Tadi pagi saya dikejutkan dengan adanya pameran filateli dan telegeri (kartu telepon) yang dilakukan di kantor saya, dalam rangka Hari Bakti Postel ke 65. Wah, hobi lama saya nih!
Sebagai anak SD tahun 1980-an, hobi yang favorit dulu adalah filateli (mengumpulkan perangko, kalau-kalau ada yang nggak tau hehe..), diperkenalkan oleh Tante saya waktu saya kelas 3 SD. Dilanjutkan dengan koleksi kartu telepon di tahun 1990-an, diperkenalkan oleh teman kuliah saya. Tadinya saya yang hobi menelepon, merupakan ”sumber kartu” untuk teman saya itu. Setelah saya ikutan koleksi, teman saya jadi kehilangan satu ”sumber” (maaf yaa.. hehe..) Sampai sekarang, koleksi perangko saya masih tersimpan dengan baik di rumah Ibu, kapan-kapan saya mau bawa ke rumah. Sedangkan koleksi kartu telepon sudah saya bawa ke rumah saya, dan sukes diacak-acak anak-anak saya.
Dua hobi ini saya rasakan sangat banyak manfaatnya.
Pertama, melatih kesabaran, ketelitian, dan ketelatenan. Mengumpulkan perangko ada tahap-tahapnya. Apa lagi jika perangko bekas dari manca negara. Harus terlebih dahulu mencari surat dari berbagai sumber, melepaskan dari amplop secara hati-hati dengan merendam dan mengeringkan, dan terakhir menyimpannya dengan baik agar tidak rusak. Kartu telepon juga harus dicari dengan sabar, digunakan dulu sampai habis, baru disimpan dengan baik.
Kedua, belajar banyak hal tentang berbagai negara. Dari gambar dalam satu kotak kecil itu, kita bisa sedikit mengetahui sejarah, kondisi geografis, kebudayaan, dan berbagai peristiwa di suatu negara. Lebih jauh lagi, menurut saya, tingkat kemajuan negara bisa dilihat dari perangkonya. Perangko yang keren, biasanya berasal dari negara yang keren, yang peduli dengan hal detil, yang artinya maju dalam berbagai aspek. Singapura, Australia, Jerman, Inggris, dan Jepang adalah beberapa negara yang terlihat serius dengan perancangan perangkonya.
Ketiga, berlatih menganalisis dan mengklasifikasi. Perangko dan kartu telepon biasanya terbit secara berseri. Dalam pengumpulannya, kita perlu melihat secara teliti, persamaan dan perbedaan antara beberapa perangko, dan mengelompokkan jika perangko atau kartu itu merupakan satu seri penerbitan. Selain itu, pengelompokan dapat juga dilakukan menurut tema, atau apa saja.
Terakhir, komitmen jangka panjang. Mengumpulkan perangko dan kartu telepon tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Perangko dan kartu telepon terbit hanya sedikit setiap tahunnya. Surat menyurat pun tidak bisa dilakukan terus menerus. Kartu telepon hanya dibeli jika dibutuhkan. Maka koleksi membutuhkan waktu yang cukup lama serta komitmen dalam jangka waktu yang panjang.
Keempat, menambah teman dari sesama kolektor perangko dan kartu telepon, untuk tukar-menukar koleksi dan informasi penerbitan baru dan pameran.
Seiring dengan berkembangnya teknologi telekomunikasi, surat sudah digantikan dengan SMS dan email. Kartu telepon untuk telepon umum sudah tidak diperlukan lagi karena hampir semua orang sudah punya telepon seluler. Kira-kira masih ada nggak ya anak-anak sekarang yang punya hobi filateli dan koleksi kartu telepon? Sepertinya jangankan untuk mengoleksi, ketemu dengan perangko dan kartu telepon saja sudah sangat jarang untuk anak-anak sekarang.
Anak-anak sekarang sepertinya hobinya lebih bersifat konsumtif. Main game di komputer, harus didukung dengan komputer, program game-nya, dan koneksi internetnya jika mau online. Main musik, harus beli alat musik dan kursus. Main robot dan mobil-mobilan, harus beli dulu dan harganya juga tidak bisa dibilang murah.
Ah, saya tiba-tiba rindu dengan masa lalu yang serba tidak konsumtif, mencoba mengoptimalkan apa yang ada agar jadi menyenangkan. Apa bisa lagi ya? Dan koleksi perangko dan kartu telepon saya, kira-kira akan saya wariskan ke siapa ya? :-)
No comments:
Post a Comment