelincirkan orang yang dipuji.
Wednesday, September 14, 2011
Ramadhan 8 - Manusia Produktif
Ceramah di Ramadhan hari ke-8 ini disampaikan oleh Ust. Subkhi Al Bughury, yang saya hanya ikuti sebagian di awal karena ada keperluan lain. Semoga bermanfaat.
Di awal Ramadhan, seorang pendeta Kristen Koptik Mesir mengucapkan selamat berpuasa kepada masyarakat muslim Mesir, dan menyatakan bahwa hakikat puasa adalah lapar untuk badan, tetapi ruh kenyang dengan makanan yang berbeda.
Ketika puasa jarang yang terlihat lemas, kekuatan yang menjadi pendorong adalah kenyangnya manusia dengan keimanan dan hikmah.
Menilai produktivitas muslim di bulan Ramadhan, sangat bergantung dari sudut pandang melihatnya. Sebuah restoran Padang di Jakarta setiap bulan Ramadhan tutup, padahal di saat itu pesanan rendang meningkat sangat signifikan. Namun pemilik restoran tersebut berprinsip bahwa cukup mencari rezeki selama 11 bulan. Di bulan Ramadhan seluruh karyawan dipulangkan dengan THR yang sudah dibayarkan, agar dapat berfokus beribadah.
Di beberapa toko, jam 5 sudah tutup, karena akan melakukan persiapan tarawih. 10 hari terakhir Ramadhan, beberapa karyawan cuti karena akan I’tikaf.
Apakah ini produktif?
Bagaimana dengan 10 hari terakhir Ramadhan kita? Apakah kita gunakan untuk membuat kue atau membaca Al Qur'an?
Para Sahabat Rasulullah, di bulan Ramadhan, dalam 7 hari meng-khatam-kan Al Qur’an dengan alokasi sebagai berikut :
Hari pertama : surat 2-3-4 (662 ayat)
Hari kedua : 5 surat
Hari ketiga : 7 surat
Hari keempat : 9 surat
Hari kelima : 11 surat
Hari keenam : 13 surat
Hari ketujuh : Surat Qaf – Surat An Naas
Ada shahabiyah yang selama 40 tahun tidak pernah bicara kecuali berasal dari Al Qur'an.
Seorang kakek berusia 70 tahun dapat menjalani qiyamul lail sepanjang 3 juz dengan bersemangat, sedangkan seorang anak muda, 45 menit saja menjalani tarawih sudah tampak gelisah. Kekuatan bukan semata-mata pada kekuatan fisik, tetapi kekuatan imam.
Produktif yang benar adalah seimbang antara dunia dan akhirat. Pernah ada sebuah kisah ada seorang yang terus berdzikir, tidak pernah keluar dari masjid. Rasulullah menyatakan bahwa saudaranya yang memberikan makan baginya, lebih baik darinya.
Kekuatan fisik pada dasarnya berhubungan dengan kekuatan jiwa. Berbagai perang penaklukan muslim terjadi di bulan Ramadhan. Yang dikehendaki Allah adalah ruh yang sehat. Jika ruh tidak sehat, maka badan pun tidak sehat.
Dalam Al Baqarah 249, dijelaskan tentang kaum Talut yang naik ke bukit, dan mengetahui ada sungai di depan dan berharap akan minum dari sungai tersebut. Allah akan menguji, mereka yang minum bukan golongan kami. Yang tidak minum adalah golongan kami, kecuali hanya 1 kurva. Ketika sampai di sungai, sebagian besar lupa peringatan tersebut. Dari 80 ribu pasukan, hanya 8 ribu yang tidak minum, dan hanya mereka yang dapat melanjutkan perjalanan. Sisanya kekenyangan dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Yang puasa lah yang bisa menang.
Di awal Ramadhan, seorang pendeta Kristen Koptik Mesir mengucapkan selamat berpuasa kepada masyarakat muslim Mesir, dan menyatakan bahwa hakikat puasa adalah lapar untuk badan, tetapi ruh kenyang dengan makanan yang berbeda.
Ketika puasa jarang yang terlihat lemas, kekuatan yang menjadi pendorong adalah kenyangnya manusia dengan keimanan dan hikmah.
Menilai produktivitas muslim di bulan Ramadhan, sangat bergantung dari sudut pandang melihatnya. Sebuah restoran Padang di Jakarta setiap bulan Ramadhan tutup, padahal di saat itu pesanan rendang meningkat sangat signifikan. Namun pemilik restoran tersebut berprinsip bahwa cukup mencari rezeki selama 11 bulan. Di bulan Ramadhan seluruh karyawan dipulangkan dengan THR yang sudah dibayarkan, agar dapat berfokus beribadah.
Di beberapa toko, jam 5 sudah tutup, karena akan melakukan persiapan tarawih. 10 hari terakhir Ramadhan, beberapa karyawan cuti karena akan I’tikaf.
Apakah ini produktif?
Bagaimana dengan 10 hari terakhir Ramadhan kita? Apakah kita gunakan untuk membuat kue atau membaca Al Qur'an?
Para Sahabat Rasulullah, di bulan Ramadhan, dalam 7 hari meng-khatam-kan Al Qur’an dengan alokasi sebagai berikut :
Hari pertama : surat 2-3-4 (662 ayat)
Hari kedua : 5 surat
Hari ketiga : 7 surat
Hari keempat : 9 surat
Hari kelima : 11 surat
Hari keenam : 13 surat
Hari ketujuh : Surat Qaf – Surat An Naas
Ada shahabiyah yang selama 40 tahun tidak pernah bicara kecuali berasal dari Al Qur'an.
Seorang kakek berusia 70 tahun dapat menjalani qiyamul lail sepanjang 3 juz dengan bersemangat, sedangkan seorang anak muda, 45 menit saja menjalani tarawih sudah tampak gelisah. Kekuatan bukan semata-mata pada kekuatan fisik, tetapi kekuatan imam.
Produktif yang benar adalah seimbang antara dunia dan akhirat. Pernah ada sebuah kisah ada seorang yang terus berdzikir, tidak pernah keluar dari masjid. Rasulullah menyatakan bahwa saudaranya yang memberikan makan baginya, lebih baik darinya.
Kekuatan fisik pada dasarnya berhubungan dengan kekuatan jiwa. Berbagai perang penaklukan muslim terjadi di bulan Ramadhan. Yang dikehendaki Allah adalah ruh yang sehat. Jika ruh tidak sehat, maka badan pun tidak sehat.
Dalam Al Baqarah 249, dijelaskan tentang kaum Talut yang naik ke bukit, dan mengetahui ada sungai di depan dan berharap akan minum dari sungai tersebut. Allah akan menguji, mereka yang minum bukan golongan kami. Yang tidak minum adalah golongan kami, kecuali hanya 1 kurva. Ketika sampai di sungai, sebagian besar lupa peringatan tersebut. Dari 80 ribu pasukan, hanya 8 ribu yang tidak minum, dan hanya mereka yang dapat melanjutkan perjalanan. Sisanya kekenyangan dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Yang puasa lah yang bisa menang.
Ramadhan 5 - Muslimah Berdaya
Ceramah kali ini diisi oleh Mbak Asma Nadia, penulis yang sangat produktif dan inspiratif.
Ceramah diawali dengan perkenalan, termasuk perkenalan suami beliau (fotonya saja, bukan orangnya datang, hehe.. ) yaitu Pak Isa Alamsyah, yang menulis buku “No Excuse”.
Tentang hal ini, jika kita perhatikan, orang Indonesia sangat sering mencari alasan. Ketika datang terlambat, maka dengan mudah menjawab, “Macet”. Dan ini sudah Mbak Asma coba tanyakan ke seluruh Indonesia, jawabannya sama, hehehe.. Ketika tidak berhasil ujian, maka jawabannya, “Pertanyaannya sulit” atau “Belum belajar”, padahal kalau mudah berarti bukan ujian, dan bukankah memang tugas pelajar adalah belajar?
