Tips tetap menjaga semangat ibadah pasca Ramadhan :
1. Mendekatkan diri dengan Al Qur'an
2. Meneruskan dengan puasa sunnah
3. Melatih kebersamaan ibadah dengan meramaikan masjid
4. Menumbuhkan kepedulian sosial
Lanjutkan kebiasaan selama Ramadhan : shalat tahajjud, dhuha, dan tadarus
Al Qur’an.
Jika kita hanya bersemangat ketika Ramadhan karena termotivasi
dengan pahala yang banyak, lalu semangat kita menurun setelah Ramadhan karena
tidak ada lagi keutamaan yang dijanjikan, maka kita perlu mengevaluasi diri,
apakah kita “hitung-hitungan” dengan Allah?
Mari kita kuatkan diri lagi, mari kita saling mengingatkan lagi.
Dalam pepatah Arab dikatakan, bahwa mereka yang cerdas adalah
mereka yang bisa menguasai hawa nafsunya.
Jika baru saja dua pekan Syawal lalu amalan kita sudah sedemikian
jauh bedanya dengan Ramadhan, maka mungkin kita perlu khawatir, bahwa kita
tidak mendapatkan lailatul qadar di Ramadhan lalu, atau lebih buruk lagi,
amalan Ramadhan kita tidak diterima Allah SWT.
Namun, tidak ada kata terlambat, mari bangkitkan kembali.
Yang paling prioritas adalah melanjutkan membaca Al Qur’an. Al Qur’an
adalah petunjuk, yang kita harus fahami, bukan sekedar dibaca dalam Bahasa Arab
yang tidak kita mengerti, bukan sekedar dengan terjemahan yang belum mendalam.
Sempatkan untuk belajar tafsir Al Qur’an, agar kita memahami arti yang lebih
dalam, menyingkap maknanya.
Jika kita sudah terbiasa membaca Al Qur’an, sehari saja kita tidak
membaca Al Qur’an, maka akan terasa pengaruhnya pada hati kita. Maka, kalau
perlu, kita paksakan.
Berikutnya, tanamkan terus nuansa takut bermaksiat, setakut kita
bermaksiat di bulan Ramadhan, karena takut membatalkan puasa.
Ketika puasa memang kita dapat lebih fokus beribadah, karena
memang dengan puasa, secara fisik aliran darah lebih lambat, sehingga hawa
nafsu lebih mudah dikendalikan. Karena itu pula pemuda yang sudah ingin menikah
namun belum mampu, disarankan untuk berpuasa.
Membawa anak-anak ke masjid sebenarnya bagian dari pendidikan.
Namun ada kalanya anak-anak yang terlalu kecil bisa mengganggu konsentrasi
jamaah lain di masjid. Maka jika kita punya anak kecil, sebaiknya kita mengalah
dengan tidak perlu ke masjid setiap hari, sehingga tetap ada kesempatan
mendidik anak ke masjid, namun juga tidak terlalu mengganggu jamaah yang lain. Dan
selama di masjid, usahakan agar anak dapat dikondisikan untuk tenang.
Jika kita memiliki bacaar Al Qur’an rutin, pastikan ada dalilnya
pada hadits yang shahih, misalnya membaca surat Al Kahfi di hari Jum’at. Jika
kita mengulang untuk menjaga hafalan, maka dibolehkan.
Mempelajari tafsir Al Qur’an sebaiknya dengan guru, agar
memperoleh pemahaman yang tepat. Sekarang banyak sekali kajian tafsir di
Jakarta, dan ada juga di TVRI setiap Minggu pagi menjelang subuh, sekitar jam 4
pagi.
No comments:
Post a Comment