Thursday, December 15, 2011

Mulai Menghafal Al Qur'an, Dari Mana?

Salah satu pertanyaan yang sering muncul ketika akan memulai menghafal Al Qur'an adalah, dari mana sebaiknya mulai menghafal Al Qur'an?
Apakah dari Juz 1 (Al Fatihah - Al Baqarah), atau dari Juz 30 (An Naas dst sampai An Naba), atau dari Juz 30 (An Naba dst sampai An Naas), atau dari surat-surat pilihan (Yaasiin, Ar Rahman, Al Waqiah, dsb)?

Dari berbagai diskusi, pada dasarnya pilihan mana pun bisa dilakukan, hanya memang ada beberapa plus minus dari masing-masing pilihan tersebut.


Pertama, jika dimulai dari Juz 1 yaitu surat Al Baqarah.


Ada yang menyatakan proses menghafal lebih mudah, karena kata-kata di surat Al Baqarah relatif lebih mudah, dan lebih "familiar", dan lebih banyak pengulangan.
Ayat-ayat Al Baqarah yang panjang memudahkan dalam merangkai hafalan. Namun karena bacaan surat ini relatif jarang kita dengar sebelumnya, proses menghafal benar-benar dari awal.


Kedua, jika dimulai dari Juz 30, dari An Naas dst sampai An Naba.


Dengan metode ini, biasanya hafalan terus dilakukan secara mundur, sampai juz 27 atau 25, bahkan ada yang terus mundur sampai Juz 1.

Biasanya sering diterapkan untuk menghafal di sekolah-sekolah. Metode ini lebih membuat kita termotivasi, karena diawali dengan surat-surat yang pendek, sehingga dalam waktu relatif singkat kita sudah "berprestasi" menghafal "beberapa surat".
Dan surat-surat ini pun biasanya sudah sering kita dengar, sehingga proses menghafalkan pada dasarnya tinggal menyempurnakan apa yang sudah sering kita dengar itu.
Kekurangannya, karena sudah sering terdengar, kita sering "menganggap mudah" sehingga menjadi kurang teliti dalam membacanya (panjang pendek bacaan, bacaan huruf-huruf yang mirip).
Di samping itu, karena biasanya surat-surat ini sudah pernah kita hafal di saat bacaan kita masih belum sempurna, sering kali ada bacaan yang salah kita hafal, yang memerlukan upaya tambahan untuk memperbaiknya.


Ketiga, jika dimulai dari Juz 30, dari An Naba dst sampai An Naas.

Metode ini di satu sisi memulai dari surat-surat pendek, tetapi di sisi lain, dimulainya dari yang terpanjang :-)
Dengan metode ini, biasanya hafalan dilakukan maju mundur, yaitu juz 30 dari An Naba - An Naas, juz 29 dari Al Mulk - Al Mursalat, sampai juz 27 atau juz 25, lalu dilanjutkan dengan Juz 1 sampai Juz 24 atau juz 26.

Ada yang mengatakan metode ini cukup sulit, karena kata-kata di juz 30 itu kurang familiar, plus kita memulai dari surat yang paling panjang, yang paling jarang didengar.
Namun positifnya, kita memulai dari yang "relatif lebih sulit" untuk dilanjutkan dengan yang berangsur-angsur semakin mudah, sampai An Naas.
Dan ada yang menyatakan juga, walaupun juz amma awal itu sulit dihafalkan, tetapi jika sudah hafal, lebih "langgeng" terhafalnya.


Keempat, jika dimulai dari surat-surat pilihan.

