Thursday, April 30, 2015
Menghadapi Perubahan
Di
kantor saya ada sharing tentang Change Management berikut.
Terdapat
perbedaan antara Change dan Transition. Change lebih berfokus pada kondisi awal
dan kondisi akhir dari perubahan yang terjadi, sedangkan Transition berfokus
pada proses perubahan yang terjadi dari kondisi awal menuju kondisi akhir.
Dalam
menghadapi perubahan, maka seseorang dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu
Conserver, Pragmatis, dan Originator.
Di
ekstrim yang sebelah kiri, Conserver lebih lama menghadapi perubahan, cendurung
pada kondisi yang sebelumnya.
Sedangkan
di ekstrim sebelah kanan, Originator sangat menyukai perubahan dan hal-hal
baru.
Pragmatis
berada di tengah-tengah.
Dalam
perusahaan, pimpinan perlu mengenali tipe dirinya dalam perubahan, dan juga tipe bawahannya.
Dalam
menghadapi perubahan, secara umum seseorang akan mengalami 4 fase, yaitu
Acknowledging, Reacting, Investigating,
Implementing.
Bagi
mereka yang masih pada tahap Reacting, peran pimpinan adalah membiarkan dulu
mereka melepaskan semua kekhawatiran. Biarkan mereka marah, sedih, dan
melakukan apa pun untuk melampiaskannya. Bila sudah mereda, baru kita ajak
bicara untuk bisa menerima kenyataan dan menatap masa depan.
Pada
tahap investigating, Karyawan mulai melihat dampak dari perubahan yang terjadi.
Maka sebagai pimpinan atau pelaksana perubahan, perlu merancang quick wins
dengan simbol-simbol yang menunjukkan bahwa perubahan terjadi secara konsisten
dan sudah menunjukkan hasil yang positif.
Biarkan
Karyawan untuk mengkontribusikan ide mereka, dan jangan menyalahkan bila
terjadi kegagalan. Karena walaupun sesuatu gagal, kita tetap memperoleh
pengalaman, dan kita memperoleh pelajaran.
Bila pimpinan bersifat originator, sangat menyukai perubahan, maka cenderung melompati tahap komunikasi dan support.
Conserver
biasanya cukup lama berada pada tahap reacting. Mereka akan mengeluh, bertanya
mengapa begini, mengapa begitu. Sampai tahap yang wajar pimpinan harus
memberikan support. Namun ada batas waktu, ketika pimpinan harus mengatakan
cukup, dan bahwa perubahan tetap harus terjadi, bahwa semua harus move on.
Lama
dari setiap fase bergantung pada kepribadian masing-masing orang dan besar
perubahan yang terjadi.
Kelemahan dari pragmatis adalah sering berubah-ubah dari fase reactive ke fase investigative, lalu kembali lagi ke reactive.
Pimpinan perlu memiliki keberanian untuk tetap pada pendirian namun tetap menjaga perilaku simpatik.
Bagi unit-unit kerja tertentu yang kebanyakan Karyawan di dalamnya bertipe Conserver, dapat diberikan informasi terlebih dahulu atas suatu perubahan, agar mereka memiliki waktu yang lebih panjang untuk fase reacting, dan dapat bersamaan dengan unit-unit lain melalui fase-fase berikutnya.
Kelemahan dari pragmatis adalah sering berubah-ubah dari fase reactive ke fase investigative, lalu kembali lagi ke reactive.
Pimpinan perlu memiliki keberanian untuk tetap pada pendirian namun tetap menjaga perilaku simpatik.
Bagi unit-unit kerja tertentu yang kebanyakan Karyawan di dalamnya bertipe Conserver, dapat diberikan informasi terlebih dahulu atas suatu perubahan, agar mereka memiliki waktu yang lebih panjang untuk fase reacting, dan dapat bersamaan dengan unit-unit lain melalui fase-fase berikutnya.
Wednesday, April 29, 2015
Yang Dimakruhkan dalam Shalat
Ceramah
Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Tolkhah Nuhin, Lc.
Ceramah
diawali dengan penjelasan tentang bulan Rajab, karena bertepatan dengan tanggal
1 Rajab.
Memasuki
tanggal 1 Rajab, Rajab termasuk dalam salah satu bulan haram, yaitu bulan yang
diutamakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab).
Dalam
bulan Rajab, Rasulullah berpuasa sampai-sampai seperti tidak pernah berbuka, dan
Rasulullah tidak berpuasa sampai-sampai seperti tidak berpuasa sama sekali.
Hadits
tentang bulan Rajab, ada versi yang meminta keberkahan (kebaikan) di bulan
Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan. Ada versi yang meminta keberkahan di bulan Rajab
dan Sya’ban, dan disampaikan ke bulan Ramadhan.