Jika kita mencontoh Rasulullah, maka Rasulullah tidak pernah bilang tidak bisa, kecuali hanya satu kali, yaitu ketika diperintah, “Iqra”, beliau menjawab tidak bisa. Selain itu, diperintah untuk berdakwah terang-terangan, berjihad, beliau selalu bersedia.
Ada kisah seorang pemuda yang sangat miskin, yang tidak punya pilihan makanan lain kecuali ampas gandum, yang membuat wajahnya merah sehingga sering disangka mabuk. Pemuda itu pernah bekerja menjadi penyapu jalan. Dan, ternyata, saat ini dia telah menjadi Presiden Korea Selatan, dialah Lim Yung Bak.
Ada pengusaha perempuan yang memulai usaha dangan modal awal Rp 2500 yang saat itu hanya cukup untuk 1 piring nasi goreng. Saat ini ibu tersebut telah memiliki omset milyaran.
Ada seorang anak divonis lumpuh dan tidak bisa berjalan seumur hidup. Namun anak itu tidak menyerah, dia mencoba berdiri dan bercita-cita menjadi pelari. Berkali-kali mencoba, akhirnya dia bisa berdiri. Setelah itu dia mencoba berjalan. Berkali-kali mencoba, akhirnya dia bisa berjalan. Dan dia pun menjadi pelari perempuan tercepat di dunia, pemegang rekor lari olimpiade selama 8 tahun.
Ada seorang milyarder terkecil berusia 10 thn, yang memulai usaha sejak berusia 8 tahun. Keluarganya secara turun temurun memiliki resep khusus pemelihara rambut, yang selama ini hanya digunakan dalam keluarga. Anak ini mencoba membuat kemasan, dan menjualnya. Ternyata sukses.
Mbak Asma juga membuat Rumah Baca gratis untuk dhuafa, yang saat ini berjumlah 36 buah, yang dicita-citakan agar ada 1000 buah. Bisa dilihat di www.rumahbacaasmanadia.com
Muslimah seringkali setelah menikah, terfokus dengan perjuangan di rumah tangga, sehingga luput mengolah potensi dan meraih sukses. Sukses bukan dalam sisi finansial ataupun materi, yang terpenting adalah pencapaian untuk bermanfaat bagi orang lain.
Bagi muslimah yang belum menikah, maka waktu dan pikiran sering tersita dengan masalah pra-nikah, hubungan dengan lawan jenis. “Galau”, kalau kata anak sekarang. Padahal masa sebelum menikah adalah masa yang sangat potensial untuk berbuat. Waktu belum tersita dengan urusan suami, anak, dan lain-lain.
Kalaupun jomblo, jadilah jomblo beriman, yaitu bersih indah mandiri. Apa pun situasi kita, cari celah untuk berbuat untuk umat. Kalau sebuah hubungan tidak berhasil, yakinlah bahwa “Kamu tidak cukup baik untukku.”
Maka, muslimah harus memulai membenahi diri, agar menjadi berdaya :
Pertama, teropong diri, buat list. Cari potensi positif diri kita, baik potensi fisik, keahlian, kemampuan, hobi, dan segala hal yang menjadi kelebihan kita. Kita seringkali lebih mudah untuk menemukan kekurangan diri, tetapi sulit mencari kelebihan. Dan padahal, kekurangan kita bisa kita jadikan kelebihan kita. Misalnya kita cerewet, maka kita sebenarnya berpotensi untuk menjadi penyiar, moderator, ataupun MC.
Perlu diyakini bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk mewujudkan mimpi. Kita seringkali berhenti berbuat, merasa tidak berdaya, karena kita tidak punya mimpi.
Kedua, asah dan kembangkan. Jika kita sudah menemukan potensi diri kita, tekuni, mulai diasah, dikembangkan. Buat keranjang lain selain pekerjaan saat ini, untuk dikembangkan.
Ketiga, ukur kemampuan. Walaupun harus optimis, kita tetap perlu realistis, memahami seberapa jauhkah kemampuan kita.
Selanjutnya, muda berpenghasilan, mengisi waktu luang untuk kegiatan positif, kenali keluarga, dan perbaiki hubungan dengan Allah.
Sebaiknya kita memiliki kemampuan, yang ketika ummat membutuhkan potensi tersebut, kita bisa mengisinya.
Bagi yang belum menikah, coba ikut kegiatan yang dilakukan oleh Ibu sejak bangun di pagi hari sampai tidur kembali di malam hari. Itulah yang akan nanti dilakukan ketika sudah menikah dan menjadi ibu.
Hidup adalah rangkaian ujian, maka kita diperintahkan untuk bersabar dan menguatkan kesabaran.
Inspirasi bisa diperoleh dari siapa saja.
Oprah Winfrey, yang memiliki prinsip untuk belajar dan mengajarkan, dan terus berbagi.
JK Rowling, penulis novel Harry Potter, dengan kekayaan melebihi Ratu Inggris, hasil dari karya yang dibuat secara serius sampai akhirnya mendunia.
Madam Teresa, yang telah melakukan begitu banyak kebaikan.
Muslimah adalah hamba Allah. Allah lah yang menjadi motivasi bagi kita. Maka seharusnya, tidak ada yang tidak bisa.
Kita harus mencontoh Aisyah. Cerdas, banyak membaca, penghafal banyak hadits. Seorang yang pemberani tetapi juga sederhana, bersih dan cantik baik lahir maupun batin.
Beliau juga suka berbagi. Pernah dikisahkan, ketika beliau memperoleh begitu banyak makanan di siang hari, di waktu buka puasa seluruh makanan itu sudah habis terbagi. Beliau suka berbagi, dan mengetahui siapa yang membutuhkan.
Ketika melihat musibah, apa yang kita lakukan?
Apakah kita cuek?
Berempati tetapi tidak ada action?
Atau berempati lalu ber-action?
Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang terakhir.
Hal-hal yang jangan sampai dilakukan oleh muslimah :
Pertama, asyik dengan diri sendiri, sibuk dengan masalah sendiri, tidak bisa melihat keluar.
Kedua, merasa tidak bisa. Segala sesuatu harus dicoba terlebih dahulu. Setiap undangan kebaikan, baik berupa waktu, tenaga, uang, adalah undangan ke surga. Allah tidak mungkin salah waktu.
Ketiga, investasi waktu untuk hal yang tidak penting, menyiksa diri dan hati. Berpikirlah jernih, karena sebenarnya banyak sekali hal yang bisa dilakukan.
Keempat, berkemampuan pas-pasan. Muslimah harus selalu banyak membaca, suka berolah raga.
Ustadzah Yoyoh Yusroh, sejak sebelum menikah sudah berencana untuk memiliki banyak anak. Maka beliau sejak muda sudah membiasakan untuk hidup sangat sehat. Sejak muda beliau tidak pernah makan bakso, saos, soda. Dan energi tidak dihabiskan dengan sia-sia. Ketika beliau mendengar bahwa ada seorang ibu yang memberikan daging kucing untuk makanan anaknya, beliau sangat trenyuh dan menyarankan bahwa sebenarnya sangat mudah untuk memperoleh makanan, tinggal menanam saja bibit tanaman di tanah walaupun sejengkal.
Kelima, tidak pernah berpikir untuk menjadi kebanggaan umat.
Generasi yang Rasulullah cintai, dan dekat dengan Rasulullah di hari akhir.
Yaitu mereka yang memperjuangkan risalah, mencintai Rasulullah seperti para sahabat mencintai Rasulullah, walaupun belum pernah berjumpa dengan Rasulullah.
Islam harus kembali bercahaya.
