Ceramah kali ini disampaikan oleh Ust. Lili Nur Aulia, semoga bermanfaat.
Jika kita telaah lebih dalam, maka banyak keajaiban di dalam bulan Ramadhan. Kita menjadi lebih kuat. Kuat untuk shalat malam, tarawih dan tahajjud. Kuat untuk shalat subuh berjamaah di masjid.
Pada dasarnya manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang kuat.
Hewan pun Allah ciptakan kuat. Unta jika menapak di aspal, akan segera berenti untuk duduk, karena kakinya sakit, tidak terbiasa dengan batu yang keras. Namun unta tahan berjalan di pasir untuk waktu yang lama. Padahal kita terasa berat jika berjalan di pasir. Bulu mata unta juga sangat tebal, karena lingkungan yang dihadapi sangat berdebu. Dan ia juga dapat menyimpan air di punuknya untuk persediaan selama tiga minggu.
Allah ciptakan hewan sedemikian hebat, pasti Allah ciptakan manusia dengan lebih hebat.
Namun, banyak orang yang tidak menyadari kekuatannya, yang Allah sebut sebagai orang yang zhalim. Merasa lemah dan tidak berdaya, padahal bumi Allah sangat luas. Maka kita harus memberdayakan kekuatan, terus mencari potensi yang bisa diberdayakan.
Ada dua kekuatan yang kita miliki :
Pertama, kekuatan untuk memilih dan membuat keputusan. Dalam melakukan berbagai tindakan, yang terpenting adalah kemauan. Dalam hadits disebutkan bahwa semua orang pasti masuk surga, kecuali mereka yang tidak mau. Adakah orang yang tidak mau masuk ke surga? Mereka yang mau masuk ke surga adalah orang yang taat mengikuti ajaran Allah dan Rasul-Nya. Dan mereka yang menolak ajaran Allah dan Rasul-Nya adalah orang yang tidak mau masuk ke surga.
Menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan, sering kali sulit bagi kita untuk mengatakan tidak, walaupun kita menyadari bahwa hal tersebut tidak benar. Kita bisa menolak secara halus, atau mengikuti sebentar lalu meninggalkan, atau terjebak mengikuti terus menerus. Kita harus dapat menentukan pilihan.
Kedua, kekuatan untuk berpegang pada agama. Agama bukan untuk menjadikan kita kaum yang tersisih atau termarjinalkan. Agama justru menjadikan kita pribadi yang kuat. Dalam suatu kisah Amru bin Ash (mudah-mudahan saya tidak salah dengar hehe..) sedang dalam perjuangan bersama pasukannya sejumlah 4000 orang untuk menaklukkan Mesir, yang telah berjalan selama 6 bulan dan belum juga berhasil. Maka beliau mengirimkan surat kepada Umar bin Khattab, meminta penambahan pasukan sejumlah 4000 orang lagi. Umar bin Khattab mengirimkan 4 orang yang beliau sebut 4 orang yang bernilai seperti 4000 orang. Keempat orang tersebut di antaranya Muhammad bin Maslamah dan Zubair bin Awwam (terima kasih pada Pak Mazdon atas update-nya :-) )
Ketika 4 orang tersebut tiba bersama pasukan, salah satu dari mereka memimpin shalat berjamaah, memberikan tausiyah, dan setelah itu pasukan tersebut kembali melakukan penyerangan dan berhasil. Dalam hadits itu disebutkan bahwa jumlah mereka seolah-olah bukan lagi 8000, bahkan seperti 12000.
Jika kita menjauh dari agama, jiwa kita akan menjadi lemah. Kita bisa mengecek di kehidupan kita. Ketika kita mulai merasa malas untuk shalat, membaca Al Qur’an, biasanya penyakit dan permasalahan pun berdatangan. Sebaliknya, jika kita mendekat kepada agama, rajin melakukan ibadah, kehidupan akan terasa ringan.
Dzikir juga salah satu sumber kekuatan. Ada satu dzikir sederhana, yang jika kita baca 3 kali di pagi hari, maka Allah akan menolong kita sepanjang hari sampai sore hari. Dan jika kita meninggal, Allah menjamin kita masuk ke surga. Jika dibaca 3 kali di sore hari, maka Allah akan menolong kita sepanjang malam sampai pagi hari. Dan jika kita meninggal malam itu, Allah menjamin kita masuk ke surga. Dzikir itu adalah Sayyidul Istighfar (Allahumma anta robbi.. ).
Beberapa doa lain yang baik untuk dirutinkan dibaca :
Baca 3 kali di pagi hari Allah akan melindungi dari macam-macam keburukan : Bismillahilladzi la yadhurru..
Baca ketika keluar rumah, Allah akan menjaga rumah kita : Bismillahi tawakaltu ‘alallahi walahawla..
