Friday, December 31, 2010

List Pekerjaan Asisten Rumah Tangga

Untuk asisten rumah tangga (sekarang kebanyakan menyebutnya asisten ya, lebih enak juga terdengarnya :-) ), saya juga buatkan list pekerjaannya. Hanya, asisten ini bukan yang memasak, jadi silakan ditambahkan jika ada pekerjaan memasak.

Kalau ada waktu, akan saya buatkan list yang termasuk pekerjaan belanja dan memasak :-) Tinggal ditambahkan saja sih :-) Sebenarnya lebih baik lagi kalau ada jam-jam-nya. Karena banyak juga ART yang nggak ngeh bahwa dia itu harus bangun pagi :-)

Berikut list pekerjaannya, semoga bermanfaat :-)

Tiap hari :
1. Sapu - pel semua ruangan atas dan bawah (termasuk kolong-kolongnya)
2. Melap semua meja, rak-rak, lukisan di ruangan atas dan bawah
3. Menyiapkan baju anak-anak ke sekolah
4. Menyiapkan bekal anak-anak pagi hari
5. Mencuci baju anak-anak
6. Menyetrika baju anak-anak
7. Menemani anak-anak mandi
8. Membereskan kamar mandi setelah anak-anak mandi
9. Menemani anak-anak bermain / nonton TV
10. Membereskan kamar / ruangan tempat anak-anak bermain / nonton TV
11. Merapikan kamar dan tempat tidur
12. Mengganti keset kamar mandi jika basah
13. Menyapu dan mengepel lantai kamar mandi atas dan bawah
14. Memeriksa saluran air kamar mandi dan membersihkan jika kotor
15. Membersihkan cermin-cermin kamar mandi
16. Menyiapkan buah anak-anak
17. Menyiapkan makan anak-anak (pagi dan malam)
18. Menemani anak-anak makan
19. Menyiapkan minuman dan susu untuk di kamar
20. Menyiapkan kamar tidur
21. Membereskan kamar jika masih ada mainan anak-anak
22. Mengecek jika anak-anak ada PR
23. Menyiram tanaman di teras atas

Seminggu sekali :

Senin
Membersihkan kamar mandi atas
Membersihkan kamar mandi bawah
Mencuci lantai teras atas (tempat pohon-pohon)

Selasa
Mengelap kaca, kusen, krei
Mengelap pegangan tangga
Membersihkan ruangan bawah tangga
Mencuci jaring-jaring di jendela

Rabu
Membersihkan lantai di bawah sofa
Mem-vaccum cleaner sofa
Membersihkan bagian atas lemari di kamar-kamar
Membersihkan CD-CD di dekat TV, di lemari bawah TV di ruang tamu dan di kamar

Kamis
Membersihkan meja bolong-bolong, mengeluarkan isinya, membersihkan, dan merapikannya kembali
Membersihkan pajangan-pajangan di lemari atas dan bawah
Membersihkan buku-buku di lemari atas dan bawah

Jumat
Mengeluarkan semua isi lemari anak-anak, membersihkannya jika berdebu
Membersihkan lemarinya
Merapikan kembali
Lemari anak-anak : Lemari baju, lemari buku, lemari mainan, lemari telpon

Sabtu
Membersihkan kamar mbak termasuk isi lemari dan tempat tidur atas

Minggu
Memotong daun-daun tanaman yang berwarna kuning / coklat
Membersihkan pot-pot
Mencabut tanaman2 liar

Jika garasi kosong :
Membersihkan semua kotak-kotak di garasi
Merapikannya kembali

Thursday, December 30, 2010

Tugas Babysitter - Jadwal Kegiatan Anak & List Barang

Terakhir, daftar kegiatan harian anak dan daftar barang bawaan jika akan pergi.
Semoga bermanfaat :-)


Kegiatan harian Anak (jam tidak harus tepat)

06.30
Makan buah / jus

07.00
Mandi pagi

07.30
Makan pagi

08.30
Sekolah (di hari sekolah)

11.00
Makan buah / jus

12.00
Makan siang

13.00
Tidur siang

15.00
Makan jus buah

16.00
Mandi sore

17.00
Makan malam


Persiapan jika akan pergi

1. Makanan sesuai jam kepergiannya.
2. Kue / biskuit / cemilan lainnya.
4. Mainan
3. Minuman
5. Baju pergi (minimal 2 stel)
6. Popok (minimal 2 buah)
7. Handuk kecil / besar
8. Jika akan sampai malam, bawa baju tidur
9. Jika akan mandi, bawa perlengkapan mandi (sabun, sampo)
10. Jika akan menginap, perhitungkan kira-kira perlu berapa banyak barang-barangnya.
11. Tisu

Tugas Babysitter - Petunjuk Umum Pengasuhan

Selain tugas harian dan mingguan, saya berikan juga referensi petunjuk umum pengasuhan anak kepada babysitter. Berikut ya Mommies..
  1. Kerjakan semua tugas dengan baik. Boleh minta bantuan Mbak lain, tapi jangan menyuruh-nyuruh. Bantu pekerjaan Mbak lain sedapat mungkin.
  2. Jangan tinggalkan anak sendirian. Jika ada keperluan, titipkan ke Mbak yang lain.
  3. Jaga anak jangan sampai jatuh atau terbentur ke tempat yang keras/tajam.
  4. Latih untuk pipis / pup di toilet. Upayakan agar siang hari mulai tidak menggunakan popok.
  5. Jika anak menangis atau menolak ketika akan mandi / makan / apapun, jangan dipaksa.
  6. Bujuk sampai dia mau sendiri. Jika menangis, redakan dulu tangisnya. Buat suasana menjadi menyenangkan.
  7. Jaga barang-barang di rumah, jangan sampai rusak / pecah. Jaga anak jangan sampai merusak barang.
  8. Biarkan anak mencoba apa saja, kecuali berbahaya (listrik, api / panas, tajam). Kalau dia melakukan yang terlarang, arahkan untuk melakukan hal yang lain. Jangan dilarang.
  9. Upayakan agar anak makan di kursi makannya. Kalau bisa makan jangan sambil bermain.
  10. Jangan makan sambil berjalan-jalan di luar rumah. Jangan makan di teras.
  11. Ajak mengobrol apa saja, dengan suara yang cukup keras dan jelas. Ceritakan apa saja. Jika bingung, bacakan buku.
  12. Mengajak ngobrol jangan sampai berbohong. Ceritakan yang benar karena anak akan terus mengingatnya.
  13. Bicara seperti biasa, seperti dengan orang dewasa. Tidak perlu dicadelkan. Jangan terlalu keras / berlebihan.
  14. Tunjukkan mana yang benar. Jangan menyalahkan.
  15. Berikan pujian, dorongan. Jangan merendahkan / mengejek.
  16. Biarkan anak mencoba melakukan sesuatu sendiri. Kalau kelihatannya kesulitan, bantu dan beri semangat.
  17. Banyakkan membaca buku, gunakan permainan yang dimiliki, kurangi menonton TV.
  18. Ajari berdoa, sebelum makan, sebelum tidur, sesudah makan, bangun tidur. Buku doa ada di salah satu buku-buku.
  19. Ajari menyanyi lagu anak-anak. Jika akan dinyanyikan sebelum tidur, upayakan agar membaca Al-Fatihah.

Tugas Babysitter - Harian & Mingguan

Dear Mommies,

Barangkali bermanfaat, berikut daftar tugas harian dan mingguan babysitter yang aku berikan ke babysitter anakku untuk reminder dan check list dia setiap harinya.

Mungkin berguna juga buat Moms sekalian :-) Silakan.. :-)

Pekerjaan Harian

1. Menyiapkan jus buah / buah potong. Buah dikeluarkan dulu dari kulkas 1-2 jam sebelumnya pagi. Potong buah / buat jus buah menjelang akan dimakan, supaya tidak terlalu dingin, tapi masih segar.
2. Menyiapkan makanan Anak : nasi, lauk, sayur. Banyakkan sayurnya. Dan sayur kalau bisa habis. Menu menu bervariasi dari hari ke hari agar tidak bosan & cukup gizinya. Lihat buku menu.
3. Siapkan bekal sekolah (kalau Anak sekolah).
4. Merapikan & membersihkan kamar Anak dan isinya, merapikan mainan Anak setelah bermain, merapikan isi lemari.
5. Mencuci baju Anak (2x sehari kalau perlu), menyetrika baju Anak yang sudah kering, merapikan baju Anak di lemari.
6. Mencuci alas sepatu/sandal Anak (setelah bepergian, bagian bawah saja, jangan dibasahi semuanya).
7. Perhatikan stok / persediaan kebutuhan Anak (sabun, sampo, cotton buds, pakaian jika sudah kekecilan). Segera beritahu kepada Ibu/Bapak agar dapat disempatkan untuk membeli.
8. Bersihkan tempat sampah kamar anak-anak dua kali sehari.

Pekerjaan Mingguan (dilakukan pagi / siang / malam, waktu Anak tidur)

Senin
Mengganti sprei tempat tidur (kalau kotor, segera diganti meskipun belum seminggu)

Selasa
Membersihkan kursi makan Anak dan mencuci tas pergi Anak (kalau Sabtu Minggu pergi)

Rabu
Mengelap sepeda yang kecil (kuning)

Kamis
Mengelap sepeda yang besar (biru muda), mencuci roda sepedanya

Jumat
Mengelap mainan Anak yang ada di kamar anak-anak (bola, puzzle besar, lego, dll)
Memotong kuku Anak

Sabtu
Mengelap mainan Anak yang ada di kamar ibu bapak (mobil-mobilan, mainan di kontener)

Minggu
Mencuci tas sekolah Anak

Thursday, December 23, 2010

Ikhlas - Rukun & Tips

Lanjutan tulisan sebelumnya, dari pengajian dzuhur Ust. Muhsinin Fauzi tentang ikhlas. Semoga bermanfaat.

3 rukun ikhlas :

1. Satu tujuan : Allah

Sepanjang perbuatan, awal, sepanjang, akhir. Seringkali orang fokus di awal tetapi tergelincir di akhir.

Sebagai contoh, orang yang berniat berangkat haji. Di awal ia sangat berhati-hati menjaga hatinya agar ikhlas. Juga sepanjang perjalanan. Tetapi ketika ia kembali dari haji, mulai muncul kesombongan dan riya.

2. Sesuai dengan ilmu

Tindakan yang kita lakukan harus tetap standar sesuai rukun. Karena kita menginginkan ridha Allah, maka kita harus melakukan sesuai standar Allah.
Dalam pekerjaan, ada dua standar yang harus dipenuhi. Yaitu sesuai aturan sunnah, dan juga mengikuti standar yang disepakati kedua pihak. Jika kita ingin dipuji Allah, maka tunaikan kewajiban kepada orang lain dengan sebaik-baiknya. Kerja pun harus dilakukan dengan sesempurna mungkin.

2. Maksimal, dikerjakan dengan kesungguhan

Misalnya ketika kita memberikan sodaqoh, berilah sebanyak-banyaknya yang kita mampu. Bukankah kita mengharapkan pujian dari Allah? Bukankah kita juga berusaha maksimal ketika kita ingin dipuji oleh manusia?

Dalam hal pelaksanaan rukun ikhlas ini, jika rukun pertama tidak dilakukan, yaitu satu tujuan kepada Allah, maka ikhlas ini menjadi batal, dan kita jatuh kepada riya.

Sedangkan jika kita tidak melakukan rukun kedua dan ketiga, keikhlasan tidak menjadi batal, hanya menjadi tidak sempurna.

Cara terbaik / tips untuk ikhlas adalah memperbanyak perbuatan.

Pada prinsipnya, hati akan menganggap berat sesuatu hal yang jarang dilakukan. Misalnya ketika kita pertama kali umroh, atau kita pertama memberikan sodaqoh, akan terasa tinggi nilainya dalam hati kita.

Jika sesuatu sering kita lakukan, di hati akan terasa ringan, maka akan lebih mudah untuk mengikhlaskan.

Untuk ikhlas membutuhkan ma'rifatullah tinggi. Perlu keyakinan akan kebesaran Allah. Allahu Akbar. Allah Mahakuasa. Mengapa harus bererharap kepada yang tidak memiliki kuasa? Bahkan orang yang hebat pun tidaklah hebat. Yang berkuasa hanya Allah.

Hati hanya bergantung pada yang dianggap hebat. Maka sering-seringlah mengulang Allahu Akbar dalam hati.

Salah satu tips yang mudah dilakukan agar kita tidak mengharapkan pujian orang, adalah menganggap semua orang seperti kucing. Jika yang memberikan tepuk tangan, pujian, apresiasi, adalah kucing, apakah hati kita akan berbunga-bunga? Meskipun orang tidak persis dengan kucing, tetapi pada dasarnya sama, yaitu tidak memiliki kuasa.

Ketika kita riya, sebenarnya kita meletakkan diri dihinakan oleh yang kita harap tersebut.

Yang terpenting dalam ikhlas adalah doa. Karena ikhlas adalah karunia Allah.

Tanya Jawab :

T : Jika di masa lalu kita tidak ikhlas, apakah kita bisa meminta agar diubahkan menjadi ikhlas?

J : Tidak. Karena ikhlas harus dilakukan pada awal, sepanjang, dan akhir sebuah amal. Jika pada proses tersebut sudah ada ketidakikhlasan, maka demikianlah nilai amal tersebut.
Namun, pada dasarnya karunia akhirat adalah karena rahmat Allah, bukan karena perbuatan dan amal kita. Maka yang bisa kita lakukan adalah bertaubat dari riya tersebut. Apa lagi riya adalah dosa terbesar setelah syirik.

Setelah taubat, kembali ke 0, kita tata perbuatan setelah itu, kita tata hati kita agar dapat menjadi orang yang ikhlas.

T : Jika kita melihat orang yang menampakkan amalannya, apakah dapat kita anggap dia riya?

J : Ikhlas adalah amal hati. Apapun tindakannya, bisa saja riya, bisa saja ikhlas. Hanya Allah yang mengetahui. Bahkan malaikat pun tidak mengetahui. Malaikat hanya akan mencatat semua amal yang nanti akan dinilai dan dihisab oleh Allah SWT, di mana amal yang dilakukan tanpa keikhlasan, akan dihapuskan.

