Thursday, July 22, 2010

My Lego Network, Coba Deh!

Masih ingat Lego? Mainan merakit yang populer di tahun 80-an?

Di era internet ini, Lego membuat www.lego.com.
Yah itu mah biasa kali yah? Website yang isinya company profile dan list product?

Oooooh tidak tidak.. (Telenovela mode on hehe..)

Pertama memang ada list produk. Ditampilkan berbagai product stream. Menarik. Untuk lego robot, bisa dicoba programming-nya.

Ada forum. Para member bisa diskusi tentang berbagai produk lego, saling memberikan rekomendasi ataupun keluhan.

Ada lego digital designer. Kita bisa membuat rakitan lego secara digital. Bikin rumah, robot, pesawat, bebas. Dengan lego brick yang beraneka ragam dan tak terbatas.

Dan yang paling keren, yang jadi judul tulisan ini, My Lego Network :-D

My Lego Network adalah game online yang didukung oleh jejaring sosial dengan blogging (meskipun nggak nulis sih, hanya memantain web page).

Inti permainannya adalah melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh networker, agar kita naik level yang disebut "rank".

Tugas-tugas disampaikan melalui email. Tugas-tugasnya biasanya adalah membuat suatu barang (contohnya red lego brick, apple, honey pot), yang dalam prosesnya bisa dilakukan melalui pertukaran dengan teman, membuat "kebun/pabrik" di page lalu "memanen", atau membuat dari "blueprint". Beberapa barang perlu kita kumpulkan dulu, baru bisa kita buat dengan menggunakan "blueprint". Di situlah gunanya inventory.

Serunya, adalah menunggu panen, mencari teman untuk trade, menyusun strategi penggunaan page untuk bisa panen maksimal.

Jadi di sini, anak-anak berlatih :
1. Bersabar. Panen di kebun tidak bisa seketika. Ada yang sehari baru bisa panen 5, 10, tapi ada juga yang 50.
2. Berkolaborasi. Beberapa tugas membutuhkan bantuan teman untuk "mengklik" di kebun kita. Dan pada beberapa tugas, kita bisa bertukar barang dengan teman.
3, Menyusun strategi. Page kita terbatas, ada beberapa modul kebun yang harus kita atur agar hasil panen kita maksimal.
4. Analisis. Petunjuk yang disampaikan melalui email perlu dipahami dan dianalisis, agar kita dapat melakukan tugas dengan benar.
5. Mencari informasi. Beberapa tahap kurang jelas tugas yang harus dilakukan. Untuk itu perlu mencari informasi di forum, atau bertanya pada teman).
6. Berkreasi. Salah satu tugas memerlukan upload kreasi lego kita, baru dapat dipanen.
7. Bahasa Inggris :-) Seluruh email, forum, command di page adalah dalam bahasa Inggris. Anak-anak jadi terlatih untuk membaca dalam bahasa Inggris, dan kalau aktif di forum, juga berpendapat dalam bahasa Inggris.
8. Internet tools. Adanya email, forum, web page, membuat anak terlatih dengan internet tools.

Kok kayaknya rumit banget? Nggak koook.. Game ini dirancang untuk anak-anak, jadi tingkat kerumitannya sedang-sedang saja :-)

Oya, supaya bisa main dengan lancar, ada dua prasyaratnya sih. Pertama, akses internet yang cukup cepat. Karena di sini banyak animasi, pergerakan-pergerakan gambar, yang bikin bete dan ngehang kalo akses internetnya lambat.
Kedua, sedikiiit kemampuan Bahasa Inggris, supaya nggak bingung-bingung banget baca petunjuk via email dari networker.

Kok saya tau persis apa yang terjadi di game itu? Hehehe, saya diajak untuk jadi member juga oleh anak saya. Dan sekarang sedang kerajingan, sudah hampir sampai rank 3. Lumayan buat iseng-iseng.

