Ceramah disampaikan oleh Ustadz Amir Faishol Fath.
Dalam Islam segala hal sudah diatur
dengan sangat jelas.
Visi adalah Lailaha ilallah
muhammadur rasulullah, yaitu siap ikut Allah dan siap mencontoh Rasulullah.
Misi adalah rukun islam, rukun
iman, serta ihsan dalam berislam dan beriman.
Penjabarannya dalam fiqih thaharah,
ibadah, muamalah, dan daulah.
Tidak cukup bila muslim hanya
shalat saja. Aturan masuk kamar mandi ada dalam Islam dengan sangat detil,
yaitu masuk dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan. Tidak ada agama lain
yang mengatur hingga sedetil itu.
Dan bila ada aturan untuk hal-hal
kecil, maka mustahil tidak ada aturan untuk hal-hal yang besar. Islam adalah
agama peradaban yang juga mengatur perekonomian dan negara. Rasulullah pemimpin
agama sekaligus juga memimpin pasar dan menegur pelaku pasar yang berlaku
curang sebagaimana dalam surat Al Muthaffifin,
juga menjadi pemimpin diplomasi yang berunding dengan pemimpin negara
lain.
Semua ibadah ada hubungannya dengan
kehidupan.
Shalat, inna shalata tanha anil
fahsya’i wal munkar, sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan kerji dan
munkar.
Zakat, ambillan harta mereka
sebagai zakat untuk mensucikan jiwa dari bakhil, kikir, dan sombong terhadap
harta, serta ketergantungan terhadap benda.
Puasa, la’allakum tattaquun,
menjadi orang yang bertakwa, karena bila seseorang mampu mengendalikan nafsu
dari hal yang halal, tidak mungkin tidak dapat mengendalikan nafsu dari hal
yang haram.
Haji, menghindar dari rafats,
fusuq, dan jidal. Seorang haji tidak akan berkata kotor, atasan tidak akan
merendahkan bawahan, suami tidak akan merendahkan istri. Tidak akan berkata
jidal yang sia-sia, bermanfaat dari setiap bagiannya seperti pohon kurma.
Dalam Islam sudah diatur program
dari program harian berupa shalat wajib, ditambah dengan shalat nawafil (shalat
sunnah). Bila shalat nawafil bagus, maka hal ini merupakan indikasi kondisi
iman yang baik.
Dalam seminggu, hari-hari ditandai
dengan angka yaitu dari Ahad (1) sampai Khamsa (5), dilanjutkan dengan Jum’at
dan Sabtu. Hari Senin dan Kamis adalah
hari dilaporkannya amal ke langit.
Dalam sebulan, ada ayyamul bidh
untuk berpuasa 3 hari setiap bulannya.
Dalam setahun ada bulan Ramadhan.
Dalam seumur hidup ada haji.
Sesuai tema, yaitu haji dalam
kaitannya dengan kedisiplinan, etos kerja, dan produktivitas.
Haji pada dasarnya adalah ibadah
yang disederhanakan.
Bila dalam shalat wajib ada bacaan,
misalnya Al Fatihah, dalam haji tidak ada kewajiban atau rukun berupa bacaan.
Pertama, Haji dan Kedisiplinan
Haji mewajibkan jamaah untuk
benar-benar mengikuti Allah sesuai waktu yang ditetapkan.
Tanggal 8 Dzulhijjah ke Mina,
tanggal 9 wukuf di Arafah, malamnya mabit di Musdalifah, selanjutnya 3 hari
melontar jumrah dan mabit di Mina.
Untuk wukuf harus di Arafah. Ada
satu masjid di Arafah namanya masjid Namirah, separuh masuk wilayah Arafah,
separuh lagi bukan Arafah. Maka di waktu wukuf, jamaah haji harus berada di
wilayah Arafah.
Bila dibandingkan dengan shalat,
shalat boleh dilakukan di mana saja, asalkan ketika shalat tidak bergerak ke
mana-mana (kecuali dalam kondisi khusus perjalanan).
Haji ditentukan tempatnya, sehingga
diperlukan biaya. Bila ingin haji, harus berkorban, karena tidak ada cinta
tanpa pengorbanan.
Haji adalah pengorbanan harta,
pikiran, waktu dan perasaan.
