Ceramah kali ini diisi oleh Ust. Jamil Azzaini, seorang motivator yang telah menulis 4 buku, salah satunya adalah Kubik Leadership.
Setiap orang seharusnya mempunyai proposal hidup. Ketika kita akan menyelenggarakan suatu kegiatan saja, misalnya Ramadhan yang berlangsung selama 1 bulan, kita buat proposal. Apa lagi untuk hidup kita yang bisa berlangsung sampai 60 tahun. Ust. Jamil menyusun proposal hidupnya dan hampir seluruhnya terwujud. Dan sebaiknya setiap anak telah berusia SMP, diwajibkan untuk membuat proposal hidup.
Karena, yang dipikirkan akan mempengaruhi hormon tubuh. Pada ceramah tersebut dilakukan sebuah percobaan yaitu kita diminta membayangkan jeruk nipis di tangan kiri dan pisau di tangan kanan, lalu bayangkan kita memotong jeruk nipis tersebut dan memakannya. Maka lidah kita akan bereaksi seolah-olah kita benar-benar memakan jeruk tersebut.
Selain itu, sesungguhnya Allah sesuai prasangka hamba-Nya. Jika kita berpikir buruk, maka yang terjadi adalah hal yang buruk, dan juga sebaliknya.
3 pertanyaan yang penting untuk kita menjalani hidup.
Pertama, dari mana kita berasal.
Kedua, untuk apa kita hidup.
Ketiga, mau ke mana setelah kehidupan.
Pertama, kita berasal dari Allah. Dan bersama dengan penciptaan kita, Allah buatkan juga aturan hidup. Seperti juga TV dan HP yang didampingi dengan buku manual, yang tidak bisa dipertukarkan.
Kedua, hidup adalah untuk terikat dengan aturan Allah. Pada dasarnya semua kegiatan dalam hidup kita terikat dengan aturan Allah. Bangun pagi kita ke kamar mandi, masuk dengan kaki kiri, di kamar mandi tidak boleh bersuara, keluar dengan kaki kanan.
Berangkat kerja terikat hukum, menutup aurat. Bekerja bagi laki-laki wajib, bagi perempuan mubah.
Sesungguhnya ada dosa yang tidak bisa dihapuskan dengan shalat, puasa, zakat, dan haji. Dan cara menghapusnya adalah dengan bersusah payah cari nafkah. Rasulullah pernah mencium tangan seseorang yang telah bekerja keras dan berkata bahwa, “Tangan ini dicintai Allah.”
Semua kegiatan kita terikat hukum Allah. Bisa wajib, sunnah, mubah, makruh, haram. Agar segala kegiatan tersebut bernilai ibadah kepada Allah maka harus dilakukan dengan amal yang terbaik, yaitu amal yang ikhlas yang benar. Sehingga bekerja pun bukan hanya urusan dunia, tapi juga menjadi urusan akhirat.
Setelah menjalani kehidupan, maka aka nada hisab atau perhitungan atas amal-amal kita.
Maka yang ketiga, setelah kehidupan kita akan menghadapi hari akhirat, dengan hanya dua pilihan, neraka atau surga.
Ada tiga jenis manusia berkaitan dengan surga dan neraka.
Pertama, mereka yang beriman dan beramal soleh, maka balasannya adalah surga. Langsung masuk ke surga, sebagaimana dijelaskan pada QS Al Bayyinah 7-8.
Kedua, mereka yang beriman, tetapi bermaksiat, maka balasannya adalah neraka dahulu, baru ke surga. Sebagaimana pada hadits, “Malaikan mengentas dari neraka mereka yang mengucapkan lailaha ilallah, yang di wajahnya ada bekas sujud.”
Ketiga, mereka yang kafir, langsung masuk neraka, sebagaimana dijelaskan pada QS Al Bayyinah 6.
Cara agar menjadi orang yang mendapatkan surga, sebagaimana pada QS Ali Imran 133-135 :
1. Menafkahkan hartanya dalam infak dan shadaqah
2. Menahan amarah
3. Memaafkan
4. Bertaubat Ali Imran 134-135
Dalam hadits, “Bersihkan harta dengan zakat, obati sakit dengan shadaqah.” Itu adalah janji Allah, maka itu pasti.