Hal
yang dimakruhkan dalam shalat :
Pertama,
bermain-main dengan pakaian atau batu kerikil (di masa Rasulullah masjid
berlantai tanah sehingga banyak batu kerikil).
Kedua,
bertolak pinggang.
Ketiga,
melihat ke arah atas, selain ke tempat sujud.
Hindarkan
hiasan-hiasan di masjid kain bergambar, gunakan sajadah polos, gunakan pakaian
polos agar tidak mengganggu jama’ah lain yang di belakang kita, karena tingkat
kekhusyuan seseorang tidak sama.
Salah
satu hikmah dari shalat jama’ah adalah memastikan bahwa dalam satu jamaah ada
seseorang yang khusyu pada suatu waktu, karena tidak mungkin seluruh jama’ah
tidak khusyu secara bersamaan.
Bila
shalat sendiri terdapat kemungkinan tidak khusyu sangat besar, misalnya lupa
jumlah raka’at.
Bila lupa jumlah raka’at, ambil jumlah raka’at yang kecil, dan setelah selesai shalat tambahkan sujud syahwi.
Bila lupa jumlah raka’at, ambil jumlah raka’at yang kecil, dan setelah selesai shalat tambahkan sujud syahwi.
Keempat,
memejamkan mata.
Namun menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah, bila membuat lebih khusyu diperbolehkan.
Yang terbaik adalah mengarahkan mata ke tempat sujud.
Kelima, mengucapkan salam di akhir shalat dengan tambahan isyarat tangan.
Keenam, menutup mulut dalam shalat, serta baju melebihi telapak tangan dan kaki.
Ketujuh, shalat pada saat makanan dihidangkan.
Bila asya (makanan) sudah tersedia, tundalah Isya (shalat Isya).
Namun menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah, bila membuat lebih khusyu diperbolehkan.
Yang terbaik adalah mengarahkan mata ke tempat sujud.
Kelima, mengucapkan salam di akhir shalat dengan tambahan isyarat tangan.
Keenam, menutup mulut dalam shalat, serta baju melebihi telapak tangan dan kaki.
Ketujuh, shalat pada saat makanan dihidangkan.
Bila asya (makanan) sudah tersedia, tundalah Isya (shalat Isya).
Namun yang terbaik adalah mengatur waktu, sehingga tetap bisa makan dan juga shalat berjama'ah tepat waktu.
Kedelapan,
menahan buang hajat.
Kesembilan,
menahan rasa mengantuk.
Bila
mengantuk, sebaiknya tidur dahulu. Karena bila mengantuk, membaca Al Qur’an
bisa terbolak-balik.
Tetapi jangan menjadi kebiasaan terus menerus.
Al Qur’an jangan dibaca dalam kondisi tidak sadar.
Tetapi jangan menjadi kebiasaan terus menerus.
Al Qur’an jangan dibaca dalam kondisi tidak sadar.
Berkaitan
dengan pelarangan khamr, awalnya pada surat An Nisa dikatakan jangan dekati
shalat bila sedang mabuk. Kemudian ada kejadian sahabat yang membaca surat Al
Kafirun terus berputar.
Lalu
Umar bin Khattab berkata bahwa minuman
keras ini membahayakan.
Turunlah surat Al Maidah, fajtanibu, para sahabat membuang semua khamr yang ada, sampai saat itu banjir arak.
Kesepuluh, shalat menetap di satu tempat di masjid.
Turunlah surat Al Maidah, fajtanibu, para sahabat membuang semua khamr yang ada, sampai saat itu banjir arak.
Kesepuluh, shalat menetap di satu tempat di masjid.
Agar semua tempat di masjid
dapat menjadi saksi shalat kita.
Shalat
dibolehkan setelah membaca Al Fatihah tidak membaca surat Al Qur’an.
Bila kita sedang shalat sunnah qabliyah lalu terdengar iqamah untuk mulainya shalat fardhu, maka segera akhiri salat sunnah kita dengan salam.
- Majelis ta’lim adalah raudhatul jannah
- Kita akan didoakan oleh ikan di laut
- Mendapatkan naungan sayap malaikat
- Mendapatkan pahala silaturrahim sehingga dipanjangkan usiadan diperbanyak rezeki
Tuesday, April 28, 2015
Menyambut Bulan Rajab
Ceramah
Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Hilman Rosyad.
Kita
semua sebenarnya sebentar lagi akan mati, maka mari kita maksimalkan waktu yang
tersisa dengan memperbanyak ibadah dan amal baik.
Memasuki
bulan Rajab, yang perlu diingat adalah bahwa dalam bulan Rajab terjadi
peristiwa Isra’ Mi’raj.
