Wednesday, July 20, 2011

Ceramah Tarhib (Menyambut) Ramadhan

Ceramah Tarhib Ramadhan kali ini disampaikan oleh Ust. Muslih Abdul Karim

Ceramah diawali dengan doa dari Ust. Muslih agar seluruh jamaah diberikan rezeki yang barokah serta masuk surga. Ust. Muslih juga mengingatkan bahwa dalam kajian seperti saat itu, yang hadir tidak hanya kita, tetapi juga ribuan malaikat yang mendoakan kita.

Tema Ramadhan kantor saya adalah Ruuhuul Jadiid, yang artinya semangat baru.

Ada dua jenis ibadah, yang keduanya harus dibekali dengan ruuhul jadiid. Yang pertama adalah ibadah ritual, yang kedua adalah ibadah sosial, yang dimulai dari kerja keras.

Di akhirat nanti, ada pintu surga yang bernama Ar Rayyan, yang artinya pintu yang segar dan nikmat. Akan ditanyakan, “Mana orang yang berpuasa?” Maka semua yang berpuasa pun berdiri, dan Allah izinkan untuk masuk surga melalui pintu Ar Rayyan tersebut.

Puasa, atau ash shaumu, pada hakikatnya adalah al imsak, yang berarti menahan.

Mereka yang berpuasa, di akhirat nanti, ternyata ada yang diperbolehkan untuk masuk ke pintu Ar Rayyan, ada juga yang tidak. Yang dibolehkan masuk hanya mereka yang benar-benar menahan diri, dari makan dan minum, berhubungan suami istri, termasuk juga menahan diri dari berbuat maksiat kepada Allah, kepada perusahaan, dari perilaku curang dan juga berbohong.

Kisah Maryam ada kaitannya juga dengan shaum.

Maryam tinggal di masjid Aqsha, seorang perempuan yang salihah, jamilah (cantik), dan baik hatinya, berusia 19 tahun. Walaupun telah berusia 19 tahun, Maryam tidak pernah datang bulan.
Suatu ketika Maryam berjalan ke arah Timur, sampai di bawah sebuah pohon. Muncullah seorang pemuda tampan yang berusia sekitar 21 tahun. Maryam pun menjerit, dan berkata, “Aku berlindung kepada Allah. Wahai anak muda, jangan kaudekati aku jika kau adalah orang yang bertaqwa.” Pemuda itu pun menjawab, “Saya adalah malaikat Jibril utusan Tuhanmu.” Jibril pun menjelaskan bahwa Maryam akan hamil. Maryam pun sangat terkejut, “Bagaimana mungkin, aku tidak memiliki suami lalu hamil?”
Demikianlah Allah menakdirkan, Maryam pun hamil. Maryam sebenarnya ridha dengan takdir Allah tersebut, tetapi yang beliau khawatirkan adalah pikiran masyarakat yang tidak memahami perkaranya. Maka Maryam pun melarikan diri dari rumah, sampai ke Baitulahim. Di sana ada pohon kurma yang batangnya sudah tua. Maryam pun sempat mengeluh, bahwa beliau lebih baik mati darip pada harus menanggung malu.
Namun ternyata telah tiba waktunya melahirkan. Dan ternyata anak yang dilahirkan itu bisa berbicara. Anak itu pun berkata, “Ibu jangan sedih, senangkan hatimu, gerakkanlah batang kurma ini untuk mendapatkan makanan.” Maka batang kurma pun digerakkan, dan jatuhlah kurma 1/2 matang. Ketika diperlukan untuk mandi, muncullah air mengalir.
Maryam pun akhirnya memutuskan untuk pulang, dan berjanji untuk tidak akan berbicara dengan orang lain, berjanji untuk “shauma” (menahan, imsak).
Ketika pulang, benarlah seperti yang diduga, orang-orang mulai bertanya, “Wahai saudaranya Nabi Harun, Ayah dan Ibumu seorang yang baik, mengapa engkau memiliki anak padahal belum menikah?” Sesuai janjinya, Maryam tidak menjawab pertanyaan tersebut, dan menunjuk kepada bayinya, agar mereka bertanya kepada bayi tersebut. Bayi itu pun berbicara, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab Injil dan Dia menjadikanku seorang Nabi.”
Orang-orang itu pun memahami persoalannya, dan memaafkan Maryam.

Maka, hakikat puasa adalah menahan, jangan mengikuti hawa nafsu.

Dalam bulan Ramadhan, semua kebaikan dicatat senilai dengan ibadah wajib. Datang ke kantor adalah ibadah non ritual. Maka tiba 10 menit sebelum jam kerja, tiba tepat waktu, bisa tidak kalah nilainya dengan shalat, umrah ramadhan, bahkan haji.