Hal-hal yang harus dilakukan muslimah :
Pertama, berikan inspirasi pada satu orang dalam sehari. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu, bahan bisa diambil dari Al Qur’an dan Hadits.
Jangan sebarkan kegalauan. Tolong satu orang dalam sehari.
Ada sebuah kisah di barat, tentang seorang anak kutu buku yang kurang bergaul sedang di depan lemari bukunya, ketika setumpuk bukunya tiba-tiba terjatuh. Seorang yang baik hati membantunya mengumpulkan buku-bukunya tersebut, dan mereka pun bersahabat. Ketika akhirnya anak tersebut lulus sekolah dan menjadi murid terbaik, ia pun bercerita. Bahwa ketika buku-bukunya jatuh itu, sebenarnya ia sudah berniat untuk bunuh diri karena bantuan 1 orang teman yang baik itu, semua berubah menjadi baik.
Banyak sekali hal yang sangat sederhana yang bisa dilakukan, yang hasilnya ternyata sangat dahsyat.
Kedua, milikilah spesialiasi dan tekuni. Lakukan yang terbaik, dan terus berbuat. Berkaryalah, investasikan waktu. Berikan pengorbanan waktu, cari cara mengoptimalkan waktu. Semua orang punya waktu yang sama, 24 jam. Jadikan 24 jam itu bermanfaat. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat.
Ketiga, jadilah cahaya bagi sebanyak-banyak orang. Anak yang yatim di RT kita, ibu yang tidak bisa mengaji. Kita harus peduli. Bukanlah seorang muslim jika tidak memperhatikan muslim yang lain. Berikan hadiah untuk anak-anak kita, juga untuk anak-anak lain di sekitar kita.
Sebagai Ibu tentunya kita mencintai anak kita masing-masing. Yang juga penting adalah membuat anak merasa dicintai. Jangan pernah membandingkan satu anak dengan anak yang lain. Terus perbaiki kualitas diri. Perbanyak rasa sabar. Seringkali kita bisa sangat sabar di kantor, tetapi jadi seperti “kehabisan stok sabar” ketika sampai di rumah. Jangan sampai terjadi demikian. Ibu harus terus mencari ruang untuk berprestasi, dan sedapat mungkin untuk tetap produktif tetapi tidak jauh dari anak-anak (home office).
Ceramah diawali dengan perkenalan, termasuk perkenalan suami beliau (fotonya saja, bukan orangnya datang, hehe.. ) yaitu Pak Isa Alamsyah, yang menulis buku “No Excuse”.
Tentang hal ini, jika kita perhatikan, orang Indonesia sangat sering mencari alasan. Ketika datang terlambat, maka dengan mudah menjawab, “Macet”. Dan ini sudah Mbak Asma coba tanyakan ke seluruh Indonesia, jawabannya sama, hehehe.. Ketika tidak berhasil ujian, maka jawabannya, “Pertanyaannya sulit” atau “Belum belajar”, padahal kalau mudah berarti bukan ujian, dan bukankah memang tugas pelajar adalah belajar?
Jika kita mencontoh Rasulullah, maka Rasulullah tidak pernah bilang tidak bisa, kecuali hanya satu kali, yaitu ketika diperintah, “Iqra”, beliau menjawab tidak bisa. Selain itu, diperintah untuk berdakwah terang-terangan, berjihad, beliau selalu bersedia.
Ada kisah seorang pemuda yang sangat miskin, yang tidak punya pilihan makanan lain kecuali ampas gandum, yang membuat wajahnya merah sehingga sering disangka mabuk. Pemuda itu pernah bekerja menjadi penyapu jalan. Dan, ternyata, saat ini dia telah menjadi Presiden Korea Selatan, dialah Lim Yung Bak.
Ada pengusaha perempuan yang memulai usaha dangan modal awal Rp 2500 yang saat itu hanya cukup untuk 1 piring nasi goreng. Saat ini ibu tersebut telah memiliki omset milyaran.
Ada seorang anak divonis lumpuh dan tidak bisa berjalan seumur hidup. Namun anak itu tidak menyerah, dia mencoba berdiri dan bercita-cita menjadi pelari. Berkali-kali mencoba, akhirnya dia bisa berdiri. Setelah itu dia mencoba berjalan. Berkali-kali mencoba, akhirnya dia bisa berjalan. Dan dia pun menjadi pelari perempuan tercepat di dunia, pemegang rekor lari olimpiade selama 8 tahun.
Ada seorang milyarder terkecil berusia 10 thn, yang memulai usaha sejak berusia 8 tahun. Keluarganya secara turun temurun memiliki resep khusus pemelihara rambut, yang selama ini hanya digunakan dalam keluarga. Anak ini mencoba membuat kemasan, dan menjualnya. Ternyata sukses.
Mbak Asma juga membuat Rumah Baca gratis untuk dhuafa, yang saat ini berjumlah 36 buah, yang dicita-citakan agar ada 1000 buah. Bisa dilihat di www.rumahbacaasmanadia.com
Muslimah seringkali setelah menikah, terfokus dengan perjuangan di rumah tangga, sehingga luput mengolah potensi dan meraih sukses. Sukses bukan dalam sisi finansial ataupun materi, yang terpenting adalah pencapaian untuk bermanfaat bagi orang lain.
Bagi muslimah yang belum menikah, maka waktu dan pikiran sering tersita dengan masalah pra-nikah, hubungan dengan lawan jenis. “Galau”, kalau kata anak sekarang. Padahal masa sebelum menikah adalah masa yang sangat potensial untuk berbuat. Waktu belum tersita dengan urusan suami, anak, dan lain-lain.
Kalaupun jomblo, jadilah jomblo beriman, yaitu bersih indah mandiri. Apa pun situasi kita, cari celah untuk berbuat untuk umat. Kalau sebuah hubungan tidak berhasil, yakinlah bahwa “Kamu tidak cukup baik untukku.”
Maka, muslimah harus memulai membenahi diri, agar menjadi berdaya :
Pertama, teropong diri, buat list. Cari potensi positif diri kita, baik potensi fisik, keahlian, kemampuan, hobi, dan segala hal yang menjadi kelebihan kita. Kita seringkali lebih mudah untuk menemukan kekurangan diri, tetapi sulit mencari kelebihan. Dan padahal, kekurangan kita bisa kita jadikan kelebihan kita. Misalnya kita cerewet, maka kita sebenarnya berpotensi untuk menjadi penyiar, moderator, ataupun MC.
Perlu diyakini bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk mewujudkan mimpi. Kita seringkali berhenti berbuat, merasa tidak berdaya, karena kita tidak punya mimpi.
Kedua, asah dan kembangkan. Jika kita sudah menemukan potensi diri kita, tekuni, mulai diasah, dikembangkan. Buat keranjang lain selain pekerjaan saat ini, untuk dikembangkan.
Ketiga, ukur kemampuan. Walaupun harus optimis, kita tetap perlu realistis, memahami seberapa jauhkah kemampuan kita.
Selanjutnya, muda berpenghasilan, mengisi waktu luang untuk kegiatan positif, kenali keluarga, dan perbaiki hubungan dengan Allah.
Sebaiknya kita memiliki kemampuan, yang ketika ummat membutuhkan potensi tersebut, kita bisa mengisinya.
Bagi yang belum menikah, coba ikut kegiatan yang dilakukan oleh Ibu sejak bangun di pagi hari sampai tidur kembali di malam hari. Itulah yang akan nanti dilakukan ketika sudah menikah dan menjadi ibu.
Hidup adalah rangkaian ujian, maka kita diperintahkan untuk bersabar dan menguatkan kesabaran.
Inspirasi bisa diperoleh dari siapa saja.
Oprah Winfrey, yang memiliki prinsip untuk belajar dan mengajarkan, dan terus berbagi.