Untuk mengetahui motif ikhlas, kita dapat melihat dari ke mana “ujung” suatu amal kita lakukan.
Dalam kita melakukan sesuatu, selalu ada tujuan awal yang bisa saja berhenti di situ, atau masih ada tujuan yang lebih jauh lagi, sampai menuju ke mardhotillah.
Jika tujuannya masih menuju ke mardhotillah, menuju ridha Allah, maka amal tersebut benar dilakukan dengan keikhlasan.

Dalam dakwah, tujuan awal tentunya memang agar orang lain mengikuti. Namun tujuan selanjutnya, bisa berbeda. Jika berhenti sampai agar orang lain mengikuti dan mengingat kita sebagai pelopor, maka bisa jatuh kepada riya.
Tetapi jika tujuannya lebih jauh lagi, yaitu agar orang lain melakukan amal soleh, dan agama ini menjadi semakin maju, dan menuju ridha Allah, maka masuk dalam ikhlas.

Dalam kerja, tujuan awal adalah gaji. Jika berhenti sampai di gaji dan kedudukan, dapat jatuh kepada riya. Tapi jika diniatkan untuk menafkahi keluarga sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah, dapat masuk dalam ikhlas.

Yang terpenting adalah terus mewaspadai bolak baliknya hati. Kita perlu terus meneliti kondisi batin setiap saat.

Doa yang sangat baik untuk dibaca untuk menetapkan hati : Tsabbit qalbi alad diinik

Beberapa buku yang dapat dibaca tentang ikhlas : Madarijus Salikin dan Quantum Ikhlas.

Ikhlas - Manfaat Ikhlas

Ikhlas

Hari Kamis datang lagi, saatnya pengajian mendalam tentang hati dari Ust. Muhsinin Fauzi. Kali ini tentang ikhlas. Sayang sekali lagi, saya tidak hadir dari awal. Mudah-mudahan dari apa yang saya tuliskan dapat bermanfaat.

Tulisan ini cukup panjang, maka saya bagi menjadi dua bagian.

Tiga manfaat dari ikhlas

1. Diterimanya amal

Ikhlas tidak ada kaitannya dgn balasan dan penerimaan dari orang lain. Penerimaan di dunia nggak mempengaruhi hatinya.

Keikhlasan dapat mendorong diterimanya amal, baik oleh Allah maupun di dunia. Salah satu contoh, Imam Nawawi, menuliskan banyak buku yang mendapatkan penerimaan yang sangat luas, antara lain Arbain yang padahal sudah pernah ada yang menuliskannya sebelumnya. Konon hal ini disebabkan karena tingginya keikhlasan beliau.

Jika kita melakukan perbuatan tanpa keikhlasan, bisa jadi kita tidak mendapatkan apapun di dunia, juga tidak mendapatkan apapun di akhirat. Alangkah meruginya.

Indikasi riya antara lain kita takut dilihat dilihat orang dalam melakukan sesuatu. Jika kita ikhlas, ada ataupun tidak ada orang tidak mempengaruhi perbuatan kita.

Dalam ikhlas, hati hanya fokus kepada Allah. Segala yang selain Allah tidak dianggap, tidak ”direken”. Karena itu, keikhlasan hanya dapat ditangkap oleh hati merasakan kebesaran Allah.

Mata fisik hanya dapat menangkap yang ”paling”. Sebagai contoh, jika disandingkan antara Bajaj dan Mercedes Benz, maka mata kita akan memilih salah satu yang paling, dan biasanya adalah yang paling hebat, yaitu dalam hal ini Mercedes Benz.

Demikian juga dengan hati. Hati hanya fokus pada yang ”paling”. Jika kita belum dapat membayangkan Allahu Akbar, di hati ada orang yang kita anggap hebat selain Allah, maka tindakan kita bisa jadi akan dimaksudkan kepada orang tersebut. Kita menjadi riya kepadanya.

Jika orang ikhlas : setan gak akan menyentuhnya. Ini harus terus dijaga dengan ma'rifatullah.

Sifat ikhlas dalam banyak hal bertentangan dengan kapitalisme, yang sering diwarnai dengan sikap pamrih. Di masa sekarang, rasanya tiada tindakan tanpa motif dunia. Orang yang baik tanpa kepentingan, menjadi terasa aneh.

Dalam kerja pun, definisi kerja ikhlas harus jelas. Apa motif kita dalam bekerja? Jika kita mengatakan bahwa kerja adalah ibadah, maka kita harus ikhlas. Sudahkah kita ikhlas?

Pada budaya kerja saat ini di mana orang diharapkan menonjolkan diri, menjual diri, menunjukkan kemampuan, agar terlihat oleh atasan, dapat terjebak dan memberikan ruang untuk riya. Bahkan untuk kerja yang dilakukan atas nama dakwah.

Untuk itu, memang diperlukan kesungguhan batin yang terus menerus.

Tindakan yang tidak diikhlaskan, tidak dihargai oleh Allah SWT, bahkan bisa membawa masuk neraka.

Sebagai contoh, membaca Qur'an adalah ibadah sunnah. Jika kita tidak melakukan maka kita tidak berdosa. Tetapi jika kita melakukan dengan riya, maka kita dapat menjadi berdosa.

Maka mereka yang sudah rajin beribadah, sudah masuk ke wilayah ibadah sunnah. Pastikan kita sudah masuk ke wilayah ikhlas. Agar ibadah yang kita lakukan tidak menjadi petaka.

Apakah lalu kita lebih baik berhenti melakukan ibadah sunnah?
Tentunya tidak! Hal ini bukan dimaksudkan agar kita berhenti melakukan ibadah sunnah, akan tapi untuk memaksimalkan ibadah kita.

2. Hidup Bahagia

Ikhlas adalah karunia dari Allah. Dan mereka yang ikhlas akan memperoleh ketentraman dan ketenangan dalam hidup. Hidup menjadi tentram karena terbebas dari pamrih dan riya.

Biaya riya sesungguhnya sangat mahal. Demi gengsi dan kesan dari orang lain, kita rela menghabiskan banyak uang untuk memilih tempat makan yang bergengsi, memilih baju yang mahal.

Orang yang ikhlas memiliki fleksibilitas hidup yang tinggi. Kondisi di bawah maupun di atas tetap dapat dijalani dengan tentram.

Masalah orang di jaman sekarang : ingin disebut xxx, takut disebut xxx. Hal ini menjadikan kehidupan tidak tentram.

Orang ikhlas hidup tentram, hidup sesuai dengan kemampuannya

3. Ikhlas kepada Allah mendorong kebaikan

Salah satu sebab berhentinya orang melakukan kebaikan adalah ketika apa yang menjadi pamrihnya tidak ia peroleh. Ia berharap pada pujian, tanggapan, apresiasi orang, yang ketika tidak didapatkan, mengakibatkan kekecewaan, yang akhirnya membuatnya berhenti berbuat baik.

Jika tujuan kita hanya kepada Allah, kita akan terus berbuat baik, dan terus berbuat baik, karena kita tidak memerlukan tanggapan dari orang lain.

Tuesday, December 14, 2010

Teratur vs Santai

Mari kita bayangkan dua orang ini. Si A dan si B.

Si A adalah orang yang memang sulit untuk berkomitmen. Serba santai. Sulit untuk berdisiplin. Sulit untuk melakukan segala sesuatu yang sudah disepakati. Aktivitas dilakukan tanpa rencana, sesuai kehendak, dan sering kali ditambah dengan sifat pelupa.

Sedangkan si B adalah orang yang disiplin dan teratur, semua kegiatan terencana, dengan daya ingat yang kuat.

Jika mereka bertemu dalam suatu urusan, maka kemungkinan besar akan terjadi konflik :-)

Seperti yang saya alami sekarang :-)
Saya beri ilustrasinya ya, dengan kasus dan orang yang berbeda tentunya :-)

Misalnya si A, yang meminjam barang kepunyaan si B, toples misalnya. Si B meminjamkan satu toples yang terbaik, dengan catatan agar dikembalikan keesokan harinya, karena toples itu akan digunakan oleh Ibunya untuk acara arisan.

Di hari yang dijanjikan, ternyata si A tidak datang mengembalikan, si B menghubungi pun tidak ada jawaban.

Si B sangat kesal dengan kondisi ini, karena rencananya berantakan.

Bagi saya sendiri, rasanya seperti mau meledak :-) Tapiiii, percuma meledak, yang hancur malah kita sendiri :-) Hidup terlalu penting untuk dikacaukan hanya oleh masalah sekecil itu :-)

Kembali ke si B, show must go on. Untuk Ibunya, akhirnya dia berikan toples lain. Yang harus dicamkan adalah, bahwa memang tidak selalu segalanya berjalan dengan sempurna :-)

Lalu bagaimana sebaiknya di kemudian hari?
Yang juga harus dicatat adalah, kita bisa mencoba untuk mengubah diri sendiri. Tapi sangat sulit bagi kita untuk mengubah orang lain.

Jika kita pada posisi sebagai si B yang tertib menghadapi si A yang santai, sepertinya lebih baik mencoba untuk mengerti, tentunya (mudah-mudahan) ada alasan yang tepat sehingga dia tidak bisa memegang komitmennya. Kalaupun tidak ada alasan yang tepat, karena memang sudah ”dari sononya” sifat si A, maka justru kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan sifatnya.

Kembali ke contoh kasus toples tadi, kita diberikan saja toples lain, yang memang tidak direncanakan untuk digunakan segera. Sepertinya ini yang paling aman :-) Tapi akhirnya tidak ada pembelajaran bagi si A.
Alternatif yang lebih baik adalah, kita memberikan jadwal yang lebih ketat. Jika kita memerlukan toples itu di hari Jumat, minta ke A agar mengembalikan di hari Rabu, agar masih ada kesempatan jika dia terlambat mengembalikan. Ada baiknya kita jelaskan, mengapa kita perlukan pada hari Rabu, agar A bisa memahami kondisinya.

Jika kita adalah si A yang kurang terorganisir, ada baiknya kita mulai memperbaiki diri. Dalam banyak hal, komitmen kita sangat diharapkan oleh orang lain. Dan komitmen ini menjadi ukuran orang lain dalam mempercayai kita. Ini berlaku dalam hubungan sehari-hari, apa lagi dalam pekerjaan. Cobalah untuk memahami kepentingan orang lain, dan penuhi jadwal yang diminta orang lain, walaupun bagi kita terasa remeh. Misalnya pada kasus toples tadi, mungkin bagi si A tidak menjadi masalah jika toples itu dikembalikan hari Rabu atau hari Jumat, tapi ternyata bagi si B, ada perbedaan signifikan pada kedua pilihan hari tersebut.

Demikian sharing hari ini, semoga bermanfaat :-)

Thursday, December 9, 2010

Makna Hijrah - Buruk Tinggalkan, Baik Mulailah!

Di tahun baru 1432 H ini, saya ingin share sebuah prinsip perubahan diri, yang saya peroleh dari salah satu guru hidup saya, yaitu Ayah saya :-)

Perubahan dapat dibagi menjadi dua klasifikasi. Yang pertama adalah meninggalkan kebiasaan buruk. Dan yang kedua adalah memulai kebiasaan baik.

Sesuai dengan sifat manusia, terdapat perbedaan dalam melakukan kedua perubahan tersebut. Sifat manusia yang berperan di sini adalah sifat sebagaimana digambarkan pada peribahasa ”sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit” dan ”alah bisa karena biasa”.

Maka dalam kebiasaan, manusia cenderung untuk terus meningkat. Sesuatu yang pernah dimulai, biasanya lambat laun akan menjadi sering dilakukan, menjadi lebih lama dilakukan, dan akhirnya terbiasa.

Maka, ada perbedaan strategi untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan memulai kebiasaan baik.

Untuk memulai kebiasaan baik, kita dapat melakukannya secara bertahap. Dari hal yang paling sederhana, dari skala yang kecil, dari periode yang jarang. Lambat laun, kita akan terbiasa, dan kita akan dapat melakukan peningkatan. Menuju ke kebaikan yang lebih luas, dalam skala dan jumlah yang lebih signifikan, dan semakin sering dilakukan.

Misalnya, kita ingin membiasakan bersedekah. Kita bisa mulai dengan 1 bulan sekali, setiap kali menerima gaji, dengan besaran misalnya Rp. 5.000.
Jika sudah terbiasa, pada tahap berikutnya, bisa kita tingkatkan, menjadi 1 minggu sekali, misalnya setiap hari Jum’at ke kencleng di masjid kantor, dengan besaran 10.000.
Selanjutnya, bisa ditingkatkan lagi, dan terus ditingkatkan lagi.

Sedangkan untuk meninggalkan kebiasaan buruk, harus dilakukan secara total, drastis, tidak bisa dilakukan secara bertahap. Karena selama kita masih melakukan suatu kebiasaan buruk, walaupun dalam skala yang kecil dan jarang kita lakukan, kecenderungannya adalah kita akan terus melakukan kebiasaan tersebut, malah meningkat, dan bukan menghilangkannya.

Misalnya, kita punya kebiasaan menonton tayangan gosip. Kita tidak bisa berusaha menghilangkan kebiasaan itu dengan cara bertahap. Misalnya kita coba turunkan jadwal menonton, dari setiap hari menjadi dua hari sekali. Kecenderungannya, kita malah akan meningkatkan lama menonton di setiap dua hari sekali itu. Dan lama-lama kita malah kembali ke menonton setiap hari. Yang benar adalah kita benar-benar hentikan sama sekali menonton tayangan gosip. Titik. :-)

Memang yang perlu diingat adalah, bahwa saat memulai adalah biasanya memang saat yang paling berat.

Mungkin bisa dianalogikan dengan ketika kita menderita sariawan. Ketika sariawan sedang cukup parah, maka saat sariawan paling menyakitkan adalah ketika kita bangun tidur. Karena sariawan cenderung tidak tersentuh dan mulut kita tidak banyak bergerak.

Sentuhan pertama pada sariawan, biasanya sangat menyakitkan dan mengejutkan. Namun sentuhan kedua dan berikutnya, biasanya menjadi lebih terasa ringan, dan akhirnya kita bisa makan dan minum dengan sedikit saja terasa sakit.

Ini berlaku di saat kita memulai kebiasaan baik, maupun meninggalkan kebiasaan buruk.

Tapi jika kita memang merasa hal itu adalah yang terbaik untuk kita, dan kita memang berkomitmen, maka harus segera dimulai. Sekarang.