Tidak
perlu memperdebatkan apakah dalam Isra’ Mi’raj yang diperjalankan adalah ruh
atau jasad Rasulullah, namun sebagian besar ulama menyatakan bahwa yang
diperjalankan adalah ruh dan jasad Rasulullah.
Ada
tiga hal yang dapat menjadi pelajaran dari Isra’ Mi’raj di bulan Rajab.
Pertama,
dari perspektif Kesejarahan.
Tahun
tersebut adalah Tahun Kesedihan bagi Rasulullah, karena wafatnya dua orang
tercinta beliau yaitu istri beliau, Khadijah dan paman beliau, Abu Thalib.
Abu Thalib memelihara Rasulullah sejak beliau berusia 8 tahun. Abu Thalib sebenarnya memiliki kehidupan yang sulit. Beliau dapat dikatakan termasuk miskin, dengan anak yang banyak. Namun kecintaan beliau pada Rasulullah begitu mendalam. Dan sejak memelihara Rasulullah terasa banyak keberkahan bagi keluarga beliau.
Setelah wafatnya Abu Thalib, kaum Quraisy makin berani melakukan kekerasan, sehingga dapat dikatakan dakwah Rasulullah saat itu tidak berkembang lagi. Bahkan ketika beliau ke Thaif, beliau dihinakan bahkan sampai dilempari dengan batu.
Abu Thalib memelihara Rasulullah sejak beliau berusia 8 tahun. Abu Thalib sebenarnya memiliki kehidupan yang sulit. Beliau dapat dikatakan termasuk miskin, dengan anak yang banyak. Namun kecintaan beliau pada Rasulullah begitu mendalam. Dan sejak memelihara Rasulullah terasa banyak keberkahan bagi keluarga beliau.
Setelah wafatnya Abu Thalib, kaum Quraisy makin berani melakukan kekerasan, sehingga dapat dikatakan dakwah Rasulullah saat itu tidak berkembang lagi. Bahkan ketika beliau ke Thaif, beliau dihinakan bahkan sampai dilempari dengan batu.
Sebagai
manusia biasa, Rasulullah dalam kondisi yang remuk redam, dan dalam doanya,
beliau merasa gagal mengemban amanah sebagai utusan Allah.
Namun Allah menganggap beliau berprestasi, karena tetap istiqamah berdakwah, tidak tergiur dengan bujukan kaum Quraisy, dan tetap tabah dalam menghadapi kekerasan.
Namun Allah menganggap beliau berprestasi, karena tetap istiqamah berdakwah, tidak tergiur dengan bujukan kaum Quraisy, dan tetap tabah dalam menghadapi kekerasan.
Maka
sebagai reward, Allah berikan Isra’ Mi’raj kepada Rasulullah. Point yang
penting adalah walaupun Rasulullah merasa lelah, capek, dan gagal, Allah tidak
melihat hasil, Allah melihat proses dengan kesabaran menghadapi berbagai
kesulitan.
Setelah
pulang dari Isra’ Mi’raj, Rasulullah merasa lebih nyaman, lebih optimis, lebih
bahagia. Isra’ Mi’raj memompa semangat baru bagi Rasulullah untuk melanjutkan
perjuangan dan merencanakan perjalanan hijrah.
Pelajaran
Kedua, adalah berkaitan dengan respon Allah terhadap peristiwa Isra’ Mi’raj.
Menjelang Isra Mi'raj, Allah menurunkan surat Adh Dhuha, di mana Allah menenangkan Rasulullah atas situasi yang sedang dihadapi.
Al
Qur’an Allah turunkan melalui malaikat Jibril sebagai respon atas urusan yang
dihadapi Rasulullah.
Respon Allah terhadap Isra Mi'raj, sebagaimana pada surat Al Isra’ ayat 1, hanya terhadap Isra’ saja.
Respon Allah terhadap Isra Mi'raj, sebagaimana pada surat Al Isra’ ayat 1, hanya terhadap Isra’ saja.
Padahal
secara logika, yang lebih mengagumkan adalah perjalanan Mi’raj, yang menembus
tujuh langit, adanya dialog dengan malaikat Jibril tentang surga, neraka, dan
penghuninya, dan akhirnya Rasulullah bertemu dengan Allah.
Sedangkan Isra’, sebenarnya “hanya” perjalanan di bumi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, dengan tidak begitu banyak kisah sepanjang perjalanan, dan di Masjidil Aqsha Rasulullah shalat 2 rakaat.
Sebagaimana dalam surat Al Isra’ ayat 1 tersebut, dinyatakan tentang wilayah Palestina yang diberkahi.
Bila
dipertimbangkan secara logika, apa perlunya Allah melakukan “transit” bagi
Rasulullah ke Masjidil Aqsha di Palestina, padahal mudah saja bagi Allah untuk
langsung menaikkan Rasulullah dari Masjidil Haram.