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka dia adalah orang yang merugi. Barang siapa yang hari ini lebih jelek dari pada hari kemarin, maka dia adalah orang yang celaka. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, maka dia adalah orang yang beruntung dan sukses dunia akhirat.

Bagaimana caranya? Cinta dhuafa, anak yatim, akan jadi tetangga Rasulullah di surga

Orang yang berpuasa yang baik, kerjanya akan makin giat. Sejarah di zaman nabi, kegiatan yang paling hebat terjadi di bulan Ramadhan. Peningkatan terjadi di dua aspek ibadah, baik ritual maupun sosial.

Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amalan apakah yang dapat mengantar ke surga?”
Rasulullah pun menjawab, “Bacalah Al Qur'an 1 juz sehari, sehingga khatam dalam 1 bulan.”
Orang itu pun menjawab bahwa dia tidak sanggup karena sangat sibuk.
Rasulullah pun tersenyum, dan menjawab, “Bacalah surat Ha Miim (ada 7 surat yang cukup panjang).” Orang itu pun menjawab bahwa ia masih tidak sanggup.
Rasulullah pun tersenyum, dan menjawab, “Bacalah surat pendek, dari Qaaf sd An Naas (sekitar 4 juz).”
Orang itu pun menjawab bahwa ia masih tidak sanggup.
Rasulullah pun tersenyum, dan menjawab, “Bacalah surat Al Zalzalah.”
Orang itu pun setuju, dan berlalu.
Rasulullah pun berkata, “Demi Allah, dia dijamin masuk surga, bahagia dunia akhirat.”

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa mereka yang membaca, memahami, dan mengamalkan surat Al Zalzalah dijamin masuk surga, karena di dalamnya ada ayat ke-4, “Yaumi idzin tuhadditsu akhbaaroha,” yang artinya “Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”
Jika kita yakin bahwa bumi nanti akan bersaksi, maka kita akan sangat berhati-hati dalam bertindak, dan hal ini akan mengantarkan kita ke surga.

Pesan untuk Bulan Ramadhan :

Pertama, jangan ada yang ketinggalan shalat tarawih. Boleh 11, 23. Yang penting khusyuk. Jangan ribut, jangan berselisih.
Jika kita berimam kepada imam yang shalat 23 rakaat, ikuti sampai 23 rakaat. Karena jika kita beribadah sampai selesai, pahalanya sama dengan beribadah semalam suntuk.

Kedua, berikan ifthar, buka puasa kepada orang lain, walaupun hanya 1 gelas air, akan mendapatkan
pahala sebanyak orang itu. Apa lagi jika ditambahkan dengan kurma dan lain-lain. Dengan hanya Rp 15.000, bisa menjadi ifthar untuk 48 orang. Allah jamin masuk surga.

Di Masjidil Haram, orang-orang kaya di Arab Saudi berebutan memberikan buka puasa. Mereka membawa sendiri makanan dan kain untuk digelar, mengucapkan salam kepada orang yang datang, dan mengajak untuk berbuka. Di Masjid Nabawi, orang-orang ditarik untuk bergabung berbuka. Di Sudan, ketika waktunya berbuka, setiap rumah mengeluarkan meja berisi beraneka makanan, untuk diambil gratis oleh siapa saja.

Ketiga, jangan sampai ketinggalan lailatur qadr. Lakukan berbagai macam kebaikan, SMS Cinta Dhuafa, berikan ifthar, tarawih, datang ke rumah ibu membawa oleh-oleh.

Kapankah lailatul qadr itu sebenarnya? Ada yang mengatakan 10 malam terakhir. Ada yang mengatakan 5 malam ganjil di 10 malam terakhir. Ada yang mengatakan malam 27 Ramadhan. Di Saudi Arabia, malam 27 Ramadhan masjid sangat ramai sejak jam 2 pagi sampai jam 3 pagi, kira-kira sekitar 4 juta jamaah. Namun, ada juga yang mengatakan lailatul qadr malam Ramadhan, bisa sejak tanggal 1 Ramadhan. Maka sebaiknya kita terus melakukan ibadah terbaik sepanjang Ramadhan, termasuk bagi muslimah yang sedang datang bulan. Jadi lailatul qadr jangan dipancing, tapi dijaring :-)

Al Qur’an juga memerintahkan kita untuk bekerja. Bekerjalah dengan bersemangat. Kerjamu akan dinilai oleh Allah, oleh Rasulullah, dan oleh umat manusia.

2 comments:

Unknown said...

Subhsnnalloh, syukron ilmuny.

bunda khadijah said...

Wa jazakumullah khairan.. semoga bermanfaat.. mohon maaf baru merespon