Kajian muslimah kali ini disampaikan oleh dr. Aisyah Dahlan, Koordinator Anti Narkoba di RS Polri (mudah-mudahan ngga salah :-) ).
Mendidik anak di masa sekarang, tidak sama dengan dulu.
Sekarang lebih efektif jika orang tua penuh senyum kepada anak. Mata melotot
harus dikurangi.
Anak yang terjerumus kepada narkoba sering melihat orang
tuanya melotot, ketika memerintahkan untuk shalat, mengajak untuk sahur. Maka
mereka menjadi paranoid dengan ibadah, karena terbayang situasi tersebut.
Perbanyak senyum untuk anak, perbanyak pelukan dan
belaian. Ketika kita tersenyum, akan menghasilkan narkotika alami. Ketika kita
tersenyum kepada anak, anak akan ikut tersenyum. Ketika anak tersenyum, akan
dihasilkan narkotika alami. Narkotika alami tidak akan cocok dengan narkotika
dari luar.
Shiyam menahan diri makan, minum, dan berhubungan suami
istri.
Shaum ditambah dengan menahan diri dari bicara, melihat,
pikiran yang merusak nilai puasa.
Dalam hadits dikatakan bahwa barangsiapa yang berpuasa 1
hari di jalan Allah, Allah menjauhkan jahannam dari dirinya sejauh perjalanan 1
tahun.
Ketika kita meniatkan sesuatu, pesan akan berjalan di
dalam tubuh. Ketika kita kesal atau sedih, pesan akan berjalan dalam tubuh, dan
badan kita menjadi lunglai. Ketika kita berada dalam kondisi hampir sakit, lalu
kita berprasangka akan sakit, maka kita akan benar-benar sakit. Namun jika
dalam kondisi sudah sakit, kita tetap bersemangat akan sehat, bersemangat, kita
akan merasa sehat.
Itulah kekuatan niat, akan bekerja dalam tubuh.
Ditambah dengan visualisasi, yaitu kita membayangkan
sudah melakukan dan sudah berhasil.
Ketika kita mengucapkan apa yang kita niatkan, itu adalah
aktivitas otak kiri, yang akan menggerakan tubuh sebelah kanan.
Ketika kita visualisasikan apa yang kita niatkan, itu
adalah aktivitas otak kanan, yang akan menggerakkan tubuh sebelah kiri.
Maka semua anggota tubuh akan bergerak.
Kemudian pesan akan melewati jantung, ada pacemaker yang
mengulang pesan tersebut sampai 5000 kali. Kalau kita tidak bisa membayangkan,
lihat fotonya. Tidak perlu memikirkan bagaimana cara bisa mewujudkannya.
Katakan, “Bismillahirrahmanirrahim, dengan izinmu, aku ingin (sebutkan
keinginan kita, dan bayangkan).”
Pada tubuh manusia, ada badan seluler (yang terdiri atas
banyak sel) yang bersifat kasar serta bioplasmik, yaitu cahaya. Setiap detik
panjang cahaya yang terpancar berubah-ubah. Ada yang bisa melihat cahaya
tersebut, ada yang bisa melihatnya dengan alat. Ada cahaya yang terpanjang,
yaitu gelombang spiritual.
Gelombang spiritual akan terpancar ketika kita berdoa,
berniat, berprasangka, dan bershalawat.
Ketika kita bershalawat, cahaya kita berjumpa dengan nur
Rasulullah. Jika kita bershalawat subuh dan sore hari, akan dikenal oleh
Rasulullah dan mendapatkan syafaat. Didoakan oleh Rasulullah agar selamat di
shirath.
Cahaya terpanjang adalah doa, kemudian niat, kemudian
prasangka. Shalawat sama panjang dengan doa.
Dalam sehari, seseorang biasanya 60 ribu kali berprasangka.
Berapa kali berdoa? Dan 70% prasangka adalah prasangka buruk. Misalnya ketika
tiba jam makan siang, kita berprasangka bahwa anak akan sulit makan. Ketika
hari mendung kita berprasangka bahwa akan terjadi hujan. Padahal semua itu
belum terjadi, tetapi akhirnya menjadi terjadi.
Dalam bulan Ramadhan, cahaya semakin panjang dan cepat.
Bahan bakarnya adalah karbohidrat pada mitokondria dan air sebagai pembangkit
listrik. Untuk mencukupi kebutuhan air, hitung dari berat badan dibagi 30, itu
adalah jumlah liter air yang dibutuhkan dalam sehari.
Bahan-bahan makanan akan diubah menjadi energi gerak,
cahaya, dan energi yang disimpan (untuk digunakan di saat genting, misalnya
lari kencang di luar kebiasaan ketika menghindar dari kejaran anjing).
Cahaya keluar dari pori energi yang berada di bawah kulit
atau cakra.
Puasa diawali dengan sahur untuk menyiapkan bahan bakar.
Kemudian makanan diproses, dan cahaya terus dikeluarkan hingga menjelang
maghrib, dengan kondisi terpanjang ketika menjelang buka puasa. Itulah sebabnya
kita diperintahkan untuk berdoa menjelang berbuka puasa.