JK Rowling, penulis novel Harry Potter, dengan kekayaan melebihi Ratu Inggris, hasil dari karya yang dibuat secara serius sampai akhirnya mendunia.
Madam Teresa, yang telah melakukan begitu banyak kebaikan.
Muslimah adalah hamba Allah. Allah lah yang menjadi motivasi bagi kita. Maka seharusnya, tidak ada yang tidak bisa.
Kita harus mencontoh Aisyah. Cerdas, banyak membaca, penghafal banyak hadits. Seorang yang pemberani tetapi juga sederhana, bersih dan cantik baik lahir maupun batin.
Beliau juga suka berbagi. Pernah dikisahkan, ketika beliau memperoleh begitu banyak makanan di siang hari, di waktu buka puasa seluruh makanan itu sudah habis terbagi. Beliau suka berbagi, dan mengetahui siapa yang membutuhkan.
Ketika melihat musibah, apa yang kita lakukan?
Apakah kita cuek?
Berempati tetapi tidak ada action?
Atau berempati lalu ber-action?
Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang terakhir.
Hal-hal yang jangan sampai dilakukan oleh muslimah :
Pertama, asyik dengan diri sendiri, sibuk dengan masalah sendiri, tidak bisa melihat keluar.
Kedua, merasa tidak bisa. Segala sesuatu harus dicoba terlebih dahulu. Setiap undangan kebaikan, baik berupa waktu, tenaga, uang, adalah undangan ke surga. Allah tidak mungkin salah waktu.
Ketiga, investasi waktu untuk hal yang tidak penting, menyiksa diri dan hati. Berpikirlah jernih, karena sebenarnya banyak sekali hal yang bisa dilakukan.
Keempat, berkemampuan pas-pasan. Muslimah harus selalu banyak membaca, suka berolah raga.
Ustadzah Yoyoh Yusroh, sejak sebelum menikah sudah berencana untuk memiliki banyak anak. Maka beliau sejak muda sudah membiasakan untuk hidup sangat sehat. Sejak muda beliau tidak pernah makan bakso, saos, soda. Dan energi tidak dihabiskan dengan sia-sia. Ketika beliau mendengar bahwa ada seorang ibu yang memberikan daging kucing untuk makanan anaknya, beliau sangat trenyuh dan menyarankan bahwa sebenarnya sangat mudah untuk memperoleh makanan, tinggal menanam saja bibit tanaman di tanah walaupun sejengkal.
Kelima, tidak pernah berpikir untuk menjadi kebanggaan umat.
Generasi yang Rasulullah cintai, dan dekat dengan Rasulullah di hari akhir.
Yaitu mereka yang memperjuangkan risalah, mencintai Rasulullah seperti para sahabat mencintai Rasulullah, walaupun belum pernah berjumpa dengan Rasulullah.
Islam harus kembali bercahaya.
Hal-hal yang harus dilakukan muslimah :
Pertama, berikan inspirasi pada satu orang dalam sehari. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu, bahan bisa diambil dari Al Qur’an dan Hadits.
Jangan sebarkan kegalauan. Tolong satu orang dalam sehari.
Ada sebuah kisah di barat, tentang seorang anak kutu buku yang kurang bergaul sedang di depan lemari bukunya, ketika setumpuk bukunya tiba-tiba terjatuh. Seorang yang baik hati membantunya mengumpulkan buku-bukunya tersebut, dan mereka pun bersahabat. Ketika akhirnya anak tersebut lulus sekolah dan menjadi murid terbaik, ia pun bercerita. Bahwa ketika buku-bukunya jatuh itu, sebenarnya ia sudah berniat untuk bunuh diri karena bantuan 1 orang teman yang baik itu, semua berubah menjadi baik.
Banyak sekali hal yang sangat sederhana yang bisa dilakukan, yang hasilnya ternyata sangat dahsyat.
Kedua, milikilah spesialiasi dan tekuni. Lakukan yang terbaik, dan terus berbuat. Berkaryalah, investasikan waktu. Berikan pengorbanan waktu, cari cara mengoptimalkan waktu. Semua orang punya waktu yang sama, 24 jam. Jadikan 24 jam itu bermanfaat. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat.
Ketiga, jadilah cahaya bagi sebanyak-banyak orang. Anak yang yatim di RT kita, ibu yang tidak bisa mengaji. Kita harus peduli. Bukanlah seorang muslim jika tidak memperhatikan muslim yang lain. Berikan hadiah untuk anak-anak kita, juga untuk anak-anak lain di sekitar kita.
Sebagai Ibu tentunya kita mencintai anak kita masing-masing. Yang juga penting adalah membuat anak merasa dicintai. Jangan pernah membandingkan satu anak dengan anak yang lain. Terus perbaiki kualitas diri. Perbanyak rasa sabar. Seringkali kita bisa sangat sabar di kantor, tetapi jadi seperti “kehabisan stok sabar” ketika sampai di rumah. Jangan sampai terjadi demikian. Ibu harus terus mencari ruang untuk berprestasi, dan sedapat mungkin untuk tetap produktif tetapi tidak jauh dari anak-anak (home office).
Tuesday, September 13, 2011
Bagaimana Saya Akan Diingat Nanti?
Saya sedang membaca buku tentang Ustadzah Yoyoh Yusroh. Judulnya “Yoyoh Yusroh, Mutiara yang Telah Tiada” terbitan Gema Insani Press. Sebuah buku kecil yang singkat dan padat, tetapi insya Allah sangat bermanfaat dan memberikan inspirasi yang implementatif.
Membaca buku ini, yang ditulis berdasarkan kesan dari orang-orang yang pernah berinteraksi bersama beliau, semakin jelas bahwa Ustadzah Yoyoh Yusroh benar-benar sosok yang hebat. Istri dan ibu yang hebat. Aktivis yang tidak kenal lelah, dengan aktivitas sosial dan ibadah ruhiyah yang benar-benar luar biasa.
Buku ini sangat saya rekomendasikan terutama untuk para ibu, yang sibuk, yang ingin terus memperbaiki diri, dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam pengabdian kepada Allah SWT.
Kembali ke kesan-kesan yang dituliskan oleh orang-orang tersebut.
Membuat saya jadi berpikir. Kira-kira kesan apa yang akan tertinggal di orang-orang terdekat saya, ketika saya pergi selamanya?
Oleh keluarga, akankan saya diingat sebagai istri, ibu, dan anak yang baik? Atau yang sering marah-marah? Yang hadir membawa keceriaan, ketenangan, dan solusi? Atau justru membawa ketegangan, kekesalan, dan masalah?
Bagi para asisten rumah tangga dan staf di kantor, apakah saya diingat sebagai atasan yang cerewet, judes, dan menyusahkan? Atau bijaksana, membimbing, dan mengayomi?
Bagi para bos saya di kantor, apakah saya diingat sebagai karyawan yang dapat diandalkan dan profesional? Ataukah karyawan yang seadanya, atau bahkan berkinerja buruk?
Apakah saya seorang yang baik buat teman-teman kantor, tetangga, saudara-saudara dan kerabat, teman-teman sekolah? Apakah saya seorang yang baik buat para penjual kue, majalah, buku yang sering saya temui? Apakah saya seorang yang baik untuk para pembeli online shop saya?
Dan yang terpenting sebenarnya, bagaimana Allah melihat saya? Apakah saya cukup baik bagi-Nya?
Membaca buku ini, yang ditulis berdasarkan kesan dari orang-orang yang pernah berinteraksi bersama beliau, semakin jelas bahwa Ustadzah Yoyoh Yusroh benar-benar sosok yang hebat. Istri dan ibu yang hebat. Aktivis yang tidak kenal lelah, dengan aktivitas sosial dan ibadah ruhiyah yang benar-benar luar biasa.