Di sinilah Allah menyimpan rahasia dan tujuan, agar kita tidak pernah lupa dengan Palestina.
Palestina sempat dikuasai kaum Nasrani selama 6-7 abad, yang kemudian ditaklukkan oleh Shalahuddin Al Ayyubi. Dan Shalahuddin Al Ayyubi berpesan agar umat Islam mempelajari syariah yang benar, jangan sampai Syiah bangkit kembali.
Kemudian
Islam melemah dan akhirnya Yahudi berkuasa atas Palestina sejak 1917. Tahun
1948 mereka mulai memproklamirkan negara Israel.
Menurut
perkiraan, dalam 3 tahun lagi Islam akan kembali berkuasa di Palestina. Seperti
yang dinyatakan pada defile pasukan Izuddin Al Qassam. Dari berbagai serangan
Israel, banyak korban terutama kaum sipil. Namun pasukan Izuddin Al Qassam jauh
lebih sedikit yang syahid dibandingkan dengan tentara Israel yang tewas.
Surat Al Isra’ ayat 2, 3, 4, 5, 7 menjelaskan tentang Bani Israil.
Surat Al Isra’ ayat 2, 3, 4, 5, 7 menjelaskan tentang Bani Israil.
Wilayah
Palestina dan sekitarnya akan menjadi pusat pertarungan kafir dan Islam. Pada
krisis Irak sudah 2jt orang tewas, Suriah 1jt orang, Libya dan Mesir sekitar
200rb orang. Sungguh ini adalah konspirasi untuk mempertahankan Israel.
Namun bisa kita lihat bahwa kekuatan Israel semakin menurun. Banyak pasangan Israel yang memilih untuk tidak punya anak, sedangkan di Palestina, pasangan memiliki banyak anak. Setiap tahunnya Palestina menghasilkan 20rb huffazh (penghafal Al Qur’an).
Namun bisa kita lihat bahwa kekuatan Israel semakin menurun. Banyak pasangan Israel yang memilih untuk tidak punya anak, sedangkan di Palestina, pasangan memiliki banyak anak. Setiap tahunnya Palestina menghasilkan 20rb huffazh (penghafal Al Qur’an).
Palestina
tidak sejak dulu berada di jalan Islam
yang benar. Di tahun 60an, Palestina sama saja dengan negara lain dan bersifat
sekuler. Hamas saat itu tidak bersedia untuk memimpin, karena masyarakat belum
siap. Mereka memulai perjuangan dengan membangun sekolah, dan di tahun 1988
Hamas mulai memimpin dan memperbaiki masyarakat dengan Islam yang benar.
Pelajaran
Ketiga, tentang kewajiban Shalat yang diperintahkan pada Isra’ Mi’raj.
Atas perjalanan Isra’ Mi’raj, banyak umat Islam yang ragu atas kebenarannya. Namun Abu Bakar Ash Shiddiq langsung membenarkan.
Isra’ Mi’raj adalah perjalanan syariah shalat 5 waktu.
Seluruh
syariah yang lain yang disampaikan melalui Al Qur’an, disampaikan oleh Allah
melalui malaikat Jibril. Setiap huruf dalam Al Qur’an disampaikan melalui
malaikat Jibril.
Kecuali
shalat.
Shalat
langsung disampaikan oleh Allah.
Dan
tidak disampaikan lagi dalam Al Qur’an.
Ayat dalam Al Qur’an tentang shalat banyak, bahkan tentang wudhu, tetapi tidak ada pembahasan tentang shalat fardhu yang 5 waktu.
Ayat dalam Al Qur’an tentang shalat banyak, bahkan tentang wudhu, tetapi tidak ada pembahasan tentang shalat fardhu yang 5 waktu.
Maka memasuki bulan Rajab, di mana di dalamnya terdapat Isra’ Mi’raj, yang pada saat itu Rasulullah menerima perintah shalat, kita ingat kembali kewajiban shalat.
Shalat sehari-hari kita lakukan. Terus menerus, Tidak ada jeda. Tidak ada rukhsakh untuk meninggalkan, hanya ada rukhsakh untuk mempersingkat atau menggabungkan waktu.
Aturan
shalat sangat rigid dan kaku, dengan hadits Rasulullah yang mengatakan, “Shalatlah
sebagaimana aku shalat.”
Namun walaupun shalat dilakukan terus menerus, kita tidak merasa bosan dan tidak ada efek samping. Justru banyak manfaat dan benefit dari shalat, yaitu :
Namun walaupun shalat dilakukan terus menerus, kita tidak merasa bosan dan tidak ada efek samping. Justru banyak manfaat dan benefit dari shalat, yaitu :
1. Sarana
dzikir yang efektif
2. Penentram
jiwa
3. Menjaga
dari perbuatan keji dan munkar
4. Merupakan
indicator dari baik atau buruknya amal seseorang
Di
akhirat nanti, yang pertama dihisab adalah shalat.
