Wednesday, June 22, 2011

Hadits Berbuat Baik kepada Orang Tua

Dari Abu Abdurrahman bin Mas’ud ra., ia berkata :
Saya bertanya kepada Nabi saw. :
“Amal apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala ?”
Beliau menjawab : “Salat pada waktunya."
Saya bertanya lagi : “Kemudian apa ?”
Beliau menjawab : “Berbuat baik kepada kedua orang tua."
Saya bertanya lagi : “Kemudian apa ?”
Beliau menjawab : “Berjihad (berjuang) di jalan Allah.”

(HR. Bukhari dan Muslim)


Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Seseorang tidak dapat membalas budi kedua orang tuanya, kecuali jika mendapatkan orang tuanya menjadi budak, kemudian ia beli dan memerdekakannya.”

(HR. Muslim)


Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Kali tertentu seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. lalu bertanya : “Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak aku pergauli dengan baik ?” Rasulullah menjawab : “Ibumu !” Lalu siapa ?” Rasulullah menjawab : “Ibumu !” Lalu siapa ?” Rasulullah menjawab : “Ibumu !” Sekali lagi orang itu bertanya : “Kemudian siapa ?” Rasulullah menjawab : “Bapakmu!”

(HR. Bukhari dan Muslim)


Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw., beliau bersabda : “Sungguh hina, sungguh hina, dan sungguh hina, orang yang salah satu atau kedua orang tuanya masih hidup, ia tidak bisa masuk surga

(HR. Muslim)


(Sumber : Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi Bab Berbuat Baik Kedua Orang Tua dan Bersilaturahim)

Tuesday, June 21, 2011

Islam Moderat

Pembahasan kali ini tentang Islam Moderat yang disampaikan oleh Ust. Abdullah Qomarudin, Lc.

Inti ajaran Islam yang bersifat moderat terdapat pada aspek-aspek berikut :

1. Perimbangan antara hal yang baku (tetap) dan yang bisa berubah sesuai zaman

Pada dasarnya dalam Islam ada hal-hal yang baku seperti akidah atau keyakinan serta tuntunan ibadah ritual seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Untuk hal-hal ini tidak akan berubah sepanjang masa.

Di sisi lain, ada aspek-aspek yang bisa berubah sesuai zaman.

2. Toleransi dan hidup berdampingan walaupun ada perbedaan

Pada dasarnya Islam sangat menganjurkan untuk bertoleransi dan menghormati perbedaan. Konteksnya adalah hubungan antar manusia, atau muamalah. Kita tidak perlu memusuhi ataupun membenci umat lain tanpa alasan. Tetaplah berlaku adil dan berbuat baik, selama mereka juga berbuat baik.

3. Menekankan bermusyawarah dalam berbagai hal, terutama dalam keputusan strategis

4. Tidak beranggapan bahwa pintu ijtihad telah tertutup.

Semua orang dapat berijtihad, asalkah berdasarkan ilmu, dilakukan dengan bertanggung jawab, dan bertujuan mencari kebenaran.
Sebagaimana sabda Rasulullah, jika seorang hakim berijtihad, dan keputusannya benar, maka ia mendapatkan 2 pahala. Dan jika keputusannya salah, ia mendapatkan satu pahala.

Demikian, semoga bermanfaat :-)

Monday, June 20, 2011

Tinjauan Amalan di Bulan Rajab

Ceramah Zhuhur kali ini membahas tentang amalan di Bulan Rajab.

Di masyarakat banyak sekali informasi tentang berbagai ibadah di bulan Rajab, terutama berkaitan dengan 4 ibadah yaitu shalat, puasa, zakat, dan umrah. Pada dasarnya ibadah-ibadah yang dikhususkan untuk bulan Rajab tersebut tidak terdapat pada hadits sahih dari Bukhari dan Muslim. Ibadah-ibadah tersebut pada umumnya merupakan ibadah yang dimulai sebelum Islam, karena mereka memang memuliakan bulan Rajab. Setelah Islam ditetapkan untuk dihentikan total. Namun, sebagian terdapat pada hadits Ahlus Sunan (Abu Dawud, Nasa’i).

Contohnya, di Arab, di bulan Rajab setiap keluarga melakukan makan bersama (Rajaban). Ketika ditanyakan kepada Rasulullah, jika mau silakan, jika tidak, tidak apa-apa. Hal ini diriwayatkan oleh Ahlus Sunan (Abu Dawud, Nasa’i), namun tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Ada keutamaan-keutamaan bagi muslim, yang tidak berkaitan dengan tempat dan waktu, seperti muslim, keimanan, dzikir, sedekah.

Ibadah lain yang sering dibiasakan juga adalah Shalat Raghaib, yang dilakukan pada Jumat pertama Rajab. Ibadah ini disebut ulama sebagai “batil, kadzibun, bid’ah dhalalah”.

Puasa Rajab, secara khusus juga sebenarnya tidak ada. Rasulullah pernah bersabda “Berpuasalah kamu, dan tinggalkan.” Maka yang dimaksud adalah tetap merujuk ke puasa sunnah yang umum, seperti Senin Kamis, Ayyamul Bid, dan Dawud.
Zakat di bulan Rajab, juga tidak memiliki dasar. Memang pernah Ustman bin Affan berkhutbah di bulan Rajab, “Bulan ini bulan zakat, bulan bersih-bersih, bayarlah hutangmu, dan jika ada yang tersisa, bayarkan zakatnya.”

Namun hal ini tidak berarti bahwa bulan Rajab dikhususkan untuk membayar zakat. Sebab zakat sebenarnya berkaitan dengan nishab (jumlah) dan haul (waktu). Maka jika telah sampai nishab dan haulnya, hendaknya ditunaikan, tidak dilakukan pada bulan khusus baik Rajab maupun Ramadhan.

Umrah di bulan Rajab, ada hadits yang menyatakan, namun diingkari oleh Aisyah.

Doa tentang bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan, ada di Ahlus Sunan, tetapi tidak ada di Bukhari Muslim.

Segala ibadah sebaiknya tetap dilakukan hanya karena Allah, tidak karena waktu dan tempat.

Demikian, semoga bermanfaat :-)

Shalat di Perjalanan - Jamak

Melanjutkan pembahasan tentang shalat di perjalanan, kali ini dibahas tentang shalat jamak.

Shalat Jamak, yaitu menggabungkan dua waktu shalat, zhuhur dengan ashar, dan maghrib dengan isya.

Jamak pada dasarnya dapat dilakukan baik dalam safar (perjalanan) maupun di luar safar.

Maka musafir boleh menjamak. Yang tidak musafir pun boleh menjamak, dengan alasan :
1. Hujan lebat / banjir
2. Ada urusan / kebutuhan / hajat yang tiba-tiba, di luar kebiasaan, misalnya macet.
3. Ada urusan yang jika ditinggalkan untuk shalat akan menyulitkan orang tersebut, misalnya pekerja di pertanian, pabrik, yang sulit untuk berwudhu
Persyaratan jamak adalah urutan yang tertib. Maka walaupun jamak ta’khir, misalnya shalat maghrib dan isya di waktu isya, urutannya tetap maghrib dahulu, baru kemudian isya.

Bagi musafir, jamak dan qashar dapat dikombinasikan.

Misalnya pada kasus musafir yang akan men-jamak qashar maghrib dan isya bermakmum kepada imam mukim, di waktu isya.

Maka, ketika imam shalat isya, musafir dapat bermakmum untuk shalat maghrib. Ketika pada rakaat ketiga, musafir tasyahud akhir dan salam. Jika setelah itu imam masih melanjutkan shalat isya, musafir dapat mengikutinya lagi untuk shalat isya.

Tentang shalat jamak, ada perbedaan berkaitan dengan penundaan.

Jika shalat jamak ta’khir, maka antara shalat pertama dan kedua dapat disela dengan kegiatan lain, misalnya makan, dll dsb.

Jika shalat jamak takdim, maka antara shalat pertama dan kedua tidak ada sela. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh berkata-kata sama sekali. Yang penting kedua shalat tersebut dilakukan berturut-turut. Jika perlu untuk bicara, atau misalnya mengulang wudhu, maka boleh dilakukan.

Demikian tentang shalat jamak :-)

Shalat di Perjalanan - Qashar

Menjelang liburan, pengajian Zhuhur kali ini membahas tentang hukum-hukum shalat bagi musafir, atau orang yang sedang berada dalam perjalanan.

Pembahasan tentang hukum shalat bagi musafir ini tidak ditetapkan secara pasti, sehingga memang banyak perbedaan pendapat. Dan perbedaan itu bukan bersifat sunnah vs bid’ah, tetapi bersifat rojih dan marjuh, yaitu dalil mana yang lebih kuat.
Perbedaan yang jelas adalah antara musafir dan mukim.

Mukim adalah orang yang tinggal di kampung halamannya sendiri, maka dia diharuskan untuk shalat sempurna.

Musafir adalah orang yang sedang dalam perjalanan, maka dia boleh (sebagian ulama mewajibkan) untuk shalat dengan meng-qashar, yaitu mempersingkat shalat untuk zhuhur, ashar, dan isya, menjadi 2 rakaat (tanpa jamak, tanpa digabungkan dengan shalat lain)

Yang kurang jelas adalah jika kita pergi ke suatu tempat, lalu tidak berniat menetap, sampai kapankah kita disebut musafir?

Pendapat pertama menyatakan bahwa jika tinggal lebih dari 4 hari, maka tidak meng-qashar lagi.
Hal ini merujuk kepada kondisi ketika Rasulullah ketika beliau sudah menetap di Madinah dan pergi ke Mekkah untuk berhaji, beliau meng-qashar selama di Mekkah sejak tanggal 4 hingga 8 Dzulhijjah, sebelum meneruskan perjalanan ke Mina.

Pendapat kedua menyatakan bahwa jika tinggal lebih dari 15 hari, maka tidak meng-qashar lagi.
Hal ini merujuk kepada kejadian Fathu Mekkah, yang terjadi selama 15 hari Rasulullah ke Mekkah dan kemudian kembali ke Madinah.

Pendapat ketiga dari Ibnu Taimiyah, jika tidak ada niat menetap, maka boleh terus meng-qashar.
Hal ini merujuk kepada riwayat Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa Rasulullah tinggal 19 hari di Mekkah, dan terus meng-qashar. Kemudian di Tabuk 20 hari, juga terus meng-qashar.
Anas Bin Malik pernah tinggal ke suatu tempat selama 1-2 tahun, juga terus meng-qashar.

Di antara ketiga pendapat tersebut, maka ada satu pendapat lagi yang membuat generalisasi dengan membagi menjadi dua kondisi :
Yaitu jika sudah sampai ke tempat tujuan, walaupun tidak ada niat untuk menetap, sudah ada tempat tinggal yang tetap, mapan, tenang, maka tidak usah meng-qashar.
Dan jika tempat tidak jelas, misalnya masih berpindah-pindah, maka tetap meng-qashar.