Sebuah kisah nyata kekuatan dzikir yang dirutinkan oleh Ust. Lili. Ketika beliau naik PPD 28 di sekitar tahun 2002, beliau baru saja menerima rapelan uang bulanan dari kampus sejumlah total 450rb. Ketika beliau tiba di Blok A dan akan turun, ada 5 orang yang mempersempit, akhirnya beliau melompat, dan bisa turun dari bis. Ketika sudah turun, baru beliau sadari bahwa dompetnya tidak ada. Beliau pun mengejar bis, kelima orang tadi sudah duduk berpencar. Satu-satu orang-orang tersebut beliau tanya, apakah mengambil dompet beliau, semua mengaku tidak mengambil. Sampai akhirnya tersisa satu orang, juga menjawab hal yang sama, tetapi beliau bisa melihat bahwa ada dompet yang ia duduki, yang ternyata memang dompet Ust. Lili, dengan isi yang masih lengkap.
Padahal, kelima orang tersebut berbadan besar dengan wajah keras, dibandingkan dengan Ust. Lili yang berperawakan kecil pada saat itu. Secara logika, seharusnya mereka tidak takut menghadapi Ust. Lili, namun bisa jadi, pada saat itu di mata mereka Ust. Lili terlihat besar dan menakutkan. Seperti juga pada perang Badar, ketika jumlah kaum muslimin sangat sedikit, musuh melihat pasukan dalam jumlah yang besar.
Maka, dekatkanlah diri pada agama, praktekkan apa yang Allah tuntun, maka kita akan menjadi muslim yang kuat dan stabil.
Ketika menjauh dari agama, dampaknya adalah keburukan bagi jiwa kita. Berbagai penyakit hati seperti iri, dengki, dan benci kepada orang lain, sebenarnya justru jiwa kitalah yang terbeban dengan penderitaan. Orang yang kita irikan, kita dengkikan, dan kita beci, tidak merasakan apa-apa.
Mendekatlah pada Yang Mahakuat, kita akan menjadi kuat.
Cara merutinkan dzikir dan ibadah lain :
Pertama, memahami ilmunya, landasan, hukum, dan apa manfaatnya bagi kita. Kita harus memahami manfaat shalat, zakat, memahami arti dzikir, agar dapat menghayatinya.
Kedua, ikhlas, tidak pamrih kepada selain Allah. Ke Allah, kita boleh pamrih. Misalnya ketika kita membaca Al Qur’an atau bersedekah, kita mohon kepada Allah agar dikabulkan permohonan kita, hal seperti ini dibolehkan.
Ada naik turun dalam beribadah adalah hal yang wajar. Yang penting, kita tidak sedemikian melemahnya, sampai akhirnya melanggar perintah atau meninggalkan hal yang wajib.
Di antara 4 aspek manusia yaitu, pemikiran, fisik, jiwa, dan harta, perlu diperkuat secara seimbang. Secara umum di siang hari manusia biasanya berfokus pada kekuatan pemikiran, fisik, dan harta. Maka di malam hari diperlukan penyeimbang untuk memperkuat aspek kejiwaan, aspek ruhiyah. Tidak perlu terlalu lama, 1-2 jam shalat sudah cukup. Selain itu sehari-hari rutinkan berdzikir dan beribadah sunnah, dan terus mengevaluasi diri.
Para sahabat dulu, untuk mendeteksi diri jauh dari Allah, adalah jika sudah tidak lagi melakukan shalat Subuh berjamaah. Masing-masing orang memiliki standarnya masing-masing, yang perlu kita telaah, dan terus kita minta pertolongan Allah.
Jika dzikir terasa tidak khusyu dan seringkali tidak konsisten, sebaiknya kita tetap teruskan berdzikir. Dzikir tidak diatur secara detil, tidak ada ukuran sah dan tidak sah. Ketika kita merasa tidak khusyu lalu kita hentikan berdzikir, maka sesungguhnya itu adalah bisikan syaitan.
Shalat yang lama, bisa riya bisa juga tidak. Jika kita memang terbiasa shalat yang lama, baik ada orang maupun tidak ada orang, maka tetaplah shalat lama. Bisikan bahwa kita khawatir riya, lalu kita mempersingkat shalat, adalah bisikan syaitan. Segala hal yang berujung pada pengurangan atau pembatalan ibadah pada dasarnya adalah bisikan syaitan.
Teruslah berdzikir dan beribadah. Akan tiba waktu-waktu ketika kita khusyu. Ingatlah akan kelalaian, maka kita akan memperoleh nilai bersyukur.
2 comments:
Jadi inget pernah baca twit seorang ulama, "Jika setan datang kepadamu ketika sholat dan berbisik, "Kamu pamer!". Maka panjangkanlah sholatmu."
Kalo 4 orang yg bernilai 4000 orang yg saya tau Muhammad bin Maslamah sama Zubair bin Awwam. yg 2 lupa. hehe
Pak Mazdon,
Terima kasih sudah mampir dan sudah memberikan komentar :-)
Setuju sekali dengan twit dari ulama tsb Pak..
Terima kasih juga atas info 4 orang yang bernilai 4000 orang, saya update di tulisannya ya Pak..
Kabari kalau inget yang 2 lagi :-)
Post a Comment