Buku ini sangat saya rekomendasikan terutama untuk para ibu, yang sibuk, yang ingin terus memperbaiki diri, dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam pengabdian kepada Allah SWT.
Kembali ke kesan-kesan yang dituliskan oleh orang-orang tersebut.
Membuat saya jadi berpikir. Kira-kira kesan apa yang akan tertinggal di orang-orang terdekat saya, ketika saya pergi selamanya?
Oleh keluarga, akankan saya diingat sebagai istri, ibu, dan anak yang baik? Atau yang sering marah-marah? Yang hadir membawa keceriaan, ketenangan, dan solusi? Atau justru membawa ketegangan, kekesalan, dan masalah?
Bagi para asisten rumah tangga dan staf di kantor, apakah saya diingat sebagai atasan yang cerewet, judes, dan menyusahkan? Atau bijaksana, membimbing, dan mengayomi?
Bagi para bos saya di kantor, apakah saya diingat sebagai karyawan yang dapat diandalkan dan profesional? Ataukah karyawan yang seadanya, atau bahkan berkinerja buruk?
Apakah saya seorang yang baik buat teman-teman kantor, tetangga, saudara-saudara dan kerabat, teman-teman sekolah? Apakah saya seorang yang baik buat para penjual kue, majalah, buku yang sering saya temui? Apakah saya seorang yang baik untuk para pembeli online shop saya?
Dan yang terpenting sebenarnya, bagaimana Allah melihat saya? Apakah saya cukup baik bagi-Nya?
Friday, September 9, 2011
Ramadhan 11 – ZIS untuk Produktivitas
Ceramah kali ini disampaikan oleh Ust. Adiwarman Karim, yang karena waktunya cukup singkat, disampaikan dengan sangat singkat, simpel, namun jadi sangat memudahkan dalam pemahaman tentang ZIS. Semoga bermanfaat.
Ceramah dibagi ke dalam 3 bab singkat.
Bab 1A : Tarif dan Waktu Zakat.
Kondisi 1, jika kita sama sekali tidak melakukan apa-apa, tiba-tiba saja kita menerima sejumlah harta, maka besar zakat adalah 20%.
Kondisi 2, jika kita harus melakukan usaha di awal, misalnya menanam tanaman, tetapi tidak perlu melakukan usaha rutin, tidak perlu memberikan pengairan, pemupukan, dll, maka ada “diskon 50%”, besar zakat menjadi 10%.
Kondisi 3, jika kita harus melakukan usaha di awal dan sepanjang proses, misalnya menanam tanaman, mengatur pengairan, menyiangi tanaman liar, dll, maka ada “diskon 50%” lagi, besar zakat menjadi 5%.
Kondisi 4, karyawan, dengan pekerjaan yang spesifik, dan pendapatan yang dipengaruhi banyak factor, ada “diskon 50%” lagi, besar zakat menjadi 2.5%.
Maka, besar zakat 2.5% itu sudah setelah beberapa kali diskon. Maka, segeralah tunaikan kewajiban tersebut.
Kapan zakat disampaikan?
Lebih aman jika zakat disampaikan segera setelah kita menerima rezeki tersebut, walaupun sebenarnya belum muncul kewajiban zakat karena nishab dan haul.
Prinsipnya, “mimma razaqnahum yunfiqun”, dari apa-apa yang direzekikan, diinfakkan.
Dalam bulan Ramadhan setan memang diikat, namun nafsu manusia masih tetap bisa berperan. Dan peran setan sebenarnya ketika seseorang ragu untuk melakukan suatu dosa, setan akan mendorong, menjerumuskan.
Sebelum manusia diciptakan, akal dan nafsu terlebih dahulu diciptakan.
Kemudian Allah mengajukan pertanyaan, “Ma ana, ma anta? Siapa saya, siapa engkau?”
Akal pun menjawab, “Anta rabbi, ana abduka. Engkau Tuhanku, aku hamba-Mu.”
Pertanyaan yang sama disampaikan kepada nafsu, “Ma ana, ma anta. Siapa saya, siapa engkau?”
Nafsu pun menjawab, “Ana ana, anta anta. Aku adalah aku, engkau adalah engkau.” Allah pun memerintahkan agar nafsu dibakar di neraka selama 100 tahun.
Setelah itu, nafsu kembali dipanggil, dan diberi pertanyaan yang sama. “Ma ana, ma anta. Siapa saya, siapa engkau?”
Nafsu pun menjawab, “Ana ana, anta anta. Aku adalah aku, engkau adalah engkau.”
Allah pun memerintahkan agar nafsu tidak diberi makan minum.
Setelah itu, nafsu kembali dipanggil, dan diberi pertanyaan yang sama. “Ma ana, ma anta. Siapa saya, siapa engkau?”
Nafsu pun menjawab, “Anta rabbi, ana abduka. Engkau Tuhanku, aku hamba-Mu.”
Maka agar nafsu tidak merajai diri, puasa adalah cara yang efektif.
Bab 1B : Jenis Harta yang Terkena Zakat
Jika suatu harta idle (tidak dipergunakan) maka kena zakat sesuai nilai harta tersebut.
Rumah, tanah, emas yang tidak dipakai.
Untuk toko, yang terkena zakat adalah barang dagangannya, bukan fixed asset-nya.
Bab 2A : Penerima Zakat
Zakat dapat dibagikan ke dua kelompok :
Pertama, ke orang terdekat, yaitu tetangga. Jumlah yang tidak terlalu banyak, terutama agar tidak timbul fitnah, dan karena 40 rumah di sekeliling adalah masih dalam tanggung jawab kita.
Kedua, dititipkan kepada amil zakat. Jumlahnya lebih besar dari yang disampaikan di kelompok pertama, dan dengan akumulasi dapat digunakan dengan lebih tepat, dan tepat sasaran.
Bab 2B : Fokus Amil Zakat
Bagi amil zakat, sebaiknya wilayah kerja difokuskan ke salah satu bidang. Agar kekuatan terkumpul. Misalnya ke pendidikan saja, kesehatan saja, wirausaha saja. Sehingga pelaksanaannya mirip dengan menjalankan bisnis.
Seperti di zaman Ali Bin Abi Thalib, setiap Gubernur menangani bidang-bidang spesifik.
Bab 3 : Penggunaan Dana Zakat
Dana zakat lebih diutamakan untuk pemberdayaan 8 asnaf, mereka yang berhak menerima zakat. Namun tetap perlu disiapkan dana emergensi, jika tiba-tiba ada yang membutuhkan.
Dana zakat tidak bisa dipinjamkan untuk diminta agar dikembalikan. Kecuali jatah amil sebesar 1/8 dari hak orang miskin, bisa digunakan untuk dipinjamkan.
Dana infaq dapat dipinjamkan, karena dana infaq memang lebih fleksibel.
Beberapa Tanya Jawab
Jika di awal mendapatkan uang kita sudah membayarkan zakat, ketika membeli rumah kita tidak perlu lagi membayar zakat.
40 orang tetangga di sekitar kita, tidak boleh sampai ada yang mati kelaparan. Penerima zakat tidak termasuk orang yang berada dalam tanggungan kita yaitu orang tua, pembantu, supir yang tinggal di rumah kita (makan, dapur, kamar mandi di rumah kita). Tambahan informasi, orang yang di dalam tanggungan kita, maka auratnya boleh lebih longgar (tidak perlu memakai jilbab).
Untuk asuransi dengan unit link, bagian investasi-nya dikeluarkan zakatnya. Return-nya juga kena zakat.
Sebagai penutup, Ust. Adiwarman Karim mengisahkan tentang burung pipit.
Ketika Nabi Ibrahim akan dibakar oleh Raja Namrud, seekor burung pipit merasa kasihan dan ingin menolong Nabi Ibrahim.
Ia pun pergi ke sungai, dan membawa air di paruhnya yang kecil, kembali ke tempat Nabi Ibrahim dibakar, dan meneteskan air dari paruhnya tersebut. Demikian dilakukannya berulang kali.
Allah Mahakuasa, Allah buat api tersebut menjadi dingin, sehingga Nabi Ibrahim tidak terbakar.
Malaikat pun memanggil burung pipit tersebut dan bertanya, “Pit, mengapa kau begitu bersusah payah berulang kali mengambil air yang hanya sedikit, apakah kau pikir air itu akan dapat memadamkan api sebesar itu?”
Burung pipit pun menjawab, “That's the best thing I can do. What I know is to do my best. Let Allah do his part. I have done my part.”
Mungkin dana dari zakat kita sangat kecil, tidak signifikan dibandingkan dengan berbagai kebutuhan dari para asnaf di seluruh dunia. Namun, seberapa kecil pun, lakukan lah yang terbaik peran kita, biarkan Allah menyelesaikan.
Ceramah dibagi ke dalam 3 bab singkat.
Bab 1A : Tarif dan Waktu Zakat.
Kondisi 1, jika kita sama sekali tidak melakukan apa-apa, tiba-tiba saja kita menerima sejumlah harta, maka besar zakat adalah 20%.
Kondisi 2, jika kita harus melakukan usaha di awal, misalnya menanam tanaman, tetapi tidak perlu melakukan usaha rutin, tidak perlu memberikan pengairan, pemupukan, dll, maka ada “diskon 50%”, besar zakat menjadi 10%.
Kondisi 3, jika kita harus melakukan usaha di awal dan sepanjang proses, misalnya menanam tanaman, mengatur pengairan, menyiangi tanaman liar, dll, maka ada “diskon 50%” lagi, besar zakat menjadi 5%.
Kondisi 4, karyawan, dengan pekerjaan yang spesifik, dan pendapatan yang dipengaruhi banyak factor, ada “diskon 50%” lagi, besar zakat menjadi 2.5%.
Maka, besar zakat 2.5% itu sudah setelah beberapa kali diskon. Maka, segeralah tunaikan kewajiban tersebut.
Kapan zakat disampaikan?
Lebih aman jika zakat disampaikan segera setelah kita menerima rezeki tersebut, walaupun sebenarnya belum muncul kewajiban zakat karena nishab dan haul.
Prinsipnya, “mimma razaqnahum yunfiqun”, dari apa-apa yang direzekikan, diinfakkan.
Dalam bulan Ramadhan setan memang diikat, namun nafsu manusia masih tetap bisa berperan. Dan peran setan sebenarnya ketika seseorang ragu untuk melakukan suatu dosa, setan akan mendorong, menjerumuskan.
Sebelum manusia diciptakan, akal dan nafsu terlebih dahulu diciptakan.
Kemudian Allah mengajukan pertanyaan, “Ma ana, ma anta? Siapa saya, siapa engkau?”
Akal pun menjawab, “Anta rabbi, ana abduka. Engkau Tuhanku, aku hamba-Mu.”
Pertanyaan yang sama disampaikan kepada nafsu, “Ma ana, ma anta. Siapa saya, siapa engkau?”
Nafsu pun menjawab, “Ana ana, anta anta. Aku adalah aku, engkau adalah engkau.” Allah pun memerintahkan agar nafsu dibakar di neraka selama 100 tahun.
Setelah itu, nafsu kembali dipanggil, dan diberi pertanyaan yang sama. “Ma ana, ma anta. Siapa saya, siapa engkau?”
Nafsu pun menjawab, “Ana ana, anta anta. Aku adalah aku, engkau adalah engkau.”
Allah pun memerintahkan agar nafsu tidak diberi makan minum.
Setelah itu, nafsu kembali dipanggil, dan diberi pertanyaan yang sama. “Ma ana, ma anta. Siapa saya, siapa engkau?”
Nafsu pun menjawab, “Anta rabbi, ana abduka. Engkau Tuhanku, aku hamba-Mu.”
Maka agar nafsu tidak merajai diri, puasa adalah cara yang efektif.
Bab 1B : Jenis Harta yang Terkena Zakat
Jika suatu harta idle (tidak dipergunakan) maka kena zakat sesuai nilai harta tersebut.
Rumah, tanah, emas yang tidak dipakai.
Untuk toko, yang terkena zakat adalah barang dagangannya, bukan fixed asset-nya.
Bab 2A : Penerima Zakat
Zakat dapat dibagikan ke dua kelompok :
Pertama, ke orang terdekat, yaitu tetangga. Jumlah yang tidak terlalu banyak, terutama agar tidak timbul fitnah, dan karena 40 rumah di sekeliling adalah masih dalam tanggung jawab kita.
Kedua, dititipkan kepada amil zakat. Jumlahnya lebih besar dari yang disampaikan di kelompok pertama, dan dengan akumulasi dapat digunakan dengan lebih tepat, dan tepat sasaran.
Bab 2B : Fokus Amil Zakat
Bagi amil zakat, sebaiknya wilayah kerja difokuskan ke salah satu bidang. Agar kekuatan terkumpul. Misalnya ke pendidikan saja, kesehatan saja, wirausaha saja. Sehingga pelaksanaannya mirip dengan menjalankan bisnis.
Seperti di zaman Ali Bin Abi Thalib, setiap Gubernur menangani bidang-bidang spesifik.
Bab 3 : Penggunaan Dana Zakat
Dana zakat lebih diutamakan untuk pemberdayaan 8 asnaf, mereka yang berhak menerima zakat. Namun tetap perlu disiapkan dana emergensi, jika tiba-tiba ada yang membutuhkan.
Dana zakat tidak bisa dipinjamkan untuk diminta agar dikembalikan. Kecuali jatah amil sebesar 1/8 dari hak orang miskin, bisa digunakan untuk dipinjamkan.
Dana infaq dapat dipinjamkan, karena dana infaq memang lebih fleksibel.
Beberapa Tanya Jawab
Jika di awal mendapatkan uang kita sudah membayarkan zakat, ketika membeli rumah kita tidak perlu lagi membayar zakat.
40 orang tetangga di sekitar kita, tidak boleh sampai ada yang mati kelaparan. Penerima zakat tidak termasuk orang yang berada dalam tanggungan kita yaitu orang tua, pembantu, supir yang tinggal di rumah kita (makan, dapur, kamar mandi di rumah kita). Tambahan informasi, orang yang di dalam tanggungan kita, maka auratnya boleh lebih longgar (tidak perlu memakai jilbab).
Untuk asuransi dengan unit link, bagian investasi-nya dikeluarkan zakatnya. Return-nya juga kena zakat.
Sebagai penutup, Ust. Adiwarman Karim mengisahkan tentang burung pipit.
Ketika Nabi Ibrahim akan dibakar oleh Raja Namrud, seekor burung pipit merasa kasihan dan ingin menolong Nabi Ibrahim.
Ia pun pergi ke sungai, dan membawa air di paruhnya yang kecil, kembali ke tempat Nabi Ibrahim dibakar, dan meneteskan air dari paruhnya tersebut. Demikian dilakukannya berulang kali.
Allah Mahakuasa, Allah buat api tersebut menjadi dingin, sehingga Nabi Ibrahim tidak terbakar.
Malaikat pun memanggil burung pipit tersebut dan bertanya, “Pit, mengapa kau begitu bersusah payah berulang kali mengambil air yang hanya sedikit, apakah kau pikir air itu akan dapat memadamkan api sebesar itu?”
Burung pipit pun menjawab, “That's the best thing I can do. What I know is to do my best. Let Allah do his part. I have done my part.”
Mungkin dana dari zakat kita sangat kecil, tidak signifikan dibandingkan dengan berbagai kebutuhan dari para asnaf di seluruh dunia. Namun, seberapa kecil pun, lakukan lah yang terbaik peran kita, biarkan Allah menyelesaikan.