Berikutnya, untuk pelaksanaan shalat qashar, Rasulullah tidak mencontohkan ada niat khusus, atau memerintahkan kepada yang lain untuk meng-qashar.
Dalam perjalanan, musafir dapat berjamaah dengan mukim. Dan dalam hal ini akan terdapat dua kondisi.

Pertama, musafir dapat menjadi makmum. Maka pelaksanaannya, misalnya pada shalat zhuhur, musafir mengikuti sampai shalat sempurna, walaupun masbuk.

Kedua, musafir dapat menjadi imam. Karena shalat berbeda niat antara imam dan makmum dibolehkan. Maka pelaksanaanya, musafir menyampaikan bahwa ia akan qashar, dan selanjutnya jamaah dipersilakan melanjutkan shalat masing-masing sampai sempurna.

Demikian tentang shalat qashar :-)

Sifat Dengki

Jumat lalu saya sempat ikut pengajian dengan Ust. Herlini, sayang hanya beberapa menit saja, karena ada urusan yang harus saya kerjakan.

Dalam beberapa menit itu, ada satu hal yang sempat saya catat yang itu tentang sifat dengki.

Ada dua jenis sifat dengki, atau yang sering disebut juga dengan sifat hasad.

Yang pertama, adalah sifat dengki yang ditambah dengan rasa ingin merusak.
Yaitu jika si A melihat si B mendapatkan kesenangan, dan si A menginginkan juga hal yang sama, dan menginginkan agar si B tidak lagi memiliki kesenangan itu.
Misalnya ada teman kita yang punya mobil baru, kita dengki dan menginginkan mobil yang sama dan ingin agar mobil si B rusak, atau hilang, atau apa saja sehingga dia tidak lagi memiliki mobil baru itu.

Yang kedua, adalah sifat dengki yang tidak ditambah dengan rasa ingin merusak.
Yaitu jika si A ketika si B mendapatkan kesenangan, dan si A juga menginginkan yang sama, namun si A tidak menginginkan si B kehilangan kesenangan itu.
Misalnya ada teman kita punya jabatan baru, kita juga ingin naik jabatan, tetapi kita tidak menginginkan teman kita turun jabatan.

Dengki yang pertama tentunya lebih parah dari yang kedua. Namun, dengki yang kedua, walaupun tidak merusak, adalah juga sifat dengki.

Demikian, semoga ada manfaatnya :-)

Friday, June 17, 2011

Amalan Apa yang Sudah Dilakukan?

Tadi pagi saya mengambil raport anak-anak saya. Alhamdulillah bagus-bagus raport mereka.

Pembahasan dilakukan dengan guru kelas, awalnya biasa saja, tentang proses belajar belajar, masukan untuk perbaikan, baik untuk pelajaran maupun aspek mental.

Sebelum berakhir, tiba-tiba salah satu guru mengajukan pertanyaan yang sangat sulit saya jawab, “Bu, anak Ibu prestasinya sangat baik. Kalau Ibu menanyakan masalah, Insya Allah sama sekali tidak ada masalah. Justru kami ingin belajar dari Ibu, apakah ada amalan apa yang sudah Ibu lakukan?”

Waduh, langsung saya kebingungan. Amalan apa ya? Pada dasarnya saya memang sulit menjawab pertanyaan yang tiba-tiba. Tapi ini jauh lebih sulit lagi.

Akhirnya saya jawab secara umum saja, bahwa pada dasarnya, segala sesuatu kebaikan yang kita lakukan insya Allah akan Allah balas dengan kebaikan. Dan sebaliknya, segala sesuatu keburukan, juga akan berdampak buruk bagi kita. Kebaikan dan keburukan ini dalam konteks yang sangat luas, dari hal yang kecil sampai hal yang besar, untuk segala urusan kita.

Maka, saya sampaikan bahwa jika ada masalah, kita perlu terus berintrospeksi, barangkali ada kesalahan yang kita lakukan. Jika kita terus melakukan kebaikan, insya Allah, Allah akan mudahkan dan selesaikan semua persoalan dan urusan.

Sang guru pun mengangguk-angguk dan mengucapkan terima kasih atas “wejangan” saya itu.

Setelah selesai pembahasan tadi, saya berpikir-pikir lagi, sepertinya saya belum menjawab pertanyaan Pak Guru :-)

Sepertinya yang diharapkan adalah detil amalan apa yang telah dilakukan. Setelah saya coba kumpulkan kembali dari pengajian dan referensi, ada beberapa amalan yang sebaiknya rutin dilakukan. Saya coba share di sini yaa.. Mudah-mudahan Allah beri kemudahan buat kita semua untuk melakukannya..

Pertama, setelah bangun pagi, di rumah :
a. Shalat tahajjud, sambil melancarkan hafalan, dan memanjatkan doa.
b. Shalat sunnah sebelum subuh, shalat subuh
c. Dzikir pagi
d. Membaca Al Qur’an (kadang digantikan dengan melancarkan hafalan)
e. Sedekah pagi

Kedua, berangkat ke kantor, di perjalanan :
a. Melancarkan hafalan atau membaca buku

Ketiga, di kantor :
a. Shalat dhuha
b. Mendengarkan murattal di komputer kantor untuk melancarkan hafalan
c. Shalat sunnah sebelum dzuhur, shalat dzuhur, shalat sunnah setelah dzuhur
d. Shalat asar

Keempat, pulang ke rumah, di perjalanan :
a. Dzikir petang
b. Melancarkan hafalan atau membaca buku

Kelima, di rumah :
a. Shalat maghrib, shalat sunnah setelah maghrib
b. Melancarkan hafalan
c. Shalat isya, shalat sunnah setelah isya
d. Tidur

Dan di luar jadwal-jadwal tersebut, ada beberapa komitmen yang sebaiknya diusahakan agar terjaga :
1. Meminimalkan menghabiskan waktu untuk yang tidak bermanfaat (menonton TV, browsing internet, facebook, twitter, ngobrol, jalan-jalan ke mall).
2. Mengusahakan untuk menjaga wudhu.
3. Meminimalkan komplain dan marah.

Demikian sharing kali ini, semoga ada yang dapat mengambil manfaatnya :-)

Thursday, June 16, 2011

“Pengambil Tanpa Izin” Cilik

Kemarin saya mengantar dua anak saya yang besar les menggambar dan robotika. Adiknya yang berusia 3 tahun ikut mengantar bersama saya dan bermain di ruang tunggu, yang memang dilengkapi dengan beraneka ragam mainan anak-anak.

Setelah berbagai pilihan, akhirnya anak saya memilih kompor-komporan, dengan oven-ovenan yang memiliki pintu kecil yang bisa dibuka-tutup. Hanya, sebagaimana mainan yang ada di tempat umum, beberapa bagiannya sudah agak rusak , sehingga di bagian belakang ovennya terbuka.

Dari rumah, anak saya membawa sebuah peluit kecil. Dia mainkan peluit kecil itu sebagai obyek yang dimasukkan dan dikeluarkan ke oven. Pintu oven dibuka, peluit dimasukkan, pintu oven ditutup. Pintu oven dibuka, peluit dikeluarkan, pintu oven ditutup. Begitu berulang-ulang :-)

Selain kompor-komporan, anak saya mengambil juga alat kasir-kasiran, yang bisa dia pencet-pencet. Maka adakalanya, setelah peluit dimasukkan dan pintu ditutup, dia pindah ke mainan kasir.

Di dekat anak saya, duduk seorang anak perempuan berusia sekitar 8 tahun, dengan badan yang cukup besar, sedang menikmati snack-nya. Dia sepertinya sedang menunggu waktu les atau menunggu saudaranya les.

Sambil menemani anak saya, saya melihat suasana di ruangan les, termasuk berbagai pengumuman program liburan, yang rencananya anak saya akan ikuti.

Tiba-tiba anak saya kebingungan mencari peluitnya. Saya cari di dalam oven, tidak ada. Saya minta anak saya untuk bangun dari duduknya, juga tidak ada. Saya minta dia cari ke tempat dia tadi mengambil alat kasir, juga tidak ada.

Sepintas saya lihat si anak besar hanya diam dan meneruskan makan. Tidak ada intensi untuk membantu. Saya mulai merasa aneh.

Tiba-tiba anak itu berhenti makan, memasukkan kotak snack-nya ke dalam tas, lalu pindah duduk ke sudut lain, yang tidak ada kursinya. Di pojok sana, tangannya masuk ke dalam tas, seperti mengambil sesuatu yang kecil, yang ia penasaran ingin lihat. Dan dia menatap saya.

Saya pun segera curiga. Saya panggil anak itu, dan saya tanyakan, apakah dia melihat peluit anak saya. Tampak sedikit ketakutan, dia pun mengangguk, dan memberikan peluit itu kepada saya.

Kaget, senang, trenyuh, sedih, rasanya bercampur saat itu. Senang, lega dan kaget karena ternyata peluit anak saya tidak hilang. Kaget, trenyuh, dan sedih karena ada anak kecil yang belajar mengambil tanpa izin, dengan diam-diam. Apa hal ini biasa untuk anak-anak ya? Harusnya tidak. Mereka harus tahu mana yang benar dan mana yang tidak.

Jangankan mengambil tanpa izin untuk sesuatu hal yang mungkin orangnya tidak membolehkan. Meminjam tanpa izin, untuk sesuatu hal yang kita tahu pasti orangnya membolehkan pun, sebenarnya tidak boleh. Ada istilah khusus untuk hal ini, yaitu "ghosab". Contoh yang sering dilakukan misalnya di tempat kerja, kita di ruang kerja teman kita, kita perlu ballpoint untuk menulis, sedangkan teman kita itu sedang tidak di tempat. Biasanya dengan mudah kita bermonolog, "Rina, aku pinjam ballpoint-nya ya." Dan kita sendiri menjawab, "Iya, pakai saja." Padahal seharusnya hal sekecil ini pun tidak diperbolehkan.

Kembali ke kasus si anak tadi, saking kagetnya saya hanya sempat bilang terima kasih. Seharusnya mungkin saya berikan nasehat ya? Mudah-mudahan dia tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Dan mari kita biasakan kepada anak-anak kita untuk menghormati hak milik orang lain. Bahkan di antara anggota keluarga di rumah sendiri. Bahwa ada barang dan makanan milik Ayah, Ibu, Kakak, Adik. Dan kalau mau meminjam apa lagi meminta, walaupun sesedikit apa pun, harus meminta izin terlebih dahulu. Dimulai dari yang kecil, mereka akan dapat menjaga amanah yang besar.

Friday, June 10, 2011

Perjuangan Muslimah Palestina

Siang ini pengajian muslimah diisi oleh Ibu Nurjannah, sebagaimana judul di atas.

Saya coba share, walaupun saya sedikit terlambat (hiks, harus diperbaiki nih :-) )

Menyebarkan informasi tentang Palestina adalah seperti sebuah aktivitas penjualan, “Sales Ilahiyah”, begitu Ibu Nurjannah menyebutnya.