Di satu sisi akan lebih memotivasi, karena biasanya surat itu dipilih karena ada keutamaannya. Surat-surat ini pun relatif sudah sering didengar, sehingga mirip dengan pilihan kedua. Yaitu proses menghafalkan pada dasarnya tinggal menyempurnakan apa yang sudah sering kita dengar itu. Dengan kekurangan pada ketidaktelitian membacanya (panjang pendek bacaan, bacaan huruf-huruf yang mirip) karena merasa "sudah sering dengar" serta kemungkinan adanya bacaan yang terlanjur salah kita hafal, yang memerlukan upaya tambahan untuk memperbaiknya.
Kekurangan lain adalah, jika "surat pilihan" sudah habis, motivasi bisa jadi menurun. Selain itu, karena menghafal tidak berurutan, akan diperlukan upaya tambahan ketika akan menghafalkan keseluruhan secara berurutan.


Demikian plus minus dari masing-masing metode, berdasarkan informasi yang pernah saya peroleh :-)

Akan pilih yang mana? Pilih mana pun boleh, yang penting segera dimulai, selagi masih ada kesempatan..
Tetap semangaaaaat :-D

29 comments:

Anonymous said...

wuih,, posted 15 desember 2011. gak ada komentar di postingan ini. iseng saja lah, sembari mengingat masa lalu.. dulu aku memulai dari deretan HaMim mulai dari Ghofir sampai Almursalat. kemudian sikat habis semua Alif Lam Mim , terus sikat habis semua Alif Lam Ro. selanjutnya pencolotan gak ingat urutannya. sampai guru saya bilang "sampeyan iki kok gak khotam khotam".. hehehehe..5 tahun. gak terasa saya sudah lunas. saya juga kuliah waktu itu.. tehnik sipil kan sulit..

Anonymous said...

bisakah belajar tanpa guru?

RUHAMA said...

Tidak bisa kita belajar tanpa guru , sebelum menghafal ada baiknya jika kita pelajari dulu ilmu Tajwid Al Qur'an

irpansyah165 said...

proses menghafal mau di mulai dari manapun bisa , yg menyebabkan kita susah apal adalah maksiat yg selalu kita perbuat.
di dalam quran allah berfirman tidak ada yg boleh menyentuh kuran kecuali telah suci , itu menyentuh bagaimana bila menghafal , harus suci nadan suci hati

thanks

Nurul Jumadissaniyah Sitorus said...

Assalamu'alaikum...bisakah kita menghafal secara otodidak?

"Agus Four " said...

Asalamualaikum . Menurutku Kalau menghafal alquran tidak harus mengerti tajwidnya kok . Kan sekarang udah banyak murotol qurannya jadi mudah untuk belajar. Selanjutnya bisa di sempurnakan dengan ilmu tajwidnya .... jadi selamat menghafal .....wasalam.

Unknown said...

Fondasi utama untuk menghafal Al Qur'an adalah tahsih, perbaiki dulu tajwidnya. Kalau sudah bagus tajwidnya kemudian menghafal Al Qur'an. Kalau menghafal dulu tetapi bacaannya masih keliru karena tidak sesuai tajwid akan mengalami kesulitan untuk memperbaikinya ketika kita sudah hafal Al Qur an. Jadi sebaiknya memperbaiki dulu bacaannya atau belajar tahsin dulu kemudian lanjut dengan tahfidz.

Unknown said...

Menghafal secara otodidak insya Allah. Bisa.. banyak media yg dpt mendukung untuk itu.

Unknown said...

Ya Allah karuniai kami semangat dan kekuatan untuk menghafalkan Al-Qur'an.

Rekomendasi Penginapan Murah said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Pengen banget bisa hapal al qur'an serta paham maknanya.

Drh. Fadhillah Boy said...

Mohon masukan metode yg bagus menghafal alquran bagi yg sibuk aktivitas kerja sehari2..mudah2an dapat balasan dari ALLAH SWT

Drh. Fadhillah Boy said...

Mohon masukan metode yg bagus menghafal alquran bagi yg sibuk aktivitas kerja sehari2..mudah2an dapat balasan dari ALLAH SWT

Drh. Fadhillah Boy said...

Mohon masukan metode yg bagus menghafal alquran bagi yg sibuk aktivitas kerja sehari2..mudah2an dapat balasan dari ALLAH SWT

Unknown said...

