Tidak boleh mukmin mengambil non muslim sebagai pemimpin.
Ada beberapa justifikasi dan versi terjemah Al Qur’an yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan aulia adalah teman setia. Namun justru ini memperluas definisinya, ketika mengambil orang kafir sebagai teman setia saja tidak boleh, apa lagi menjadi pemimpin.
Tingkat pertama keterhubungan adalah cinta dan sayang, dan kemudian mempercayakan sebagai pemimpin. Ketika disebutkan bahwa tidak boleh mengambil teman setia non muslim, sebetulnya maknanya justru menjadi lebih luas.
Orang Indonesia harus memahami pilar bernegara. Sejak masa awal, muslim seringkali dibenturkan dengan dasar negara, padahal Islam yang menentukan. Namun, pihak non muslim menggunakan seolah muslim yang salah.
No comments:
Post a Comment