Syarat terkabulnya doa adalah hati yang bersih, harta yang bersih, mata, telinga, tangan, dan kaki yang seluruhnya bersih. Baru jika seluruh syarat itu terpenuhi, doa dapat dikabulkan. Adapun pengabulan doa dapat dipercepat, ditunda, sesuai permintaan, atau pun Allah ganti dengan yang lain.

Sebelum kita memberikan untuk Palestina, harus kita pastikan dulu bahwa kita telah memberikan yang terbaik untuk yang terdekat dengan kita.

Muslim Palestina benar-benar menjadi teladan untuk ibadah kita. Dalam kondisi yang sangat tidak aman, sangat terdesak, dengan ancaman kematian yang begitu dekat, mereka tetap bersemangat, berkomitmen untuk menjalankan seluruh ibadah rutin.

Mereka tidak pernah tertinggal satu pun shalat berjamaah. Di mana setiap kali keberangkatan itu mereka harus siap untuk mati syahid. Dan ketika mereka kembali ke rumah setelah shalat itu mereka sangat bersyukur karena masih dapat hidup.

Mereka tetap berkomitmen menyetorkan hafalan, membaca Al Qur’an 2 juz per hari, membaca doa pagi dan petang.

Seharusnyalah kita yang memiliki banyak sekali waktu yang sangat-sangat luang, bisa berkomitmen sama, bahkan lebih banyak lagi dibandingkan dengan muslim Palestina itu.

Namun, di sisi lain, banyak hal yang patut kita syukuri. Jika kita telah berada di jalan yang baik, telah Allah mudahkan untuk bisa hadir di pengajian, tidak “terbelenggu” oleh “kemegahan” dunia.

Karena banyak sekali orang yang masih “terbelit” dalam lingkungan yang tidak baik, dengan kebiasaan-kebiasaan hidup yang jauh dari ridha Allah, dan memang sangat sulit sekali untuk melepaskan diri. Banyak juga mereka yang harus berhutang sedemikian besar, karena tidak dapat mengendalikan keinginannya untuk terus mempercantik diri dan memperbaiki penampilan. Jika kita dapat mengendalikan keinginan itu, sesungguhnya itu adalah hal yang patut disyukuri.

Ada sebuah buku yang sedang diterjemahkan, yang di dalamnya ada sebuah nasehat yang sangat penting.

Bahwa kita jangan sekali-kali mengorbankan waktu untuk ibadah dengan alasan kesibukan. Misalnya tidak bisa mengaji karena ada rapat, atau tidak bisa shalat sunnah karena kelelahan.

Karena pada dasarnya keberkahan waktu dan keberhasilan dalam suatu aktivitas akan diperoleh jika kita tidak mengurangi waktu standar yang biasa kita berikan kepada Allah.

Tentunya ini sesuai dengan standar kebiasaan masing-masing.

Misalnya kita terbiasa untuk shalat sunnah 2 rakaat sesudah dan sebelum zhuhur. Ketika ada rapat jam 13, maka kita harus tetap lakukan shalat sunnah tersebut, sebagaiman kita biasa lakukan. Jangan dipercepat, apa lagi ditinggalkan.

Kalaupun waktu menjadi mepet, maka seharusnya kita berintrospeksi agar dapat mengatur waktu di luar ibadah kepada Allah, misalnya waktu makan siang, atau waktu-waktu lainnya.

Jangan sampai kita benturkan kepentingan duniawi kita dengan ibadah. Jika kita benturkan, akan mengurangi keberkahan waktu, dan justru akan semakin mengurangi keberhasilan aktivitas dunia kita itu.

Kita bisa tidur dengan tenteram, bukan karena kita pulang lebih cepat. Tetapi bisa jadi, walaupun kita pulang lebih lambat, tetapi kepergian kita adalah untuk urusan ibadah, Allah berikan ketenteraman dalam tidur kita.

Jika kita ingat teladan Ustadzah Yoyoh Yusroh, yang dalam kesibukan beliau yang sangat luar biasa, dalam sehari membaca Al Qur’an sebanyak 3 juz. Dalam 1 bulan 3 kali khatam. Dan Ustadzah Yoyoh justru menyampaikan bahwa dengan aktivitas yang sedemikian banyak, justru dibutuhkan lebih banyak lagi membaca Al Qur’an untuk dapat memberikan kekuatan.

Ustadz Adiwarman Karim, pakar ekonomi syariah pernah juga menyampaikan keberkahan dari zakat. Dan cara berzakat tidak hanya dengan memberikan kepada yang membutuhkan. Ketika ketika melihat penjual yang tidak laku, lalu kita beli walaupun tidak banyak, sesungguhnya itu juga akan memberikan keberkahan pada rezeki kita.

Hadir Terus ke Pengajian Yaaa..

Di kantor saya yang begitu marak dengan kegiatan ke-Islam-an, pengajian hampir setiap hari ada pengajian, dengan berbagai macam ustadz dan ustadzah.

Jika yang memberikan kajian adalah ustadz dan ustadzah yang favorit, terkenal, atau selebriti, biasanya yang hadir di pengajian sangat banyak. Ada kalanya sampai mushalla sedemikian penuhnya, ada yang harus duduk di luar aula.

Namun, jika yang memberikan kajian adalah ustadz atau ustadzah lain, yang mungkin kurang terkenal, atau mungkin topiknya terdengar klise, ada kalanya timbul rasa kurang bersemangat untuk menghadiri kajian.

Tapi, setelah saya jalani bertahun-tahun di kantor saya yang ajaib ini, ternyata, setiap pengajian selalu, sekali lagi selalu, sekali lagi selalu, bermanfaat.

Walaupun yang mengisi kajian adalah ustadz atau ustadzah yang paling garing sekali pun. Walaupun dengan topik yang sudah pernah disampaikan sekali pun. Walaupun dengan topik yang sudah pernah kita baca sekalilpun. Walaupun dengan materi dan contoh yang sudah berkali-kali disampaikan sekali pun. Walaupun jika contoh itu sudah disampaikan oleh ustadz dan ustadzah yang sama itu sekali pun.

Ternyata selalu, sekali lagi selalu, sekali lagi selalu, ada hal baru yang kita bisa petik.

Yang paling baik tentunya adalah jika ada ilmu baru yang bisa segera kita implementasikan. Namun jika tidak pun, masih ada level dua, yaitu ada ilmu baru sebagai tambahan ilmu bagi kita, yang bisa kita share. Level tiga, walaupun tidak ada ilmu baru, biasanya seringkali ada jawaban atas persoalan yang sedang kita hadapi. Level empat, paling tidak kita diingatkan kembali, kalau-kalau kita sudah lupa :-)

Selain itu, sebenarnya adalah manfaat yang sangat besar dari menghadiri majelis ilmu, yaitu sebagaimana pada hadits berikut :
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya.” HR Muslim

Yuk, hadir terus ke pengajian yaaa..

Indahnya Islam di Kantor Saya

Saya sangat suka lingkungan di kantor saya. Karyawan perempuan muslim mungkin hampir 90% mengenakan busana muslimah. Di gedung ada satu mushalla besar, dan di setiap lantai ada mushalla kecil yang sangat terjaga kebersihannya. Mengucapkan salam ketika meninggalkan lift adalah hal yang biasa terdengar.

Jika tiba waktu shalat, maka dari mikrofon public announcer akan terdengar suara adzan ke seluruh gedung. Sebagian besar orang akan segera bersiap-siap shalat tepat waktu, baik di mushalla lantai masing-masing, maupun di mushalla gedung.

Hampir setiap hari, setelah shalat zhuhur di mushalla gedung, ada pengajian. Dan di luar mushalla, di ruang-ruang rapat, juga ada banyak aneka pengajian. Ada yang belajar bahasa Arab, belajar melancarkan bacaan Al Qur’an (tahsin), belajar menghafal Al Qur’an (tahfizh), serta kajian rutin lainnya. Ustadz dan ustadzah-nya pun bagus-bagus. Aa Gym, Ust. Yusuf Mansyur, Ust. Arifin Ilham, Ust. Ihsan Tanjung, Bunda Neno Warisman, Bunda Astri Ivo, Bunda Ratih Sanggarwati, sudah beberapa kali mengisi di kajian kami.

Apa lagi ketika Ramadhan tiba. Aula kantor yang biasanya menjadi ruang untuk kegiatan perusahaan seperti RUPS, disulap menjadi mushalla yang senantiasa dipenuhi jamaah.

Jika ada pengumpulan dana, baik untuk bencana, Palestina, dhuafa, teman yang sakit, karyawan di kantor saya sangat murah hati. Mereka dengan cepat merespon, dan memberikan bantuan dalam jumlah yang besar.

Mudah-mudahan kantor teman-teman semua juga demikian ya..

Tips Aman Bermain Flying Fox dengan Konstruksi Non Permanen

Melanjutkan diskusi tentang keamanan flying fox, saya teringat pernah menghadiri sebuah acara ulang tahun di rumah yang halamannya cukup luas, dan di sana dibuat flying fox non permanen. Saya jadi terpikir, bagaimana mengecek keamanan flying fox non permanen?

Maka saya kembali berkonsultasi dengan pakarnya, yaitu Pak Jono..

Berikut penjelasan beliau, semoga bermanfaat :

Pada dasarnya, konstruksi flying fox memang dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Konstruksi permanen : biasanya di tempat2 wisata & markas militer , di rancang permanen dengan menggunakan menara / tower sebagai tempat launchingnya .

2. Konstruksi non permanen : biasanya di pakai pada acara outbound/gathering atau bahkan untuk acara ulang tahun. Dirancang dengan menggunakan media yang ada di lokasi yang dipergunakan. Tempat launching-nya biasanya dari pohon atau perbukitan yang tidak terlalu tinggi.

Untuk point 1 dapat dilihat pembahasannya pada tulisan sebelumnya.

Hal - hal penting yang perlu diperhatikan pada permainan flying fox non permanen:

1. Apabila lintasan dibuat dari pohon ke pohon, perhatikan jenis pohon yang dipergunakan untuk tambatan. Pohon dengan diameter lebih besar dan berakar tunggang memilki kekuatan yang cukup baik untuk dipergunakan.

2. Letak pohon yang dipergunakan tidak berada di kemiringan, tepi tebing atau tanah gembur karena rawan tumbang.

3. Diperlukan temberang pada pohon untuk mengurangi goncangan pohon pada saat peluncuran.

4. Ranting / dahan kering yang ada di pohon harus dibersihkan sebelum dipergunakan agar tidak terjadi patahan pada saat peluncuran dan membahayakan orang yang berada dibawahnya. Ini merupakan hal sering dianggap kecil sehingga jarang diperhatikan).

5. Arena dibawah lintasan harus steril dari anak-anak / peserta lainnya untuk menghindari kecelakaan akibat terlilit tali belay.

6. Teknis pemasangan semua peralatan harus tetap ditangan ahlinya, kalaupun harus dibantu oleh beberapa orang pengawasan terakhir harus mereka yang benar-benar ahli.

