Dari pengajian Ramadhan dua bulan yang lalu, disampaikan oleh Ust. Adiwarman Karim. Mudah-mudahan beliau berkenan kisah ini saya tuliskan. Saya coba tuliskan sejauh yang saya ingat :-)
Ada dua kisah yang disampaikan oleh beliau.
Kisah pertama tentang Bani Israil dan pertanyaan-pertanyaannya kepada Allah melalui Nabi Musa, tentang perintah mencari sapi betina (Al Baqarah 67-71).
Kisah kedua, tentang seorang ibu solehah dan anaknya yang soleh, yang sedang berusaha menjual seekor sapi.
Dikisahkan ibu dan anak ini hanya tinggal berdua saja di sebuah dusun. Sang anak, walaupun soleh, sedikit kurang pintar. Satu-satunya harta milik mereka saat itu adalah seekor sapi. Karena membutuhkan uang, maka sang ibu meminta anaknya untuk menjualkan sapi mereka ke pasar.
Sang Ibu berkata pada anaknya, ”Nak, tolong kau jualkan sapi ini ke pasar, seharga 1.000 dirham.”
Sang anak pun menyanggupi perintah ibunya, dan berangkat menuju ke pasar.
Dalam perjalanan menuju ke pasar, sang anak berjumpa dengan seorang lelaki. Melihat sapi yang sangat bagus tersebut, lelaki itu pun ingin membelinya.
Bertanyalah ia kepada sang anak, ”Nak, hendak ke manakah engkau. Sapi yang kaubawa itu, apakah akan kaujual?”
Sang anak pun menjawab, ”Saya hendak ke pasar Pak. Ya, sapi ini akan saya jual, atas perintah ibu saya.”
Lelaki itu pun berkata lagi, ”Sapimu bagus sekali Nak. Begini, kau tidak perlu ke pasar, aku akan beli sapimu seharga 2.000 dirham.”
Sang anak, dengan keterbatasan kemampuan berpikirnya menjawab, ”Maaf Pak, sapi ini diperintahkan ibu saya untuk dijual seharga 1.000 dirham, saya tidak akan menjualnya seharga 2.000 dirham. Biarlah saya tetap jual di pasar.”
Dengan kebingungan, sang lelaki pun membiarkan sang anak meneruskan perjalanannya ke pasar. Di pasar, berita telah tersiar bahwa sapi tersebut tidak dapat dibeli seharga 2.000 dirham, maka orang pun menawar lebih tinggi, dan sang anak pun semakin tidak bersedia menjual.
Sampai tibalah sore hari, sapi itu tidak berhasil terjual.
Pulanglah sang anak ke rumahnya. Ibunya terkejut melihat sapinya belum terjual. Dia pun bertanya, mengapa hal itu bisa terjadi, dan apakah memang tidak ada orang yang bersedia membeli sapi mereka.
Maka berkatalah sang anak, ”Ibu, sebenarnya tadi ada orang yang mau membeli sapi kita. Tapi harga yang ia minta adalah 2.000 dirham. Padahal Ibu memintaku untuk menjual seharga 1.000 dirham. Maka sapi ini tidak aku jual padanya.”
Ibu yang soleh ini tidak marah, dia berkata (sesuai yang disampaikan Ust. Adiwarman secara kocak) ”It’s OK my son. Besok kau coba jual lagi ya Nak.”
-- bersambung --
No comments:
Post a Comment