Siang ini di kantor saya ada kajian bulanan, yang disampaikan oleh
Ustadz Nanang Mubarok, dengan tema Kantorku Surgaku.
Sebelum kajian dimulai, ada sambutan dari Pak Dirut dengan
beberapa point yang juga bermanfaat. Yaitu bahwa setiap karyawan dalam
pekerjaan memiliki posisi yang merupakan amanah. Bila apa yang kita rencanakan
berhasil, pada dasarnya itu karena rencana kita bersesuaian dengan rencana
Allah. Awali seluruh kegiatan kita dengan "bismillah", agar semoga
semua menjadi bernilai ibadah.
Tema Kantorku Surgaku sangat penting, karena sebagian besar waktu
kita dihabiskan di kantor. Jika kita tidak merasa kantor sebagai tempat
bernaung, maka sangatlah disayangkan.
Kajian Ustadz Nanang dimulai dengan pertanyaan.
Siapa yang mau masuk surga?
Semua jamaah pun mengacungkan tangan.
Pertanyaan kedua, siapa yang mau masuk surga duluan?
Jamaah mulai ragu untuk mengacungkan tangan :-)
Karena masuk surga duluan, artinya meninggal duluan :-)
Kemudian dikisahkan tentang dialog Nabi Ibrahim dengan malaikat
Izrail ketika malaikat Izrail akan mencabut nyawa beliau.
Nabi Ibrahim menitipkan pesan kepada malaikat Izrail untuk diteruskan
kepada Allah : Adakah kekasih tega mencabut nyawa kekasihnya?
Malaikat Izrail menyampaikan pesan tersebut kepada Allah, dan
Allah menyampaikan pesan untuk Nabi Ibrahim : Adakah kekasih yang tidak rindu
untuk segera berjumpa dengan kekasihnya?
Mendengar pesan tersebut, Nabi Ibrahim pun berkata kepada malaikat
Izrail : Segera cabut nyawaku.
Ustadz pun mengulang pertanyaan kedua tadi, dan kali ini jamaah
lebih yakin untuk mengacungkan tangan :-)
Dalam bekerja ada amanah terhadap orang lain, bekerja bukan hanya
untuk diri sendiri. Berbeda dengan shalat, yang hanya untuk diri kita sendiri.
Sehingga, kemungkinan kita melakukan dosa ketika kita bekerja, sangatlah besar.
Orang yang beriman seharusnya sangat produktif. Maka seharusnya
bangsa kita yang mayoritas muslim adalah bangsa yang sangat produktif. Yang
merasa bangga bukan karena ekspor tetapi karena produksinya bermanfaat bagi
masyarakat Indonesia.
Ada 5 alasan mengapa kantor menjadi surga kita :
1. Adanya waktu yang terabaikan
Sebagaimana dalam hadits dikatakan bahwa ada 2 nikmat yang membuat
manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.
Dalam hidup kita sebagai pekerja, hampir 60% waktu digunakan untuk
bekerja.
Dalam hadits dikatakan umur muslim rata-rata antara 60-70 tahun,
dan sedikit yang mencapai 80 tahun. Dan umur muslim pada ummnya tak jauh dari
usia Rasulullah.
Dalam perkiraan hitungan usia tersebut, jika dalam sehari kita 1
jam beribadah pada Allah dan 12 jam beraktivitas penunjang pekerjaan, maka
diperoleh hitungan bahwa total dalam seluruh hidup hanya 2 tahun yang digunakan
untuk shalat. Apa bisa diandalkan untuk ke surga? Sepertinya sulit.
Sedangkan total waktu kerja dapait mencapai 25 tahun. Sungguh akan
sangat bernilai jika kita dapat mengoptimalkan waktu kerja sebagai jalan ke
surga.
2. Surga adalah obsesi
Sebagaimana dalam surat Asy Syuara QS 42: 20.
Serta dalam hadits dikatakan bahwa kesuksesan sejati adalah ketika
seseorang masuk ke surga dan dijauhkan dari neraka.
Ustadz memberikan pilihan, mana yang kita pilih, seimbang dunia
akhirat atau fokus pada akhirat?
Sebagian menjawab seimbang dunia akhirat, sebagian menjawab fokus
pada akhirat.
Pertanyaan dilanjutkan. Apakah sama antara akhirat dan dunia?
Karena jika seimbang, maka harus sama agar tidak berat sebelah.
Padahal, akhirat dan dunia tidaklah sama. Akhirat abadi, dunia
hanya sebentar. Maka sebenarnya tidak bisa seimbang. Ketika seimbang, maka
sesungguhnya kita sedang melalaikan akhirat.
Dan ketika kita melalaikan akhirat untuk suatu alasan dunia, Allah
berikan musibah, yaitu alasan berikutnya.
Sebagai contoh, ketika tiba waktunya makan siang di jam istirahat
kerja, maka ada yang memilih makan siang dahulu baru shalat dzuhur, dengan
alasan lebih baik makan memikirkan shalat daripada shalat memikirkan makan. Dan
ketika selesai makan, maka ia tidak langsung shalat, dengan alasan perut masih
terasa penuh. Maka ia mencari lokasi yang tenang dan adem dan bisa jadi
tertidur. Kemudian Dirut mencarinya, ia pun segera menghadap Dirut dan kembali
menunda shalatnya. Ketika Dirut memberikan tugas yang urgen, ia pun kembali
menunda shalatnya untuk mengerjakan tugas tersebut. Sampai tiba waktu asar.
3. Banyak ayat dan hadits yang menyatakan bahwa Allah memuliakan
pekerja.
Kerja dapat menjadi sarana kita bertemu Allah sebagaimana dalam
surat Al Kahfi ayat 110.
4. Surga dekat dengan pekerja.
Dengan kerja kita dapat berjumpa dengan surga. Dengan bekerja,
kita sejajar dengan nabi, karena semua nabi bekerja. Kita melakukan lanjutan
risalah nabawiyah.
Kerja dapat kita pandang sebagai rahmah, amanah, ibadah, dakwah,
jihad, dan investasi.
5. Kantor adalah sajadah panjang.
Rezeki ada di muka bumi. Kita harus bekerja agar mendapatkan apa
yang diinginkan. Dalam kerja ada hamparan pahala, ampunan, berkah
Pernah ada seorang sahabat Rasulullah, Saad bin Muad Al Anshory
yang meminta izin kepada Rasulullah untuk tidak ikut perang, karena keluarganya
sedang kelaparan. Beberapa lama kemudian rombongan Rasulullah berjumpa dengan
Saad di tengah gurun sedang mencari kayu bakar sampai tangannya melepuh dan
berdarah. Ketika Rasulullah bertanya, mengapa tangannya sampai demikian, Saad
menjelaskan bahwa ia mencari kayu bakar untuk menafkahi keluarganya. Rasulullah
pun memeluk Saad dan mencium tangannya dan mengatakan bahwa tangan tersebut
haram untuk masuk neraka.
Ketika kita bekerja karena Allah, lelah seluruh badan dan pikiran
kita karena pekerjaan, maka surga balasannya dan kelelahan dapat menjadi
penghapus dosa. Dan di dalam surga ada ada derajat yg tidak dapat disentuh
kecuali oleh mereka yang lelah karena bekerja.