Demikian sharing kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua yang sedang berniat untuk memulai kebiasaan baik dan meninggalkan kebiasaan buruk :-)

Thursday, December 2, 2010

Untuk Anakku, Melangkah Menjadi Manusia Mandiri

3 tahun yang lalu
Allah titipkan kau di rahim Mama

Ke mana pun Mama pergi, kau Mama bawa
Apa pun yang Mama makan dan minum, jadi santapanmu juga
Senang dan sedih Mama, jadi senang dan sedihmu juga
Semoga 9 bulan nan indah itu
Adalah awal yang baik untukmu, Nak

9 bulan berlalu
Kau yang mungil Allah hadirkan di dunia
Hadiah ulang tahun terindah buat Mama
Teman dan mainan baru untuk Ayah dan dua kakakmu

Selangkah lagi kau menuju mandiri, Nak

Raga kita sudah terpisah
Namun nyamanmu dalam dekap Mama
Dan tautan raga masih tetap terjalin
Makanan Mama masih jadi satu-satunya sumber makananmu
ASI menjadi penghubung kita, Nak

6 bulan berlalu
Hanya ASI lah makananmu
Walaupun sempat tersentuh susu sapi
Mari kita anggap sebagai prestasi bersama ya, Nak?
Kita berhasil lalui masa ASI Eksklusif * :-)

Selangkah lagi kau menuju mandiri Nak

ASI Mama masih menjadi sumber makananmu
Tapi tidak lagi satu-satunya
Ayah dan Mama masih menggendongmu untuk melihat dunia
Tapi kau sudah mulai bergerak sendiri

Waktu terus berjalan

2 tahun sudah umurmu
Sudah waktunya kau untuk disapih, Nak
Tapi kau masih suka ASI Mama
Mama coba bujuk agar kau mencontoh kakak
Tidak lagi minum ASI, tapi minum air putih dan susu sapi

Tapi kau belum mau, dan Mama pun tak mau memaksa
Kita pun teruskan kebersamaan ya, Nak
"Tusyu Mama" begitu selalu kau minta sebelum tidurmu

Sampai tiba hari itu
Di usiamu yang 2 tahun (sekitar) 3 bulan

Allah bantu kita, Nak
Saat kau batuk pilek, saat lidahmu terasa pahit
Saat "tusyu mama" pun jadi terasa pahit
Kau pun tak mau lagi ASI Mama
Ritual tidur pun berganti, menjadi cukup ditepuk-tepuk
Perpisahan yang begitu mudah

Selangkah lagi kau menuju mandiri, Nak

Berakhir sudah tautan raga kita
Kau sudah bisa bergerak sendiri
Dan kau sudah punya makanan dan minumanmu sendiri

Ada sedikit sedih di hati Mama, karena perpisahan ini
Tapi ini adalah langkahmu, Nak
Langkahmu menjadi manusia mandiri

Mama harus kuat
Karena kau juga harus jadi manusia yang kuat

Kelak kau akan terus melangkah, Nak

Sekarang kau sudah mulai ke luar rumah
Walau hanya seminggu 2 kali selama 3 jam
Kelak akan berubah menjadi 5 hari selama 6 jam
Tapi kau masih pulang ke rumah setiap malam
Kau masih makan apa yang Mama makan juga

Kau akan terus melangkah, Nak

Kelak kau akan ada mulai pergi menginap, walau mungkin hanya semalam
Yang nantinya akan berubah menjadi bermalam-malam
Kau akan putuskan sendiri apa yang akan kau makan
Tapi kau masih perlu Ayah dan Mama untuk membantumu dengan uangnya

Kau akan terus melangkah, Nak

Kelak kau akan tidak lagi tinggal bersama Mama
Kau akan punya kehidupanmu sendiri, penghasilan sendiri
Tempat tinggalmu sendiri, dan makanan minumanmu sendiri

Kau akan terus melangkah, Nak
Melangkah menjadi manusia mandiri

Semoga apa yang Ayah dan Mama berikan
Allah ridhai sebagai sesuatu yang bermakna, untuk kehidupanmu kelak, Nak

Teruslah melangkah, Nak
Doa Mama dan Ayah selalu bersamamu
Semoga Allah senantiasa menunjukkan jalan terbaik untukmu

* untuk my dear boy ketiga
Juga untuk kedua boys kakaknya
Puisi seadanya Mama :-) *

Thursday, November 25, 2010

3 Tingkatan Bersyukur

Dari Ceramah Dzuhur di kantor siang ini, pembahasan yang sangat mendasar dari Ust. Muhsinin Fauzi. Sebenarnya saya (sekali lagi hehe..) tidak hadir dari awal, tapi mudah-mudahan ada yang bisa menjadi hikmah.

Bersyukur adalah situasi batin yang terus merasakan kenikmatan atas karunia Allah.

Berkembangnya kapitalisme dan semakin meluasnya globalisasi, menyebabkan kita selalu dikejar target, yang ternyata dapat mengarah menjadi sikap kurang bersyukur, melupakan syukur.

Target, sebagaimana yang kita sering alami sendiri, semakin lama semakin meningkat. Tidak pernah ada target yang mundur. Jika saat ini kita berhasil meningkatkan penjualan 10% misalnya, maka tahun depan akan ditarget menjadi 15%. Tidak mungkin menjadi 5%. Dan itu terjadi terus menerus. Terus meningkat.

Dalam mengejar target, kita jadi seolah-olah melupakan syukur. Kita melihat yang belum kita dapatkan, dan melupakan yang sudah kita dapatkan.

Rasa ingin mendapatkan lebih bukan merupakan hal yang salah. Tetapi kita harus bisa merasa bahagia dengan yang sudah kita dapatkan.

Yang sering terjadi saat ini, begitu kita memperoleh yang kita inginkan, kita langsung mengeset target berikutnya.
Contohnya, hari ini masuk kerja, kita langsung memasang target dalam 2 tahun promosi. Hari ini kita dipromosi, kita langsung pasang target promosi lebih tinggi lagi.

Saat ini di kalangan motivator, mulai dimasyarakatkan metode "menikmati kemenangan-kemenangan kecil". Keberhasilan-keberhasilan kecil yang diperoleh kita nikmati, agar hati lebih tenang dan tenteram.

Maka salah satu tips untuk dapat bersyukur adalah fokus terhadap apa yang sudah didapatkan dan jangan berfokus kepada apa yang belum didapatkan.

Bersyukur artinya menikmati yang didapatkan.
Kabahagiaan artinya merasakan kenikmatan atas yang didapatkan.
Sehingga bersyukur dan bahagia adalah hal yang sangat saling berkaitan.

Penelitian menemukan bahwa tingkat kebahagiaan masyarakat modern menurun drastis. Survei terhadap 11 kota di Indonesia tentang tingkat kebahagiaan, menunjukkan bahwa 50% orang Jakarta tidak bahagia. Orang Medan paling tidak bahagia, dan orang Semarang paling bahagia.

Jika kita bersyukur Allah akan meridhai.

Bersyukur pada dasarnya adalah ibadah hati yang cukup mudah. Hanya dibutuhkan konsentrasi bati, tidak diperlukan waktu dan posisi khusus. Dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Terdapat tiga kategori tingkatan syukur :

Tingkat pertama, bersyukur atas karunia Allah yang kebetulan kita sukai.
Bersyukur ini adalah bersyukur tingkat paling dasar, tingkat awam. Namun tetap perlu kerja keras untuk dapat membiasakannya.

Tingkat kedua, bersyukur atas karunia yang datang dari Allah yang tidak kita sukai.
Harus diyakini bahwa mata manusia tidak seawas iradah Allah. Harus diyakini bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik. Dengan tingkat syukur seperti ini, apapun yang terjadi di luar kita tidak akan membuat kita sedih. Karena kebaikan belum tentu ada pada yang kita sukai.

Tingkat ketiga, bersyukur kepada Allah tanpa melihat karunia.
Bersyukur tertinggi, tanpa kepentingan. Selama datang dari Allah, maka disyukuri.

Apakah lalu dengan kondisi seperti ini maka jadi tidak ada dinamika?

Ternyata justru sebaliknya.

Dalam bab lain kehidupan, ada perintah meningkatkan kebaikan, yang juga harus tetap dilakukan. Justru dengan rasa syukur, dengan kelapangan hati, bisa meningkatkan potensi. Jika hati keruh, potensi tidak keluar, justru sulit untuk meningkatkan kebaikan. Hal ini berlaku umum, dalam kita menyikapi orang lain. Penerimaan akan mendatangkan potensi, penolakan akan menurunkan potensi.

A Good Message

Pagi ini saya terima email bagus sekali dari milis asiforbaby. Saya copy paste ya. Semoga bermanfaat :-)

===

This is a powerful message in our modern society. We seemed to have lost our bearing & our sense of direction.

*

One young academically excellent person went to apply for a managerial position in a big company.

He passed the first interview, the director did the last interview, made the last decision.

The director discovered from the CV that the youth's academic achievements were excellent all the way, from the secondary school until the postgraduate research, never had a year when he did not score.

The director asked, "Did you obtain any scholarships in school?"
The youth answered "none".

The director asked, " Was it your father who paid for your school fees?"
The youth answered, "My father passed away when I was one year old, it was my mother who paid for my school fees.

The director asked, " Where did your mother work?"
The youth answered, "My mother worked as clothes cleaner. The director requested the youth to show his hands. The youth showed a pair of hands that were smooth and perfect.

The director asked, " Have you ever helped your mother wash the clothes before?"
The youth answered, "Never, my mother always wanted me to study and read more books. Furthermore, my mother can wash clothes faster than me."

The director said, "I have a request. When you go back today, go and clean your mother's hands, and then see me tomorrow morning.*

The youth felt that his chance of landing the job was high. When he went back, he happily requested his mother to let him clean her hands. His mother felt strange, happy but with mixed feelings, she showed her hands to the kid.

The youth cleaned his mother's hands slowly. His tear fell as he did that. It was the first time he noticed that his mother's hands were so wrinkled, and there were so many bruises in her hands. Some bruises were so painful that his mother shivered when they were cleaned with water.

This was the first time the youth realized that it was this pair of hands that washed the clothes everyday to enable him to pay the school fee. The bruises in the mother's hands were the price that the mother had to pay for his graduation, academic excellence and his future.

After finishing the cleaning of his mother hands, the youth quietly washed all the remaining clothes for his mother.

That night, mother and son talked for a very long time.

Next morning, the youth went to the director's office.

The Director noticed the tears in the youth's eyes, asked: " Can you tell me what have you done and learned yesterday in your house?"

The youth answered, " I cleaned my mother's hand, and also finished cleaning all the remaining clothes"

The Director asked, " please tell me your feelings."

The youth said, Number 1, I know now what is appreciation. Without my mother, there would not be the successful me today. Number 2, by working together and helping my mother, only I now realize how difficult and tough it is to get something done. Number 3, I have come to appreciate the importance and value of family relationship.

The director said, " This is what I am looking for to be my manager. I want to recruit a person who can appreciate the help of others, a person who knows the sufferings of others to get things done, and a person who would not put money as his only goal in life. You are hired."

A child, who has been protected and habitually given whatever he wanted, would develop "entitlement mentality" and would always put himself first. He would be ignorant of his parent's efforts. When he starts work, he assumes that every person must listen to him, and when he becomes a manager, he would never know the sufferings of his employees and would always blame others. For this kind of people, who may be good academically, may be successful for a while, but eventually would not feel sense of achievement. He will grumble and be full of hatred and fight for more. If we are this kind of protective parents, are we really showing love or are we destroying the kid instead?*

You can let your kid live in a big house, eat a good meal, learn piano, watch a big screen TV. But when you are cutting grass, please let them experience it. After a meal, let them wash their plates and bowls together with their brothers and sisters. It is not because you do not have money to hire a maid, but it is because you want to love them in a right way. You want them to understand, no matter how rich their parents are, one day their hair will grow gray, same as the mother of that young person. The most important thing is your kid learns how to appreciate the effort and experience the difficulty and learns the ability to work with others to get
things done. *

Sabar? Mungkin Ini 3 Kuncinya

2 hari yang lalu, hari Senin saya demam, radang tenggorokan, tertular dari anak saya yang nomor dua, yang Senin itu sudah mulai sehat.

Senin malam, anak saya yang bungsu mulai demam. Selasa saya masih dalam penyembuhan, sekaligus menjadi perawat anak saya yang bungsu, lengkap dengan begadangnya.

Rabu, karena tidak enak sudah dua hari tidak masuk kantor, sayapun berangkat. Alhamdulillah si bungsu ternyata sudah mulai membaik, sehingga sudah bisa ditangani oleh Mbak Susternya.
Berhubung baru begadang plus masih belum sembuh benar, pulang kantor saya rasanya benar-benar lelah.

Alhamdulillah masih sempat mandi. Dan jam 5 sudah sampai di rumah.

Mulailah bermunculan berbagai masalah sehingga akhirnya kesabaran saya hilang (lagi). Hiks.
Anak kedua mogok mengerjakan PR. Setelah dipaksa, dia mengerjakan PR sambil menangis. Anak bungsu rewel, minta naik ke atas, turun ke bawah. Ayah saya datang, saya tak sempat bicara lama. Anak pertama saya cek, belum belajar. Mbak Suster mengeluh meriang. Lampu dan AC kamar menyala padahal tidak ada orang.

Padahal saya masih punya target pribadi, saya belum makan, belum shalat Isya, belum packing orderan, plus hidung masih mampet karena flu.

Rasanya saya sungguh manusia superburuk. Tidak bisa menjaga kesehatan diri dan keluarga. Tidak bisa memotivasi anak untuk belajar. Tidak bisa me-manage para Mbak dan penggunaan peralatan di rumah. Tidak bisa menjadi anak yang baik buat Ayah saya.

Perasaan ini membuat saya semakin down, semakin bete. Dan dengan betenya saya, semakin buruk reaksi saya terhadap berbagai persoalan yang di waktu lain bisa saya selesaikan dengan gemilang.

Sampai akhirnya semua anak sudah tidur. Setelah saya selesai makan. Setelah saya selesai shalat Isya dan packing orderan.

Tiba-tiba rasanya 80% persoalan jadi selesai.

Namun saya jadi menyesal, betapa sesungguhnya tadi banyak hal yang bisa saya sikapi dengan baik.

Mungkin kuncinya :

Pertama, lupakan target pribadi.
Makan masih bisa ditunda. Waktu Isya masih panjang. Packing orderan apa lagi, tertunda sehari pun tak masalah.

Kedua, berlaku kuat dan sabar.
Walaupun sudah lelah dan mau meledak. Berpura-puralah untuk tetap kuat dan sabar. Kalau perlu niatkan dalam rangka jaim dan gengsi. It might work.