Bila
shalatnya baik, maka amal yang lain akan baik. Perilaku kepada orang tua,
suami, istri, anak, tetangga, cara mencari nafkah, menggunakan harta,
bersedekah, berhaji dan berumrah.
Bila shalatnya berantakan, maka berantakan pula amal yang lainnya.
Bila shalatnya berantakan, maka berantakan pula amal yang lainnya.
Tips Menghafalkan Al Qur'an
Dari penjelasan Ustadz Husain, Pembina Karantina Al
Qur'an Masjid UI, 26 April 2015
Tiga tips dalam menghafal Al Qur'an :
Pertama, Ikhlas
Karena Allah yang memberikan Al Qur'an pada kita, bukan
kita yang mengambil.
Badan dan pikiran nyaman, tidak tergesa-gesa, rileks dan
fresh.
Berdoa kepada Allah agar Allah mudahkan dalam menghafal.
Kedua, Syukur
Walaupun ada hari-hari hafalan hanya sedikit bertambah,
tetap bersyukur.
Karena sebagaimana pada surat Ibrahim Allah berfirman,
bersyukurlah nanti akan ditambahkan.
Bila suatu hari hafalan kita hanya sedikit bertambah,
maka itu adalah ujian Allah atas kesungguhan kita dalam menghafal.
Ketiga, Istiqamah
Sering kita mengatakan bahwa kita sibuk sehingga tidak
punya waktu untuk menghafal Al Qur'an.
Yang benar adalah kita harus menyiapkan waktu untuk
menghafal Al Qur'an.
Dari program Karantina Tahfizh akan diperoleh kebiasaan atau habit dalam
berinteraksi dengan Al Qur'an, karena selama 2 hari 3 malam akan terus menerus
bersama Al Qur'an.
Metode yang digunakan pada Karantina Tahfizh berasal dari Sudan, dimulai di
Indonesia di Makassar tahun 2014, yaitu Karantina Menghafal Al Qur'an 30 juz
dalam 40 hari.
Karena orang Indonesia ternyata bisa selesai dalam 30
hari, maka dibuat 30 juz dalam 30 hari, atau 1 juz per hari.
Menghafal Al Qur'an adalah masalah pembiasaan.
Ketika Ustadz Husain mengikuti Karantina 30, di hari
pertama hanya bisa 5 halaman, jauh dari target 1 juz sehari. Namun dengan
pembiasaan, hari berikutnya menjadi 7 halaman, 10 halaman, bahkan hari
hari-hari terakhir bisa 2-3 juz dalam sehari.
Seperti belajar, setiap orang memiliki metode
masing-masing yang paling cocok dan paling efektif, sehingga ia bisa menghafal
dengan mudah dengan cara itu.
Yakinlah bahwa Al Qur'an mudah dihafal, sebagaimana
firman Allah pada beberapa ayat di surat Al Qamar.
Tuesday, April 14, 2015
Sifat Orang Yahudi (Tafsir Surat Al Hasyr ayat 14 – 17)
Kajian Dzuhur disampaikan oleh Ust. Amir Faisol Fath.
Surat Al Hasyr terutama menjelaskan tentang sifat orang
Yahudi.
Pada ayat 14 dijelaskan tentang sifat orang Yahudi yang
penakut, yang selalu membangun benteng, yang di dalam benteng tersebut
disiapkan seluruh perlengkapan kehidupan, termasuk pasar dan bahkan ladang
untuk bercocok tanam. Disiapkan juga persenjataan jarak jauh agar dapat
dilakukan penyerangan dari dalam benteng.
Umat Islam adalah umat yang pemberani. Sehingga mudah bagi
muslim jika akan melawan orang Yahudi. Jika mereka terdesak, mereka akan ketakutan
dan menyerah. Inilah yang menyebabkan orang Yahudi dapat diusir dari Madinah.
Bagi orang Yahudi, nyawa mereka sangat berharga. Salah satu
sebabnya adalah karena Yahudi adalah agama keturunan. Orang di luar Yahudi walaupun
meyakini kebenaran agama Yahudi, tidak dapat menjadi umat Yahudi. Yahudi adalah
agama keturunan yang mengikuti garis keturunan ibu.
Orang Yahudi terlihat bersatu, tetapi hati mereka
sesungguhnya tercerai berai. Di antara orang Yahudi pun sering terjadi
perselisihan. Saat ini, ada kelompok Yahudi yang menentang invasi ke Palestina.
Keimanan berkaitan dengan akal. Hal ini yang menyebabkan
Khalid bin Walid ketika ditanya apakah berani melawan 50 orang kafir, Khalid
bin Walid menyatakan “Berani, karena aku memiliki iman. Mereka tidak beriman,
hati mereka tercerai berai.”
