Tuesday, September 21, 2010

Ketika Ibu Tidak Lagi Bisa Multitasking

Kebanyakan ibu biasanya memiliki kemampuan untuk multitasking, yaitu mengerjakan berbagai hal dalam satu waktu.

Menelepon sambil mengecek masakan sambil mencuci piring.
Menggendong anak, sambil menyapu halaman, sambil ngobrol dengan tetangga.
Mengganti popok, sambil membereskan mainan, sambil menjelaskan hitungan matematika untuk anak yang paling besar.

Hanya, jika salah satu aspek sedang membutuhkan konsentrasi cukup tinggi, biasanya kemampuan multitasking ini lalu jatuh menurun. Drop.

Misalnya ketika anak yang kecil sedang rewel dan menangis saat dipakaikan popok. Maka saat ini pikiran kita sebagai ibu akan terfokus untuk membujuk anak rewel tersebut. Berbagai cara dilakukan, berbagai cerita disampaikan, berbagai barang ditunjukkan, agar anak lupa, teralihkan perhatiannya, dan akhirnya mau dipakaikan popok.

Jika pada saat ini tiba-tiba anak yang besar memanggil kita, karena kesulitan dengan PR-nya. Jika kita coba paksakan untuk multitasking, maka kedua pekerjaan tersebut tidak selesai dengan baik. Si adik tetap rewel, kita pun tidak bisa berpikir untuk menjawab PR si kakak.

Kadang lalu kita menjadi kesal, dan sedikit "menyalak", meminta si kakak untuk diam dulu, karena kita sedang fokus dengan si adik.

Pernahkah kita bayangkan perasaan anak kita saat itu? Sedih karena kita "menyalak" tadi. Merasa tersingkirkan, karena kita tidak memperhatikan masalah mereka. Jika ini terjadi sekali saja, mungkin tidak masalah. Tapi jika berkali-kali, hal ini akan membuat mereka merasa menjadi anak yang terabaikan. Apa lagi jika anak kita termasuk anak yang sensitif.

Lalu bagaimana sebaiknya?

Ada baiknya kita upayakan untuk menahan diri, agar tidak ”menyalak”. Di antara kerewelan dan tangis si adik, ketika kakak memanggil, tarik nafas panjang. Bicara dengan tenang, tersenyum pada kakak, dan sampaikan, bahwa kita sedang bereskan dulu pemakaian popok adik. Nanti jika telah selesai, kita akan bicara dengan mereka. Sulit? Ya, memang sangat sulit :-) Tapi mudah-mudahan bukan mustahil :-)

Dan, jika suasana sedang tenang, ada baiknya dibahas dan disepakati dengan anak-anak yang besar, bagaimana sebaiknya jika mereka ada masalah, padahal ibunya sedang fokus dengan masalah lain. Mungkin metodenya antara lain bisa dengan cara mereka menulis pesan yang lalu ditempelkan di message board, atau tulis pesan via yahoo messenger/email/SMS, atau tunggu sampai masalah yang dihadapi ibu selesai. Dengan kesepakatan, biasanya anak akan lebih mudah untuk bekerja sama.

Sementara demikian, solusi yang mudah-mudahan efektif, dan tidak terlalu sulit untuk diimplementasikan :-)

Apa Moms punya saran lain? Silakan ditambahkan ya.. :-)

No comments: