Ceramah 25 Muharram 1435 ini disampaikan oleh Ustadzah Hamidah.
Orang
sakit (yang sudah tidak sadar) memiliki hak :
1. Untuk dibersihkan dan disucikan
2. Dituntun melaksanakan shalat
Untuk mempermudah, buat jadwal mandi dan wudhu sesuai dengan jadwal shalat :
1. Subuh, mandikan, bersihkan, dan wudhukan, lalu tuntun untuk shalat subuh.
2. Sore hari, mandikan, bersihkan, dan wudhukan, tuntun untuk shalat dzuhur dijamak dengan asar. Lalu ketika datang waktu maghrib, jamak shalat maghrib dengan isya.
Walapun tidak sadar, sebenarnya orang sakit itu masih bisa mendengar. Pernah ada kasus seorang Ibu yang dirawat di ICU lalu kemudian sembuh kembali, menyatakan bahwa ia masih tetap bisa mendengar.
Ketika menjelang wafat, bacakan surat Yasin.
Ketika semakin mendekati sakaratul maut, talqinkan dengan bacaan Laailaha ilallah, dengan tuntunan sebagai berikut :
- maksimal 3 kali untuk setiap anggota keluarga
- jangan sambil menangis agar dapat memberikan ketenangan
- bukan dengan bacaan Allah, Allah
- tidak perlu ada pernyataan "semua sudah ikhlas"
Setelah wafat, dalam 1-2 jam menunggu proses dimandikan dan dikafani, ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai tanda bakti dan kasih sayang keluarga :
1. Langsung segera dibukakan bajunya, diganti dengan kain panjang, kain batik atau kain ihram, karena saat ini jenazah masih lemas dan mudah untuk dibuka bajunya.
Jika sudah terlalu lama, akan menjadi kaku, sehingga membuka baju harus digunting atau dirobek.
2. Segera bersihkan lubang-lubang, gunakan sarung tangan dengan lembut.
3. Posisikan tempat tidur menghadap kiblat. Bila memungkinkan, letakkan dengan sisi kanan jenazah pada arah kiblat. Jika sulit, hadapkan ke kiblat, sehingga jika jenazah didudukkan, akan menghadap ke kiblat.
4. Ambil minyak, minyaki bagian2 badan pada engsel2 / sendi2 tubuh agar nanti mudah digerakkan untuk dibersihkan saat dimandikan.
5. Jangan ditinggalkan sendirian, bacakan surat Yasin, disunnahkan rasulullah, selama jenazah belum dimandikan.
Hal ini menjadi tugas keluarga sebagai mahram dari jenazah.
Saat dimandikan dapat terus dibacakan surat Yasin. Sebaiknya keluarga dan pengunjung tidak ngobrol saat jenazah dimandikan.
Selama memandikan dan mengkafani tetap jaga aurat. Bagian atas tempat mandi harus ada atap.
Selama belum dikafani bacakan surat Yasin.
Setelah dikafani dan dihadapkan ke kiblat, prioritas utama adalah dishalatkan.
Siapkan sajadah di depan jenazah, arahkan pelayat untuk menshalatkan jika hanya akan berkunjung sebentar dan tidak dapat mengikuti shalat jenazah berjamaah di masjid.
Siapkan dan tunjukkan juga tempat berwudhu.
Prioritas kedua adalah dibacakan surat Yasin, agar Allah turunkan rahmah barokah.
Selanjutnya dikuburkan.
Perempuan boleh ikut, misalnya diperkirakan akan ada pelayat yang merupakan teman dari istri / anak perempuan jenazah.
Mengenai adzan dan qamat menjelang penguburan.
Ada yang berpendapat bahwa bid'ah, karena tidak dicontohkan Rasulullah.
Namun ada juga yang berpendapat boleh dilakukan. Karena Rasulllah pernah juga melakukan adzan bukan untuk panggilan shalat.
Sejarah adzan adalah Rasulullah memerlukan cara untuk mengumpulkan masyarakat untuk shalat berjamaah.
Jika menggunakan lonceng, sama dengan nasrani, menggunakan terompet, sama dengan umat lain.
Maka dari mimpi sahabat, digunakanlah adzan.
Bedanya dengan adzan untuk shalat, adzan untuk mengumpulkan ketika bukan shalat tanpa "hayya alash shalah, hayya alal falah".
Qamat tidak perlu dibacakan.
Khusus untuk yang mati syahid dalam peperangan, tidak perlu dibuka bajunya, boleh dikafani, tetapi bajunya tetap dipakai.
Prosesi jenazah adalah tanggung jawab keluarga.
Jika yang wafat seorang Ayah, maka tanggung jawab ada pada Istri, Anak laki2 (cucu laki2 dst), Kakek (Buyut dst), Paman, Adik/Kakak laki2.
Jika yang wafat seorang Ibu, maka tanggung jawab ada pada Suami, Anak perempuan (cucu perempuan dst), Nenek (Buyut dst), Bibi, Adik/Kakak perempuan.
Lembaga pengurusan jenazah hanya membantu.
Yang dianggap syahid :
- Wanita melahirkan
- Bapak yg mencari nafkah
- Sakit perut
- Mati di bencana
Syarat 2 :
- niat mati syahid, minta mati syahid, walaupun mati di tempat tidur
- mati husnul khatimah mati berbuat baik
Dari semua yang dianggap syahid, yang tidak dimandikan dan tidak dibuka pakaiannya hanya yang mati syahid dalam peperangan.
1. Untuk dibersihkan dan disucikan
2. Dituntun melaksanakan shalat
Untuk mempermudah, buat jadwal mandi dan wudhu sesuai dengan jadwal shalat :
1. Subuh, mandikan, bersihkan, dan wudhukan, lalu tuntun untuk shalat subuh.
2. Sore hari, mandikan, bersihkan, dan wudhukan, tuntun untuk shalat dzuhur dijamak dengan asar. Lalu ketika datang waktu maghrib, jamak shalat maghrib dengan isya.
Walapun tidak sadar, sebenarnya orang sakit itu masih bisa mendengar. Pernah ada kasus seorang Ibu yang dirawat di ICU lalu kemudian sembuh kembali, menyatakan bahwa ia masih tetap bisa mendengar.
Ketika menjelang wafat, bacakan surat Yasin.
Ketika semakin mendekati sakaratul maut, talqinkan dengan bacaan Laailaha ilallah, dengan tuntunan sebagai berikut :
- maksimal 3 kali untuk setiap anggota keluarga
- jangan sambil menangis agar dapat memberikan ketenangan
- bukan dengan bacaan Allah, Allah
- tidak perlu ada pernyataan "semua sudah ikhlas"
Setelah wafat, dalam 1-2 jam menunggu proses dimandikan dan dikafani, ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai tanda bakti dan kasih sayang keluarga :
1. Langsung segera dibukakan bajunya, diganti dengan kain panjang, kain batik atau kain ihram, karena saat ini jenazah masih lemas dan mudah untuk dibuka bajunya.
Jika sudah terlalu lama, akan menjadi kaku, sehingga membuka baju harus digunting atau dirobek.
2. Segera bersihkan lubang-lubang, gunakan sarung tangan dengan lembut.
3. Posisikan tempat tidur menghadap kiblat. Bila memungkinkan, letakkan dengan sisi kanan jenazah pada arah kiblat. Jika sulit, hadapkan ke kiblat, sehingga jika jenazah didudukkan, akan menghadap ke kiblat.
4. Ambil minyak, minyaki bagian2 badan pada engsel2 / sendi2 tubuh agar nanti mudah digerakkan untuk dibersihkan saat dimandikan.
5. Jangan ditinggalkan sendirian, bacakan surat Yasin, disunnahkan rasulullah, selama jenazah belum dimandikan.
Hal ini menjadi tugas keluarga sebagai mahram dari jenazah.
Saat dimandikan dapat terus dibacakan surat Yasin. Sebaiknya keluarga dan pengunjung tidak ngobrol saat jenazah dimandikan.
Selama memandikan dan mengkafani tetap jaga aurat. Bagian atas tempat mandi harus ada atap.
Selama belum dikafani bacakan surat Yasin.
Setelah dikafani dan dihadapkan ke kiblat, prioritas utama adalah dishalatkan.
Siapkan sajadah di depan jenazah, arahkan pelayat untuk menshalatkan jika hanya akan berkunjung sebentar dan tidak dapat mengikuti shalat jenazah berjamaah di masjid.
Siapkan dan tunjukkan juga tempat berwudhu.
Prioritas kedua adalah dibacakan surat Yasin, agar Allah turunkan rahmah barokah.
Selanjutnya dikuburkan.
Perempuan boleh ikut, misalnya diperkirakan akan ada pelayat yang merupakan teman dari istri / anak perempuan jenazah.
Mengenai adzan dan qamat menjelang penguburan.
Ada yang berpendapat bahwa bid'ah, karena tidak dicontohkan Rasulullah.
Namun ada juga yang berpendapat boleh dilakukan. Karena Rasulllah pernah juga melakukan adzan bukan untuk panggilan shalat.
Sejarah adzan adalah Rasulullah memerlukan cara untuk mengumpulkan masyarakat untuk shalat berjamaah.
Jika menggunakan lonceng, sama dengan nasrani, menggunakan terompet, sama dengan umat lain.
Maka dari mimpi sahabat, digunakanlah adzan.
Bedanya dengan adzan untuk shalat, adzan untuk mengumpulkan ketika bukan shalat tanpa "hayya alash shalah, hayya alal falah".
Qamat tidak perlu dibacakan.
Khusus untuk yang mati syahid dalam peperangan, tidak perlu dibuka bajunya, boleh dikafani, tetapi bajunya tetap dipakai.
Prosesi jenazah adalah tanggung jawab keluarga.
Jika yang wafat seorang Ayah, maka tanggung jawab ada pada Istri, Anak laki2 (cucu laki2 dst), Kakek (Buyut dst), Paman, Adik/Kakak laki2.
Jika yang wafat seorang Ibu, maka tanggung jawab ada pada Suami, Anak perempuan (cucu perempuan dst), Nenek (Buyut dst), Bibi, Adik/Kakak perempuan.
Lembaga pengurusan jenazah hanya membantu.
Yang dianggap syahid :
- Wanita melahirkan
- Bapak yg mencari nafkah
- Sakit perut
- Mati di bencana
Syarat 2 :
- niat mati syahid, minta mati syahid, walaupun mati di tempat tidur
- mati husnul khatimah mati berbuat baik
Dari semua yang dianggap syahid, yang tidak dimandikan dan tidak dibuka pakaiannya hanya yang mati syahid dalam peperangan.
No comments:
Post a Comment