“Kran” Nafsu yang Saling Berhubungan
Apa pernah ada yang mecoba memperhatikan perilaku diri kita?
Ketika kita puasa, menahan nafsu makan, menahan nafsu amarah, maka secara nafsu lain pun ikut tertahan? Biasanya nafsu berbelanja juga sedikit berkurang. Nafsu untuk berkata kurang baik juga berkurang.
Dan ketika satu “kran” nafsu dibuka, kran lainnya ikut terbuka?
Ketika kita berbuka puasa misalnya, dan menghadapi aneka hidangan yang menggiurkan, yang rasanya semua ingin kita habiskan, hehehe.. Maka ketika itu juga kita jadi mudah kesal. Kita jadi mudah marah.
Dan ketika kita browsing online shop sambil makan misalnya, browsing-nya akan makin kalap. Juga sebaliknya, ketika kita sedang membuka “kran” nafsu belanja, ngemil juga jadi lebih sulit berhenti.
Jadi sepertinya resepnya memang puasa. Ketika kita puasa, menahan nafsu makan, maka nafsu yang lain juga akan ikut terkendali. Mungkin itu juga sebabnya Allah memerintahkan jika ada pemuda yang sudah ingin menikah tetapi belum mampu, maka berpuasalah.
Maka, ketika kita merasa segala nafsu kita sulit terkendali, mungkin sudah waktunya untuk puasa lagi.
Ketika kita puasa, menahan nafsu makan, menahan nafsu amarah, maka secara nafsu lain pun ikut tertahan? Biasanya nafsu berbelanja juga sedikit berkurang. Nafsu untuk berkata kurang baik juga berkurang.
Dan ketika satu “kran” nafsu dibuka, kran lainnya ikut terbuka?
Ketika kita berbuka puasa misalnya, dan menghadapi aneka hidangan yang menggiurkan, yang rasanya semua ingin kita habiskan, hehehe.. Maka ketika itu juga kita jadi mudah kesal. Kita jadi mudah marah.
Dan ketika kita browsing online shop sambil makan misalnya, browsing-nya akan makin kalap. Juga sebaliknya, ketika kita sedang membuka “kran” nafsu belanja, ngemil juga jadi lebih sulit berhenti.
Jadi sepertinya resepnya memang puasa. Ketika kita puasa, menahan nafsu makan, maka nafsu yang lain juga akan ikut terkendali. Mungkin itu juga sebabnya Allah memerintahkan jika ada pemuda yang sudah ingin menikah tetapi belum mampu, maka berpuasalah.
Maka, ketika kita merasa segala nafsu kita sulit terkendali, mungkin sudah waktunya untuk puasa lagi.
Ramadhan Lestari
Biasanya setelah Ramadhan
Kita masih terbangun di waktu sahur
Bisa jadi Allah memanggil kita untuk tahajjud
Kita masih belum terbiasa untuk makan terlalu banyak
Mungkin Allah mengingatkan kita untuk puasa sunnah
Di waktu-waktu luang kita teringat untuk membaca Al Qur'an
Barangkali Allah menghendaki kita melanjutkan tilawah Al Qur'an
Kita masih terbiasa menahan amarah
Tanda Allah ingin kita melanjutkan untuk terus jadi orang yang sabar
Kita masih terbiasa memperbanyak sedekah
Peringatan Allah agar kita terus menjadi ahli sedekah
Kita masih terbiasa mengisi waktu dengan hal-hal terbaik
Artinya Allah ingin kita tetap selektif mengisi waktu
Allah berikan tanda-tandanya
Allah berikan peringatannya
Allah ingatkan melalui hati dan fisik kita
Tinggal apakah kita akan mengikutinya
Akan menanggapi tanda-tanda itu
Akan menjawab panggilan itu
Atau tidak
Semoga kita termasuk mereka yang mengikuti peringatan
Tanggap terhadap tanda-tanda
Menjawab panggilan-Nya
Selamat Idul Fitri 1432H
Taqabbalallahu minna wa minkum
Semoga Allah menerima ibadah Ramadhan kita yang lalu
Dan memudahkan kita untuk melestarikannya sampai Ramadhan yang akan datang
Kita masih terbangun di waktu sahur
Bisa jadi Allah memanggil kita untuk tahajjud
Kita masih belum terbiasa untuk makan terlalu banyak
Mungkin Allah mengingatkan kita untuk puasa sunnah
Di waktu-waktu luang kita teringat untuk membaca Al Qur'an
Barangkali Allah menghendaki kita melanjutkan tilawah Al Qur'an
Kita masih terbiasa menahan amarah
Tanda Allah ingin kita melanjutkan untuk terus jadi orang yang sabar
Kita masih terbiasa memperbanyak sedekah
Peringatan Allah agar kita terus menjadi ahli sedekah
Kita masih terbiasa mengisi waktu dengan hal-hal terbaik
Artinya Allah ingin kita tetap selektif mengisi waktu
Allah berikan tanda-tandanya
Allah berikan peringatannya
Allah ingatkan melalui hati dan fisik kita
Tinggal apakah kita akan mengikutinya
Akan menanggapi tanda-tanda itu
Akan menjawab panggilan itu
Atau tidak
Semoga kita termasuk mereka yang mengikuti peringatan
Tanggap terhadap tanda-tanda
Menjawab panggilan-Nya
Selamat Idul Fitri 1432H
Taqabbalallahu minna wa minkum
Semoga Allah menerima ibadah Ramadhan kita yang lalu
Dan memudahkan kita untuk melestarikannya sampai Ramadhan yang akan datang
Semua Bisa Jadi Penghafal Al Qur'an
Pernah terbersit niat untuk menghafal Al Qur'an, tapi urung karena pesimis akan sukses?
Coba jawab pertanyaan berikut :
1. Apakah Anda hafal beberapa teks lagu yang terkenal?
2. Apakah Anda hafal sepotong teks lagu yang bahkan Anda tidak mengerti artinya? Lagu daerah misalnya?
3. Apakah Anda sering menyanyikan lagu yang bahkan Anda tidak suka, hanya karena Anda sering mendengarnya?
4. Apakah Anda dapat membayangkan ruang kerja atau meja kerja Anda dalam pikiran?
5. Apakah Anda ingat satu adegan dalam film atau acara talkshow termasuk tata ruangnya?
Jika 2 saja Anda jawab dengan "Ya", maka sebenarnya Anda sangat berpotensi untuk menghafal Al Qur'an.
Dan ajaibnya Al Qur'an, dapat dihafal oleh siapa saja bahkan yang tidak mengerti Bahasa Arab sekalipun.
Seluruh Al Qur'an ada sekitar 602 halaman, 1 halaman sudah Anda hafal yaitu Al Fatihah, 1 halaman lagi juga kemungkinan besar sudah ada hafal, yaitu Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas. Sisa 600 halaman lagi.
Kalau 1 halaman sehari, maka kurang dari 2 tahun, Anda sudah hafal 30 juz.
Kalau setengah halaman sehari, maka kurang dari 4 tahun sudah selesai.
Lagu pop Indonesia, lagu Barat, lagu daerah, apakah kira-kira ada manfaatnya di akhirat nanti? Bagaimana dengan adegan film dan talkshow?
Andaikata semua itu kita ganti dengan Al Qur'an, insya Allah akan sangat bermanfaat buat kita nanti. Dan di dunia pun Allah sebut para penghafal Al Qur'an sebagai "keluarga Allah di bumi".
Yuk, mulai dari sekarang. Bisa satu ayat sehari, dua baris sehari. Yang penting konsisten. Mudah-mudahan berhasil sampai hafal 30 juz. Tetapi berapa pun kita berhasil hafalkan, yang paling penting adalah kita sudah berproses dan berusaha.