Ketiga, hilangkan harapan akan kesempurnaan.
Harapan akan kesempurnaan membuat kita terbeban akan target. Mungkin anak kita boleh-boleh saja PR-nya tidak terlalu bagus. Mungkin anak kita boleh-boleh saja sekali-sekali tidak belajar. Mungkin tidak apa-apa sekali-sekali tidak menyambut kedatangan Ayah.
Point terakhir ini yang sepertinya paling penting. Dengan melihat prestasi walaupu kecil, kita menjadi lebih tenang.

Dan tadi performansi saya sebenarnya tidak terlalu buruk.

Saya sempat mendengar si sulung berlatih piano dan tepuk tangan. Saya sempat shalat maghrib dengan tenang karena si bungsu dengan suka rela beralih ke suami. Anak nomor dua akhirnya bisa menikmati mengerjakan PR-nya. Si Mbak Suster ternyata sudah tidak meriang. Saya sempat juga bercanda dengan si bungsu, dan dia tertawa geli.

Hidung mampet, sebaiknya cobalah untuk tabah. Bagaimana jika nanti kena penyakit yang lebih parah? Apa akan merasa layak untuk terus berkeluh kesah dan marah-marah? Baru hidung saja yang bermasalah.

Ternyata, malam ini tidak terlalu buruk. Cobalah untuk memaafkan diri sendiri. Walaupun tetap berusaha untuk memperbaiki diri.

Tetap semangaaaat :-)

Monday, November 8, 2010

Mendidik Calon Jenderal

Kisah ini saya peroleh dari Mbak Neno Warisman, ketika beberapa tahun yang lalu berceramah di kantor saya. Sangat berkesan, sehingga sampai sekarang saya masih ingat. Mohon izin kepada Mbak Neno untuk saya share, semoga banyak yang dapat memperoleh manfaatnya.

Saya mulai ya kisahnya..

Beberapa puluh tahun yang lalu, di sebuah desa di Jawa Tengah, tinggal seorang Ibu dengan seorang anak laki-lakinya, yang bernama Joko (saya lupa-lupa ingat nama sebenarnya).
Sebagaimana pada umumnya rumah di desa, di belakang rumah itu terdapat kandang ayam peliharaan keluarga. Maka di halaman belakang itu berkeliaranlah ayam-ayam, termasuk kotorannya yang menghiasi seluruh penjuru halaman.

Siang itu Joko sedang bermain di halaman belakang, ketika tiba-tiba seekor ayam hinggap dan membuang kotorannya tepat di paha Joko.

Sontak Joko pun menangis, memanggil ibunya yang saat itu sedang memasak di dapur. "Ibuuuu", begitu teriak Joko berulang-ulang sambil menangis merengek, sampai ibunya datang menghampirinya.
"Ada apa Nak? Ibu kan sedang memasak di dapur untuk kita makan siang nanti. Kamu kenapa Nak?", tanya sang Ibu dengan sabar.
"Iniiiiii", kata Joko, masih menangis merengek, sambil menunjuk ke kotoran ayam yang ada pahanya.
"Ooo, ada kotoran ayam ya? Nih, Ibu bersihkan ya", kata sang Ibu sambil menyingkirkan kotoran ayam itu ke tanah halaman.
"Tuh, sudah bersih, menangisnya berhenti ya", kata sang Ibu.

Sang Ibu pun kembali ke dapur, mencuci tangan, untuk kemudian melanjutkan memasak.
Belum selesai Ibu Joko mencuci tangan, terdengar lagi suara Joko.
"Ibuuuuu", teriak Joko lagi, berulang-ulang, sambil menangis merengek lagi.
Sang Ibu pun kembali menghampiri Joko.
"Ada apa lagi Nak? Ada kotoran ayam lagi?" tanya Ibu Joko sambil mencari-cari di mana kotoran ayam itu hinggap kali ini.
"Bukaaan, kembalikan lagi kotoran ayamnyaaa", teriak Joko, sambil menangis merengek.
Ibu normal pasti naik pitam dan langsung menolak permintaan aneh seperti itu. Tapi tidak dengan Ibu Joko. Dengan sabar dia ikuti kemauan anaknya.
"O ya? Mau dikembalikan lagi? Ya sudah, nih, Ibu kembalikan lagi ya." kata Ibu Joko sambil mengambil kembali kotoran ayam tadi dari tanah halaman, dan meletakkannya di paha Joko.
"Sudah ya, sekarang Ibu mau masak lagi." Ibu Joko pun kembali ke dapur, mengulang mencuci tangan, dan bersiap-siap kembali memasak.

Belum sempat Ibu Joko mulai memasak, terdengar lagi suara Joko.
"Ibuuuuu", untuk ketiga kalinya Joko berteriak, berulang-ulang, sambil menangis merengek.
Ibu normal biasanya sudah akan ada dalam posisi sangat naik pitam, meracau sana-sini, kesal, karena berkali-kali dipanggil untuk hal yang tidak penting, di tengah kesibukan yang sedang dilakukan.
Tapi apa yang dilakukan Ibu Joko? Dia tetap sabar, dan kembali menghampiri Joko, sama seperti reaksinya ketika mendengar teriakan Joko yang pertama.
"Lho, ada apa lagi Joko?" tanya sang Ibu dengan tetap tenang.
"Bentuknya kok bedaaaa" teriak Joko, sambil menangis merengek.

Wah, sungguh hal yang mustahil. Bagaimana mungkin mengembalikan kotoran ayam seperti bentuknya semula?
Ibu normal biasanya akan marah besar, dan mulai memberikan ceramah tentang kemustahilan itu.
Apa yang dilakukan Ibu Joko?
Ibu Joko hanya berkata, "Joko, Joko, mudah-mudahan kamu kalau besar nanti jadi Jenderal ya. Dari kecil sudah pintar sekali memberi perintah".

Dan Anda tahu apa yang terjadi pada Joko? Ketika Pak Joko menceritakan kisah ini pada Mbak Neno, beliau sudah menjadi Jenderal bintang tiga. Subhanallah.

Betapa kekuatan kesabaran dan doa seorang Ibu, akan membuahkan hasil yang sangat gemilang di masa depan.

Beberapa hal yang bisa kita petik untuk kita teladani dari Ibu Joko adalah :
1. Sabar, sabar, sabar. Pada dasarnya kita pasti, sekali lagi pasti, bisa untuk tetap bersabar.
2. Cari sisi positif dari hal yang dilakukan anak. Menyalahkan anak seringkali justru menjadi kontra produktif, membuat anak menjadi kurang berani. Hargai semua yang anak lakukan dan inginkan.
3. Berdoa, berdoa, berdoa. Doa adalah harapan. Doa bisa membantu terwujudnya kenyataan. Hati-hati dengan ucapan negatif, karena juga bisa menjadi doa yang buruk.

Semoga kita semua dapat meneladani kesabaran Ibu Joko, dan mendidik anak-anak kita menjadi pemimpin bangsa. Amin :-)

Kisah Anak Menjual Sapi (3)

Lanjutan kisah dari pengajian Ramadhan dua bulan yang lalu, disampaikan oleh Ust. Adiwarman Karim, tentang seorang ibu solehah dan anaknya yang soleh yang sedang berusaha menjual seekor sapi.

Keesokan paginya, sang Ibu berkata lagi kepada anaknya, ”Nak, tolong kau jualkan sapi ini ke pasar, kau boleh jual 1.000 atau 2.000 dirham.”

Sang anak pun menyanggupi perintah ibunya, dan berangkat menuju ke pasar.

Sampai di lokasi pasar, ternyata hari itu pasar tutup, sehingga sang anak tidak lagi bisa berjualan.

Sambil menuju pulang, sang anak berjumpa dengan seorang lelaki.

Sang lelaki yang rupanya adalah setan yang sedang menyamar, berkata kepada sang anak, ”Nak, apakah akan kau jual sapi itu?”
Sang anak pun berkata kepada lelaki tersebut, ”Ibu meminta saya untuk menjual sapi ini kepada Bapak seharga 1.000 atau 2.000 dirham”

Lelaki itu pun berkata, ”Nak, kulihat kau sudah 3 kali bolak balik dari rumahmu yang jauh ke pasar ini. Bagaimana jika kautawarkan kepadamu suatu hal. Kubeli sapi ini seharga 2.000 dirham, tapi kausampaikan kepada ibumu, bahwa terjual seharga 1.000 dirham. 1.000 dirham lagi kauambil untukmu sendiri.”

Sang anak, dengan keterbatasan pikirnya, menjawab, ”Tidak Pak. Bagaimana mungkin aku akan membohongi ibuku yang sudah melahirkan dan membesarkanku?”

Dan iapun kembali ke rumah, bersama sapi yang belum juga terjual.

Pulanglah sang anak ke rumahnya. Ibunya terkejut melihat sapinya belum terjual. Dia pun bertanya, mengapa hal itu bisa terjadi, dan apakah memang tidak ada orang yang bersedia membeli sapi mereka.

Maka berkatalah sang anak, ”Ibu, hari ini pasar tutup maka aku tidak bisa berjualan ke pasar. Di perjalanan pulang, sebenarnya aku berjumpa dengan seorang Bapak yang bersedia membeli sapi ini seharga 2.000 dirham. Namun ia memintaku untuk membohongimu, dan berkata bahwa sapi ini terjual 1.000 dirham, dan mengambil 1.000 dirham untukku sendiri. Bagaimana mungkin aku akan membohongi Ibu yang sudah melahirkan dan membesarkanku?”

Sang Ibu yang soleh pun terharu, dan berkata, ”It’s OK my son. Besok kau coba jual lagi ya Nak.”

Bertepatan dengan saat itu, datanglah sekelompok orang ke rumah tersebut. Kelompok orang ini ternyata adalah Bani Israil yang sedang mencari sapi betina. Sapi ini ternyata sangat cocok dengan yang mereka cari. Maka mereka pun membeli sapi itu seharga emas seberat sapi tersebut.

Subhanallah. Kesalihan, ketaatan, dan kesabaran yang membuahkan hasil gemilang.

Kisah Anak Menjual Sapi (2)

Lanjutan kisah dari pengajian Ramadhan dua bulan yang lalu, disampaikan oleh Ust. Adiwarman Karim, tentang seorang ibu solehah dan anaknya yang soleh yang berusaha menjual seekor sapi.

Keesokan paginya, sang Ibu berkata lagi kepada anaknya, ”Nak, tolong kau jualkan sapi ini, seharga 2.000 dirham, kepada orang yang kautemui kemarin, atau ke pasar.”

Sang anak pun menyanggupi perintah ibunya, dan berangkat menuju ke pasar.

Dalam perjalanan menuju ke pasar, sang anak berjumpa dengan seorang lelaki yang kemarin.

Sang anak pun berkata kepada lelaki tersebut, ”Pak, Ibu meminta saya untuk menjual sapi ini kepada Bapak seharga 2.000 dirham yang Bapak minta kemarin. Apakah Bapak bersedia?”

Lelaki itu pun berkata, ”Wah, maaf Nak. Kemarin aku sudah membeli sapi. Tapi kau coba saja jual sapimu itu ke pasar.”

Sang anak pun melanjutkan perjalanannya ke pasar. Di pasar, harga sapi 2.000 dirham tersebut tentunya berada di atas harga normal, maka orang tidak ada yang bersedia membelinya, kecuali dengan harga 1.000 dirham. Dan sang anak tidak bersedia menjual sapinya di harga tersebut.

Sampai tibalah sore hari, sapi itu tidak berhasil terjual.

Pulanglah sang anak ke rumahnya. Ibunya terkejut melihat sapinya belum terjual. Dia pun bertanya, mengapa hal itu bisa terjadi, dan apakah memang tidak ada orang yang bersedia membeli sapi mereka.

Maka berkatalah sang anak, ”Ibu, Bapak yang kemarin sudah tidak lagi membutuhkan sapi. Di pasar, ada orang yang mau membeli sapi kita. Tapi harga yang mereka minta adalah 1.000 dirham. Padahal Ibu memintaku untuk menjual seharga 2.000 dirham. Maka sapi ini tidak aku jual.”

Sekali lagi, Ibu yang soleh ini tidak marah, dia berkata, ”It’s OK my son. Besok kau coba jual lagi ya Nak.”

-- bersambung --

Kisah Anak Menjual Sapi (1)

Dari pengajian Ramadhan dua bulan yang lalu, disampaikan oleh Ust. Adiwarman Karim. Mudah-mudahan beliau berkenan kisah ini saya tuliskan. Saya coba tuliskan sejauh yang saya ingat :-)

Ada dua kisah yang disampaikan oleh beliau.

Kisah pertama tentang Bani Israil dan pertanyaan-pertanyaannya kepada Allah melalui Nabi Musa, tentang perintah mencari sapi betina (Al Baqarah 67-71).

Kisah kedua, tentang seorang ibu solehah dan anaknya yang soleh, yang sedang berusaha menjual seekor sapi.

Dikisahkan ibu dan anak ini hanya tinggal berdua saja di sebuah dusun. Sang anak, walaupun soleh, sedikit kurang pintar. Satu-satunya harta milik mereka saat itu adalah seekor sapi. Karena membutuhkan uang, maka sang ibu meminta anaknya untuk menjualkan sapi mereka ke pasar.

Sang Ibu berkata pada anaknya, ”Nak, tolong kau jualkan sapi ini ke pasar, seharga 1.000 dirham.”

Sang anak pun menyanggupi perintah ibunya, dan berangkat menuju ke pasar.

Dalam perjalanan menuju ke pasar, sang anak berjumpa dengan seorang lelaki. Melihat sapi yang sangat bagus tersebut, lelaki itu pun ingin membelinya.

Bertanyalah ia kepada sang anak, ”Nak, hendak ke manakah engkau. Sapi yang kaubawa itu, apakah akan kaujual?”

Sang anak pun menjawab, ”Saya hendak ke pasar Pak. Ya, sapi ini akan saya jual, atas perintah ibu saya.”

Lelaki itu pun berkata lagi, ”Sapimu bagus sekali Nak. Begini, kau tidak perlu ke pasar, aku akan beli sapimu seharga 2.000 dirham.”

Sang anak, dengan keterbatasan kemampuan berpikirnya menjawab, ”Maaf Pak, sapi ini diperintahkan ibu saya untuk dijual seharga 1.000 dirham, saya tidak akan menjualnya seharga 2.000 dirham. Biarlah saya tetap jual di pasar.”

