Monday, September 19, 2011

Sunat dengan Metode Smart Clamp

Metode smart clamp adalah metode sunat yang dilakukan dengan penjepit sebagai pengganti proses penjahitan.

Smart clamp terdiri atas dua bagian, yaitu tabung kecil dan penjepitnya.

Pada metode smart clamp, proses dimulai dengan penyuntikan pembiusan lokal, untuk menghilangkan rasa sakit sepanjang proses khitan. Selanjutnya, tabung kecilnya dipasangkan di bawah lapisan kulit, dan kemudian clamp dipasangkan di luar kulit. Maka, posisi kulit akan terjepit di antara tabung kecil dan penjepit. Setelah itu, kulit dipotong dengan pisau bedah, dan karena kulit sudah terjepit, biasanya perdarahan yang terjadi sangat sedikit, bahkan pada beberapa kasus tidak ada perdarahan.

Setelah ini, anak bisa pulang ke rumah, dan sudah bisa memakai pampers ataupun celana dalam, bahkan bisa berjalan dan berlari seperti biasa. Anak juga bisa mandi dan BAK seperti biasa, hanya proses membersihkannya yang agak berbeda karena ada tabung kecilnya.

Selama lima hari, clamp masih terpasang, dan dilakukan perawatan rutin dengan betadine. Setelah itu, clamp bisa dilepas sendiri di rumah, atau dilepas di klinik. Proses pelepasannya relatif mudah. Clamp dipotong dengan gunting kuku, dan tabung dilepaskan perlahan-lahan. Biasanya pada anak yang lebih besar proses pelepasan tabung agak lebih sulit daripada pada anak yang lebih kecil atau bayi.

Setelah clamp dilepas, ada satu tahapan perawatan lagi, yaitu perawatan bekas luka sunat. Kira-kira membutuhkan waktu 5 hari sampai benar-benar pulih.

Bagi saya, proses sunat dengan smart clamp ini sangat simpel dan praktis. Anak dapat menjalani hidup secara agak “normal” :-)

Bagaimana bedanya dengan metode lain?

Pada metode lain, perbedaan antara lain pada pembiusan, yaitu ada yang menggunakan pembiusan total, biasanya dengan pertimbangan agar anak lebih mudah dikendalikan. Biasanya pembiusan total dilakukan pada khitan di rumah sakit.

Perbedaan lain adalah pada proses pemotongan, yang bisa menggunakan pisau bedah biasa ataupun sinar laser.

Perbedaan lain yang paling utama adalah pada penggunaan perban pasca khitan dan adanya luka jahitan, yang biasanya membuat anak harus berjalan dengan hati-hati, mengenakan sarung, tidak boleh mandi, dan sulit proses BAK.

Demikian, semoga bermanfaat :-)

No comments: