Pengajian Dzuhur kali ini dari Ust. Muhsinin Fauzi, tentang Cabang Iman ke-19, yaitu Memuliakan Al Qur'an.
Dalam memuliakan Al Qur’an, terdiri atas 6 hal :
Pertama, belajar Al Qur'an.
Dalam belajar Al Qur’an, yang pertama adalah belajar membaca Al Qur’an dengan benar. Dari keseluruhan bacaan, yang wajib untuk dibaca dengan benar ada 3 hal, yang bila perlu, dicek kebenarannya kepada ahli tajwid, yaitu takbiratul ihram, Al Fatihah, dan tasyahud (termasuk dalam rukun shalat).
Namun, untuk kesempurnaan iman, seluruh bacaan harus benar, baik dari hukum tajwid maupun makhraj huruf.
Bagian kedua dari belajar Al Qur’an adalah mempelajari makna Al Qur’an, karena itulah satu-satunya cara untuk memahami hukum Islam, memahami halal dan haram.
Kedua, mengajarkan Al Quran
Setiap orang harus mengambil peran mengajar, karena ini adalah cabang keimanan.
Hal ini terlihat sederhana, namun merupakan hal pokok yang oleh orang kota seperti kita pada umumnya, sering ditinggalkan. Orang-orang yang tinggal di desa justru lebih berfokus untuk berbuat baik, mengajar anak-anak mereka di waktu maghrib, dan seluruh cabang iman dikerjakan, walaupun hidup dalam kesederhanaan.
Semakin tinggi kehidupan dan pemikiran kita, seharusnya cabang keimanan dapat dikerjakan dengan lebih berdaya. Jangan sampai justru ditinggalkan dan dinomorduakan.
Kita punya tanggung jawab untuk mengajar, dimulai dengan anak-anak kita sebagai obyeknya. Walaupun justru saat ini anak kita yang lebih baik dari kita.
Saat ini justru kita sering berkata kepada anak kita, “Nak, jangan seperti ayah/ibu, kamu harus lebih baik.” Nanti seterusnya anak kita berbicara demikian pada anaknya, dan seterusnya.
Kita harus memulai untuk mulai memperbaiki diri, dan menjadi contoh untuk anak kita. Ketika anak kita sudah mulai menghafal 1 – 2 juz, maka seharusnya kita juga dampingi mereka, barengi mereka, atau justru lebih baik dari mereka.
Ketiga, belajar tafsir Al Qur’an, agar dapat memahami hukum Islam, memahami halal dan haram.
Sampai aspek ketiga ini, kelihatannya akan sangat menyita waktu. Mungkin kita akan bertanya, lalu kapan kerjanya? Justru jangan dibenturkan.
Namun di sisi lain, jika ditelaah lebih jauh, aktivitas untuk menjalani seluruh cabang keimanan memang akan sangat membutuhkan waktu. Maka, kalaulah ada konsep passive income, maka yang membutuhkan konsep tersebut adalah umat Islam. Namun, tujuannya bukan untuk memiliki waktu luang untuk bersenang-senang, tetapi memiliki waktu untuk menjalani seluruh cabang keimanan.
Rasulullah sendiri di usia 25 tahun sudah memiliki bisnisnya sendiri, lalu berkongsi dengan Khadijah, dan di usia 40 tahun sudah dijalankan oleh orang lain, sehingga beliau dapat berfokus untuk ibadah.
Namun, tidak perlu berkecil hati. Yang penting kita sudah memiliki niat yang kuat. Allah akan bantu, agar kita dapat menjalankan tugas-tugas kita dalam waktu-waktu yang tersisa.
Keempat, memuliakan ahli Al Qur’an dan penghafal Al Qur’an.
Kelima, tadabbur Al Qur'an, yang merupakan maksud pertama diturunkannya Al Qur’an, yang hanya dapat dilakukan jika kita memiliki kebersihan hati dan memahami makna Al Qur’an.
Keenam, seluruh sikap-sikap yang masuk ke dalam kategori memuliakan, dan bukan menghinakan. Misalnya membawa dengan baik, tidak menginjak, tidak meletakkan sembarangan.
No comments:
Post a Comment