Yuk ajak anak-anak main. Ayah Ibunya juga boleh. Add saya ya, puzzlegirl55 :-)

Let's brick :-D

Sunday, July 18, 2010

Selamat Datang Kembali Lego

Sebelum dimulai, analisis ini sebagian besar berdasarkan pengamatan saya atas Lego. Ditambah dengan sedikit studi literatur di internet tentang perkembangan perusahaan Lego. Kalau ada yang kurang tepat, mohon dimaafkan :-)

Bagi mereka yang di tahun 2010-an ini berusia sekitar 30-40 tahun dan di masa kecilnya hidup di kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Medan, Surabaya, tentunya sudah tidak asing lagi dengan mainan Lego. Mainan Lego menyertai pertumbuhan kita sampai kira-kira usia SMP. Merakit berbagai bentuk, membuat rumah-rumahan, mobil-mobilan, baik sesuai contoh, atau karangan kita sendiri. Senangnya :-)

Dengan munculnya game console dan game komputer, pamor Lego sempat menurun drastis. Tidak dapat disangkal, dibandingkan dengan PS, Nintendo, dan game komputer yang hingar bingar dan banyak sekali variasinya, main Lego menjadi terasa "kok gini aja sih".

Tanda-tanda hilangnya Lego terasa di toko-toko mainan. Lego menjadi sangat langka, stoknya jauh berkurang, dan berada di sudut-sudut yang tidak menarik.

Entah memang demikian di seluruh dunia, atau pas di toko yang saya kunjungi ya? :-)

Saya sempat sedih, apakah Lego akan mati? Sayang sekali jika mati. Dengan main Lego, kita berlatih untuk sabar, tekun, sekaligus kreatif. Kita bisa bermain sesuai contoh, tapi juga bisa berkreasi sesuai imajinasi. Dua sisi yang sangat positif bukan?

Tapi, Lego ternyata hebat. Mereka berhasil come back.

Bagaimana caranya? Apa bisa mainan Lego bersaing dengan game komputer dan game console?

Di sinilah kuncinya, ketika tidak bisa bersaing, maka berkolaborasilah.

Maka Lego pun mulai masuk ke arena game console dan membuat www.lego.com. Dari sana, anak-anak kembali diperkenalkan dengan serunya merakit Lego. Maka setelah bermain game-nya, mereka pun tertarik untuk mencari Lego untuk dirakit. Ide yang cerdas!

www.lego.com pun dikemas sangat menarik. Diawali dengan mendaftar sebagai member, anak-anak diberi kesempatan untuk meng-upload kreasi Lego mereka di dunia nyata, dan mendapatkan point dari sana, yang berguna untuk mencapai target-target pada game online.

Ada fasilitas email, message board, forum, page untuk setiap member. Dengan tugas-tugas yang diberikan oleh admin yang disebut Networker.

Ada juga fasilitas desain digital, yaitu anak-anak dapat membuat desain Lego sesuka mereka, dengan berbagai komponen Lego. Desain digital ini dapat dipesan komponennya ke Lego, dan dibangun di dunia nyata.

Di sini juga ada fasilitas untuk mencoba membuat program robot Lego, yaitu Lego Mindstorm.

Dan sekarang Lego pun mulai jeli, untuk bekerja sama dengan produsen film kartun. Karakter-karakter kartun dibuat menjadi rakitan lego. Anak-anak pun kembali suka dengan lego. Termasuk anak saya :-)

Selamat datang kembali Lego :-)

Oya saya bukan karyawan Lego lho ya, hanya pehobi dan simpatisan saja :-)

Anak-anak Belajar Membuat Robot, Seru!

Dimulai dari browsing di www.lego.com, anak saya menemukan informasi produk Lego Mindstorm, yaitu lego robotik.

Kerennya (atau pintarnya www.lego.com) di sana diberikan contoh beberapa jenis robot (yang sudah jadi tentunya) dan anak-anak bisa mencoba membuat program untuk robot itu. Seru!

Tinggal klik-klik ikon visual programming-nya (ada contohnya), program di-run, lalu ada visualisasi robot melakukan perintah sesuai program (video dari robot tersebut). Keren kan?

Dari situlah anak-anak saya akhirnya tertarik untuk belajar membuat robot.

Maka sayapun mulai browsing mencari sekolah atau kursus robot di Jakarta.

Cukup sulit juga. Sekitar dua tahun lalu saya ingat ada tempat belajar robot di Gramedia Matraman. Tapi saya cari di Mbah Google tidak ada.

Ketemu satu penyelenggara kursus, lokasinya jauh, di Kelapa Gading. Ada lagi yang lain, di Surabaya. Sampai akhirnya ketemu, di Senayan City.

Minggu lalu kami coba ke sana, seruuu!

