Beberapa minggu terakhir kehidupan perdapuran saya sangat terganggu oleh hadirnya si makhluk hitam berkilau, kecoa. Setelah diteliti lebih lanjut, desain lemari dapur (kitchen set) ternyata sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup kecoa :-)
Di rumah saya sebelumnya, saya buat lemari dapur dengan terlebih dahulu membuat dudukan dari semen / beton. Dengan demikian, lemari dapur dimasukkan ke dalam ruang beton tsb. Cara ini menjadi surga bagi kecoa, karena kecoa bersarang di celah antara beton dan lemari itu. Mengapa ada celah? Karena bagaimana pun pasti ada sedikit perbedaan ukuran antara ruang beton dan lemari dapurnya. Maka, desain pertama gagal total. Lemari tadi akhirnya hanya digunakan untuk menyimpan barang2 untuk berkebun. Untung masih ada lemari atas yang bebas kecoa.
Di rumah yang sekarang, belajar dari pengalaman, saya tidak mau lagi membuat ruang beton. Justru lemari dapur yang saya buat lebih dulu, di atasnya dipasang batu mirip marmer. Harapan saya, tidak ada celah lagi yang memungkinkan kecoa bersarang. Namun, saya salah duga. Di bagian bawah lemari, yang sedikit diberi jarak dengan lantai, ternyata menjadi sarang kecoa lagi. Maka desain kedua ini pun gagal total. Yang parah, kali ini saya tidak punya lemari atas. Jadi saya benar-benar pusing memikirkan perang dengan kecoa ini.
Dalam rasa frustasi itu, saya coba browsing. Akhirnya ketemu desain yang paling tepat untuk lemari dapur, di website ini. Yaitu lemari dapur harus berkaki! Benar-benar ide brilyan!
Dengan desain berkaki ini, bagian bawah lemari bisa selalu dibersihkan, baik dari debu, kelembaban, termasuk kecoa tadi. Dan kerennya lagi, bisa dibuatkan penutup yang bisa dibuka tutup, sehingga walaupun berkaki, lemari dapur tetap terlihat rapi.
Silakan dicoba bagi yang sedang berencana membuat lemari dapur :-)
Lalu bagaimana solusi untuk saya? Tadinya saya sempat terpikir untuk membuat lemari atas saja. Dan tidak lagi memakai lemari bawah yang berkecoa itu. Tapi alangkah mubazirnya.
Akhirnya saya coba browsing lagi. Kali ini bukan untuk desain lemari dapur, tapi untuk pembasmian kecoa.
Ternyata, cukup banyak juga penawaran pembasmi kecoa ini di internet. Saya coba SMS ke beberapa penyalur tsb. Dari beberapa kandidat ada satu yang akhirnya gol, yaitu metode umpan dengan gel. Metode gel ini sepertinya ampuh juga. Jadi gel dioleskan di beberapa lokasi yang sering didatangi kecoa. Nanti, kecoa akan tertarik dan memakan gel itu. Akibat racunnya, kecoa akan mati. Tapi, dia tidak langsung mati. Melainkan dia jalan-jalan dulu, mungkin sampai ke sarangnya, baru dia mati di sana. Sebagian gel yang menempel di badannya akan terbawa ke sarang dan dimakan oleh kecoa yang lain. Lalu bagaimana menyingkirkan bangkai kecoa tsersebut? Di sini lagi letak kekuatan metode ini. Kecoa itu ternyata bersifat kanibal. Jadi kecoa yang sudah mati akan dimakan oleh yang lain, sehingga yang lain pun terkena pengaruh racun gel tadi. Sehingga kecoa-kecoa mati akan hilang bersama waktu.
Itu teori yang disampaikan oleh sang penjual. Sejauh ini kelihatannya efektif. Dapur saya yang selama ini sering diramaikan oleh banyak kecoa besar dan kecil, beberapa malam ini cukup lengang.
Selamat tinggal kecoa!
No comments:
Post a Comment