Ceramah
disampaikan oleh Ustadz Muhaimin.
Surat
Al A’raf ayat 113 sampai dengan 126 menggambarkan perubahan kondisi spiritual
para penyihir Fir’aun yang berubah total dalam waktu yang singkat.
Kisah
ini merupakan lanjutkan dari kisah Nabi Musa pada surat As-syu’ara ketika Nabi
Musa berdialog dengan Fir’aun, ketika Fir’aun meminta Nabi Musa menunjukkan
kehebatannya sebagai Nabi. Nabi Musa menunjukkan tangannya yang bersinar
seperti matahari, kemudian tongkatnya yang bisa berubah menjadi ular. Fir’aun
menganggap Nabi Musa sebagai penyihir dan meminta untuk melawan penyihir
kerajaan. Selain itu terdapat dialog tentang ketuhanan antara Fir’aun dan Nabi
Musa.
Pada
awalnya para penyihir hadir untuk bertanding melawan Nabi Musa dan mereka
mengharapkan hadiah serta kedudukan. Namun setelah melihat mujizat Nabi Musa,
yaitu tongkatnya berubah menjadi ular dan memakan ular penyihir, para penyihir
mengetahui secara pasti bahwa hal itu bukan sihir, dan maka Nabi Musa adalah
benar seorang Nabi.
Para
penyihir pun secara spontan berubah menjadi beriman kepada Nabi Musa.
Digambarkan
bahwa di suatu masa nanti seseorang dapat beriman di pagi hari, dan menjadi
kafir di sore harinya. Karena memang hati sangat mudah berbolak-balik, mudah
untuk mencintai, mudah juga untuk membenci. Maka ada doa untuk menetapkan hati,
yaa muqallibal quluub tsabbit qalbi ‘aladdiinik.
Melihat
kejadian ini, Fir’aun sangat marah. Selain kejadian ini, sebenarnya kemarahan
Fir’aun juga disebabkan oleh rentetan kekalahan yang dialaminya dengan Nabi
Musa.
Kekalahan
pertama adalah sebagaimana pada surat Asy Syu’ara, yaitu ketika Nabi Musa tidak
mengakui Fir’aun sebagai tuhan.
Kekalahan
kedua, juga dalam surat Asy Syuara, ketika kalah pada dialog tentang ketuhanan
dengan Nabi Musa.
Kekalahan
ketiga, adalah ketika penyihir kerajaan kalah dengan Nabi Musa, ditambah dengan
pengakuan para penyihir itu bahwa mereka beriman kepada Nabi Musa.
Fir’aun
sangat marah dan menganggap kejadian tersebut sebagai tipu daya dari para
penyihir itu, dan ia mengancam mereka dengan hukuman potong silang yaitu kaki
kanan dan tangan kiri atau kaki kiri dan tangan kanan, yang dilanjutkan dengan
penyaliban.
Sedikit
tentang penjelasan arti kata “tsumma”.
Pada
kisah ini digambarkan bahwa Fir’aun mengancam penyihir dengan hukuman potong
silang, “tsumma” penyaliban.
“Tsumma”
artinya berurutan, yang satu setelah yang lain, dengan terdapat jarak waktu.
Contoh
kalimat yang lain, Eko “wa” Aki masuk ke mushalla. Penggunaan kata “wa” artinya
bersamaan.
Kalimat
kedua, Eko masuk, “fa” Aki masuk ke mushalla. “Fa” artinya berurutan dalam waktu
yang sebentar.
Kalimat
ketiga, Eko masuk, “tsumma” Aki. “Tsumma” artinya berurutan dengan jangka waktu
cukup panjang.
Kembali
ke penyiksaan Fir’aun kepada para penyihir, maka maknanya adalah setelah Fir’aun
menyiksa mereka dengan potong silang beberapa lama, mereka pun disalib.
Pada
ayat ke 125 para penyihir mengatakan bahwa mereka akan kembali ke Allah.
Hikmah
dari ayat ini adalah bahwa setiap orang memiliki momen untuk kembali kepada
Allah. Bagi para penyihir ini, adalah ketika mereka melihat mujizat Nabi Musa,
yang mereka ketahui dengan pasti bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan oleh
manusia. Artinya mujizat itu datang dari Tuhan, dan artinya Nabi Musa adalah
benar seorang nabi.
Hikmah
yang lain adalah bukti kebenaran dapat datang begitu saja tanpa diminta.
Pada
ayat selanjutnya digambarkan para penyihir meminta kepada Allah “berikan
kesabaran dan wafatkan kami dalam keadaan Islam atau berserah diri”.
Pada
dasarnya, kita tidak boleh meminta untuk mati. Bila kita merasa menderita akan
suatu penyakit, maka mintalah kesembuhan, dan bila kematian adalah lebih baik,
maka wafatkan.
Dalam
Islam, muslim bukan hanya umat Nabi Muhammad. Umat Nabi Musa pun disebut
muslim, umat seluruh Nabi disebut muslim.
Pembedaan
antara Islam, Kristen, dan Yahudi adalah
pada sistem kemasyarakatan.
Manusia
tidak dibiarkan mengatakan dirinya beriman lalu tidak diuji. Dalam hidup, semua
adalah ujian. Yang terpenting adalah mana amalan yang terbaik.
Bagi
kita umat Nabi Muhammad, amalan terbaik adalah mujizat Nabi Muhammad yaitu Al
Qur’an.
No comments:
Post a Comment