Kita harus memiliki amalan unggulan.
Cara mencarinya adalah sebagai berikut :
1. Tuliskan 10 amalan yang kita lakukan.
2. Hilangkan 5, sisakan 5 yang terbaik.
3. Hilangkan 2, sisakan 3 yang terbaik.
4. Pilih 1 yang terbaik.
"Amalan biasa" bisa menjadi amalan unggulan. Misalnya shalat. Salah satu sahabat Rasulullah Sya'ban, tinggal 3 bukit jauhnya dari masjid nabawi. Namun setiap tiba waktu shalat, ia sudah ada di masjid nabawi dan selalu dapat melakukan shalat sunnah qabliyah.
Di Turki ada sebuah masjid yang didirikan oleh Khairuddin Affandi,
Masjid Shanke Yadem yang artinya
"Anggap saja sudah makan". Masjid yang sangat sederhana, namun dibangun secara mandiri dengan kesungguhan.
Bilal bin Rabah, telah terdengar suara terompahnya di surga oleh Rasulullah. Amalan Bilal adalah selalu menjaga wudhu dan shalat 2 rakaat setiap setelah berwudhu. Dan Bilal masih mendapatkan "passive income" ketika ada orang yang mengikuti teladannya ini. Bilal juga muadzin di masa Rasulullah, dan sekarang muadzin kadang dipanggil dengan sebutan "Bilal". Di akhirat nanti muadzin berleher panjang, mudah dikenali.
Abdullah Ibnu Abbas sangat pandai dalam memberikan kajian.
Abu Hurairah hanya bersama Rasulullah selama 4 thn namun paling banyak meriwayatkan hadits.
Khalid bin Walid panglima perang yang mencari kematian.
Dalam hadits disebutkan bahwa di akhirat nanti untuk masuk ke surga, ahli shalat dari pintu shalat, ahli jihad dari pintu jihad, ahli shadaqah dari pintu shadaqah, ahli puasa dari pintu ar rayyan.
Abu Bakar Ash Shiddiq dipanggil dari semua pintu itu.
Seperti apa amalan Abu Bakar?
Dalam hadits dikisahkan bahwa Rasulullah bertanya, siapa yang pagi ini puasa? Siapa yang mengiringi jenazah? Siapa yang memberi makan orang miskin? Siapa yang mengunjungi orang yang sakit? Siapa yang meringankan orang yang kesulitan? Abu Bakar menjawab "Saya ya Rasulullah" untuk seluruh pertanyaan itu. Dan Rasulullah berkata, tidaklah seluruh amalan tersebut bersatu dalam satu orang kecuali orang tersebut pasti akan masuk surga.
Bagaimana dengan kita?
1. Apa amalan unggulan kita?
2. Apa keteladanan kita?
3. Dari pintu mana kita akan ke surga?
Kenapa hal ini menjadi penting?
Agar ada keseriusan hidup. Bahwa hidup bukan main-main. Agar kita berlomba-lomba. Agar kita bisa memaksimalkan potensi. Pilih amalan yang sesuai dengan potensi dan kekuatan kita.
Agar amalan menjadi unggulan :
Lakukan dengan ikhlas.
Untuk meningkatkan sisi kemanfaatan, ajak yang lain.
Lakukan dengan kualitas terbaik.
Cara mencarinya adalah sebagai berikut :
1. Tuliskan 10 amalan yang kita lakukan.
2. Hilangkan 5, sisakan 5 yang terbaik.
3. Hilangkan 2, sisakan 3 yang terbaik.
4. Pilih 1 yang terbaik.
"Amalan biasa" bisa menjadi amalan unggulan. Misalnya shalat. Salah satu sahabat Rasulullah Sya'ban, tinggal 3 bukit jauhnya dari masjid nabawi. Namun setiap tiba waktu shalat, ia sudah ada di masjid nabawi dan selalu dapat melakukan shalat sunnah qabliyah.
Di Turki ada sebuah masjid yang didirikan oleh Khairuddin Affandi,
Masjid Shanke Yadem yang artinya
"Anggap saja sudah makan". Masjid yang sangat sederhana, namun dibangun secara mandiri dengan kesungguhan.
Bilal bin Rabah, telah terdengar suara terompahnya di surga oleh Rasulullah. Amalan Bilal adalah selalu menjaga wudhu dan shalat 2 rakaat setiap setelah berwudhu. Dan Bilal masih mendapatkan "passive income" ketika ada orang yang mengikuti teladannya ini. Bilal juga muadzin di masa Rasulullah, dan sekarang muadzin kadang dipanggil dengan sebutan "Bilal". Di akhirat nanti muadzin berleher panjang, mudah dikenali.
Abdullah Ibnu Abbas sangat pandai dalam memberikan kajian.
Abu Hurairah hanya bersama Rasulullah selama 4 thn namun paling banyak meriwayatkan hadits.
Khalid bin Walid panglima perang yang mencari kematian.
Dalam hadits disebutkan bahwa di akhirat nanti untuk masuk ke surga, ahli shalat dari pintu shalat, ahli jihad dari pintu jihad, ahli shadaqah dari pintu shadaqah, ahli puasa dari pintu ar rayyan.
Abu Bakar Ash Shiddiq dipanggil dari semua pintu itu.
Seperti apa amalan Abu Bakar?
Dalam hadits dikisahkan bahwa Rasulullah bertanya, siapa yang pagi ini puasa? Siapa yang mengiringi jenazah? Siapa yang memberi makan orang miskin? Siapa yang mengunjungi orang yang sakit? Siapa yang meringankan orang yang kesulitan? Abu Bakar menjawab "Saya ya Rasulullah" untuk seluruh pertanyaan itu. Dan Rasulullah berkata, tidaklah seluruh amalan tersebut bersatu dalam satu orang kecuali orang tersebut pasti akan masuk surga.
Bagaimana dengan kita?
1. Apa amalan unggulan kita?
2. Apa keteladanan kita?
3. Dari pintu mana kita akan ke surga?
Kenapa hal ini menjadi penting?
Agar ada keseriusan hidup. Bahwa hidup bukan main-main. Agar kita berlomba-lomba. Agar kita bisa memaksimalkan potensi. Pilih amalan yang sesuai dengan potensi dan kekuatan kita.
Agar amalan menjadi unggulan :
Lakukan dengan ikhlas.
Untuk meningkatkan sisi kemanfaatan, ajak yang lain.
Lakukan dengan kualitas terbaik.