7. Sebelum dipergunakan oleh peserta harus dilakukan test oleh team ahli, terkait kecepatan luncur, tempat mendarat dan ayunan kalau seandainya terjadi gagal pengereman.

8. Jangan sungkan2 untuk bertanya latar belakang instruktur, karena biasanya pada permainan yang trend sering kali semua orang berlomba2 untuk buat permainan sejenis tanpa pengetahuan rescue yang memadai. Latar belakang militer, SAR, Pramuka, Pecinta Alam dan mereka yang biasa melakukan kegiatan outdoor adalah salah satu syarat untuk membuat ketenangan peserta / orang tua karena secara umum mereka dibekali kemampuan rescue apabila terjadi hal- hal diluar rencana.

9. Cara paling mudah dan tidak membuat mereka tersinggung adalah dengan pura-pura bertanya, "Mas, kalau misalnya terjadi macet di tengah gimana ya?" Apabila mereka bisa menjelaskan langkah yang akan diambil kalau terjadi seperti itu (banyak sekali teknisnya) berarti dia cukup pengalaman. Tetapi kalau dijawab tidak mungkin macet karena alatnya standar dan aman, maka kemungkinan besar belum berpengalaman.

Thursday, June 9, 2011

Muslimah Cantik dan Wangi?

Dalam dua puluh tahun terakhir, perempuan berjilbab sudah semakin banyak di Indonesia. Pengguna jilbab datang dari berbagai kalangan dengan berbagai tingkat pemahaman tentang Islam.

Saya bukan akan mengkritik mereka yang menggunakan model jilbab A, B, C, atau D ;-)

Walaupun bagi saya jilbab itu memiliki ketentuan yang cukup ketat, saya termasuk orang yang menghargai setiap perkembangan yang dicapai seseorang. Berjilbab sudah merupakan satu langkah yang sangat berat. Bagaimana tidak, sesuatu yang sebenarnya indah, dan naluri manusia adalah menampilkan keindahan, harus ditutup. Bahwa masih ada yang modelnya beraneka ragam, itu adalah bagian dari tahapan masing-masing orang. Mari kita doakan, agar Allah senantiasa memberikan bimbingan untuk lebih baik lagi.

Bagaimana dengan yang pakai jilbab lalu dibuka lagi? Walaupun menurut saya jilbab itu wajib, namun kita tidak perlu merendahkan mereka yang sudah pakai jilbab lalu membukanya lagi. Bagaimana pun, dalam tahapan kehidupannya, mereka pernah berjilbab, mari kita doakan supaya Allah memberikan petunjuk agar mereka bisa kembali ke jalan yang benar.

Nah, saya mau bahas tentang meluruskan niat bagi muslimah ketika akan berbusana ke luar rumah. Namun, seperti juga pembahasan tentang kualifikasi jilbab, ini adalah tahapan yang cukup “advance”, sehingga masih cukup sulit untuk dilakukan.

Pada dasarnya, muslimah hanya boleh berhias ketika di dalam rumah, yaitu untuk suaminya. Maka ketika ke luar rumah, muslimah seharusnya menutup semaksimal mungkin dirinya, inilah sebenarnya hakikat hijab dan jilbab, sebagai penutup.

Muslimah seharusnya tidak keluar rumah untuk tampil menarik, cantik, apa lagi wangi. Salah satu hadits malah menyatakan agar muslimah keluar rumah dengan kain yang seburuk mungkin yang biasa digunakan oleh para budak. Sedemikian ekstrimnya. Dalam artikel satu dan dua tentang penggunaan parfum bagi muslimah berikut, ada penjelasan dan referensi tentang hukum penggunaan wewangian bagi perempuan di luar rumah, yang ternyata sangat dahsyat.

Jika kita sudah berjilbab, namun masih ada laki-laki yang memuji, menoleh, terlebih lagi jika melihat dengan terpukau, artinya jilbab kita masih perlu diperbaiki. Targetnya adalah tidak ada lagi laki-laki yang menoleh pada kita :-) Hehehe, ekstrimis beraksi :-)

Maka, saya agak sedih, ketika membaca iklan-iklan jilbab, busana muslimah, dan kosmetika muslimah, yang mengajak “muslimah untuk tampil cantik dan anggun", dan sejenisnya. Rasanya jadi bertentangan dengan hakikat berpenampilan muslimah di luar rumah yang sebenarnya.

Namun, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, ini adalah tahap lanjut. Bagaimanapun, tampil cantik adalah naluri perempuan. Perlu latihan dan pengendalian diri, agar naluri tersebut kita gunakan hanya di waktu dan lokasi yang tepat, yaitu di dalam rumah. Semoga Allah memberikan kemudahan dan petunjuk-Nya.

Pentingnya Menepati Janji

Menepati janji merupakan penghargaan kita terhadap orang lain.

Coba kita bayangkan, misalnya ada orang yang sangat kita hargai, Dirut di perusahaan kita, misalnya. Lalu dia minta agar kita membawakan sesuatu untuk beliau di keesokan hari, misalnya buku yang kita punya yang ternyata dia suka. Tentunya kita akan terus ingat, dan keesokan harinya kita akan segera membawa buku tersebut kepada beliau.

Bagaimana jika kita berjanji kepada orang lain yang kita anggap “kurang berharga”? Sebaiknya juga kita perlakukan sama dengan janji kepada Dirut tadi. Orang lain akan sangat senang jika kita memenuhi janji kita.

Apa lagi janji terhadap anak. Rasanya saya pernah baca ada hadits khusus tentang janji terhadap anak, yaitu bahwa kita harus menepati janji kita kepada anak, karena bagi anak, kita adalah sumber rezeki mereka.

Dan bagaimanapun, janji adalah hutang. Dan hutang jika tidak kita lunasi, akan ditagih di akhirat nanti.

Bagaimana supaya kita ingat dengan janji-janji kita?

Cara paling mudah adalah dengan segera mencatatnya. Di HP, di kertas, di tangan, di mana pun.

Cara kedua adalah menggunakan metode “tempel imajiner”, hehe, ini karangan saya saja, maksudnya, kita “tempelkan” janji kita itu dalam pikiran kita ke kegiatan yang rutin kita lakukan. Misalnya, kita janji bawa buku buat bawahan kita, kita “tempel” ke kegiatan sikat gigi menjelang tidur, dan dalam hati kita niatkan, “Nanti sebelum sikat gigi saya akan ambil bukunya dulu.”. Biasanya kita akan ingat.

Duh, saya jadi seram juga nih, apa ada janji saya yang masih belum saya penuhi ya? Tolong diingatkan yaa :-)

Balaslah SMS dan E-mail dengan Sebaik-baiknya

Di era telepon seluler dan internet ini, kita jadi sering berinteraksi melalui pesan singkat (SMS) dan e-mail.

Ada beberapa orang yang sering membalas SMS dan e-mail dengan sangat singkat. Misalnya, “OK, tq”, “Sip, tks”, “Tks Pak.”

Padahal ada kalanya, jawaban tersebut ditujukan kepada orang dengan jabatan lebih tinggi, orang yang lebih tua, bahkan orang yang baru saja menjelaskan panjang lebar atas pertanyaan yang disampaikan.

Rasanya lebih sopan dan lebih baik jika kita jawab dengan sebaik dan seramah mungkin ya. Dan ada baiknya kita sedikit ulang kembali atau summary-kan penjelasan yang diberikan. Tidak perlu terlalu panjang dan bertele-tele. Yang penting, terasa penghargaan kita kepada orang tersebut, yang tentunya disampaikan dengan tulus.

Kalau bisa kita sebutkan aspek yang sangat kita apresiasi dari penjelasan orang tersebut, misalnya kecepatan merespon, kelengkapan data, atau kesediaan menjelaskan secara panjang lebar. Diakhiri dengan doa lebih baik lagi :-) Toh SMS dan e-mail tidak bayar per karakter kan ya? :-)

Dan sebaiknya hal ini dilakukan kepada siapa pun kita berinteraksi, dengan bawahan apa lagi dengan atasan, dengan yang lebih muda apa lagi dengan yang lebih tua, dengan penjual online apa lagi dengan pelanggan toko online kita. Kalau interaksinya tidak formal, boleh juga kita tambahkan smiley, supaya suasana menjadi lebih menyenangkan :-)

Contoh yaa..
"Dear Ibu Yanti, terima kasih atas penjelasan Ibu tentang listrik tenaga angin. Jadi sekarang masih dalam proses penelitian ya Bu. Wah, ternyata Ibu ahlinya nih :-) Kapan-kapan saya bisa konsultasi lagi deh. Sukses selalu ya Bu. Salam, Khadijah"

Kecuali, kalau kita memang sedang sangat terburu waktu, sehingga hanya sempat menjawab dengan sangat singkat. Tetapi sebaiknya tidak kita jadikan kebiasaan.

Bagaimana, setujukah?

Wednesday, June 8, 2011

Cara Sederhana Melihat Keamanan Wahana Flying Fox

Kemarin di milis tercinta, balita-anda, ada pembahasan tentang keamanan wahana flying fox. Ada satu pertanyaan yang menggantung, yaitu bagaimana kita memastikan bahwa suatu wahana flying fox benar-benar aman.

Siang ini saya menerima email dari Pak Jono di Balikpapan, yang menjawab pertanyaan tersebut dengan sangat detil dan jelas.

Saya share di sini, dengan beberapa editing dan perubahan format, semoga bermanfaat.

==start copy paste==

Cara Sederhana Melihat Keamanan Wahana Flying Fox

Pertama, untuk sling / lintasan / kawat yang digunakan untuk lintasan :

1. Perhatikan jumlah lintasan yang dipergunakan. Flying fox bisa menggunakan 1 lintasan (dengan persyaratan khusus), 2 atau 3 lintasan pada umumnya.

2. Perhatikan diameter sling baja yang dipergunakan. Sebaiknya lintasan utama (lintasan paling bawah) mempunyai diameter yang lebih besar (10 mm) daripada lintasan pengaman di atasnya karena beban sesunggunyah bertumpu pada lintasan utama.

3. Sling yang kelihatan karatan dan kering adalah bukti jarangnya dilakukan maintenance.

4. Sling dengan bahan Galvanis (dengan ciri - ciri putih mengkilap) mempunyai daya tahan yang lebih baik dari pada sling baja yang mudah berkarat. Bisa juga diganti dengan tali kernmantel static dengan diameter 11 atau 12 mm.


Kedua, tempat peluncuran (launching) :

1. Perhatikan tempat peluncuran (launching), apakah memiliki ruang yang cukup untuk berberapa orang, karena berada di ketinggian akan sangat riskan kalau tempatnya terlalu sempit dan harus disediakan tempat / tambatan yang aman bagi peserta sebelum mulai melakukan flying fox.

2. perhatikan jumlah instruktur yang berada di tempat launching, paling tidak 2 orang, 1 orang membantu peserta pada saat sudah mencapai ujung tangga (dengan belay) dan mengamankan posisi peserta pada saat 1 orang lainnya memasang carabiner pada body connection flying fox.


