Monday, September 26, 2016

Hijrah Secara Spiritual

Ceramah disampaikan oleh Ust. Hilman Rosyad Shihab, Lc

Ada 5 tahapan Hijrah Spiritual :

Pertama, berubah jadi tidak tahu menjadi tahu.
Hal ini dilakukan dengan terus mencari ilmu.

Kedua, berubah dari sekedar mengetahui menjadi memiliki niat untuk menjalankan.

Ketiga, berubah dari sekedar berniat menjadi benar-benar mengamalkan.

Keempat, berubah dari mengamalkan sekali-sekali menjadi merutinkan.

Ketika kita sudah memulai suatu amal, hendaklah kita rutinkan amal tersebut hingga akhir hayat kita.

Memang ada kisah tentang husnul khatimah dan su’ul khatimah yang cukup ekstrim. Yaitu seseorang yang seumur hidupnya selalu berbuat dosa, lalu suatu hari ia bertaubat, dan meninggal husnul khatimah. Atau ada juga seseorang yang selalu berbuat baik dalam hidupnya, meninggalkan semua maksiat, namun menjelang akhir hayatnya melakukan perbuatan dosa, dan ia meninggal su’ul khatimah.

Akan tetapi secara umum, perbuatan baik biasanya menghasilkan hal yang baik. Dan sebaliknya perbuatan buruk menghasilkan hal yang buruk.

Maka bila pernah melakukan perbuatan baik, lakukan terus. Bila dahulu menjadi aktivis masjid ketika pekerjaan masih belum terlalu sibuk, jangan tinggalkan walaupun sekarang sudah sibuk. Jika pernah tahajjud, pernah membaca Al Qur’an, pernah puasa sunnah, rutinkan, dawamkan.

Ada hadits yang mengatakan bahwa sebaik-baik amal adalah yang dilakukan secara kontinu walaupun sedikit. Dan hadits lain mengatakan bahwa seorang muslim bila hari ini sama dengan kemarin, maka ia rugi. Bila ia lebih baik dari  kemarin, maka ia beruntung. Bila ia lebih buruk dari hari kemarin, maka ia binasa.

Kelima, untuk menjaga rutinitas, maka dakwahkanlah.

Ustadz menceritakan bahwa di awal menjadi da’i, beliau masih merokok. Kemudian, dalam suatu pengajian, ada jamaah yang bertanya tentang rokok, sehingga Ustadz harus  menjelaskan dengan benar hukum rokok dalam Islam. Bagian dari takdir Allah, pertanyaan tentang rokok ini sering sekali diajukan di berbagai pengajian, sehingga menjadi cukup populer di Bandung kala itu. Dan akibatnya Ustadz bercanda bahwa beliau semakin kesulitan untuk mencari tempat untuk merokok. Sehingga suatu hari beliau memutuskan untuk berhenti merokok.

Maka dakwah akan menjaga kita agar bisa tetap konsisten.

Kelima tahapan hijrah ini harus kita lakukan secara terus menerus, mulai dari mencari ilmu, mengubahnya menjadi niat beramal, mengubah dari niat menjadi amal, merutinkan amal, dan mendakwahkannya.

Dakwah sebetulnya secara prinsipnya bersifat fardhu ain. Pada pundak setiap muslim terdapat kewajiban dakwah.


Model dan caranya, bersifat fardhu kifayah. Seorang da’i dengan berbicara kepada jamaah, seorang ayah dengan mencontohkan kepada anak-anaknya, dan lain-lain.