Lanjutan kisah dari pengajian Ramadhan dua bulan yang lalu, disampaikan oleh Ust. Adiwarman Karim, tentang seorang ibu solehah dan anaknya yang soleh yang berusaha menjual seekor sapi.
Keesokan paginya, sang Ibu berkata lagi kepada anaknya, ”Nak, tolong kau jualkan sapi ini, seharga 2.000 dirham, kepada orang yang kautemui kemarin, atau ke pasar.”
Sang anak pun menyanggupi perintah ibunya, dan berangkat menuju ke pasar.
Dalam perjalanan menuju ke pasar, sang anak berjumpa dengan seorang lelaki yang kemarin.
Sang anak pun berkata kepada lelaki tersebut, ”Pak, Ibu meminta saya untuk menjual sapi ini kepada Bapak seharga 2.000 dirham yang Bapak minta kemarin. Apakah Bapak bersedia?”
Lelaki itu pun berkata, ”Wah, maaf Nak. Kemarin aku sudah membeli sapi. Tapi kau coba saja jual sapimu itu ke pasar.”
Sang anak pun melanjutkan perjalanannya ke pasar. Di pasar, harga sapi 2.000 dirham tersebut tentunya berada di atas harga normal, maka orang tidak ada yang bersedia membelinya, kecuali dengan harga 1.000 dirham. Dan sang anak tidak bersedia menjual sapinya di harga tersebut.
Sampai tibalah sore hari, sapi itu tidak berhasil terjual.
Pulanglah sang anak ke rumahnya. Ibunya terkejut melihat sapinya belum terjual. Dia pun bertanya, mengapa hal itu bisa terjadi, dan apakah memang tidak ada orang yang bersedia membeli sapi mereka.
Maka berkatalah sang anak, ”Ibu, Bapak yang kemarin sudah tidak lagi membutuhkan sapi. Di pasar, ada orang yang mau membeli sapi kita. Tapi harga yang mereka minta adalah 1.000 dirham. Padahal Ibu memintaku untuk menjual seharga 2.000 dirham. Maka sapi ini tidak aku jual.”
Sekali lagi, Ibu yang soleh ini tidak marah, dia berkata, ”It’s OK my son. Besok kau coba jual lagi ya Nak.”
-- bersambung --
No comments:
Post a Comment