Dengan kebingungan, sang lelaki pun membiarkan sang anak meneruskan perjalanannya ke pasar. Di pasar, berita telah tersiar bahwa sapi tersebut tidak dapat dibeli seharga 2.000 dirham, maka orang pun menawar lebih tinggi, dan sang anak pun semakin tidak bersedia menjual.

Sampai tibalah sore hari, sapi itu tidak berhasil terjual.

Pulanglah sang anak ke rumahnya. Ibunya terkejut melihat sapinya belum terjual. Dia pun bertanya, mengapa hal itu bisa terjadi, dan apakah memang tidak ada orang yang bersedia membeli sapi mereka.

Maka berkatalah sang anak, ”Ibu, sebenarnya tadi ada orang yang mau membeli sapi kita. Tapi harga yang ia minta adalah 2.000 dirham. Padahal Ibu memintaku untuk menjual seharga 1.000 dirham. Maka sapi ini tidak aku jual padanya.”

Ibu yang soleh ini tidak marah, dia berkata (sesuai yang disampaikan Ust. Adiwarman secara kocak) ”It’s OK my son. Besok kau coba jual lagi ya Nak.”

-- bersambung --

Mungil itu (seolah-olah) Muda :-)

Saya ditakdirkan bertubuh mungil. Sejak TK sampai sekarang sudah menjadi ibu, saya relatif (atau absolut ya hehe..) lebih mungil (kalau disebut pendek kurang keren) dari teman-teman sebaya. Candaan ”semampai – semeter tak sampai” dan”duduk sama rendah, berdiri sama saja” sudah menjadi santapan sehari-hari :-)

Dan ternyata, jadi mungil itu asyik juga lho. Orang jadi sering menyangka saya berumur jauh lebih muda dari yang sebenarnya.

Di tempat umum ketika saya datang sendirian, biasanya orang menyangka saya belum menikah. Biasanya mereka akan sedikit terkejut ketika saya sampaikan saya sudah menikah. Kemudian akan makin terkejut ketika saya bilang sudah punya anak. Lalu mereka akan terkejut luar biasa ketika saya sampaikan bahwa anak saya sudah 3 orang :-)

Di tempat-tempat ketika saya hanya berdua suami, biasanya orang menyangka kami pasangan newly-wed. Pas kebetulan suami saya juga baby face :-)

Kalau saya pergi hanya membawa anak yang bungsu yang berusia dua tahun, biasanya orang menyangka itulah anak pertama saya. Padahal dua kakaknya sudah SD :-)

Yang paling dahsyat, waktu saya ke sekolah anak saya, mau mendaftarkan anak saya ke TK. Saat itu memang saya sedang berkostum santai. Rok jeans, sepatu kets, baju kaus tangan panjang. Saya masuk ke ruang administrasi pendaftaran TK.
Apa sambutan dari petugas administrasi? ”Maaf Dik, pendaftaran SMP di ruang yang sebelah sana!”
Bwahaahaaha.. saya diaggap anak yang mau daftar SMP! Setelah saya jelaskan, baru petugas itu menyambut saya sebagai orang tua murid TK :-)

Pengalaman-pengalaman tersebut membuat saya tetap gembira dengan kemungilan ini. Alhamdulillah, selalu ada hal yang bisa disyukuri :-)

Friday, November 5, 2010

Bersyukur Mantab

Bersyukur intinya adalah berpikir positif. Yakin bahwa ketentuan Allah yang terjadi adalah yang terbaik. Bahwa kondisi yang kita alami bisa jauh lebih buruk. Kali ini kita coba bahas untuk masalah keuangan.

Fenomena orang gajian saat ini adalah, begitu gajian, langsung uangnya habis, untuk bayar berbagai tagihan. Sehingga ada ungkapan ”Gajian mah cuma numpang lewat doang”.

Sesungguhnya walaupun ”Cuma numpang lewat”, kita sungguh harus bersyukur. Bahwa masih ada yang ”lewat”, artinya masih ada sumber pendapatan untuk membayar semua tagihan-tagihan yang datang.

Kondisinya bisa lebih parah.

Jumlah tagihan lebih besar daripada gaji yang masuk. Besar pasak daripada tiang. Pada tahap ini, ada kalanya muncul keluhan ”Haduh sudah mulai mantab nih hidup, makan tabungan”.

Sesungguhnya walaupun ”Mantab”, kita sungguh harus bersyukur. Bahwa masih ada tabungan yang bisa kita gunakan. Bukankah tabungan memang digunakan ketika diperlukan?

Kondisinya bisa lebih parah.

Lebih besar pasak daripada tiang, dan tidak ada tabungan. ”Mesti ngutang terus sama tetangga”.

Sesungguhnya walaupun harus ngutang, kita sungguh harus bersyukur. Bahwa masih ada orang yang bersedia kita hutangi. Bukankah itu artinya kita masih dipercaya bahwa akan membayar?

Kondisinya bisa lebih parah.

Lebih besar pasak daripada tiang, tidak ada tabungan, tidak ada lagi orang yang mau menghutangi.

Namun, sesungguhnya dalam kondisi inipun kita harus tetap bersyukur, karena kita masih punya penghasilan. Mungkin kita harus evaluasi lagi penggunaannya agar bisa mencukupi.

Kondisinya bisa lebih parah.

Tidak ada sumber penghasilan, tidak ada tabungan, tidak ada lagi orang yang mau menghutangi. Hidup menunggu belas kasihan. Kondisi yang sangat sulit. Dibutuhkan kekuatan luar biasa, agar bisa bangkit dan kembali mandiri.

Kembali ke kondisi kita masing-masing. Di manakah kita saat ini?

Bersyukurlah, bersyukurlah, bersyukurlah. Barang siapa bersyukur, maka Allah akan tambahkan. Barangsiapa kufur (tidak bersyukur) maka sesungguhnya azab Allah sangat pedih.

Dengan bersyukur hidup akan terasa lebih tenang. Dan Allah akan tambahkan rezeki dari arah yang tidak kita sangka-sangka.

Kalaupun kita dalam kesulitan keuangan, sesungguhnya masih banyak aspek lain yang dapat kita syukuri. Keluarga, kesehatan, dan yang terpenting adalah keislaman kita (bagi yang muslim).

Namun tentunya, di sisi lain, kita tetap harus melakukan evaluasi atas pengeluaran kita. Jangan-jangan memang ada kesalahan prioritas dalam kita membelanjakan uang kita. Pada dasarnya Allah berikan rezeki yang cukup. Jika dirasa tidak cukup, seharusnya bisa dicukup-cukupkan. Mungkin harus kita turunkan beberapa standar kehidupan kita.

Mari kita perbanyak bersyukur. Bersyukur sepanjang waktu.

Thursday, October 28, 2010

Taubat - Rutinkan Yuk..

Dari ceramah dzuhur di kantor hari ini, dari Ust. Muhsinin Fauzi. Mohon maaf saya hanya hadir di 30 menit terakhir. Tetapi mudah-mudahan ada hal yang bermanfaat.

Taubat sebaiknya dijadikan ritual rutin setiap hari.

Dibandingkan dengan para Sahabat, sebenarnya ilmu kita dapat dikatakan lebih luas, karena kita mempelajari banyak hal. Namun, dengan ilmu yang terbatas, para Sahabat telah membuktikan penghambaannya kepada Allah SWT, sehingga menjadi manusia yang mulia. Sedangkan kita lebih banyak hanya mempelajari saja ilmunya, tanpa implementasi secara hakiki.

Contohnya di masa sekarang, pada pelaksanaan ruqyah, sebenarnya yang penting bukan apa yang dibaca, tetapi siapa yang membaca. Pada orang yang mulia, bacaan yang sederhana pun dapat menjadi doa yang manjur.

Di usia yang sudah menjelang 40 tahun, 60 tahun, sudah saatnya untuk serius dengan hidup, tidak lagi main-main. Sudah saatnya untuk mendaki kemuliaan.

Empat kategori manusia yang diberi karunia :
1. Nabi, yang sepenuhnya membuktikan kehambahaan kepada Allah, sampai ”mentok”.
2. Ash-shidiqin, yang sepenuhnya membuktikan kehambahaan kepada Allah, semua dipertaruhkan untuk Allah, tetapi tidak sampai se-”mentok” Nabi. Yang masuk kriteria ini adalah para Sahabat.
3. Asy-syuhada, yang sepenuhnya membuktikan kehambaan kepada Allah dengan miliknya yang paling mahal, yaitu nyawa. Bagi mereka tidak akan lagi dihitung amalan lainnya, mereka akan masuk surga.
4. Ash-sholih, yang membuktikan kehambaan kepada Allah, dengan sebagian miliknya. Sebagaimana hukum bersedekah, maka maksimal 1/3 diberikan kepada orang lain, 2/3 digunakan untuk kepentingan kita sendiri.

Untuk kategori Ash-sholih, ada tingkatan-tingkatannya. Semakin mendaki, semakin banyak yang diperhambahkan, semakin besar yang dikorbankan, maka semakin mulialah orang tersebut.

Beberapa kalimat taubat yang sebaiknya dihafalkan untuk dirutinkan dibaca (untuk bahasa Arab sebaiknya dibaca langsung dari huruf Arabnya, agar tidak terjadi kesalahan huruf) :
1. Taubat Nabi Yunus a.s (QS Al Anbiya 87)
2. Taubat Nabi Adam a.s (QS Al A’raf 23)
3. Taubat Nabi Muhammad SAW : Rabbighfirli wa tub alayya innaka antat tawwaabur rahiim
4. Taubat Aisyah : Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fuanni
5. Sayyidul istighfar : Allahumma anta rabbi laa ilaha illa anta kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu a’udzubika min syarri ma shona’tu abu-u laka bini’matika ‘alaiyya wa abu-u bidzanbi faghfirli fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta

Berikut adalah beberapa penjelasan atas sayyidul istighfar tersebut :

1. Tujuan hidup pada dasarnya hanya satu. Yaitu untuk menjadi hamba yang benar. Haji adalah contoh analogi yang tepat dari tujuan itu. Haji ganjarannya hanya satu, yaitu mabrur. Pelaksanaan haji pada dasarnya memastikan hamba menjalankan hal yang benar, dan menghindarkan larangan, walaupun jika dipikirkan secara logis, beberapa ritual dalam haji dapat dikatakan kurang rasional.

2. Sebenarnya, kita telah memiliki banyak komitmen dan janji kepada Allah. Pertama adalah janji ”Bala syahidna”, setelah itu janji kita pada setiap shalat dalam doa iftitah. Seringkali kita baru hanya memiliki agama, tetapi belum benar-benar beragama. Janji kepada Allah sungguh bukan perkara yang remeh. Pada tahap penghambaan yang tinggi, maka diiri tidak lagi memiliki kepentingan atas diri, semua hanya untuk ridha Allah.

3. Masytatho'tu : semampuku, bukan semauku

4. Di tahap terakhir sayyidul istighfar, jika dosa diumpamakan seperti penyakit, maka seperti kita telah menemukan virus penyebabnya, kita masuk ke ruang isolasi, dan meminta kepada Allah untuk mengampuni dosa tersebut. Jika ada yang pernah melihat gambar dampak negatif merokok (gambar orang dengan berbagai penyakit di berbagai bagian tubuhnya), mungkin seperti itulah gambaran kita dengan dosa-dosa yang diperbuat oleh seluruh tubuh kita. Naudzubillahi min dzalik.

5. Saat kita meminta Allah mengampuni dosa maka Allah langsung hilangkan semua dosa kita. Seolah-olah badan yang bebas dari berbagai penyakit, yang siap untuk memulai dari 0 dalam kehidupan, mengejar segala ketertinggalan.

Taubat juga memiliki fadhilah, yaitu manfaat bagi kehidupan kita. Taubat adalah kebaikan. Untuk di dunia, taubat akan membawa limpahan karunia, menjauhkan dari kekeringan, memudahkan harta dan anak.

Bagi manusia yang tidak lagi memiliki dosa kepada Allah, tidak ada penghalang antara dia dengan Allah, maka semua doanya dikabulkan, semua kehidupannya akan berjalan dengan lancar.

Taubat yang dilakukan secara rutin dapat diumpamakan seperti sistem antivirus. Jika taubat dilakukan secara serius, akan menimbulkan selera kebaikan. Tidak lagi akan menyukai kemaksiatan. Makanan haram keluar. Pandangan, pendengaran, pembicaraan yang haram tidak bisa terjadi.

Taubat yang benar, akan berdampak kepada orang tersebut, tidak akan mengulangi lagi. Jika mengulangi lagi, maka mungkin ada kekurangan. Mungkin kekurangannya pada penyesalan, pembuktian, atau kurangnya ilmu, sehingga tidak memahami bahwa yang dilakukan adalah salah, atau jatuh ke kesalahan yang lain. Jika karena kelemahan atau kekhilafan, semoga tidak membatalkan taubat yg pertama, semoga tetap dimaafkan Allah. Namun jika dilakukan dengan sengaja, apalagi direncanakan, maka taubat harus diulang. Ini salah satu pentingnya taubat dirutinkan setiap hari.

Sedikit di luar topik. Dalam hukum Islam, pada kasus seseorang wafat karena hal yang mungkin dapat dianggap bunuh diri, perlu diputuskan oleh pengadilan apakah hal tersebut termasuk bunuh diri. Jika memang bunuh diri, maka tidak dishalatkan. Untuk negara bukan berdasarkan hukum Islam, cukup kita berdoa semoga Allah memaafkan orang tersebut.

Demikian catatan ceramah dzuhur kali ini, semoga Allah mudahkan kita semua untuk menjalankannya. Aamiin.

Panik Ketika Jakarta Hujan Sore Hari?

Kejadian macet terparah Jakarta, Senin 25 Oktober 2010, membuat orang menjadi trauma. Bagaimana tidak. Banyak orang terjebak macet dan kesulitan mendapatkan kendaraan umum. Lokasi yang biasanya ditempuh dalam waktu 1 jam, bisa molor sampai 6 bahkan 7 jam! Seorang teman bercerita, biasanya ia pulang dari kantor jam 5 sore, sudah sampai di rumah jam 6 sore, hari itu dia sampai di rumah jam 1 malam!

Tidak heran beberapa orang menjadi trauma. Begitu melihat Jakarta hujan di sore hari, panik, langsung buru-buru mau pulang. Begitu melihat awan hitam di sore hari, juga panik. Sebenarnya, apakah memang kondisi lalu lintas Jakarta sedemikian rentannya terhadap hujan di sore hari?