Ketiga, pengaman peluncur (belay) :

1. Belay adalah teknik membantu mengemudikan, memperlambat gerakan dan mengamankan peserta pada berbagai kegiatan hight rope (kegiatan menggunakan tali di atas ketinggian dan beresiko tinggi), untuk menghindari hal- hal yang tidak diharapkan. Ini dilakukan pada kegiatan-kegiatan panjat tebing, turun tebing / rapling, flying fox dan kegiatan hight risk lainnya.

2. Alat - alat yang dipergunakan untuk belay terutama : tali (kernmantel), figure of eight (cincin 8), carabinner, seat harness bagi belayer dan belayer wajib menggunakan sarung tangan yang terbuat dari kulit.

3. Teknik belay disesuaikan dengan jenis permainan dan tingkat kecepatan luncur peserta apabila kondisi tidak terkontrol. Contoh sederhana di kegiatan flying fox pasti dibawah ada 1 orang yang memegang tali yang terhubung dengan lintasan, sehingga apabila peserta sampai ke titik tersebut akan mulai direm oleh belayer. Sebaiknya ada 2 tali dan di kemudikan 2 orang di kanan dan kiri sling.

4. Jumlah belay sebaiknya 2 orang, satu belay utama dan satu lagi belay cadangan sehingga kalau terjadi belay utama tidak berfungsi optimal (bisa terjadi akibat luncuran yang terlalu laju dan beban peserta yang cukup berat) maka pengereman dilakukan oleh belayer ke dua. Fungsi belay / rem pada permainan flying fox adalah untuk mengurangi kecepatan luncur peserta sehingga bisa mendarat dengan mulus di tempat pendaratan.

5. Perhatikan peluncuran peserta sebelumnya, apabila pendaratan berjalan mulus berarti belayernya berpengalaman, tetapi kalau terjadi beberapa kali kejutan / hentakan berarti belayernya masih terlalu kasar dalam melakukan pengereman.


Keempat, pengamanan lain (tali, harness, dan jaring pengaman) :

1. Beberapa penyelenggara mempergunakan jaring di ujung luncuran (tempat pendaratan), ini merupakan pengaman terakhir bagi peserta agar tidak terjadi benturan pohon atau tiang di ujung luncuran.

2. Beberapa penyelenggara outbound mempergunakan tali webbing sebagai pengganti fullbody harness (biasanya kalau peserta cukup banyak). Apabila mempergunakan webbing pastikan cara mengikat di tubuh (atau sering disebut tali jiwa) adalah benar dan kencang. Cara sederhana untuk mengujinya adalah pasang carabiner pada tali jiwa kemudian angkat peserta / anak kita dan biarkan posisi rileks dengan mengangkat pada carabinernya. Apabila langsung kendor / melorot maka cara pemasangannya belum tepat dan berbahaya untuk flying fox. Sisa webbing / tali jiwa yang sudah dipasang harus diikat di samping badan / belakang supaya tidak menganggu proses peluncuran, Mengikat sisa weebing didepan dan dekat carabiner adalah kesalahan dan pada permainan tertentu (rapling misalnya) bisa mengakibatkan tali terlilit dan sangat berbahaya bagi peserta.

3. Apabila tidak mempergunakan jaring, perhatikan ujung ikatan / tambatan sling pada pohon atau tiang. Jarak aman ujung ikatan minimal 2m dari pohon sehingga kalau terjadi gagal pengereman (brake) maka peserta tidak membentur pohon, tetapi berayun di depan pohon / tiang.

4. Perhatikan jenis carabiner / snaplink yang dipergunakan, sebaiknya dengan screw sebagai pengaman. Carabiner tanpa screw hanya boleh dipergunakan oleh militer, SAR, Pramuka karena membutuhkan kecepatan dalam memasang dan membukanya.

Pada dasarnya permainan flying fox dirancang untuk seaman mungkin bagi peserta. Maka hal yang jauh lebih penting dari semua diatas adalah memohon keselamatan kepada Allah SWT sebagai Sang Pemilik Takdir, dan yang mempunyai kekuasaan untuk menyelamatkan makhluk-Nya yang mau memohon kepada-Nya.

== end of copy paste ==

Tugas Kita Hanyalah Menjalani Hidup Dengan Sebaik-baiknya

Hidup senantiasa hadir dengan berbagai lika-liku, persoalan, tantangan. Ada yang mudah, ada yang terasa sulit. Ada yang ringan, ada yang terasa berat. Ada yang menyenangkan, ada yang terasa mengesalkan bahkan menyedihkan.

Pada dasarnya segala sesuatu datang dari Allah, tugas kita hanyalah menjalani dengan sebaik-baik usaha, sebaik-baik persangkaan, sebaik-baik reaksi. Lalu kita kembalikan lagi kepada Allah.

Beberapa orang memang diciptakan untuk menyulitkan dan mengesalkan. Beberapa situasi memang diciptakan untuk membuat kita sedih ataupun putus asa. Semua itu bisa kita pandang sebagai sarana ujian. Agar kita bisa menjadi lebih sabar, lebih dewasa, dan senantiasa bersyukur.

Jika sesuatu itu baik untuk kita, insya Allah akan Allah mudahkan. Jika terasa sulit atau akhirnya tidak tercapai sesuai keinginan kita, tentunya itu adalah ketentuan terbaik yang sudah Allah tetapkan untuk kita.

Tetap semangat, jangan menyerah, bersiaplah untuk terus naik tingkat :-)

Hukum Wanita Mengenakan Parfum

Copy paste dari www.rumaysho.com, semoga bermanfaat.

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah ditanya oleh seorang wanita:
Bolehkah aku shalat dalam keadaan memakai parfum? Jazakumullah khoiron.

Jawaban Syaikh rahimahullah:

Na’am. Shalat dalam keadaan memakai parfum itu dibolehkan, bahkan dibolehkan bagi laki-laki dan perempuan yang beriman. Akan tetapi wanita hanya boleh menggunakan parfum ketika berada di rumah di sisi suaminya. Dan tidak boleh seorang wanita menggunakan parfum ketika ia keluar ke pasar atau ke masjid. Adapun bagi laki-laki, ia dibolehkan untuk mengenakan parfum ketika berada di rumah, ketika ke pasar, atau ke masjid. Bahkan mengenakan parfum bagi pria termasuk sunnah para Rasul.

Apabila seorang wanita shalat di rumahnya dalam keadaan memakai berbagai wangian .... , maka itu baik. Seperti itu tidaklah mengapa bahkan dianjurkan mengenakannya. Akan tetapi, ketika wanita tersebut keluar rumah, maka ia tidak boleh keluar dalam keadaan mengenakan parfum yang orang-orang dapat mencium baunya. Janganlah seorang wanita keluar ke pasar atau ke masjid dalam keadaan mengenakan parfum semacam itu. Hal ini dikarenakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarangnya.

[Fatawa Nur ‘alad Darb, 7/291, cetakan Ar Riasah Al ‘Ammah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, Riyadh-KSA, cetakan pertama, thn 1429 H]

***

Yang dimaksudkan hadits larangan tersebut adalah sebagai berikut:

Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ

“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Dari Yahya bin Ja’dah, “Di masa pemerintahan Umar bin Khatab ada seorang perempuan yang keluar rumah dengan memakai wewangian. Di tengah jalan, Umar mencium bau harum dari perempuan tersebut maka Umar pun memukulinya dengan tongkat. Setelah itu beliau berkata,

تخرجن متطيبات فيجد الرجال ريحكن وإنما قلوب الرجال عند أنوفهم اخرجن تفلات

“Kalian, para perempuan keluar rumah dengan memakai wewangian sehingga para laki-laki mencium bau harum kalian?! Sesungguhnya hati laki-laki itu ditentukan oleh bau yang dicium oleh hidungnya. Keluarlah kalian dari rumah dengan tidak memakai wewangian”. (HR. Abdurrazaq dalam al Mushannaf no 8107)

Dari Ibrahim, Umar (bin Khatab) memeriksa shaf shalat jamaah perempuan lalu beliau mencium bau harum dari kepala seorang perempuan. Beliau lantas berkata,

لو أعلم أيتكن هي لفعلت ولفعلت لتطيب إحداكن لزوجها فإذا خرجت لبست أطمار وليدتها

“Seandainya aku tahu siapa di antara kalian yang memakai wewangian niscaya aku akan melakukan tindakan demikian dan demikian. Hendaklah kalian memakai wewangian untuk suaminya. Jika keluar rumah hendaknya memakai kain jelek yang biasa dipakai oleh budak perempuan”. Ibrahim mengatakan, “Aku mendapatkan kabar bahwa perempuan yang memakai wewangian itu sampai ngompol karena takut (dengan Umar)”. (HR. Abdur Razaq no 8118)

Semoga bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.

Riyadh-KSA, 7th Safar 1432 H, 11/01/2011
www.rumaysho.com
Muhammad Abduh Tuasikal

Hukum Memakai Parfum Wewangian bagi Muslimah?

Copy paste dari www.alhikmahonline.com, semoga bermanfaat.

Sunday, 01 March 2009

Assalamu'alaikum wr.wb.,
Teh Sasa,
Pada suatu hari seorang ikhwan memberitahu bahwa saya wangi sekali, padahal saya tidak memakai parfum, tetapi itu wangi dari deterjen/pelembut pakaian yang saya gunakan. Saya sendiri tidak menyadari bisa tercium, karena saya sendiri tidak merasakan wanginya. Saya pernah dengar kalau muslimah itu tidak boleh memakai wewangian karena jika tercium oleh lawan jenis pada saat kita melewatinya sama saja seperti berzina. Pertanyaan saya, bagaimana dengan wangi deterjen/pelembut pakaian, apa berarti masuk dalam kategori wewangian yang dimaksud? Untuk penggunaan parfum sendiri di badan, bagaimana jika tujuannnya adalah untuk menyamarkan/menghilangkan bau badan? Atas jawaban Teteh saya ucapkan terimakasih, semoga Teteh selalu dirahmati Allah SWT. Amin. (Diana 21 tahun, Bandung)

Wa'alaikumsalam wr. wb. teh Diana yang dimuliakan Allah SWT, memang benar, ada panduan bagi kaum muslimah dalam memakai wewangian terutama dari jenis parfum, yaitu batasan aromanya tidak boleh menyengat dan tidak boleh menebarkan keharuman, sebatas fungsi menjaga kesegaran badan si pemakainya saja. Ada pula pengharum jenis lain yang lebih ringan aromanya, misalkan pengharum cucian, deodoran, atau body lotion, ini biasanya harumnya memang tidak menyengat.