Kata kuncinya adalah interaksi. Anda sering mendengarnya, lama-lama Anda akan hafal. Anda sering membacanya, lama-lama akan tergambar dalam pikiran.
Bawa Al Qur'an ke mana pun pergi. Pasang MP3 Al Qur'an di mana pun berada. Buat jadwal khusus setiap harinya untuk berinteraksi dengan Al Qur'an.
Ayo menghafal Al Qur'an dan jadi keluarga Allah di bumi!
Coba jawab pertanyaan berikut :
1. Apakah Anda hafal beberapa teks lagu yang terkenal?
2. Apakah Anda hafal sepotong teks lagu yang bahkan Anda tidak mengerti artinya? Lagu daerah misalnya?
3. Apakah Anda sering menyanyikan lagu yang bahkan Anda tidak suka, hanya karena Anda sering mendengarnya?
4. Apakah Anda dapat membayangkan ruang kerja atau meja kerja Anda dalam pikiran?
5. Apakah Anda ingat satu adegan dalam film atau acara talkshow termasuk tata ruangnya?
Jika 2 saja Anda jawab dengan "Ya", maka sebenarnya Anda sangat berpotensi untuk menghafal Al Qur'an.
Dan ajaibnya Al Qur'an, dapat dihafal oleh siapa saja bahkan yang tidak mengerti Bahasa Arab sekalipun.
Seluruh Al Qur'an ada sekitar 602 halaman, 1 halaman sudah Anda hafal yaitu Al Fatihah, 1 halaman lagi juga kemungkinan besar sudah ada hafal, yaitu Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas. Sisa 600 halaman lagi.
Kalau 1 halaman sehari, maka kurang dari 2 tahun, Anda sudah hafal 30 juz.
Kalau setengah halaman sehari, maka kurang dari 4 tahun sudah selesai.
Lagu pop Indonesia, lagu Barat, lagu daerah, apakah kira-kira ada manfaatnya di akhirat nanti? Bagaimana dengan adegan film dan talkshow?
Andaikata semua itu kita ganti dengan Al Qur'an, insya Allah akan sangat bermanfaat buat kita nanti. Dan di dunia pun Allah sebut para penghafal Al Qur'an sebagai "keluarga Allah di bumi".
Yuk, mulai dari sekarang. Bisa satu ayat sehari, dua baris sehari. Yang penting konsisten. Mudah-mudahan berhasil sampai hafal 30 juz. Tetapi berapa pun kita berhasil hafalkan, yang paling penting adalah kita sudah berproses dan berusaha.
Kata kuncinya adalah interaksi. Anda sering mendengarnya, lama-lama Anda akan hafal. Anda sering membacanya, lama-lama akan tergambar dalam pikiran.
Bawa Al Qur'an ke mana pun pergi. Pasang MP3 Al Qur'an di mana pun berada. Buat jadwal khusus setiap harinya untuk berinteraksi dengan Al Qur'an.
Ayo menghafal Al Qur'an dan jadi keluarga Allah di bumi!
Belajar Bahasa Arab Yuk!
Alhamdulillah di kantor saya ada ustadz yang mengajar bahasa Arab Al Qur’an, datang seminggu sekali. Walaupun pesertanya kadang naik turun, tapi sejauh ini telah berjalan secara konsisten sejak lebih dari 5 tahun yang lalu, dan sudah diperbaiki mekanismenya di 6 bulan terakhir.
Oya, yang kami pelajari adalah Bahasa Arab Al Qur’an, yaitu merujuk ke isi Al Qur’an. Jadi, ini bukan bahasa Arab percakapan.
Sebenarnya mempelajari Bahasa Arab Al Qur’an ini cukup penting bagi umat Islam. Karena dengan memahaminya, kita bisa meresapi bacaan yang kita baca ketika shalat, berdoa, membaca Al Qur’an tanpa terjemahan, atau mendengarkan bacaan Al Qur’an. Shalat dan doa pun dapat dilakukan dengan lebih khusyuk.
Bahasa Arab Al Qur’an sebenarnya tidak terlalu sulit. Memang perlu hafalan bentuk-bentuk perubahan kata, yang membuat kita lebih mudah memahami. Namun tanpa itu pun, kita bisa mulai belajar Bahasa Arab Al Qur’an.
Salah satu hal yang membuat mudah adalah, kata-kata dalam Al Qur’an sangat sering diulang. Sehingga jika kita sudah memahami arti satu kata dari satu ayat Al Qur’an, maka arti tersebut akan sama di ayat-ayat berikutnya.
Sekarang sudah banyak sekali Al Qur’an dengan terjemahan per kata, yang memudahkan kita mempelajari arti per kata dalam Al Qur’an.
Kita bisa belajar sendiri, walaupun memang akan lebih efektif jika ada guru.
Yang penting, yuk kita mulai! Sekarang! :-)
Oya, yang kami pelajari adalah Bahasa Arab Al Qur’an, yaitu merujuk ke isi Al Qur’an. Jadi, ini bukan bahasa Arab percakapan.
Sebenarnya mempelajari Bahasa Arab Al Qur’an ini cukup penting bagi umat Islam. Karena dengan memahaminya, kita bisa meresapi bacaan yang kita baca ketika shalat, berdoa, membaca Al Qur’an tanpa terjemahan, atau mendengarkan bacaan Al Qur’an. Shalat dan doa pun dapat dilakukan dengan lebih khusyuk.
Bahasa Arab Al Qur’an sebenarnya tidak terlalu sulit. Memang perlu hafalan bentuk-bentuk perubahan kata, yang membuat kita lebih mudah memahami. Namun tanpa itu pun, kita bisa mulai belajar Bahasa Arab Al Qur’an.
Salah satu hal yang membuat mudah adalah, kata-kata dalam Al Qur’an sangat sering diulang. Sehingga jika kita sudah memahami arti satu kata dari satu ayat Al Qur’an, maka arti tersebut akan sama di ayat-ayat berikutnya.
Sekarang sudah banyak sekali Al Qur’an dengan terjemahan per kata, yang memudahkan kita mempelajari arti per kata dalam Al Qur’an.
Kita bisa belajar sendiri, walaupun memang akan lebih efektif jika ada guru.
Yang penting, yuk kita mulai! Sekarang! :-)
Thursday, September 8, 2011
Perlukah Menyalahkan?
Ketika situasi tidak sesuai harapan
Apakah memang pasti ada pihak yang perlu disalahkan?
Memang bisa jadi ada pelaku kesalahan
Namun tidakkah kita ingat
Bahwa segala kejadian Allah juga yang menetapkan?
Apakah tidak terlalu besar
Porsi kita menyalahkan orang lain?
Sudah adilkah kita?
Apakah tidak ada kontribusi kita dalam kesalahan itu?
Berhenti menyalahkan
Introspeksi
Allah pasti punya rencana
Dan itu pasti yang terbaik
Dan orang lain
Tidak pernah ada yang suka untuk disalahkan
Karena mereka sudah mengusahakan yang terbaik
Berikan kepercayaan
Segala sesuatu akan berjalan dengan lebih baik
Apakah memang pasti ada pihak yang perlu disalahkan?
Memang bisa jadi ada pelaku kesalahan
Namun tidakkah kita ingat
Bahwa segala kejadian Allah juga yang menetapkan?
Apakah tidak terlalu besar
Porsi kita menyalahkan orang lain?
Sudah adilkah kita?
Apakah tidak ada kontribusi kita dalam kesalahan itu?
Berhenti menyalahkan
Introspeksi
Allah pasti punya rencana
Dan itu pasti yang terbaik
Dan orang lain
Tidak pernah ada yang suka untuk disalahkan
Karena mereka sudah mengusahakan yang terbaik
Berikan kepercayaan
Segala sesuatu akan berjalan dengan lebih baik
Subscribe to:
Posts (Atom)