Mari kita tengok beberapa kecenderungan lalu lintas Jakarta, hasil dari pengamatan saya menjalani lalu lintas Jakarta selama lebih dari 10 tahun terakhir.

Jika kita perhatikan, ada hari-hari tertentu yang Jakarta cenderung lebih macet dibandingkan dengan hari-hari lainnya, yaitu Senin dan Jumat. Penyebabnya sepertinya ada beberapa hal :
1. Adanya orang-orang yang di akhir minggu (Jum’at sore) pergi ke luar kota dan kembali di Senin pagi.
2. Ada beberapa kantor yang mewajibkan karyawannya ke kantor di jam tertentu di Senin pagi, tapi sedikit membebaskan di hari lain.
3. Adanya kecenderungan untuk clubbing, gathering, kumpul-kumpul di Jum’at sore, menjelang akhir minggu.
Hari Selasa dan Kamis, biasanya jalanan lengang. Hari Rabu biasanya sedikit lebih padat. Yang ini saya belum ketemu analisisnya :-)

Berikutnya, hujan memang cenderung menyebabkan Jakarta lebih macet. Sebenarnya apa hubungannya hujan dengan macet? Kira-kira begini analisisnya :
1. Ketika hujan, mereka yang biasanya jalan kaki / naik bus / naik motor, akan memilih untuk naik mobil / taksi. Maka biasanya di saat hujan, taksi penuh.
2. Beberapa genangan di jalanan Jakarta menyebabkan mobil harus melambatkan lajunya. Arus yang tidak lancar ini, menyebabkan tertumpuknya kendaraan di titik-titik tertentu. Jika hujan lebih deras dengan durasi yang lebih lama, maka genangan akan meliputi area yang semakin luas, dengan kedalaman yang semakin parah. Beberapa jalan akan tertutup, dan kendaraan harus berpindah ke jalan lain yang juga sudah penuh.
3. Ketika hujan, karyawan kantor cenderung mempercepat kepulangan. Waktu kepulangan yang hampir berbarengan, menyebabkan jumlah kendaraan di satu waktu melebihi jumlah normalnya. Hal ini juga yang terjadi di saat Ramadhan.
4. Hujan dengan angin akan memperparah keadaan. Karena ada kejadian pohon dan baliho tumbang yang menyebabkan beberapa jalur tertutup.

Lalu, apa yang terjadi di hari Senin, 25 Oktober 2010?

Itu adalah hari Senin, dengan hujan deras plus angin kencang, dengan durasi hujan yang sangat lama (kalau saya tidak salah ingat, hujan sudah dimulai sejak jam 15 sore, dan terus deras sampai jam 19 malam, dan setelah itu terus rintik-rintik sampai malam).

Maka faktor penyebab macet pun bertumpuk di hari itu. Senin yang memang padat, ditambah hujan deras dan lama yang menyebabkan genangan di area yang luas plus dalam, adanya angin kencang menyebabkan tumbangnya beberapa pohon, dan ditambah dengan kecenderungan orang untuk segera pulang ketika hujan.

Maka Senin itu adalah memang kejadian luar biasa. Bahkan sebuah analisis mengatakan, kemacetan separah itu baru terjadi pertama kalinya dalam 3 tahun terakhir.

Lalu, bagaimana kalau kita mengalami lagi hujan sore hari di Jakarta? Tetap tenang dan lakukan pengecekan berikut :
1. Hari apakah itu? Jika bukan Senin atau Jumat, maka kemungkinan besar tidak akan macet parah.
2. Apakah hujan sangat deras? Jika rintik-rintik, maka tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan.
3. Jika deras, apakah durasinya lama? Durasi hujan yang deras biasanya hanya 15-30 menit. Setelah itu hanya rintik-rintik saja. Jika demikian, kemungkinan besar juga aman.
4. Apakah ada angin kencang? Jika tidak ada angin kencang, kemungkinan besar juga aman.

Selamat mengamati Jakarta, dan semoga tetap tenang ketika ada awan hitam dan hujan sore datang :-)

Oya, ini analisis dari saya pribadi, silakan diberikan tanggapan kalau ada yang dirasa kurang tepat yaa :-)

Friday, October 1, 2010

Tempayan Retak

Pagi ini saya menerima pesan yang sangat inspiratif dari teman..

Saya copy paste di sini ya.. Semoga bermanfaat..

=== start copy paste ===

Berikut ini adalah cerita bijak dari Cina, sebagai bahan renungan.

Seorang ibu di Cina yang sudah tua memiliki dua buah tempayan yang digunakan untuk mencari air, yang dipikul di pundaknya dengan menggunakan sebatang bambu. Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya tanpa cela dan selalu memuat air hingga penuh.

Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal separuh.

Selama dua tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana ibu itu membawa pulang air hanya satu setengah tempayan. Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya dan sedih sebab hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya.

Setelah 2 tahun yang dianggapnya sebagai kegagalan, akhirnya dia berbicara kepada ibu tua itu di dekat sungai. "Aku malu, sebab air bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumahmu."

Ibu itu tersenyum, "Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yang satunya? Aku sudah tahu kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu dan setiap hari dalam perjalanan pulang kau menyirami benih-benih itu. Selama dua tahun aku bisa memetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja. Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak seasri seperti ini sebab tidak ada bunga."

Kita semua mempunyai kekurangan masing-masing … Namun keretakan dan kekurangan itulah yang menjadikan hidup kita bersama menyenangkan dan memuaskan. Kita harus menerima setiap orang apa adanya dan mencari yang terbaik dalam diri mereka...

=== end copy paste ===

Monday, September 27, 2010

Hobi Filateli dan Koleksi Kartu Telepon, Masih Ada Nggak Ya?

Tadi pagi saya dikejutkan dengan adanya pameran filateli dan telegeri (kartu telepon) yang dilakukan di kantor saya, dalam rangka Hari Bakti Postel ke 65. Wah, hobi lama saya nih!

Sebagai anak SD tahun 1980-an, hobi yang favorit dulu adalah filateli (mengumpulkan perangko, kalau-kalau ada yang nggak tau hehe..), diperkenalkan oleh Tante saya waktu saya kelas 3 SD. Dilanjutkan dengan koleksi kartu telepon di tahun 1990-an, diperkenalkan oleh teman kuliah saya. Tadinya saya yang hobi menelepon, merupakan ”sumber kartu” untuk teman saya itu. Setelah saya ikutan koleksi, teman saya jadi kehilangan satu ”sumber” (maaf yaa.. hehe..) Sampai sekarang, koleksi perangko saya masih tersimpan dengan baik di rumah Ibu, kapan-kapan saya mau bawa ke rumah. Sedangkan koleksi kartu telepon sudah saya bawa ke rumah saya, dan sukes diacak-acak anak-anak saya.

Dua hobi ini saya rasakan sangat banyak manfaatnya.

Pertama, melatih kesabaran, ketelitian, dan ketelatenan. Mengumpulkan perangko ada tahap-tahapnya. Apa lagi jika perangko bekas dari manca negara. Harus terlebih dahulu mencari surat dari berbagai sumber, melepaskan dari amplop secara hati-hati dengan merendam dan mengeringkan, dan terakhir menyimpannya dengan baik agar tidak rusak. Kartu telepon juga harus dicari dengan sabar, digunakan dulu sampai habis, baru disimpan dengan baik.

Kedua, belajar banyak hal tentang berbagai negara. Dari gambar dalam satu kotak kecil itu, kita bisa sedikit mengetahui sejarah, kondisi geografis, kebudayaan, dan berbagai peristiwa di suatu negara. Lebih jauh lagi, menurut saya, tingkat kemajuan negara bisa dilihat dari perangkonya. Perangko yang keren, biasanya berasal dari negara yang keren, yang peduli dengan hal detil, yang artinya maju dalam berbagai aspek. Singapura, Australia, Jerman, Inggris, dan Jepang adalah beberapa negara yang terlihat serius dengan perancangan perangkonya.

Ketiga, berlatih menganalisis dan mengklasifikasi. Perangko dan kartu telepon biasanya terbit secara berseri. Dalam pengumpulannya, kita perlu melihat secara teliti, persamaan dan perbedaan antara beberapa perangko, dan mengelompokkan jika perangko atau kartu itu merupakan satu seri penerbitan. Selain itu, pengelompokan dapat juga dilakukan menurut tema, atau apa saja.

Terakhir, komitmen jangka panjang. Mengumpulkan perangko dan kartu telepon tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Perangko dan kartu telepon terbit hanya sedikit setiap tahunnya. Surat menyurat pun tidak bisa dilakukan terus menerus. Kartu telepon hanya dibeli jika dibutuhkan. Maka koleksi membutuhkan waktu yang cukup lama serta komitmen dalam jangka waktu yang panjang.

Keempat, menambah teman dari sesama kolektor perangko dan kartu telepon, untuk tukar-menukar koleksi dan informasi penerbitan baru dan pameran.

Seiring dengan berkembangnya teknologi telekomunikasi, surat sudah digantikan dengan SMS dan email. Kartu telepon untuk telepon umum sudah tidak diperlukan lagi karena hampir semua orang sudah punya telepon seluler. Kira-kira masih ada nggak ya anak-anak sekarang yang punya hobi filateli dan koleksi kartu telepon? Sepertinya jangankan untuk mengoleksi, ketemu dengan perangko dan kartu telepon saja sudah sangat jarang untuk anak-anak sekarang.

Anak-anak sekarang sepertinya hobinya lebih bersifat konsumtif. Main game di komputer, harus didukung dengan komputer, program game-nya, dan koneksi internetnya jika mau online. Main musik, harus beli alat musik dan kursus. Main robot dan mobil-mobilan, harus beli dulu dan harganya juga tidak bisa dibilang murah.

Ah, saya tiba-tiba rindu dengan masa lalu yang serba tidak konsumtif, mencoba mengoptimalkan apa yang ada agar jadi menyenangkan. Apa bisa lagi ya? Dan koleksi perangko dan kartu telepon saya, kira-kira akan saya wariskan ke siapa ya? :-)

Wednesday, September 22, 2010

Mau Kasi Hadiah? Baca Ini Dulu.. :-)

Mumpung masih di sekitar waktu Idul Fitri, walaupun sudah terlewat. Masyarakat Indonesia punya kebiasaan saling mengirimkan hadiah di saat Idul Fitri. Dari ceramah Dzuhur di kantor kemarin, berikut beberapa aturan dalam Islam tentang memberi dan menerima hadiah. Semoga bermanfaat ya :-)

Merujuk kepada hadits, maka memberikan hadiah untuk tujuan kebaikan adalah suatu hal yang disunnahkan. Dari saling memberi hadiah, akan lahir rasa saling menyayangi. Rasulullah sendiri sering menerima hadiah, dan beliau senantiasa membalas pemberian hadiah.

Dengan demikian, bagi mereka yang diberi hadiah, maka sebaiknya menerima hadiah tersebut, dan jangan menolaknya. Kecuali jika ada alasan yang jelas untuk menolaknya. Hal ini akan dibahas lagi di akhir tulisan nanti. Dan untuk menghargai hadiah yang diberikan, kita sebaiknya memelihara dan menjaga hadiah tersebut dengan baik.

Kemudian, apakah boleh kita mengambil kembali hadiah yang sudah diberikan?

Berdasarkan hadits, maka hal ini sama sekali tidak dibolehkan. Sebagian ulama menyebut haram, sebagian lagi menyebut makruh. Dalam hadits Rasulullah bersabda, "Mereka yang mengambil kembali hadiah yang sudah diberikan, adalah seperti anjing yang muntah, dan memakan kembali muntahannya." Dari perumpamaan yang sedemikian buruk, maka tindakan mengambil kembali hadiah adalah hal yang harus kita hindari.

Tapi, hal ini dikecualikan untuk pemberian hadiah dari orang tua kepada anaknya. Orang tua berhak mengambil kembali hadiah yang sudah diberikan kepada anaknya. Misalnya, karena orang tua membutuhkan kembali hadiah/uang tersebut, atau orang tua menarik kembali hadiah karena ada protes dari anak lain yang tidak mendapatkan hadiah.

Khusus untuk pemberian hadiah kepada anak-anak oleh orang tuanya, Islam mengatur bahwa pemberian hadiah harus sama bagi seluruh anak, baik laki-laki maupun perempuan. Rasulullah pernah diminta untuk menjadi saksi pemberian dari orang tua kepada salah satu anaknya saja, Rasulullah menolak karena anak yang lain tidak menerima hadiah yang sama.

Yang dekat hubungannya dengan hadiah, adalah hibah.
Dalam Islam, definisi hibah adalah akad memberi faedah kepemilikan, tanpa syarat, tanpa ada balasan, masih hidup, halal hayati, hukum sunnah.

Hibah tidak boleh bersyarat. Jika ada syarat, misalnya hibah bisa diambil setelah pemilik meninggal dunia, maka bukan menjadi hibah lagi, melainkan wasiat. Sedangkan wasiat tidak boleh diberikan kepada ahli waris.

Rukun hibah :
- 2 orang berakad, yang memberi nerima (tidak boleh pemberi sudah wafat atau penerima masih dalam kandungan)
- Ada sighat hibah, sehingga harus jelas, apakah benar-benar hibah
- Ada barang yang akan dihibahkan

Sunnah : Ada saksi

Syarat pemberi :
- pemberi hibah merupakan pemilik barang
- pemberi memiliki kelayakan sebagai pemberi hibah, bukan anak-anak, gila, atau bodoh

Syarat sighat
- ijab segera dijawab dgn kabul
- tidak terikat syarat
- tidak terikat waktu

Barang yang dihibahkan harus segera pindah tangan. Jika barang tersebut belum berpindah tangan, masih dapat dibatalkan pemberiannya oleh pemberi hibah. Dalam hal hibah berupa tanah, tandai dengan patok atau pagar.

Beberapa hal lain tentang pemberian hadiah antara lain istri dapat memberikan hadiah dari harta dia, tanpa izin suami. Jika dikhawatirkan akan terjadi conflict of interest di kemudian hari, maka dibolehkan menolak hadiah. Pejabat negara tidak boleh menerima hadiah. Dibolehkan memberi dan menerima hadiah dengan non muslim.