Ust. Jamil pernah mengalami kisah nyata berkaitan dengan shadaqah. Ketika istrinya sakit yang tidak diketahui penyakitnya, biaya telah terkuras, sampai akhirnya akan diganti dengan obat yang berharga 36jt per hari. Maka Ust. Jamil berdoa, berjumpa dengan Ustadz, dan disarankan untuk bersedekah. Walaupun dengan berat hati karena dana sudah terkuras untuk biaya rumah sakit, akhirnya Ust. Jamil bersedekah. Dan Allah segera menjawab, penyakit istrinya ditemukan dan obatnya menjadi jelas.
Mereka yang sering sakit, seringlah bersedekah.
Hadits : Orang yang pemurah dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, jauh dari neraka. Orang yang bakhil jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil tapi pemurah lebih dicintai dari ahli ibadah yang bakhil.
Hadits : Orang yang bersedekah akan makin banyak hartanya
Kalau kita menyumbang di masjid pilihlah sumbangan yang terbaik. Di masjid, jangan menyumbang “orang yang bawa golok” tapi sumbanglah yang “siap berjamaah, yang berkopiah.” Maka ada baiknya kotak infaq dibuat transparan agar orang memberikan infaq yang terbaik.
Pengalaman lain Ust. Jamil dengan shadaqah. Ketika beliau naik taksi yang pengemudinya ngebut ternyata ada urusan ke Purwakarta untuk menghadap ke kepala sekolah agar anaknya bisa diberikan keringanan dan terus bersekolah. Ust. Jamil pun memberikan shadaqah untuk membiayai sekolah tersebut. Allah segera menjawab, anak beliau memperoleh bea siswa untuk sekolah di Jerman. Subhanallah.
Sedekah juga menghapuskan kesalahan, dan merupakan bisnis yang tidak akan merugi.
Dan penelitian membuktikan bahwa mereka yang senang berbagi akan bahagia, sehat fisik dan mental, serta produktif.
Kedua, mampu menahan marah
Ketika kita gampang marah, maka yang rugi adalah diri kita sendiri.
Penelitian dr. Masaru Emoto tentang air. Ketika diberikan doa dan ucapan yang baik, lalu dibekukan maka terbentuk kristal yang indah. Ketika diberikan kata-kata yang buruk, maka bentuk ketika dibekukan berantakan. Perintah dengan ajakan juga hasilnya berbeda.
Artinya air bisa melihat, mendengar, dan merespon. Tubuh kita 70% terdiri atas air. Ketika kita marah, maka susunan air dalam tubuh kita berantakan. Mereka yang ketika muda sering marah, setelah tua biasanya terkena stroke dan berbagai penyakit lainnya.
Air zamzam bisa menyembuhkan karena di dekatnya ribuan orang berdoa dan orang tidak boleh berbicara negatif.
Ada sebuah contoh orang yang sangat cerdas dengan IQ 195, yang selama sekolah selalu mendapatkan nilai 100, ketika dewasa pekerjaannya kuli pelabuhan, lalu menjadi tukang pukul, lalu menjadi penjaga kandang kuda. Apa masalahnya?
Ternyata anak tersebut dibesarkan dengan amarah ayah dan ibunya, jarang dipeluk, ayahnya pun sering mabuk.
Ust. Jamil sendiri punya anak yang sampai 3 tahun masih belum bisa berbicara. Setelah diterapi pelukan dan minum air doa, dalam 6 bulan bisa bicara. Ketika masuk SD, prestasinya sangat buruk, setelah diterapi lagi, menjadi peringkat ke-8.
Ketika kita marah, jika berdiri hendaklah dia duduk. Jika duduk hendaklah berbaring.
Sayyidina Ali pernah dalam perang ketika akan membunuh musuh, musuh tersebut meludahi beliau. Maka Sayyidina Ali pun tidak jadi membunuh musuh itu, karena khawatir akan dilakukan karena marah, bukan untuk Allah.
No comments:
Post a Comment