Di masa kepemimpinan Umar, pernah ada gubernur yang meminta
dikirimkan 4000 orang pasukan untuk berperang, Umar mengirimkan 4 orang. Ketika
ditanya mengapa demikian, jawaban Umar adalah karena 1 orang senilai dengan
1000 orang karena keimanannya.
Akal akan berfungsi jika didampingi keimanan. Teknologi
bukan berkaitan dengan akal, tetapi dengan otak. Akal akan berfungsi ketika
kita melakukan hal yang baik, membaca Al Qur’an, shalat, dzikir, belajar di
majelis ta’lim.
Orang Yahudi memiliki sifat seperti setan. Yaitu menggoda,
lalu tidak bertanggung jawab. Yahudi merusak, lalu meninggalkan begitu saja.
Seperti yang terjadi di Irak ketika Baghdad dan seluruh peninggalan peradaban Islam
dihancurkan. Juga yang terjadi di Siria.
Seorang sejarawan barat menyatakan, Yahudi adalah
satu-satunya kaum yang tidak memiliki peradaban. Mereka membunuh, menghancurkan,
mengambil hak orang lain.
Thursday, April 9, 2015
Cahaya Kematian
Dicopy paste dari materi yang disampaikan oleh Ustadzah Sinta Santi.
Jika berbicara
mengenai kematian, maka pastilah semua orang yang berakal kurang menyukainya.
Jika bisa, manusia ingin hidup selamanya. Oleh karena itulah, manusia membenci
hal-hal yang dapat menjadi pembinasa bagi kehidupannya, termasuk kematian.
“Dan sungguh kamu
akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba
lagi) dari orang-orang
musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu
sekali-kali tidak akan menjauhkannya
daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” QS 2:96.
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” (ar-Rahman: 26-27).
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu
lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian
kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."(al-Jumu’ah: 8).
Kematian pasti akan terjadi dan akan menimpa semua makhluk
yang bernyawa. Akan tetapi kapan kematian atau ajal itu akan terjadi, semua
makhluk tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Karena ia merupakan misteri dan
rahasia Ilahi. Oleh karenanya, manusia yang cerdas akan selalu mengevaluasi
diri dan melakukan persiapan untuk hari keberangkatannya.
“Yang mengikuti si
mayyit ada tiga perkara; keluarga, harta dan amalnya. Yang dua kembali dan yang
masih tetap (bersamanya) hanya satu. Keluarga dan hartanya kemabali dan
sementara amalnya kekal bersamanya.” Muttafaqun ‘Alaih.
“Orang yang
cerdas/kuat (mensikapi hidup) adalah yang selalu menghisab dirinya dan beramal
untuk bekal setelah mati. Orang yang lemah adalah yang mengekor hawa nafsunya
dan berandai-andai terhadap Allah.” HR At-Tirmidzi.
Ada Empat Perenungan Seputar Kematian :
Pertama, Waktu kedatangannya
yang tidak diketahui.
Kekhawatiran akan datangnya sang tamu yang tak diundang ini hendaknya terus dihayati dan dirasakan setiap
saat. Hal ini disebabkan waktu kedatangannya yang ghaib, sehingga diperlukan
kewaspadaan yang terus menerus. Hal yang berbeda tentu akan terjadi apabila sebelumnya
seseorang itu tahu kapan waktu kedatangannya, dan atau diberitahu kapan ia akan datang.
Hal ini tentu akan menyebabkan seseorang itu mempersiapkan
kedatangannya.
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya
sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat;
dan Dia-lah Yang menurunkan
hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya
besok Dan tiada seorangpun yang
dapat mengetahui di bumi mana dia akan
mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Luqman: 34).
Kedua, Kematian
merupakan sudden death status seseorang, apakah ia meninggal sebagai seorang
mukmin atau sebaliknya.
Kehadiran setan pada saat menjelang kematian seorang manusia sangatlah
berbahaya. Sebab, hal inilah yang menjadi tolok ukur amal seseorang. Dalam
sebuah riwayat Rasulullah saw. pernah bersabda, “Amal itu ditentukan di saat penutupannya.” Maksud dari hadist
ini adalah keseluruhan amalan seseorang akan dinilai pada saat kematiannya atau
bagaimana ia mengakhiri hidupnya. Disinilah setan bermain. Ia ingin setiap
muslim atau mukmin yang sedang menghadapi kematiannya, akhirnya mati dalam
keadaan kufur.
Ketiga, Mewaspadai
Su’ul Khatimah.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba beramal dengan amalan ahli surga, hingga
jarak antara ia dengan surga hanyalah sejengkal. Kemudian, berlakulah ketentuan
Allah atas dirinya, dan ia pun beramal
dengan amalan ahli neraka, yang menyebabkannya terjerumus ke dalamnya.”
