Thursday, May 21, 2015

Hakikat Dzikir

 Ceramah Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Ahmad Bisry, Lc.

Dalam mengerjakan sesuatu yang diniatkan sebagai ibadah kepada Allah tidak cukup hanya dengan niat, tetapi cara dan prosedur harus sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Seringkali kita merasa telah melakukan sesuatu ibadah, dan berharap akan ganjaran dari ibadah tersebut, namun karena Allah dan Rasul-Nya memiliki ketentuan yang tidak kita penuhi, maka ganjaran itu tidak dapat kita peroleh.

Termasuk juga untuk dzikir.

Beberapa fenomena di masyarakat yang sebenarnya kurang tepat tentang dzikir :
1.   Dzikir bersifat terbatas, untuk lafazh-lafazh yang tertentu dan sudah dikenal seperti tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.
2.   Dzikir bersifat seremonial, seperti Jakarta Berdzikir, Indonesia Berdzikir, dan ketika acara selesai, dzikir pun selesai.
3.   Dzikir dilakukan di masjid, mushalla, dan majelis ta’lim, di luar itu tidak ada dzikir.
4.   Dzikir dilakukan setelah shalat, berupa wiridan, tahlilan, arwahan, dan di luar itu tidak ada dzikir.

Bagaimana sebenarnya hakikat dzikir menurut Al Qur’an dan  Hadits?

Secara makna bahasa, dzikir berasal dari kata bahasa Arab dzikrun, dzakara, yadzkuru, yang berarti ingat atau menyebut.
Lawannya adalah lupa atau diam atau tidak menyebut, atau dalam bahasa Arab ghaflah, dan pelakunya ghafilun, ghafilin.
Ingat dan menyebut sangat saling berkait, karena manusia bila ingat akan menyebut, dan bila menyebut akan ingat.

Pemahaman secara syariat, didasarkan pada banyak teks dalam Al Qur’an yang menyebut dzikir.
Dzikir adalah sebuah kondisi pada seseorang yang selalu mengingat akan Allah.
Bukan hanya mengingat Allah, dzat Allah atau nama Allah, tetapi segala hal berkaitan dengan Allah.

Orang yang berdzikir disebut sebagai adz dzakirun, bila perempuan adz dzakirat, bila dalam kalimat tertentu adz dzakirin.

Kondisi dzikir seseorang dapat dikatakan sebagai on atau off.
Bisa saja seseorang tidak menyebut tetapi dalam kondisi on, dan bisa saja seseorang menyebut tetapi dalam kondisi off.  

Aplikasi mengingat Allah :
1.       Melaksanakan perintah Allah
2.       Menjauhi larangan Allah
3.       Menghalalkan yang dihalalkan Allah
4.       Mengharamkan yg diharamkan Allah
5.       Memuji yang dipuji Allah
6.       Mencela yang dicela Allah
Maka dzikir sesungguhnya dilakukan dalam seluruh kondisi yang sedang kita hadapi.

Perintah Dzikir dalam Al Qur'an : 

Al Maidah 11 : Yaa ayuhalladziina aamanudzkuruu ni’matallahi alaikum..
Yaitu perintah untuk mengingat nikmat Allah yang sudah kita terima. Implementasinya adalah dengan mensyukuri nikmat Allah, jangan kita mengatakan sesuatu tercapai karena kehebatan dan usaha diri kita.

Al Ahzab 41 : Yaa ayyuhalladziina aamanudzkurullaha dzikran katsira..
Sering dimaknai dengan dzikir kepada Allah dengan lafazh tertentu, dengan jumlah yang banyak misalnya 1000x, 10.000x.
Padahal maknanya tidak terbatas, dan dalam segala kondisi.

Fathir 3: Yaabayyhannas uzmdzkuru nimatallahi alaikum, apakah ada selain Allah yang mau memberikan rezeki dari atas dan dari bawah?

Ada seseorang pernah bercerita pada Ustadz, tentang ibunya yang dahulu hidup dalam kesulitan, berjualan es dalam plastik, sampai akhirnya beliau sukses, dengan kekayaan 50 milyar, mobil 700 unit, serta 5 gedung yang disewakan.
Beliau berpesan kepada anak-anaknya, agar jika wafat nanti, hartanya dibagi rata untuk semua anak, tidak perlu dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan. Anaknya yang perempuan ini, mengatakan bahwa hal itu tidak dibenarkan dalam Islam, seharusnya laki-laki mendapatkan 2 kali dari perempuan. Ibunya lalu berkata, “Memangnya siapa yang sudah capek dan sudah mencari uangnya?” Anak perempuannya tidak berkata apa-apa namun dalam hatinya berkata, “Memangnya siapa yang memberi?”

Al Baqarah 198 : Fadzkurullaha indal masy’aril haram..
Yang dimaksud adalah mabit di muzdalifah pada saat haji.

Al Baqarah 239 : Fadzkurullah..
Ayat awal menerangkan tentang tata cara shalat pada saat perang. Perintah dzikir pada ayat ini maksudnya adalah menyertakan Allah dalam perang yang dilaksanakan.

Al Hajj 38 : Fadzkurusmallah..
Yaitu menyebut nama Allah dalam penyembelihan hewan, yang dicontohkan oleh Rasulullah dengan menyebut Bismillahi Allahu Akbar.

Ayat lain menyebut Fadzkurullah, yang dimaksud adalah mabit di Mina.
Di Mina banyak orang bertemu dari berbagai bangsa, sehingga terlihat sebagai peluang bisnis, dan banyak orang yang berjualan dan berbelanja. Padahal sebuah kerugian bila ke Mina hanya untuk berdagang atau hanya untuk berbelanja.

Pada ayat yang lain : Wadzkuru ni’matallahi ‘alaikum wama anzala alaikum minal kitabi.
Yang dimaksud adalah mengingat nikmat Allah dan mengingat / kembali kepada kitab Allah dan sunnah Rasulullah.

Bila kita melakukan waris tidak sesuai dengan hukum Allah, maka saat itu kita tidak berdzikir kepada Allah. 

Bila suami shalat malam lalu membangunkan istrinya untuk shalat malam, maka kutiba minadz dzakiriina wadz dzakiraat, termasuk orang yang berdzikir (laki-laki dan perempuan). Dan juga sebaliknya, bila istri shalat malam lalu membangunkan suaminya untuk shalat malam.

Ali Imron 103: Wadzkuru ni’matallahubalaikum.. dan menjaga persatuan dan persaudaraan muslim.
 

1 comment:

dindadesi said...

Hello bloggers Indonesia! Souvenir berupa gantungan kunci, kipas, gelas, atau hiasan tentu sudah sering dijumpai. Namun ada juga souvenir cantik dan unik yang bisa diberikan untuk para tamu undangan pada acara-acara besar agama Islam lainnya seperti pengajian, syukuran, dan tahlilan. Dalam rangka menyambut Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1436 H Refiza Souvenir menyelenggarakan blog competition bagi para bloggers. Tuliskan semua hal tentang souvenir Islami dan dapatkan hadiah menarik dari Refiza.. syarat dan ketentuan klik www.refiza.com/blogcompetition2015/