Ceramah kali ini disampaikan oleh Ust. Amir Faisol Fath.
Dari surat Al Qiyamah ayat 20-25, dijelaskan bahwa ahli surga akan
melihat Allah, sedangkan penghuni neraka akan terus menerus dalam ketakutan
selama-lamanya. Setiap kali mereka selesai diazab, mereka berpikir azab apa
lagi yang akan datang. Demikianlah seterusnya.
Dijelaskan bahwa penyebab pokok manusia masuk neraka adalah cinta
dunia, yang merupakan sumber segala penyakit, dosa, dan kemaksiatan.
Cinta dalam Bahasa Arab : ahabba yuhibbu
Dengan memahami ciri-ciri cinta, kita dapat mengevaluasi, benarkah
kita mencintai Allah dan Rasulullah? Atau kita justru mencintai dunia?
Ciri-ciri cinta :
Pertama, katsrotu dzikri, banyak mengingat/menyebut.
Seharusnya kepada dunia, kita jangan sampai cinta, karena nanti
Allah tidak mendapat bagian. Cinta dunia akan menjadi penyebab dosa dan sibuk
dengan maksiat.
Kedua, al khouf min dzihabihi au dhoyaihi, takut kehilangan.
Ketika kita takut kehilangan sesuatu, kita akan mencurahkan seluruh
perhatian, menjaga dengan segenap kemampuan. Jika kita takut kehilangan Allah, kita
akan sungguh-sungguh berbuat yang disukai Allah.
Ketiga, atadhiyah, siap berkorban apa pun.
Kita akan mengorbankan harta apa pun untuk yang dicintai, juga perasaan,
capek, lelah. Apakah kita lakukan untuk Allah? Bangunkah kita sebelum subuh? Cinta
harus dibuktikan, cinta butuh pengorbanan. Jangan katakan cinta jika tidak mau
berkorban.
Anak secara nasab milik suami. Istri rela mengandung, dioperasi
berkali-kali. Maka kaum bapak jangan berkata kasar pada istri. Lembutkan hati
dan jangan rendahkan istri seolah menjadi tanpa harga diri. Apa pun kelemahan seseorang,
pasti ada kelebihannya. Ketika memberi nafkah jangn disebut-sebut. Capek lelah,
memang tugas suami. Maka diringankan suami dengan tidak ada haid, nifas, dan hamil.
Maka suami dilarang berhias emas sutra, karena suami bukan untuk berhias, tetapi
menikmati hiasan, dengan istri yang cantik.
Keempat, aththoah, patuh.
Ketika kita mencintai anak kita, maka seorang ibu rela bersusah
payah mencari mainan yang diinginkan anaknya. Seorang suami rela jam 2 pagi mencari
gado-gado yang diminta istrinya. Maka kepada Allah, kita akan ikuti yang
diperintahkan, dan meninggalkan apa yang dilarang.
Cinta dunia akibatnya akan negatif, sedangkan cinta Allah
akibatnya akan positif.
Kelima, at taqorrub, selalu ingin dekat dan bersama. Maka jika
kita mencintai Allah, kita akan senang membaca qur'an. Shalat akan kita lakukan
dengan tenang, tidak merasa terbeban.
Kepada dunia kita harus mengambil jarak. Karena dunia bersifat jinak-jinak
merpati. Kita kejar dia lari, kita jauhi dia akan mengejar. Dunia datang dan
pergi, tidak bisa dipertahankan, maka tidak perlu dimasukkan ke dalam hati. Boleh
kaya tetapi jangan membuat terlena dan lupa kepada Allah.
Ada seorang pengusaha besar di Jakarta Utara dengan komitmen pada
Allah yang sangat baik. Setiap menjelang datang solat, ia akan hentikan semua
pekerjaannya, dan shalat dahulu. Pernah suatu
ketika ia sedang dalam proses tender senilai Rp 1 Milyar. Proses berjalan
sampai tiba waktu shalat. Pengusaha ini pun meminta izin untuk meninggalkan
pertemuan untuk melaksanakan shalat dahulu. Pemberi proyek berkata bahwa jika
ia meninggalkan pertemuan, proyek akan diberikan kepada orang lain. Pengusaha
ini pun menyampaikan bahwa hal itu tidak mengapa, silakan jika akan diberikan
kepada orang lain. Alhamdulillah, tidak pernah sekali pun pengusaha ini
mengalami rugi. Juga ketika guru pengajian sudah tiba, maka semua kegiatan
kerjanya akan ia hentikan.
Sungguh Allah akan menguji. Ketika kita sudah mulai istiqamah,
Allah akan berikan ujian di waktu-waktu shalat tersebut. Tapi Allah berjanji,
Allah akan ganti dengan lebih besar.