Dlm mnghafal al-qur'an apakah kita hrs skaligus menghafal tafsirnya jg ??

Unknown said...

Bagaimana dgn tafsirnya apakah kita hrs mnghafalnya skaligus?

Abdy siregar said...

Apakah ada cara atau kiat akhi biar kita cepat hapal umpanya albaqarah hapal dalam 3 bulan ....

Apa rahasianya akhi?
Mohon penjelasannya atau pengalamanya akhi syukron

Abdy siregar said...

Assalamualaikum akhi
Bagaimana cara menghapal atau kiat agar kita mudah menghapal umpamanya albaqarah 3 bulan udah hapal ..
Minta solusinya lah atau pengalamannya akhi?

Abdy siregar said...

Assalamualaikum akhi
Bagaimana cara menghapal atau kiat agar kita mudah menghapal umpamanya albaqarah 3 bulan udah hapal ..
Minta solusinya lah atau pengalamannya akhi?

Unknown said...

Harus Talaqi atau sama guru atau ustad agar Bacaan nya benar.. Seminggu sekali gak papa...kadang bacaan kita sudah merasa padahal masih banyak yg salah

Unknown said...

Kalau menghafal otodidak atau dengan media.. Bisa juga.. Tapi harus pakai guru... Karena kalau salah nanti guru yg membetulkan.. Tapi kalau belajarnya dari buku atau medi, kalau kita salah gak ada yg menegur atau yg membetulkan

Unknown said...

Menghafal Al Quran harus mengerti Tajwid dasarnya... Media cuma sarana mempermudah... Harus tetap memiliki Guru atau Ustad... Kalau sibuk ya seminggu sekali, seminggu sekali 1 jam aja cukup

Unknown said...

Sebelum sholat atau sesudah sholat fardhu selalu baca Al Quran meskipun cuma 1 ayat tilawah... Sebelum kerja atau pas perjalanan ke kantor di hafalkan ayat yg dibaca tadi.. Kalau lupa, buka lagi Quran di HP nya..

bunda khadijah said...

Masya Allah ternyata sudah banyak comment ya..

Mohon maaf baru terbaca..

Terima kasih yang sudah ikut menjawab dan sharing.. Sangat bermanfaat..

Saya coba menjawab beberapa pertanyaan, mudah2an yang bertanya masih mampir lagi ke sini :

1. Belajar tanpa guru
Sebaiknya belajar Al Qur'an dengan guru, agar ada yang bisa mengecek hafalan kita. Jadi kita "setorkan" hafalan kita itu kepada guru.

Bila otodidak, kita tidak bisa memastikan bila ada hafalan yang salah.

2. Menghafal dahulu atau belajar tahsin / tajwid dahulu
Sebaiknya belajar tahsin / tajwid dahulu, agar bacaan sudah benar ketika menghafal. Memang sekarang sudah banyak contoh muratal yang kita tinggal ikuti bacaannya, namun akan lebih baik bila kita benar2 paham ilmunya.

Bila menghafal dulu lalu baru belajar tahsin, akan perlu proses tambahan untuk memperbaiki bacaan yang sudah terlanjur salah.

3. Menghafal dalam kesibukan
Sudah banyak contoh yang berhasil menghafal dalam kesibukan. Buku yang menjelaskan tentang ini juga sudah ada beberapa yang pernah saya lihat.
Kelihatannya, yang penting kita niatkan dan mulai untuk menghafal, insya Allah, Allah bukakan jalan2 untuk memudahkan kita.

Salah satu yang pernah saya dengar juga adalah dengan cara mengurangi waktu tidur. Banyak penghafal Al Qur'an yang juga punya aktivitas padat di siang hari, tidur hanya 2 jam setiap malam, dan mengalokasikan waktu untuk menghafal.

Semoga Allah mudahkan kita semua untuk bisa menjalankan ini.