Karena baru pertama kali datang, belum langsung ke Lego Mindstorm, tapi Lego Education dulu. Tapi sudah cukup keren :-) Awalnya lego dirakit dulu, termasuk motor-motor penggeraknya. Contoh perakitan diikuti dari program di komputer. Setelah rakitan selesai, USB pada rakitan dimasukkan ke komputer, mulai dengan visual programming. Programming-nya masih ada contohnya, tetapi sambil dijelaskan oleh pembimbing, apa arti dari masing-masing blok program itu. Program dijalankan, robot pun bergerak, kereeeen!

Ada robot penyepak bola, pemutar gasing, singa mengaum, buaya membuka mulut, dan desain-desain lainnya. Lucu-lucu, tapi robot gitu loh :-D

Maka, sejak minggu itu, tema kami setiap akhir minggu adalah kursus robot. Mudah-mudahan anak-anak saya tetap konsisten menjalani kursusnya, dan bisa menjadi pembuat robot hebat dari Indonesia :-)

Game Internet untuk Anak-anak (dan Ayah Ibunya :-))

Beberapa bulan terakhir, 2 anak saya yang besar sedang hobi main game online di internet.

Awalnya dari nonton film kartun di TV kabel, ada alamat website-nya. Iseng-iseng mereka coba masuk. Ada membership-nya, mereka coba sign up. Di sana ternyata ada berbagai game online yang seru!

Ada kompetisi membuat film kartun. Jadi mereka harus membuat script kartun yang isinya tinggal dipilih-pilih, dibuat cerita, buat beberapa teks, isi dengan pilihan-pilihan suara, submit.

Ada game creator. Jadi di sini mereka justru bukan main game, tapi membuat game. Ada berbagai tools yang tinggal dipilih, siapa tokohnya, bagaimana perjalanan game-nya, serta bagaimana menyusun bonus dan rintangannya. Selesai, submit. Nanti bisa terlihat sudah berapa orang di internet yang memainkan game kita, dan berapa mereka memberi rate.

Ada lagi kompetisi sepak bola. Jadi mereka membuat tim dengan teman-teman yang ada di network tersebut, mendaftar ke sebuah kompetisi, lalu akan muncul jadwal pertandingan. Pertandingan hanya bisa terjadi jika perwakilan kedua tim ada yang online. Jika dalam dua hari tidak online, maka dianggap kalah.

Ada lagi permainan yang menuntut kesabaran dan juga ketelitian. Jadi di game ini, ada target dan level-level yang harus dicapai. Untuk mencapai target-target itu, ada petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam email dari admin website. Salah satu tugasnya adalah mereka juga harus membuat sendiri halaman website, men-setup-nya, dan di situ mereka bisa membuat tugas-tugas dan melakukan "panen" atas tugas-tugas tersebut setiap harinya. Mereka juga harus berteman dengan beberapa admin dan teman sesama peserta, karena ada beberapa tugas yang memerlukan bantuan dari teman-teman tersebut. Nah kalau game yang ini, saya juga suka :-D

Ternyata, game anak-anak di internet itu banyak juga yang bermanfaat bukan? Meningkatkan kreativitas, mengasah ketekunan, membiasakan komunikasi dalam bahasa Inggris, terbiasa berkenalan dengan teman-teman di seluruh dunia, terbiasa dengan berbagai aplikasi di internet seperti search, email, chat, forum, message board, bahkan blog. Dan kemampuan ini akan sangat membantu ketika mereka diberi tugas dari sekolah, dan diminta untuk mencari di internet.

Agar hasilnya optimal, ada beberapa kualifikasi yang diperlukan :
1. Anak-anak harus berkomitmen bahwa mereka hanya boleh mengakes website anak-anak. Jika ada yang aneh, harus komit untuk langsung ditutup.
2. Bisa berbahasa Inggris dasar, karena berbagai website penyedia game tersebut merupakan website internasional.
3. Bagi orang tua, sedapat mungkin carilah akses internet yang unlimited. Jika aksesnya bukan unlimited, harus dibuat kesepakatan batas waktu bermain setiap harinya.
4. Walaupun akses internet unlimited, sebaiknya tetap ada batas waktu bermain agar anak juga melakukan aktivitas fisik lainnya.

Selamat mendampingi (dan ikutan) anak-anak bermain di internet :-)