Keterangan hadis yang dimaksud adalah, “Ketahuilah parfum pria adalah yang tercium dan tidak tampak warnanya. Sedangkan parfum wanita adalah yang tampak warnanya dan tidak tercium aromanya.” (H.R. Abu Daud dan Ahmad). “Setiap wanita mana saja yang mengenakan bau wangi, maka hendaklah dia tidak mengerjakan shalat Isya bersama kami.” (H.R. Muslim). Atau keterangan lainnya adalah, “Setiap wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu dia berjalan melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau wanginya itu, berarti dia telah berzina.” (H.R. Ahmad, An-Nasa'i, Abu Daud dan Tirmidzi)

Maka, kesimpulannya wanita tetap boleh memakai pewangi badan dan pakaian, asal aromanya tidak tercium menyebar dan menyengat, tidak berniat untuk menarik perhatian lawan jenis, tidak untuk mengarah pada ajakan berzina atau ria ingin dipuji orang lain (tidak tabaruj ala jahiliah). Namun, sebatas memakai pewangi agar dirinya menjadi segar dan bersih. Wallahu'alam bishawwab

Waktu Luang di Kantor

Beberapa hari terakhir ini waktu saya di kantor sedang sangat luang.
Tugas utama saya bersifat periodik, 6 bulan sekali, dengan durasi sekitar 3 bulan. Sehingga saya hanya sangat sibuk selama 6 bulan. Ada tugas-tugas lain, tetapi sifatnya tidak rutin.

Sehingga seperti saat ini, saya sedang tidak ada pekerjaan :-)

Dulu saya sering kesal dengan teman yang mengeluh tidak ada pekerjaan. Karena menurut saya, pekerjaan pasti bisa di-create. Yang paling mudah adalah merapikan dokumentasi. Merapikan file di komputer ke dalam folder-folder, merapikan email juga ke dalam folder-folder, serta merapikan dokumen-dokumen hardcopy, termasuk memusnahkan yang sudah tidak terpakai. Berikutnya, jika kita punya data yang perlu dipantau, kita bisa rutin memantau berbagai data. Berikutnya lagi, menciptakan hal baru yang bermanfaat bagi perusahaan.

Dan seharusnya, jika kita telah ditetapkan oleh Allah untuk bekerja di suatu tempat, pasti ada pekerjaan di tempat itu. Pasti.

Itu prinsip saya sebenarnya.

Tetapi setelah saya jalani pekerjaan baru saya ini, ternyata memang ada waktu-waktu yang benar-benar kosong. Ketika semua file sudah rapi di dalam folder di komputer, ketika semua email juga sudah rapi di dalam folder, ketika semua file hardcopy juga sudah rapi. Ketika semua data sudah ada yang meng-handle. Ketika semua sistem sudah berjalan. Rasanya tidak ada lagi yang bisa dikerjakan :-)

Atau saya kurang gigih mencari ya?

Maka saya mengisi waktu dengan menulis blog. Tadinya saya menganggap bahwa menulis blog di jam kerja adalah suatu pelanggaran. Karena melakukan non pekerjaan di waktu kerja.

Namun, daripada waktu saya terbuang percuma? Alangkah sayangnya.

Maka saya memohon kepada Allah, semoga apa yang saya lakukan ini Allah ridhai, karena bukan hal yang tidak bermanfaat, walalupun merupakan hal non pekerjaan yang dilakukan di waktu kerja.

Semoga..

Oh, akhirnya saya ada ide, yaitu melihat laporan triwulan perusahaan dan kompetitor, untuk memahami situasi perusahaan saat ini.

Baiklah, sementara menulis blog-nya istirahat dulu kalau begitu :-)

Hidup Tanpa Blackberry

Sudah sekitar dua minggu terakhir saya hidup tanpa blackberry. Awalnya rasanya hampa, kosong, sepi, terasing, hehe sedikit berlebihan ya.. Tapi betul lho..

Apa lagi saya termasuk pengguna blackberry yang sangat intensif. Untuk mencatat pengeluaran rumah tangga di Excel, untuk koordinasi dengan ibu-ibu sekolah anak saya di BBG, berkorespondensi melalui email baik untuk urusan kantor, dan terutama untuk urusan pribadi, hehe.. ber-twitter ria untuk mengetahui situasi terkini, mencatat pengajian, membuat draft blog, serta berhaha-hihi dan sharing foto keluarga dengan adik-adik di BBG :-)

Ketika blackberry saya pingsan dan kemudian mati suri, rasanya tiga perempat hidup saya hilang :-)

Namun, setelah saya jalani lebih lanjut, ternyata hidup tanpa blackberry itu lebih tenang. Kita bisa lebih fokus dengan kondisi sekitar, dunia nyata yang memang ada di depan kita, ketika kita sedang bersama keluarga, suami, anak-anak dan teman-teman.

Kita juga tidak “terbebani” untuk segera me-reply semua email dan semua informasi di BBG. Kita tidak “terbius” untuk harus selalu mengetahui situasi terkini di dunia, yang bisa jadi sebenarnya tidak ada manfaatnya untuk kita. Dan ternyata sedikit terlambat mengetahui banyak hal itu pun, baik-baik saja.

Dan satu lagi, saya juga jadi lebih punya banyak waktu untuk membaca buku.

Saya coba tuliskan hal ini sebagai status di yahoo messenger saya, dan ternyata banyak juga yang setuju, yaitu para pengguna non blackberry :-) Langsung saya diajak untuk hijrah ke I-Phone, Android, dan Galaxy Tab, hehehe.. Tapi ada juga yang tidak setuju, yaitu pecinta blackberry, yang merasa persis seperti ketika awal saya ditinggal sang blackberry.

Sampai sekarang blackberry saya masih mati. Saya masih berpikir-pikir, apakah akan beli baru, atau bertahan dengan HP saja. Sepertinya kalaupun saya beli baru, saya tidak akan aktifkan terlalu banyak aplikasi di sana. Yang penting email kantor bisa masuk, belanja tercatat, dan keluarga bisa ber-BBM dan email ria. Mungkin itu saja.

Twitter hanya akan saya gunakan ketika macet, atau mengecek waktu adzan. Draft blog sepertinya lebih baik saya buat pokok-pokok idenya saja, yang lengkapnya saya tulis di komputer saja. Email lain bisa menunggu. Satu dua hari mudah-mudahan tidak masalah.

Saya rasa kehidupan yang lebih tenang ini, yang tidak perlu serba cepat ini, lebih cocok dan lebih baik buat saya :-)

Terus Belajar dan Melakukan Perbaikan

Pada dasarnya, dari pembicaraan dengan siapa pun kita bisa belajar. Belajar tentang berbagai hal. Bisa belajar cara memotong wortel atau menyapu debu yang tepat dari si Mbak, belajar tentang rute perjalanan bahkan menabung dari supir taksi, belajar tentang cara membersihkan wastafel dari mbak janitor, belajar tentang lokasi penjual makanan dari teman kantor, dan banyak lagi. Bisa jadi yang dipelajari adalah hal yang sangat mikro, tetapi sebenarnya sangat bermanfaat karena orang tersebut sudah sangat menguasai bidang itu.

Daripada bergunjing ataupun membahas yang tidak bermanfaat, lebih baik kita belajar dari siapa pun, bertukar pikiran, bertukar informasi, dan termasuk berbagi pengetahuan dan tips yang kita punya, yang mungkin bermanfaat bagi orang tersebut.

Yang juga bermanfaat tentu membaca buku, sang gudang ilmu. Konon perkembangan seseorang dilihat dari jumlah buku yang pernah ia baca. Dan di negara maju, kabarnya kebanyakan orang selalu membawa buku ke mana pun mereka pergi. Sehingga ketika mereka menunggu, mereka mengisi waktu luang dengan membaca. Di stasiun, di antrian dokter, di antrian bank, di café, dan sebagainya.

Yang lebih penting lagi, adalah melakukan tindak lanjut atas ilmu yang sudah kita pelajari itu. Mengimplementasikan agar ilmu itu tidak sekedar menjadi pengetahuan tapi juga diamalkan. Kita perlu untuk terus melakukan perbaikan. Tidak perlu drastis, bertahap pun oke. Yang penting ada yang dimulai. Dari gerakan pertama, akan terus bergulir sampai menjadi bola salju yang besar.

Misalnya kita belajar bahwa menu yang baik adalah yang banyak buah dan sayur, maka ketika kita belanja, segera kita atur kembali belanjaan sesuai ilmu baru tersebut.

Atau misalnya di suatu siang kita belajar bahwa sebaiknya kita membaca doa rutin setiap pagi dan petang, maka segeralah ketika petang tiba, kita mulai membaca doa tersebut.

Majalah dan koran pun oke, asal kita bisa selektif memilih mana topik yang bermanfaat, dan tidak tergoda membaca hal-hal yang sebenarnya kurang berguna, apa lagi yang malah mengandung mudharat. Oya, membaca tidak termasuk membaca katalog belanja lho ya :-)

Ada satu prinsip di jurusan saya waktu kuliah dulu yang sangat dalam maknanya. Sebenarnya prinsip ini dimaksudkan untuk sistem kerja, tetapi ternyata sangat tepat juga untuk kehidupan kita sehari-hari. Yaitu “There are no best ways, there are always better ways.” Pada dasarnya segala sesuatu pasti ada peluang untuk diperbaiki, walaupun sekecil apapun, terus menerus, menuju kesempurnaan yang berbentuk seperti grafik limit mendekati sumbu x *halah kumat kalkulusnya 

Yuk, setiap hari bahkan setiap detik adalah kesempatan untuk mencari ilmu, berbagi ilmu, dan berbuat untuk memperbaiki diri.

Tuesday, June 7, 2011

Guru yang Menginspirasi

Copy paste dari internet, tulisan dari JANSEN H. SINAMO

Guru yang Menginspirasi

JAM tujuh pagi, suatu hari pada tahun 1981, di sebuah ruang kuliah kuno bersuasana gelap dan kelam, yang dibangun pada zaman Belanda,sebuah kuliah fisika yang sangat modern segera akan dimulai. Fisika kuantum nama kuliah itu. Hariadi Paminto Soepangkat—doktor fisika zat padat lulusan Universitas Purdue, Indiana, AS — sang dosen yang berkulit putih bersih bertubuh tinggi besar yang dibalut busana
rapi lengkap pakai dasi bak pemuncak eksekutif bisnis itu, telah berdiri penuh wibawa di hadapan sekitar 150 mahasiswa dari tiga jurusan: fisika, astronomi, serta geofisika dan meteorologi.

Belum dua puluh menit kuliah berjalan, usai Pak Hariadi menggambar orbit-orbit lintasan elektron pada atom hidrogen di papan tulis,tiba-tiba nama saya dia panggil.
”Saya, Pak,” jawab saya agak terkejut sambil mengangkat tangan.
”Kota asal Saudara di mana?” tanyanya sambil menuruni panggung kuliah yang rapat dengan papan tulis dan berjalan mendekati tempat saya duduk di barisan depan.
”Sidikalang, Pak,” jawab saya.”Oh ya? Kata Pak Andi Hakim Nasution, daerah Saudara penghasil kopi ya? Kopi Sidikalang enak kata Pak Nas. Betul?”
”Betul, Pak,” jawab saya sumringah.
”Sidikalang itu berapa kilometer jaraknya dari Medan?”
”Seratus lima puluh kilo Pak.”
”Kalau naik bis ke Medan berapa ongkosnya?”
”Lima ribu, Pak.”
”Kalau uang Saudara cuma tiga ribu, sampai di mana itu?”