Setiap muslim hendaknya senantiasa mewaspadai hal ini, hingga lahirlah
dalam dirinya rasa kekhawatiran jika hal tersebut menimpanya. Hal ini akan
mendorongnya untuk lebih mengontrol perilakunya, dan menimbulkan rasa
harap-harap dan cemas terhadap Allah SWT. Rasulullah saw. mengajarkan satu doa kepada kita agar
terhindar dari akhir yang buruk itu, “Ya
Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada akhirnya, sebaik-baik amalku pada
penghabisannya, dan sebaik-baik hariku pada saat aku berjumpa dengan-Mu.”
Keempat; Beratnya
Menghadapi Sakratul Maut
Al-Qur`an menggambarkan keadaan sakratul maut ini dalam surat al-Qiyamah,
ayat 29 dengan ungkapan, “Wal taffatis
saaqu bissaaqi”, yang artinya adalah ‘syiddatul baalighah ‘indalmauti’ atau kedahsyatan, tekanan,
ketakutan, kesakitan, himpitan, dan berbagai keadaaan dan perasaan yang tidak
enak, semua ini bercampur aduk menjadi
satu di saat menjelang kematian. Bahkan, menjelang wafatnya, Rasulullah saw.
pun merasakan beratnya menghadapi sakratul maut. Aisyah ra. berkata, “Rasulullah saw. sampai membasuh wajahnya
dengan air sambil berkata, “Tiada tuhan melainkan Allah, sesungguhnya pada
kematian itu ada sakaratnya.”
Cahaya Kematian ada
Empat :
- Amal Saleh, Segala ucapan dan perbuatan
seseorang yang diridhai dan dicintai Allah SWT, baik yang berkaitan dengan
dimensi Aqidah, Ibadah, mu’amalah, sulukiah dan amal-amal kebaikan lainnya.
- Sedekah Jariah, Sedekah yang bersifat
permanen dan terus menerus pemanfaatannya atau yang disebut dengan waqaf
abadi seperti tanah, bangunan, pekarangan, usaha (hotel, mini market,
warnet dll), uang tunai dll.
- Ilmu Yang Bermanfaat, Ilmu yang kita
ajarkan kepada orang lain dan selanjutnya ia melaksanakannya,
mengembangkannya dan mengajarkannya kepada yang lain. Baik ilmu tersebut
ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia baik di dunia maupun di akhirat.
- Anak Saleh Yang Berdo’a Untuknya, Anak-anak kita yang terdidik dan terbina yang senantiasa taat terhadap nilai-nilai kebenaran Islam, selalu berbuat kebaikan dan mendo’akan kita setelah wafat kita.
Wednesday, April 8, 2015
Amal Sederhana Bernilai Luar Biasa
Kajian Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Ade Purnama, dikombinasikan dengan browsing hadits ke beberapa website.
Pertama, berwudhu dengan baik akan
menggugurkan dosa.
Hadits :
“Barang siapa yang
berwudhu dan membaguskan wudhunya, maka akan keluarlah dosa-dosa dari badannya,
sampai-sampai ia akan keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR. Muslim dalam Kitab
at-Thaharah)
Kedua, membaca syahadat setelah selesai wudhu akan membuka pintu surga.
Hadits :
Tidaklah ada seseorang di
antara kalian yang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya kemudian setelah itu
dia membaca doa ‘Asyhadu anlaa ilaaha illallaah wa anna Muhammadan ‘abdullah
warasuluh’ melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga yang dia akan
dipersilakan untuk masuk melalui pintu mana pun yang dia inginkan.”
Ketiga, menjawab adzan dan doa setelah adzan akan berhak atas Syafaat di hari kiamat.
Syafaat adalah jaminan dari Rasulullah di
hari kiamat.
Hadits :
“Apabila kamu sekalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya, kemudian bacalah shalawat kepadaku. Karena barangsiapa membaca shatawat untukku satu kali, maka Alloh membalasnya dengan sepuluh shalawat. Lalu mintakanlah kepada Alloh Wasilah untukku. Wasilah adalah sebuah kedudukan di surga yang tidak layak kecuali bagi hamba Alloh dan aku berharap agar aku adalah hamba Alloh tersebut. Barangsiapa memintakan wasilah untukku, maka ia mendapat syafaatku” (HR. Muslim, no. 384)
“Apabila kamu sekalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya, kemudian bacalah shalawat kepadaku. Karena barangsiapa membaca shatawat untukku satu kali, maka Alloh membalasnya dengan sepuluh shalawat. Lalu mintakanlah kepada Alloh Wasilah untukku. Wasilah adalah sebuah kedudukan di surga yang tidak layak kecuali bagi hamba Alloh dan aku berharap agar aku adalah hamba Alloh tersebut. Barangsiapa memintakan wasilah untukku, maka ia mendapat syafaatku” (HR. Muslim, no. 384)
Seorang ulama mengatakan bahwa termasuk
kategori lalai orang yang baru berwudhu setelah adzan. Muadzin dan imam di
suatu masjid sebaiknya tetap.