Phewww.. panjang juga yah :-) Demikian, semoga bermanfaat :-)

Tuesday, September 21, 2010

Menghadapi Protes Anak ketika Makanan Favoritnya Habis :-)

Anak saya yang berusia sekitar dua tahun, termasuk anak yang suka makan. Banyak pilihan makanan yang dia suka.

Dan ketika dia suka suatu makanan, setiap habis di piringnya, dia akan minta lagi. Kita berikan lagi di piringnya, nanti habis lagi, dia minta lagi. Ketika dari panci sumbernya sudah benar-benar habis, dia akan menangis karena tidak bisa minta lagi.

Apakah Moms sering juga menghadapi masalah yang sama? :-)

Beberapa tahun lalu dari Pak Taufan Surana (sudah lama sekali saya tidak berinteraksi dengan beliau, semoga Allah senantiasa melindungi beliau), ada saran menghadapi marah anak. Yaitu, sampaikan segala sesuatu, segala konsekuensi, beberapa waktu sebelum akan terjadi. Jangan sampaikan segala sesuatu secara tiba-tiba.

Jadi dalam kasus makanan habis ini, ketika masih tersisa sekitar 3-4 potong, kita sampaikan, ”Nak, sekarang tinggal 4 potong ya, nanti kalau habis, kita makannya selesai ya.” Demikian seterusnya sampai ketika makanan tersebut benar-benar habis, anak kita sudah siap.

Itu cara pertama.

Namun cara ini kadang-kadang juga tidak efektif. Begitu kita sampaikan bahwa nanti akan habis, anak sudah terlanjur marah :-)

Ada cara kedua :-)

Di sini kita gunakan sisi psikologis anak yang senang dengan keberhasilan dan pencapaian.

Maka kita buat situasi, seolah-olah menghabiskan makanan itu adalah prestasi buat dia. Jadi kita sampaikan ”Wah, Adik sudah banyak nih makan wortelnya! Sekarang tinggal 3 lagi, sebentar lagi habis! Horeeee!” Dan kita bersorak seheboh-hebohnya, ketika wortel itu benar-benar habis :-) Biasanya anak lalu menjadi sangat gembira, dan lupa bahwa dia mau minta lagi :-)

Tapi cara ini bisa juga tidak efektif. Mirip dengan yang tadi, ketika kita bilang bahwa akan habis, dia juga sudah terlanjur marah :-)

Solusi terakhir?
Ketika dia tetap marah dengan dengan kedua metode tadi, kita gunakan metode klasik, mengalihkan perhatian ke hal lain :-)

Demikian Moms, semoga bermanfaat ya :-)

Ketika Ibu Tidak Lagi Bisa Multitasking

Kebanyakan ibu biasanya memiliki kemampuan untuk multitasking, yaitu mengerjakan berbagai hal dalam satu waktu.

Menelepon sambil mengecek masakan sambil mencuci piring.
Menggendong anak, sambil menyapu halaman, sambil ngobrol dengan tetangga.
Mengganti popok, sambil membereskan mainan, sambil menjelaskan hitungan matematika untuk anak yang paling besar.

Hanya, jika salah satu aspek sedang membutuhkan konsentrasi cukup tinggi, biasanya kemampuan multitasking ini lalu jatuh menurun. Drop.

Misalnya ketika anak yang kecil sedang rewel dan menangis saat dipakaikan popok. Maka saat ini pikiran kita sebagai ibu akan terfokus untuk membujuk anak rewel tersebut. Berbagai cara dilakukan, berbagai cerita disampaikan, berbagai barang ditunjukkan, agar anak lupa, teralihkan perhatiannya, dan akhirnya mau dipakaikan popok.

Jika pada saat ini tiba-tiba anak yang besar memanggil kita, karena kesulitan dengan PR-nya. Jika kita coba paksakan untuk multitasking, maka kedua pekerjaan tersebut tidak selesai dengan baik. Si adik tetap rewel, kita pun tidak bisa berpikir untuk menjawab PR si kakak.

Kadang lalu kita menjadi kesal, dan sedikit "menyalak", meminta si kakak untuk diam dulu, karena kita sedang fokus dengan si adik.

Pernahkah kita bayangkan perasaan anak kita saat itu? Sedih karena kita "menyalak" tadi. Merasa tersingkirkan, karena kita tidak memperhatikan masalah mereka. Jika ini terjadi sekali saja, mungkin tidak masalah. Tapi jika berkali-kali, hal ini akan membuat mereka merasa menjadi anak yang terabaikan. Apa lagi jika anak kita termasuk anak yang sensitif.

Lalu bagaimana sebaiknya?

Ada baiknya kita upayakan untuk menahan diri, agar tidak ”menyalak”. Di antara kerewelan dan tangis si adik, ketika kakak memanggil, tarik nafas panjang. Bicara dengan tenang, tersenyum pada kakak, dan sampaikan, bahwa kita sedang bereskan dulu pemakaian popok adik. Nanti jika telah selesai, kita akan bicara dengan mereka. Sulit? Ya, memang sangat sulit :-) Tapi mudah-mudahan bukan mustahil :-)

Dan, jika suasana sedang tenang, ada baiknya dibahas dan disepakati dengan anak-anak yang besar, bagaimana sebaiknya jika mereka ada masalah, padahal ibunya sedang fokus dengan masalah lain. Mungkin metodenya antara lain bisa dengan cara mereka menulis pesan yang lalu ditempelkan di message board, atau tulis pesan via yahoo messenger/email/SMS, atau tunggu sampai masalah yang dihadapi ibu selesai. Dengan kesepakatan, biasanya anak akan lebih mudah untuk bekerja sama.

Sementara demikian, solusi yang mudah-mudahan efektif, dan tidak terlalu sulit untuk diimplementasikan :-)

Apa Moms punya saran lain? Silakan ditambahkan ya.. :-)

Saturday, August 7, 2010

Kala Meletup Menghadapi Serbuan Anak

Tadi malam saya menghadapi kondisi yang lumayan kompleks. Kalau kata anak saya yang paling kecil, kom-pe-lek-s :-)

Coba sedikit dibayangkan dulu ilustrasinya ya :-)

Saya pulang dari kantor, untungnya dengan supir, jadi nggak secapek kalau nyetir sendiri sih, tapi tetep aja capek.

Jadi saya pulang kantor, dari kantor sekitar jam 17.45. Dari kantor saya ke rumah, biasanya ditempuh dalam waktu 45 menit, maksimal 1 jam deh. Hari itu, 2 jam! Itu pun sudah dengan mencari jalan-jalan tikus dan melambung menghindari simpul-simpul macet.

Sampai di rumah, langsung mandi, solat, makan, lalu bergabung dengan anak-anak di kamarnya.

Dan ketiga anak saya langsung semuanya menyerbu.
Yang paling kecil minta menyusu, dua yang besar minta dibantu membuat PR. Plus ada teman sesama ibu, tanya juga tentang PR anaknya lewat BBM.

Saya yang prosesornya baru saja kepanasan, overload karena kelamaan kena macet plus cari rute jalan tikus, lalu diminta multitasking menyusui sambil menjelaskan 2 PR, mulai meletup-letup.

Anak-anak saya, yang perasaannya memang sensitif seperti mamanya, hehe, langsung mengkeret. Dan karena mereka anak baik, mereka nggak ngambek. Hanya lalu menjauh.

Sedikit penyesalan muncul. Tapi berhubung prosesor masih panas, kalah tuh penyesalan. Ya udahlah, mau gimana lagi. Memang capek, boleh dong marah dikit. Nobody's perfect.

Sampai tadi pagi. Ketika dalam perjalanan ke kantor, suasana tenang, saya memikirkan kembali yang terjadi kemarin.

Seharusnya saya amat sangat patut bersyukur. Dan dalam syukur itu seharusnya tidak ada ruang untuk kesal, apa lagi marah.

Anak-anak datang menyerbu bukankah artinya anak-anak senang dekat dengan kita? Ini modal yang sangat penting untuk tumbuh kembangnya terutama di masa-masa kritis nanti.

Anak-anak datang bertanya tentang PR-nya bukankah berarti mereka anak-anak yang rajin, yang sedang berusaha yang terbaik menyelesaikan tugasnya? Daripada mereka yang harus dipaksa-paksa untuk membuat PR? Bukankah itu artinya mereka anak-anak yang bertanggung jawab? Itu juga adalah modal untuk mereka di masa depan.

Dan bahwa mereka bisa membuat PR, bisa bertanya, bisa menyerbu kita, itu artinya mereka sehat wal afiat, tak kurang suatu apa.

Memikirkan itu semua, penyesalan yang tadi malam hanya sedikit, langsung berubah menjadi setinggi bukit. Dan saya bertekad untuk memperbaikinya malam nanti. Secapek apa pun, saya harus tersenyum, dan meladeni anak-anak saya, semuanya :-)

Thursday, July 22, 2010

My Lego Network, Coba Deh!

Masih ingat Lego? Mainan merakit yang populer di tahun 80-an?

Di era internet ini, Lego membuat www.lego.com.
Yah itu mah biasa kali yah? Website yang isinya company profile dan list product?

Oooooh tidak tidak.. (Telenovela mode on hehe..)

Pertama memang ada list produk. Ditampilkan berbagai product stream. Menarik. Untuk lego robot, bisa dicoba programming-nya.

Ada forum. Para member bisa diskusi tentang berbagai produk lego, saling memberikan rekomendasi ataupun keluhan.

Ada lego digital designer. Kita bisa membuat rakitan lego secara digital. Bikin rumah, robot, pesawat, bebas. Dengan lego brick yang beraneka ragam dan tak terbatas.

Dan yang paling keren, yang jadi judul tulisan ini, My Lego Network :-D

My Lego Network adalah game online yang didukung oleh jejaring sosial dengan blogging (meskipun nggak nulis sih, hanya memantain web page).

Inti permainannya adalah melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh networker, agar kita naik level yang disebut "rank".

Tugas-tugas disampaikan melalui email. Tugas-tugasnya biasanya adalah membuat suatu barang (contohnya red lego brick, apple, honey pot), yang dalam prosesnya bisa dilakukan melalui pertukaran dengan teman, membuat "kebun/pabrik" di page lalu "memanen", atau membuat dari "blueprint". Beberapa barang perlu kita kumpulkan dulu, baru bisa kita buat dengan menggunakan "blueprint". Di situlah gunanya inventory.

Serunya, adalah menunggu panen, mencari teman untuk trade, menyusun strategi penggunaan page untuk bisa panen maksimal.

Jadi di sini, anak-anak berlatih :
1. Bersabar. Panen di kebun tidak bisa seketika. Ada yang sehari baru bisa panen 5, 10, tapi ada juga yang 50.
2. Berkolaborasi. Beberapa tugas membutuhkan bantuan teman untuk "mengklik" di kebun kita. Dan pada beberapa tugas, kita bisa bertukar barang dengan teman.
3, Menyusun strategi. Page kita terbatas, ada beberapa modul kebun yang harus kita atur agar hasil panen kita maksimal.
4. Analisis. Petunjuk yang disampaikan melalui email perlu dipahami dan dianalisis, agar kita dapat melakukan tugas dengan benar.
5. Mencari informasi. Beberapa tahap kurang jelas tugas yang harus dilakukan. Untuk itu perlu mencari informasi di forum, atau bertanya pada teman).
6. Berkreasi. Salah satu tugas memerlukan upload kreasi lego kita, baru dapat dipanen.
7. Bahasa Inggris :-) Seluruh email, forum, command di page adalah dalam bahasa Inggris. Anak-anak jadi terlatih untuk membaca dalam bahasa Inggris, dan kalau aktif di forum, juga berpendapat dalam bahasa Inggris.
8. Internet tools. Adanya email, forum, web page, membuat anak terlatih dengan internet tools.

Kok kayaknya rumit banget? Nggak koook.. Game ini dirancang untuk anak-anak, jadi tingkat kerumitannya sedang-sedang saja :-)

Oya, supaya bisa main dengan lancar, ada dua prasyaratnya sih. Pertama, akses internet yang cukup cepat. Karena di sini banyak animasi, pergerakan-pergerakan gambar, yang bikin bete dan ngehang kalo akses internetnya lambat.
Kedua, sedikiiit kemampuan Bahasa Inggris, supaya nggak bingung-bingung banget baca petunjuk via email dari networker.

Kok saya tau persis apa yang terjadi di game itu? Hehehe, saya diajak untuk jadi member juga oleh anak saya. Dan sekarang sedang kerajingan, sudah hampir sampai rank 3. Lumayan buat iseng-iseng.

Yuk ajak anak-anak main. Ayah Ibunya juga boleh. Add saya ya, puzzlegirl55 :-)

Let's brick :-D

Sunday, July 18, 2010

Selamat Datang Kembali Lego

Sebelum dimulai, analisis ini sebagian besar berdasarkan pengamatan saya atas Lego. Ditambah dengan sedikit studi literatur di internet tentang perkembangan perusahaan Lego. Kalau ada yang kurang tepat, mohon dimaafkan :-)

Bagi mereka yang di tahun 2010-an ini berusia sekitar 30-40 tahun dan di masa kecilnya hidup di kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Medan, Surabaya, tentunya sudah tidak asing lagi dengan mainan Lego. Mainan Lego menyertai pertumbuhan kita sampai kira-kira usia SMP. Merakit berbagai bentuk, membuat rumah-rumahan, mobil-mobilan, baik sesuai contoh, atau karangan kita sendiri. Senangnya :-)

Dengan munculnya game console dan game komputer, pamor Lego sempat menurun drastis. Tidak dapat disangkal, dibandingkan dengan PS, Nintendo, dan game komputer yang hingar bingar dan banyak sekali variasinya, main Lego menjadi terasa "kok gini aja sih".

Tanda-tanda hilangnya Lego terasa di toko-toko mainan. Lego menjadi sangat langka, stoknya jauh berkurang, dan berada di sudut-sudut yang tidak menarik.

Entah memang demikian di seluruh dunia, atau pas di toko yang saya kunjungi ya? :-)

Saya sempat sedih, apakah Lego akan mati? Sayang sekali jika mati. Dengan main Lego, kita berlatih untuk sabar, tekun, sekaligus kreatif. Kita bisa bermain sesuai contoh, tapi juga bisa berkreasi sesuai imajinasi. Dua sisi yang sangat positif bukan?

Tapi, Lego ternyata hebat. Mereka berhasil come back.

Bagaimana caranya? Apa bisa mainan Lego bersaing dengan game komputer dan game console?

Di sinilah kuncinya, ketika tidak bisa bersaing, maka berkolaborasilah.