“Berastagi, Pak.”

Sambil memandang kepada semua mahasiswa sesudah kembali ke panggung kuliah, Pak Hariadi berkata, “Kira-kira seperti inilah yang dimaksud dengan energi ambang. Jika uang Saudara Jansen cuma tiga ribu,itu tidak cukup mengantarnya sampai ke Medan. Jadi, lima ribu adalah uang ambang yang diperlukan agar dia bisa sampai ke Medan dari Sidikalang.”

“Nah, demikian pula elektron: dia butuh energi ambang, itu energy yang minimum, untuk bisa pindah ke orbit yang lebih tinggi. Kita sudah tahu bahwa energi itu tidak kontinum, melainkan diskrit, arti
nya terkuantifikasi. Paket-paket energi yang terkuantifikasi ini dalam bentuk radiasi atau gelombang disebut kuanta energi, yang besarnya menurut Max Planck adalah hv, di mana v frekuensi radiasi it
u dan h adalah konstanta Planck yang besarnya 6,626×10-pangkat-minus-34 joule-detik. Elektron hanya bisa punya energi dalam kelipatan bulat kuanta ini. Tidak hanya pada elektron tetapi juga foton da
n semua zarah renik di tingkat subatom. Inilah asal-usul nama kuantum pada fisika kuantum yang kita pelajari ini. Fisika kuantum mempelajari perilaku zarah-zarah subatomik, dinamika dan interaksinya, serta relasinya dengan medan yang memengaruhinya.”

Entah apa lagi yang dikuliahkan Pak Hariadi pagi itu saya sudah lupa. Tapi, saya terpesona sudah. Sidikalang dan saya jadi pusat perhatian seluruh kelas dan terutama Pak Hariadi. Cuma beberapa
menit saja sorotan lampu perhatian itu, tapi sudah cukup membuat saya merasa diri spesial. Dan sejak momen itu rasa suka saya berlipat ganda kepada Pak Hariadi. Sebagai akibatnya, berlipat ganda pula minat saya pada fisika kuantum.

Singkat cerita, pada ujian akhir semester itu saya mendapat nilai A. Dan ini tidak lazim. Jarang sekali saya mendapat nilai A. Di angkatan 1978, saya cuma mahasiswa rata-rata: mayoritas nilai saya
adalah C, agak lumayan dapat B, tapi yang mendapat nilai A sungguh sangat sedikit.

Tapi, mendapat nilai A pada fisika kuantum selangit rasanya. Buat saya itu setara dengan nilai A pada sepuluh mata kuliah yang lain. Fisika kuantum adalah salah satu mata kuliah paling bergengsi di
Jurusan Fisika, kreditnya maksimum: empat. Bukan cuma itu, di zaman itu, cuma ada dua mata kuliah fisika yang dianggap dahsyat: fisika kuantum dan relativitas umum. Yang terakhir ini belum disajikan di
tingkat S1. Fisika kuantum pun sebenarnya baru cuma pengantar pada kuliah sepenuh: mekanika kuantum, yang akan didalami nanti di tingkat S2.

Saya juga takjub pada diri sendiri. Mengapa mendadak saya jadi sangat pintar? Tapi, saya akhirnya menyadari: itu semua karena cara dan gaya Pak Hariadi mengajar kami memang luar biasa. Betapa tidak. Dia selalu sudah ada di kelas sepuluh menit sebelum jam kuliah dimulai. Di hampir semua mata kuliah lain, mahasiswa yang menunggu dosen. Pak Hariadi sebaliknya.

Pak Hariadi selalu tampil necis: busananya, kebersihannya, dan istimewa tulisannya. Dia membersihkan sendiri papan tulis dengan kain lap basah yang dibawanya dari kantornya. Ada tiga papan tulis
di kelas kami. Dibersihkannya dulu papan tulis ketiga saat dia mulai memakai papan tulis pertama, sehingga papan tulis ketiga itu sudah kering saat dia akan memakainya. Demikian seterusnya sampai
kuliahnya yang berdurasi 100 menit itu selesai.

Lima tahun saya kuliah, tidak pernah saya bertemu dengan dosen lain yang mampu menyamai kerapihan dan keindahan tulisan tangan Pak Hariadi. Pak Hariadi juga pekerja cepat. Hari ini ujian, besoknya jawaban soal-soalnya sudah tertempel di papan pengumuman. Di Jurusan Fisika hanya Pak Hariadi yang mampu dan disiplin berbuat demikian. Dia pun hafal nama semua mahasiswa yang diajarnya. Pada setiap kuliah ia mampu memanggil nama mahasiswa secara acak, dan seperti saya di atas setiap mahasiswa yang terpilih namanya disebut diajaknya berinteraksi. Dan dari interaksi pendek itu, tiba-tiba bisa keluar ilustrasi untuk menjelaskan konsep fisika kuantum. Bukan saja ilustrasi itu sangat menolong, karena membumi bahkan personal, tetapi di tingkat psikologis sang mahasiswa merasa dilibatkan, bahkan dijadikan bintang pada momen pendek itu. Tak pelak kuliah Pak Hariadi selalu digandrungi. Fisika kuantum jadi mudah dimengerti, gampang diikuti, dan menarik ditelusuri.

Pak Hariadi sangat jauh dari jenis dosen yang memetik rasa puas karena pelajarannya sukar diikuti. Ia bukan tipe dosen yang berbahagia melihat mahasiswa pusing tujuh keliling, lalu takut pada dosennya dan jeri pada pelajarannya. Sedikit pun tak ada perangai galak padanya apalagi killer. Ia memenuhi tanda-tanda orang cerdas seturut pendapat Einstein: bahwa orang cerdas ialah orang yang mampu membuat perkara sulit jadi mudah dipahami, sedangkan orang bodoh sebaliknya, membuat perkara mudah jadi sukar dimengerti. Fokus kedosenan Pak Hariadi ialah bagaimana agar mahasiswanya bisa mudah memahami pelajarannya supaya dengan begitu tumbuh gairah, minat, dan kecintaan pada pelajaran itu sendiri. Jadi, sebenarnya tidak mengherankan saya bisa medapat A.

Sampai ke Sidikalang, saat libur panjang semester, sensasi kebanggaan mendapat nilai A itu masih terus berdenyut. Tak tahan,saya pun menulis sepucuk surat kepada Pak Hariadi. Saya ungkapkan rasa syukur dan terima kasih saya dan khususnya kedahsyatan cara mengajarnya saya apresiasi dengan rinci. Eh, surat saya dibalasnya dengan cepat. Katanya dari sekitar 30 mahasiswa yang mendapat nilai A, cuma saya yang menulis surat. Gantian dia yang berterima kasih. Di ujung suratnya, sesudah menitipkan salam kepada orangtua saya, dia mengundang saya ke kantornya usai libur. Waktu itu Pak Hariadi adalah dekan Fakultas MIPA. ”Saya ingin mengenal Saudara lebih dekat.” katanya.

Tak sabar saya menunggu waktu untuk kembali ke Bandung. Berhubung kopi Sidikalang sudah disebut-sebut di awal kuliah, itu pula oleh-oleh yang saya bawa buat beliau. Ketika orangtua saya tahu kisah dosen yang istimewa ini, Ibu saya mengusulkan memberikan ulos sebagai cinderamata. Ulos dan kopi, itulah yang kemudian saya bawa ke Bandung. Ke kantor dekan F-MIPA, saya pun menghadap. Di ujung percakapan, Pak Hariadi, tanpa saya duga, meminta agar saya bersedia menjadi asistennya. Terhenyak saya. Tubuh saya mendadak ringan. Seperti kapas di awang-awang layaknya. Tak berpikir panjang tawaran itu segera saya sambut.

Ketika Pak Hariadi sadar bahwa saya membawa ulos sebagai cinderamata, dia sempat tertegun lalu berkata, ”Wah, istri saya harus ikut bersama saya menerima ini. Terima kasih. Ini penghargaan yang sangat tinggi.” Malam itu juga, di rumah Pak Hariadi, saya pun jadi tamu keluarga, diundang makan malam bersama, dan kemudian bercakap-cakap dengan akrab. Di situlah ulos dan kopi Sidikalang saya serahkan. Sampai akhirnya saya tamat pada akhir 1983–saat itu Pak Hariadi sudah menjabat sebagai rektor ITB–saya terus membantunya sebagai asisten kuliah fisika kuantum.

Diajar oleh Pak Hariadi dan menjadi asistennya sesudahnya merupakan salah satu pengalaman akademik paling berkesan dan terpenting buat saya selama kuliah di ITB. Kini saya berpendapat, andai kata semua guru matematika, fisika, kimia, dan biologi di tingkat sekolah lanjutan di negeri ini sanggup mengajar secerdas dan sebaik Pak Hariadi, niscaya mata pelajaran-mata pelajaran keras itu tidak akan pernah jadi momok buat anak-anak muda kita. Bahkan, matematika dan sains akan jadi mata pelajaran favorit.

Friday, June 3, 2011

Bank Favorit Saya : CIMB Niaga Syariah

Kali ini saya akan bercerita tentang bank favorit saya yang lain yaitu CIMB Niaga Syariah.

Sebagaimana saya pernah ceritakan sebelumnya, saya berkenalan dengan bank ini di Surabaya. Dulu namanya masih Bank Niaga, dan belum ada unit syariah.

Tadinya saya tidak pernah terpikir untuk membuka rekening di Bank Niaga. Menurut saya bank ini terlihat kecil, cabangnya jarang ada. Ada teman kuliah saya yang punya rekening Bank Niaga, menurut saya hal itu amat sangat aneh :-)

Sampai akhirnya saya pindah kerja ke Surabaya, saya wajib membuka rekening Bank Niaga, karena transfer gaji dilakukan ke Bank Niaga. Dan karena suami saya juga punya rekening Bank Niaga, saya pun keterusan punya rekeningnya sampai sekarang.

Ternyata Bank Niaga menjadi bank favorit saya.

Yang saya suka dari Bank Niaga terutama adalah fleksibilitasnya. Jika kita perlu berurusan dengan bank, dan ada dokumen yang tidak kita bawa, petugas customer service dan teller-nya selalu memiliki solusi sehingga kita merasa nyaman dan tidak direpotkan.

Contoh terakhir yang pernah saya alami adalah ketika saya akan memperpanjang kartu ATM, tetapi saya lupa membawa buku tabungan. Kalau di bank lain, biasanya kita akan “diusir” pulang, diminta untuk mengambil buku tabungan, dan datang lagi untuk mengulang permintaan tersebut. Bank Niaga berbeda. Permintaan kita tetap diproses, petugas customer service nya pun tetap tersenyum dan berkata, “Baik, tidak apa-apa Ibu.” Namun, setelah proses selesai, petugas customer service tersebut berkata, “Ibu, biasanya kami ada ATM Instan, yang bisa langsung selesai saat ini juga. Namun mohon maaf, kali ini ATM Instannya sedang kosong. Sehingga Ibu kami berikan ATM biasa, yang ada namanya. Prosesnya sekitar 3 hari. Nanti Ibu mohon datang lagi ya Bu. Dan nanti ketika datang, tolong dibawa buku tabungannya.”