Ketika kita sedang tidak berpuasa. Kita sering makan,
misalnya setiap 2 jam, dan ketika itu makanan diproses, cahaya akan terhenti.
Cahaya memiliki sifat magnet, yaitu akan menarik peristiwa,
kejadian, dan orang yang sejenis dengan yang kita ucapkan dan rasakan.
Maka jika kita memiliki perasaan negatif, seperti marah
atau sedih, segera hilangkan dengan menarik nafas dan beristighfar. Setting
ulang perasaan kita. Istighfar akan menggugurkan pancaran cahaya ke bawah, ke
tanah, sehingga cahaya tidak terpancar. Inilah yang sekarang sering disebut
dengan law of attraction, yang merupakan sunatullah.
Di bulan Ramadhan, kita memperbanyak amal kebaikan,
dengan memperbanyak sedekah. Ketika bersedekah cahaya akan memanjang, seperti
sinyal yang terbuka untuk menerima pesan. Maka ketika itu kita bisa berdoa.
Berdoa sebaiknya mengangkat tangan, agar cahaya yang
dipancarkan lebih panjang, karena keluar dari jari-jari.
Shalat juga memanjangkan cahaya. Shalat adalah cahaya.
Karena itu setelah shalat, jangan menggerutu, jangan berkeluh kesah, menyesali
diri, jangan membicarakan orang lain.
Di dalam bulan Ramadhan, kita memperbanyak shalat sunnah,
ditambah juga dengan tarawih, dan dhuha, maka akan memperpanjang cahaya. Jika
berjamaah, maka akan bertambah panjang lagi.
Orang haid tidak boleh shalat dan shaum karena akibat
perubahan hormon ketika haid, perempuan tidak stabil emosi dan perasaannya.
Perasaan tersebut dapat menjadi semakin intensif jika melakukan shalat dan
shaum. Sedekah dibolehkan, karena ketika bersedekah, orang sempat untuk
melakukan setting perasaan agar positif.
Doa adalah senjata bagi mu'min. Semua sarana ibadah yang
Allah tetapkan akan memperkuat dan memperpanjang cahaya. Yang harus diingat
dalam doa adalah dapat dikabulkan segera, ditunda, diganti, bahkan diberikan di
akhirat.
Tidak ada kebetulan. Yang ada adalah “betul”. Kalau kita
meyakini kebetulan, kita jadi tidak percaya dengan ketetapan Allah, doa adalah
memohon kepada Allah dan sesuai dengan hukum Allah, akan dapat terwujud.
Cahaya dapat diarahkan untuk apa, dan untuk siapa. Al
Fatihah adalah pembuka lapisan bio energi dari orang yang kita doakan.
Semua benda memiliki cahaya, sehingga benda pun bisa kita
tarik.
Adz Dzariyat 23 : Maka demi Tuhan langit dan bumi,
sungguh apa yang dijanjikan itu pasti terjadi seperti apa yang kamu ucapkan.
Disebutkan “Tuhan langit dan bumi”, maka hukum ini
berlaku untuk semua makhluk, termasuk muslim maupun non muslim. Hanya bedanya
kita punya tools yang tidak dimiliki non muslim. Non muslim bisa puasa, bisa
sedekah, tetapi satu yang mereka tidak miliki yaitu shalat, yang hanya dimiliki
oleh muslim.
Perempuan yang sedang hamil cahayanya menjadi lebih panjang
karena bersama dengan cahaya dari janin. Manusia mulai bercahaya sejak dalam
kondisi sebagai sel telur dan zigot. Karena itu ibu hamil disarankan untuk
tidak bicara buruk.
Ibu dan anak gelombangnya mirip. Karena itu jika saling
mendoakan, maka sangat efektif. Dengan ayah, ada sedikit perbedaan, sehingga ada
“kresek-kresek” (kalau dianalogikan dengan radio). Maka ibu harus hati-hati
jika marah.
Ketika kita meminta doa ibu, lalu ibu mendoakan, maka cahaya
dari ibu akan mendorong cahaya kita, dan memudahkan tersampaikannya doa kita.
Belajar dari orang Cina, mereka sangat menghormati ibu, yang selalu dibawa ke
mana pun pergi.
Walaupun kita tidak melihat anak kita, doakan. Juga suami
kita.
Al Qur'an akan mengisi pesan yang kita bacakan. Al Qur’an
setiap hurufnya dijaga oleh malaikat, dan malaikan adalah cahaya. Al Qur’an
menjadi afirmasi.
Di alam barzakh kita akan didudukkan. Amal akan
mengelilingi kita. Shalat di kaki kita, shaum di kepala kita, infaq di samping (lupa
kiri atau kanan :-) ).
Al Qur’an berada di antara mayit dan malaikat dan mengatakan bahwa
mayit ini sahabat dan teman dekatku dan aku tak berpisah dengannya. Maka
sesudah pertanyaan dari malaikat tidak akan ada kesusahan dan kesedihan.
No comments:
Post a Comment