Maka Lego pun mulai masuk ke arena game console dan membuat www.lego.com. Dari sana, anak-anak kembali diperkenalkan dengan serunya merakit Lego. Maka setelah bermain game-nya, mereka pun tertarik untuk mencari Lego untuk dirakit. Ide yang cerdas!

www.lego.com pun dikemas sangat menarik. Diawali dengan mendaftar sebagai member, anak-anak diberi kesempatan untuk meng-upload kreasi Lego mereka di dunia nyata, dan mendapatkan point dari sana, yang berguna untuk mencapai target-target pada game online.

Ada fasilitas email, message board, forum, page untuk setiap member. Dengan tugas-tugas yang diberikan oleh admin yang disebut Networker.

Ada juga fasilitas desain digital, yaitu anak-anak dapat membuat desain Lego sesuka mereka, dengan berbagai komponen Lego. Desain digital ini dapat dipesan komponennya ke Lego, dan dibangun di dunia nyata.

Di sini juga ada fasilitas untuk mencoba membuat program robot Lego, yaitu Lego Mindstorm.

Dan sekarang Lego pun mulai jeli, untuk bekerja sama dengan produsen film kartun. Karakter-karakter kartun dibuat menjadi rakitan lego. Anak-anak pun kembali suka dengan lego. Termasuk anak saya :-)

Selamat datang kembali Lego :-)

Oya saya bukan karyawan Lego lho ya, hanya pehobi dan simpatisan saja :-)

Anak-anak Belajar Membuat Robot, Seru!

Dimulai dari browsing di www.lego.com, anak saya menemukan informasi produk Lego Mindstorm, yaitu lego robotik.

Kerennya (atau pintarnya www.lego.com) di sana diberikan contoh beberapa jenis robot (yang sudah jadi tentunya) dan anak-anak bisa mencoba membuat program untuk robot itu. Seru!

Tinggal klik-klik ikon visual programming-nya (ada contohnya), program di-run, lalu ada visualisasi robot melakukan perintah sesuai program (video dari robot tersebut). Keren kan?

Dari situlah anak-anak saya akhirnya tertarik untuk belajar membuat robot.

Maka sayapun mulai browsing mencari sekolah atau kursus robot di Jakarta.

Cukup sulit juga. Sekitar dua tahun lalu saya ingat ada tempat belajar robot di Gramedia Matraman. Tapi saya cari di Mbah Google tidak ada.

Ketemu satu penyelenggara kursus, lokasinya jauh, di Kelapa Gading. Ada lagi yang lain, di Surabaya. Sampai akhirnya ketemu, di Senayan City.

Minggu lalu kami coba ke sana, seruuu!

Karena baru pertama kali datang, belum langsung ke Lego Mindstorm, tapi Lego Education dulu. Tapi sudah cukup keren :-) Awalnya lego dirakit dulu, termasuk motor-motor penggeraknya. Contoh perakitan diikuti dari program di komputer. Setelah rakitan selesai, USB pada rakitan dimasukkan ke komputer, mulai dengan visual programming. Programming-nya masih ada contohnya, tetapi sambil dijelaskan oleh pembimbing, apa arti dari masing-masing blok program itu. Program dijalankan, robot pun bergerak, kereeeen!

Ada robot penyepak bola, pemutar gasing, singa mengaum, buaya membuka mulut, dan desain-desain lainnya. Lucu-lucu, tapi robot gitu loh :-D

Maka, sejak minggu itu, tema kami setiap akhir minggu adalah kursus robot. Mudah-mudahan anak-anak saya tetap konsisten menjalani kursusnya, dan bisa menjadi pembuat robot hebat dari Indonesia :-)

Game Internet untuk Anak-anak (dan Ayah Ibunya :-))

Beberapa bulan terakhir, 2 anak saya yang besar sedang hobi main game online di internet.

Awalnya dari nonton film kartun di TV kabel, ada alamat website-nya. Iseng-iseng mereka coba masuk. Ada membership-nya, mereka coba sign up. Di sana ternyata ada berbagai game online yang seru!

Ada kompetisi membuat film kartun. Jadi mereka harus membuat script kartun yang isinya tinggal dipilih-pilih, dibuat cerita, buat beberapa teks, isi dengan pilihan-pilihan suara, submit.

Ada game creator. Jadi di sini mereka justru bukan main game, tapi membuat game. Ada berbagai tools yang tinggal dipilih, siapa tokohnya, bagaimana perjalanan game-nya, serta bagaimana menyusun bonus dan rintangannya. Selesai, submit. Nanti bisa terlihat sudah berapa orang di internet yang memainkan game kita, dan berapa mereka memberi rate.

Ada lagi kompetisi sepak bola. Jadi mereka membuat tim dengan teman-teman yang ada di network tersebut, mendaftar ke sebuah kompetisi, lalu akan muncul jadwal pertandingan. Pertandingan hanya bisa terjadi jika perwakilan kedua tim ada yang online. Jika dalam dua hari tidak online, maka dianggap kalah.

Ada lagi permainan yang menuntut kesabaran dan juga ketelitian. Jadi di game ini, ada target dan level-level yang harus dicapai. Untuk mencapai target-target itu, ada petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam email dari admin website. Salah satu tugasnya adalah mereka juga harus membuat sendiri halaman website, men-setup-nya, dan di situ mereka bisa membuat tugas-tugas dan melakukan "panen" atas tugas-tugas tersebut setiap harinya. Mereka juga harus berteman dengan beberapa admin dan teman sesama peserta, karena ada beberapa tugas yang memerlukan bantuan dari teman-teman tersebut. Nah kalau game yang ini, saya juga suka :-D

Ternyata, game anak-anak di internet itu banyak juga yang bermanfaat bukan? Meningkatkan kreativitas, mengasah ketekunan, membiasakan komunikasi dalam bahasa Inggris, terbiasa berkenalan dengan teman-teman di seluruh dunia, terbiasa dengan berbagai aplikasi di internet seperti search, email, chat, forum, message board, bahkan blog. Dan kemampuan ini akan sangat membantu ketika mereka diberi tugas dari sekolah, dan diminta untuk mencari di internet.

Agar hasilnya optimal, ada beberapa kualifikasi yang diperlukan :
1. Anak-anak harus berkomitmen bahwa mereka hanya boleh mengakes website anak-anak. Jika ada yang aneh, harus komit untuk langsung ditutup.
2. Bisa berbahasa Inggris dasar, karena berbagai website penyedia game tersebut merupakan website internasional.
3. Bagi orang tua, sedapat mungkin carilah akses internet yang unlimited. Jika aksesnya bukan unlimited, harus dibuat kesepakatan batas waktu bermain setiap harinya.
4. Walaupun akses internet unlimited, sebaiknya tetap ada batas waktu bermain agar anak juga melakukan aktivitas fisik lainnya.

Selamat mendampingi (dan ikutan) anak-anak bermain di internet :-)

Tuesday, June 29, 2010

Mudik Lebaran, Haruskah?

Dua bulan lagi Lebaran tiba.

Dan di sekitar hari Lebaran itu, kita akan mengalami lagi peristiwa nasional yang menghebohkan seluruh negeri : mudik.

Seluruh jalur transportasi akan dilipatgandakan kapasitasnya di masa mudik ini. Berbagai departemen dan perusahaan juga harus melaukan antisipasi untuk mudik. Dan tentunya mendapatkan keuntungan dari para pemudik tersebut.

Bagi mereka yang selama ini tinggal di perantauan, maka merekalah yang sibuk bersiap-siap mudik. Jika perjalanan menggunakan transportasi umum, maka perlu dilakukan pemesanan tiket jauh-jauh hari. Jika menggunakan kendaraan sendiri, maka perlu pemeriksaan kendaraan agar selamat di perjalanan. Untuk para handai taulan perlu persiapan oleh-oleh. Dan untuk semua itu, perlu biaya.

Bagi mereka yang sehari-hari sudah berada di kampung halamannya, maka mereka tidak ikut sibuk. Tapi, biasanya tetap terkena imbas, karena pembantulah yang pulang kampung. Dan daripada repot, biasanya disewalah pembantu pengganti. Biaya juga.

Kapan persiapan itu dilakukan? Tentunya menjelang bulan Syawal, di bulan Ramadhan, bahkan mungkin sejak bulan Sya'ban. Persiapan intensif, seperti belanja oleh-oleh, biasanya dilakukan di minggu-minggu terakhir Ramadhan.

Dan kapan biasa mudik mulai dilakukan? Karena mudik adalah untuk bersilaturrahim di hari Lebaran, maka berangkat biasanya di hari-hari terakhir bulan Ramadhan.

Sebenarnya bagaimana cara mengisi Ramadhan dan Lebaran yang dicontohkan Rasulullah SAW?

Pada beberapa kisah beliau digambarkan, bahwa bahkan sejak bulan Rajab, Rasulullah sudah mulai mengintensifkan ibadah termasuk puasa sunnah. Di bulan Sya'ban, Rasulullah begitu seringnya berpuasa, sampai hampir-hampir seperti pada bulan Ramadhan.

Dan di bulan Ramadhan, seluruh kegiatan dipusatkan pada ibadah. Terutama di 10 hari terakhir, di mana Rasulullah melakukan I'tikaf di masjid.

Bagaimana jika dibandingkan dengan kita yang sibuk mempersiapkan dan melakukan mudik? Rasanya akan menjadi sulit mencontoh Ramadhan Rasulullah.

Bagaimana kita dapat fokus beribadah jika harus disibukkan dengan membuat kue dan menyusun daftar oleh-oleh? Bagaimana kita bisa beritikaf, menghabiskan waktu bersama Al Qur'an di masjid-masjid Allah, jika kita sedang berada di perjalanan yang sangat macet?

Mungkin perlu dievaluasi lagi apakah memang kita harus mudik di hari Lebaran.

Kan silaturrahim? Silaturrahim dapat dilakukan kapan saja. Rasanya sama sekali tidak ada hubungannya antara Idul Fitri dan silaturrahim.

Kan di hari Lebaran semua keluarga bisa bertemu secara bersamaan? Sebenarnya ini juga bisa diatur. Cari saja jadwal pertemuan keluarga besar secara bersamaan. Semua cuti di jadwal tersebut. Biaya lebih murah, perjalanan lebih tenang karena tidak macet. Dan di bulan Ramadhan kita bisa fokus dengan ibadah.

*sekedar pemikiran yang semoga menginspirasi :-)

Mamaku Luar Biasa

Mamaku sangat-sangat luar biasa.

Waktu aku kecil, di tahun 80-an, kebanyakan ibu teman-temanku menjadi ibu rumah tangga. Mama berbeda, Mama bekerja sebagai pegawai negeri. Namun, setiap hari Mama tetap sempat menyiapkan sarapan pagi, melepas kami berangkat ke sekolah dan sudah kembali ke rumah jam 3 sore.

Dan satu lagi bedanya Mama. Di kala ibu-ibu temanku umumnya lulusan SD, atau paling-paling SMP, Mama lulusan perguruan tinggi terkenal di Bandung. Di sana Mama berjumpa dengan Papa sampai akhirnya menikah.

Aku adalah anak sulung dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan. Aku dan adik-adikku berselisih umur sekitar 1,5 sampai 2 tahun, sehingga kami bersaudara hampir sebaya.

Entah berawal dari mana, aku termasuk anak yang sulit diatur. Jika diperintah sesuatu, aku malah tidak mau. Dan semakin aku dipaksa atau ditekan, semakin aku berkeras untuk melawan. Sikap buruk ini sangat mewarnai interaksiku dengan Mama.

Ada satu kejadian kecil yang masih kuingat sampai sekarang. Waktu itu hari sudah sore, kami bertiga sedang duduk di teras belakang bersama Mama. Aku dan adik-adikku sedang makan es krim, yang kami ambil masing-masing dari kulkas.
Mama minta padaku, "Tia, ambilkan Mama es krim dong."
Aku serta merta menjawab, "Tidak mau."
Mamaku mulai kesal, "Kan tinggal ke kulkas saja, ambilkan Tia!"
Aku semakin bersikukuh, "Tidak mau!"
Aku tidak ingat lagi apa reaksi Mama saat itu. Tetapi setiap kali kuingat kejadian itu, rasanya aku sangat sedih dan menyesal.

Mama visioner. Dia tahu yang terbaik untuk anak-anaknya. Dan jika dia yakin sesuatu baik, dia akan konsisten menjalankannya.

Salah satu program Mama adalah berenang. Kami bertiga sebenarnya cukup suka juga berenang, tapi karena harus berjalan kaki kira-kira selama 30 menit perjalanan, rasanya enggan juga untuk berangkat.

Biasanya kode Mama jika akan mengajak kami berenang adalah, "Hari cerah!"
Artinya kami harus segera bersiap-siap untuk berenang. Aaarrgh!

Mama sendiri yang mengajari kami berenang. Sampai akhirnya kami bisa berenang sampai sekarang.

Hebatnya lagi, Mama seperti punya indra keenam.
Di suatu sore aku dan adik-adik lapar, membayangkan betapa nikmatnya mi ayam yang kadang-kadang Mama bawakan dari kantor. Kala itu belum ada HP, jadi harapan-harapan tidak bisa langsung dikomunikasikan. Namun ajaibnya Mama, sore itu Mama bawa pulang mi ayam! Benar-benar melebihi teknologi komunikasi manapun.

Kembali ke sikapku yang suka melawan, bukannya Mama memarahi aku jika melawan, malah Mama melakukan hal yang amat sangat sebaliknya.

Mama memilih untuk tidak pernah menyuruhku.

Apapun itu. Pergi ke warung, membantu mencuci piring, membantu memasak, mencuci baju.

Mama lakukan semua sendiri, atau menunggu inisiatifku sendiri.

Pernah suatu saat aku sempat berbicara dengan Mama tentang hal ini. Apa penjelasan Mama?

"Daripada Mama suruh kamu, lalu kamu malah melawan Mama, kamu jadi berdosa. Lebih baik Mama tidak usah suruh kamu, Mama kerjakan sendiri saja"

Astaghfirullahal azhim. Subhanallah.

Kasih sayang Mama benar-benar sepanjang hayat, bahkan sampai lebih jauh dari itu, sampai akhirat.

Selamat ulang tahun Mama, semoga Allah membalas semua kebaikan Mama dengan pahala yang berlimpah-limpah, dan semoga di akhirat nanti Allah berikan untuk Mama sebuah istana yang indah megah di surga-Nya. Aamiin.