Saya jadi berpikir, entah pikiran saya ini benar atau tidak, bahwa sebenarnya untuk membuat ATM memang memerlukan buku tabungan, tapi petugas customer service sedemikian rupa menyampaikan, sehingga kita tetap merasa nyaman.

Bank Niaga pun termasuk yang terdepan dalam teknologi. Bank Niaga termasuk bank yang paling awal menyediakan layanan transfer via Phone Banking, walaupun hanya untuk antar rekening Bank Niaga. Internet Banking-nya pun termasuk canggih, yang termasuk awal untuk bisa transfer antar bank, walaupun masih kliring. Metode PIN-nya juga keren, yaitu dikirim melalui SMS, sehingga tidak perlu mengambil token ataupun print-an kode.

Semakin keren lagi, setelah dibukanya unit syariah, sehingga saya pun memindahkan rekening Niaga konvensional saya ke Niaga Syariah. Dan untuk rekening syariah, semua layanan Niaga tetap dapat dinikmati. Kita pun dapat melakukan berbagai transaksi di cabang Niaga konvensional.

Dan perkembangan terakhir yang fenomenal di tahun ini adalah, transfer antar bank di internet banking-nya sudah dapat dilakukan secara online, menggunakan jaringan ATM Bersama dan Prima. Ini dia yang saya tunggu-tunggu.

Tinggal satu lagi yang saya tunggu, yaitu pembukaan cabang di dekat kantor saya :-) Dulu pernah ada, tetapi ditutup. Mudah-mudahan kapan-kapan dibuka lagi.

Kejujuran

Ceramah dari Ustadz Muhsinin Fauzi.

Dalam kehidupan di dunia, proses mengikuti hukum sebab akibat, rumus yang berlaku di alam semesta, yang sama baik bagi orang kafir maupun muslim. Namun ada kalanya bagi muslim ada pertolongan-pertolongan khusus, walaupun masih tetap dalam koridor hukum sebab akibat tersebut.

Untuk kehidupan di akhirat, ada syarat yaitu keimanan.

Kejujuran ada 3 :

1 . Ash shidqu bin niyah, kejujuran dalam niat.

Ditandai dengan adanya upaya, pengorbanan, dan prioritas.
Misalnya jika kita berniat untuk bangun malam untuk shalat tahajjud. Maka kita harus berusaha maksimal dengan menyetel alarm, tidur lebih cepat, atau minta teman membangunkan.
Niat sungguh dibuktikan, kalau dimulai akan Allah bantu untuk mewujudkan. Motivasi yang kuat, adalah hasil dari kejujuran niat.

2. Ash shidqu fil qoul, kejujuran dalam perkataan.

Kejujuran tidak sama dengan mengatakan seluruhnya.

Contoh bahwa tidak mengatakan seluruhnya dibolehkan adalah pada kisah Rasulullah SAW ketika dalam Perang Badar. Bersama Abu Bakar Rasullah melakukan pengintaian ke wilayah Quraisy. Di tengah perjalanan Rasulullah berjumpa dengan seorang Badui. Lalu Rasulullah bertanya, apa yang dia dengar tentang orang Quraisy. Orang Badui menjawab,”Katakan siapa kalian, akan kuberitahu”. Rasulullah pun menjawab lagi, “Bicaralah dulu, nanti akan kuberitahukan siapa kami”. Maka orang Badui yang ternyata seorang ahli yang cerdas ini pun menjelaskan secara rinci , “Saya dengar bulan xx orang Quraisy berangkat, jika benar, maka mereka sudah sampai di tempat xx. Dan saya dengar Muhammad berangkat bulan yy, jika benar, maka sekarang mereka sudah sampai di tempat yy.” Rasulullah pun mengucapkan terima kasih dan bergerak pergi. Orang Badui pun menagih janji, “Siapa kalian”. Rasulullah menjawab, “Nahnu min maa’.” Yang berarti, “Kami dari air”, yang dapat berarti daerah tertentu yang biasa disebut dengan air, tetapi bisa juga berarti sebagaimana setiap manusia yang berasal dari air. Dan Rasulullah pun segera berlalu.

Dalam kasus tersebut Rasulullah tetap jujur, walaupun tidak mengatakan seluruh informasi.

Sebagai pedagang, jika ditawar, tidak perlu menyampaikan harga beli, katakan saja harga yang kita berikan sudah baik. Kejujuran harus disertai dengan kecerdasan.

Tiga kebohongan yang dibolehkan (beberapa ulama menyatakan ada tujuh), yang dibahas di sini ada 4 :
1. Mendamaikan orang yang sudah lebih dari 3 hari bermusuhan.
Bermusuhan tidak boleh lebih dari tiga hari. Kita bisa berbohong dengan menyatakan kepada A bahwa si B mencari-cari A, dan sebaliknya. Jika mereka akhirnya bertemu, mudah-mudahan menjadi berbaikan.
2. Berbohong antara suami istri, dalam rayuan.
3. Berbohong dalam perang, menyelamatkan komandan, misi. Dalam perang tetap perlu dipastikan kebenaran, maslahat, dan mudharat. Maka dalam sejarah perang, biasanya ada ulama yang bertugas memberikan arahan benar tidaknya strategi.
4. Menyelamatkan seseorang dari pembunuhan, karena yang berhak melakukan pembunuhan adalah pengadilan.
Namun dalam hal ini ulama berbeda pendapat. Hukum ada dua yaitu hukum azimah (pokok) dan hukum rukhshah (darurat). Sedapat mungkin kita menempatkan diri dalam hukum pokok. Maka jika kejujuran adalah wajib, dalam keadaan apapun kita upayakan untuk tetap jujur.

Sehingga bila ditanya tentang seseorang yang diancam akan dibunuh, dan kita ditanya apakah kita melihat orang tersebut, dan pada kenyataannya kita memang melihat orang tersebut, ada dua saran ulama :
Pertama, kita boleh berbohong dan mengatakan bahwa kita tidak melihat orang tersebut.
Kedua, kita berpindah tempat dengan sedikit bergeser posisi, dan berkata, “Sejak aku di sini, aku tidak melihat orang tersebut.” Maka dengan cara ini kita tidak berbohong, karena memang sejak kita berpindah posisi tadi, kita tidak melihat orang tersebut.

Seorang ulama di Baghdad juga menerapkan ini untuk menghindari tamu yang terlalu banyak, dengan menuliskan kata Kuffah (nama kota di luar Baghdad) di kamarnya. Sehingga ketika tamu datang, dapat dikatakan bahwa “Ustadz sedang ke Kuffah.” Maka tidak termasuk berbohong. Hal ini adalah bagian dari kehati-hatian ulama tersebut.

3. Ash Shidqu fil Amal, kejujuran dalam perbuatan.

Yaitu perbuatan yang sesuai standar yang seharusnya, dalam berbagai bidang kehidupan kita sehari-hari. Pembuatan sekrup, pembuatan adonan aspal, pelaksanaan marketing, sikat gigi, dan sebagainya.
Dari hal kecil yang tidak standar, akan berlanjut ke hal-hal yang besar.

Rekomendasi buku yang berkaitan : Membedah Cabang Keimanan.

Mengenang Ustadzah Yoyoh Yusroh

Pengajian Jumat kali ini berisi beberapa pesan dari Ustadzah Nani, mengenang almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh.

Hendaklah kita memilih kawan yang baik, karena kebaikan akan menular. Namun kita tidak perlu membatasi berkawan dengan orang yang miskin, karena kemiskinan tidak menular.

Ketika ujian terasa berat, sabarlah, yakinlah bahwa akan segera berlalu. Berbuatlah baik kepada suami dan anak-anak. Kokohkan keluarga.

Rekomendasi Buku : Kitab Ar Ruh, Ibnu Qayyim Al Jauziyah.

Jika kita orang yang baik, malaikat maut akan menjemput dalam bentuk orang yang tampan, harum, dan dengan senyum. Ia pun mencabut nyawa dengan lembut, seperti rambut dari tepung terigu, atau air dari teko. Di dalam kubur kita dibukakan jendela, dan kita dapat melihat surga, dan anginnya dapat kita rasakan, kita ditemani oleh teman yang cantik, yaitu amal soleh kita.

Jika amal kita buruk, nyawa dicabut dengan rasa sakit 300 kali tusukan pedang. Di dalam kubur yang sempit, ditemani orang yang buruk, berbau, yang merupakan amal buruk kita. Jendela yang terbuka menampakkan neraka tempat kita berakhir nanti.

QS 22 : 47 : Sungguh sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
QS 20 : 104 : Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanya sehari saja.

Baca buku yang bermanfaat, perdengarkan Al Qur’an di rumah, makan makanan yang sehat, perbanyak sayur dan buah.

Kisah Rasulullah ketika ada rombongan jenazah yang melewati beliau, beliau bertanya, seperti apakah orang itu dahulunya. Orang-orang pun menjawab bahwa dia adalah orang baik, maka Rasulullah pun berkata “Wajib.”
Kemudian lewat lagi rombongan jenazah lain, beliau pun bertanya lagi, beliau bertanya, seperti apakah orang itu dahulunya. Orang-orang pun menjawab bahwa dia adalah orang buruk, maka Rasulullah pun berkata “Wajib.”
Sahabat bertanya, apakah artinya Rasulullah berkata “Wajib” pada kedua situasi tersebut?
Rasulullah pun menjelaskan, jika ada orang yang wafat, dan orang berkata baik tentang orang tersebut, maka wajib baginya surga. Dan jika ada orang yang wafat, dan orang berkata buruk tentang orang tersebut, maka wajib baginya neraka.

Jaga kesehatan fisik, ruhiyah, pupuk kegigihan, dan melihat ke masa depan
Action, amal soleh. Kalau tidak, kita rugi. Jika ada yang jahat pada kita, kita berbuat baik. Jika ada yang baik, kita berbuat lebih baik lagi.

QS 2: 153 : Meminta tolonglah dengan kesabaran dan solat.
QS 3 : 185 : Semua yang hidup akan mati

Wednesday, June 1, 2011

Renungan : Hartamu

Copy paste dari majalah Umat - Zakat is My Life, dari BAZIS Jakarta, Juni 2011.

Renungan

Jangan bangga punya harta
Kalau kamu makan sendiri
Akan berubah jadi kotoran
Kalau kamu simpan
Akan rusak dimakan waktu
Kalau kamu mati
Akan kamu tinggalkan

Rasulullah SAW bersabda :
Umur ummatku cuma di kisaran 60 dan 70 tahun
Sangat sedikit yang lebih dari itu
Dunia cuma halte
Tempat singgah sementara
Bukan tujuan akhir