4. Apakah menghafal harus dengan arti / tafsir
Sebetulnya Al Qur'an bisa dihafal tanpa memahami arti. Ada cerita seorang anak dari negara non Arab, mengikuti lomba hafalan Al Qur'an di Arab. Hafalannya sangat baik, dan setelah selesai, jurinya bertanya kepada anak itu dalam bahasa Arab, dan anak ini tidak mengerti sama sekali. Jadi ini membuktikan bahwa tanpa mengerti bahasa Arab pun, Al Qur'an bisa dihafalkan.

Namun, bila kita faham artinya, biasanya lebih mudah untuk menghafal. Dan sebagai bagian dari kewajiban kita terhadap Al Qur'an adalah memahaminya, mentadabburi-nya, untuk kemudian mengamalkan. Akan lebih mudah hal ini dijalankan bila kita menghafal dan juga memahami artinya bahkan sampai kepada tafsirnya.

5. Menghafal Al Baqarah dalam 3 bulan (atau target2 lainnya)
Secara teknis, bila kita ingin menghafal 1 / beberapa surat dalam suatu waktu, maka kita bagi target hafalan kita sesuai target tersebut.

Bila contohnya Al Baqarah dalam 3 bulan, Al Baqarah ada 48 halaman, maka dalam sebulan kita harus hafal 16 halaman.

Kemudian bisa kita bagi dalam pekanan. Artinya tiap pekan 4 halaman.
Hari2nya kita bagi misalnya Senin - Kamis kita menghafal 1 halaman baru. Jumat mengulang hafalan pekan tsb, Sabtu dan Ahad mengulang gabungan hafalan.

Tetapi akan ada sangat banyak faktor non teknis. Karena hafal Al Qur'an pada akhirnya adalah karunia Allah.

Ada cerita seorang ibu yang berhasil menghafal 30 juz dalam 10 hari terakhir Ramadhan. Ada cerita seorang anak yang berhasil menghafal Al Baqarah dalam 1 malam.

Tapi banyak juga yang menghafal dan ngga selesai-selesai.

Sementara demikian, semoga bermanfaat.

Laylanoer said...

👍👍👍

bunda khadijah said...

@Laylanoer

Hehehe.. terima kasih.. jazakillah khairan..

benk said...

salah satu cara menghafal, mempraktekkannya saat shalat. bagaimana kalau tiba2 kita blank...lupa hafalannya..apakah shalat saya tidak syah, kalau saya berganti surah ke surah yg saya yakin hafal? terimakasih

bunda khadijah said...

@Benk,
Mohon maaf baru merespon.
Betul, salah satu cara menghafal adalah mempraktekkan dalam shalat. Dan sebetulnya ini justru salah satu cara terbaik. Kita seperti "menyetorkan hafalan kepada Allah". Masya Allah.

Untuk lupa hafalan ketika shalat :

Pertama, pencegahannya dulu.
Sebaiknya sudah dipersiapkan dulu hafalannya sebelum shalat.

Kedua, ketika shalat lupa :
Kalau shalatnya shalat fardhu, maka tidak apa-apa berganti ke surat lain yang yakin hafal. Berhenti sampai akhir ayat yang sedang dihafal juga tidak apa-apa. Misalnya sedang menghafal surat Al Humazah, sudah sampai ayat 4, terpotong tidak ingat. Kembali ke ayat 3 dan berhenti di akhir ayat 3.

Kalau shalatnya shalat sunnah, bisa juga sudah disiapkan Al Qur'an, bisa dibaca sambil shalat kalau pada shalat sunnah.

Semoga bermanfaat. Jazakumullah khairan.

Anonymous said...

Baiknya ambil tahsin dulu agar diperbaiki semua kesalahan dalam membaca Al Qur'an, karena salah baca huruf bisa mengubah arti, dan inti penghafal Al Qur'an adalah menjaga keaslian Al Qur'an. Setelah itu bisa menghafal secara mandiri, lalu setorkan ke guru tahfidz.