Keempat, menjaga rawatib 12 rakaat sehari
akan dibangunkan rumah di surga.
Shalat rawatib dilakukan berdekatan dengan
shalat fardhu, dan tidak perlu waktu tersendiri.
“Barangsiapa
yang sholat dua belas rakaat pada siang dan malam, maka akan dibangunkan
baginya rumah di surga“. (HR. Muslim no. 728).
12 rakaat tersebut adalah 4 rakaat sebelum
dzuhur, 2 rakaat setelah dzuhur, 2 rakaat setelah maghrib, 2 rakaat setelah
isya, 2 rakaat sebelum subuh.
Yg mendekatkan diri kepada Allah dengan
seluruh sunnah tadi, akan mendapatkan cinta Allah.
Hadits :
Hamba-Ku senantiasa (bertaqorrub)
mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah hingga Aku mencintainya.
(HR. Bukhari)
Sunnah lain yang sebaiknya dijaga adalah
shalat syukrul wudhu, sebagaimana yang dilakukan Bilal,
Rasul berkata, "Wahai, Bilal, ceritakanlah kepadaku mengenai amalan yang menurutmu paling besar pahalanya, yang pernah kamu kerjakan dalam Islam. Sesungguhnya, aku pernah mendengar suara telapak langkah (jalan)-mu di hadapanku di surga."
Bilal menjawab, "Wahai, Rasulullah, sesungguhnya aku tidak pernah mengerjakan amalan yang menurutku besar pahalanya, tapi aku tidak wudhu pada waktu malam dan siang, melainkan aku akan menunaikan shalat yang diwajibkan bagiku untuk mengerjakannya."
Rasul berkata, "Wahai, Bilal, ceritakanlah kepadaku mengenai amalan yang menurutmu paling besar pahalanya, yang pernah kamu kerjakan dalam Islam. Sesungguhnya, aku pernah mendengar suara telapak langkah (jalan)-mu di hadapanku di surga."
Bilal menjawab, "Wahai, Rasulullah, sesungguhnya aku tidak pernah mengerjakan amalan yang menurutku besar pahalanya, tapi aku tidak wudhu pada waktu malam dan siang, melainkan aku akan menunaikan shalat yang diwajibkan bagiku untuk mengerjakannya."
Shalat rawatib 4 rakaat sebelum Asar, bukan
sunnah muakkad.
Hadits :
'Allah merahmati orang
yang shalat empat rakaat sebelum Ashar”.
(HR. Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmidzi)
(HR. Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmidzi)
Shalat rawatib 2 rakaat sebelum maghrib
bukan bukan sunnah muakkad.
Hadits :
“Kerjakanlah
shalat sunnah sebelum Maghrib dua raka’at.” Kemudian beliau bersabda lagi, “Kerjakanlah
shalat sunnah sebelum Maghrib dua raka’at bagi siapa yang mau.”
Karena hal ini dikhawatirkan dijadikan sebagai sunnah. (HR. Abu Daud no. 1281.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Pelaksanaan shalat rawatib 4 rakaat dapat 2
rakaat dan 2 rakaat atau langsung 4 rakaat.
Wudhu dilaksanakan dengan :
1. Berniat dengan
membaca basmalah
2. Membasuh tangan 3
kali
3. Membersihkan mulut
dan hidung 3 kali
4. Membasuh wajah 3
kali
5. Membasuh lengan 3
kali
6. Mengusap rambut
hingga ke belakang dilanjutkan dengan kedua telinga 1 kali
7. Membasuh kaki
hingga mata kaki 3 kali
Jika antrian wudhu cukup panjang, semua
dapat dilakukan 1 kali.
Untuk perempuan yang menggunakan jilbab,
jilbab cukup dibuka sedikit agar ada rambut yang terbuka, kemudian usapkan pada
rambut tersebut diteruskan dengan mengusap jilbab hingga ke belakang,
dilanjutkan dengan mengusap kedua telinga.
Dibolehkan mengusap atas sepatu atas kaos
kaki, bila dalam perjalanan, dan kaos kaki serta sepatu tersebut dikenakan
dalam keadaan berwudhu. Hal ini dapat dilakukan selama sehari semalam jika diperlukan.
Jika berwudhu di kamar mandi dengan toilet,
bacalah basmalah dalam hati. Jika selesai wudhu, bacalah syahadat di luar.
Subscribe to:
Posts (Atom)