Ada beberapa godaan saat wukuf di
Arafah. Setelah makan siang sebenarnya wukuf belum selesai. Sebaiknya kembali
ke tenda dan meneruskan berdoa lagi. Jangan sampai kehabisan doa, jangan sampai
bosan berdoa, karena Allah juga tidak bosan mendengar doa. Buku doa sebetulnya
tidak wajib dibaca. Saat wukuf hindarkan menghabiskan waktu dengan narsis dan
selfie.
Saat sa’i jangan berdzikir dengan
bernyanyi, berdzikirlah dengan khusyu.
Untuk thawaf sebetulnya tidak ada
doa wajib. Salah satu yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Putaran pertama : bertasbih
dilanjutkan dengan doa untuk diri sendiri, karena kita banyak dosa, berdoalah
seperti curhat kepada Allah, bermuhasabah atas segala yang sudah kita lakukan.
Putaran kedua : berdoa untuk istri,
suami, dan anak.
Putaran ketiga : berdoa untuk ayah
ibu.
Putaran keempat : berdoa untuk
kakek, nenek, buyut, yang sudah membesarkan ayah, ibu, dan kakek, nenek kita.
Putaran kelima : berdoa untuk umat
Islam, agar disatukan, tidak terpecah belah, bersatu dan berdaya.
Di putaran kelima ini bacakan juga
doa titipan teman-teman. Doakan juga teman-teman walaupun tidak menitipkan doa.
Karena nanti di akhirat yang akan ditanya seseorang pertama kali adalah di mana
teman-teman yang dulu di dunia bersama.
Putaran keenam : berdoa untuk Indonesia agar dihadirkan pemimpin yang baik dan
berkah, membawa keberkahan dan ketenangan bagi masyarakt.
Seperti peribahasa Madura, “Nak, ambillah bintang, kalaupun tak sampai,
sejatuh-jatuhnya sampai di bulan.”
Putaran ketujuh : kembali berdoa
untuk diri sendiri.
Thawaf cukup di dalam lingkungan
Masjidil Haram, tidak perlu melebar sampai ke mal-mal di luar Masjidil Haram.
Sunnah selama di Makkah adalah
memperbanyak thawaf. Kita bisa meniatkan thawaf untuk orang tua. Minimal sehari
6 kali thawaf.
Kedua, Haji dan Membangun Etos Kerja
Dalam bahasa Arab, etos kerja dapat
disebut sebagai tahqiqul ijtihad.
Etos kerja dapat dilakukan bila ada
target yang jelas, dan target tersebut diturunkan sampai tingkat yang dapat
dilaksanakan.
Dalam ibadah haji, dianjurkan untuk
memiliki target sampingan, seperti khatam Al Qur’an 1 kali, atau 2 kali, atau
bahkan 3 kali.
Selama di Makkah perbanyak thawab,
sempatkan i’tikaf dari dzuhur sampai isya.
Banyak jamaah yang sebelum haji
melakukan umrah berkali-kali sampai kelelahan dan sakit ketika haji. Padahal
hal ini tidak harus dilakukan.
3. Kaitan Haji dengan Produktivitas
Dalam bahasa Arab disebut sebagai tahqiqul
ajrul azhim, menggapai ganjaran besar.
Ada dua jenis Karyawan :
1. Pasif,
yang menunggu perintah, yang biasanya tidak bisa dibanggakan.
2. Produktif,
berpikir bagaimana membesarkan perusahaan.
Dalam mentaati Allah, juga ada dua
jenis manusia :
1. Pasif,
menunggu diperintah, dan melakukan dengan malas.
2. Produktif,
merasa dikontrol Allah.
Dalam Haji manusia merasa dikontrol
oleh Allah. Haji adalah ibadah berpindah dari tempat ke tempat. Dari rumah ke
bandara, miqat berganti pakaian, ke Makkah, thawaf 2 rakaat, sai, tahallul.
Tanggal 8 berganti pakaian, ke Mina tunggu wukuf, shalat qashar tepat waktu.
Tanggal 10 subuh ke Arafah, wukuf, shalat zhuhur, shalat maghrib. Matahari
terbenam ke Musdalifah mabit tidur sampai subuh. Kembali ke Mina untuk jumrah
aqabah. Sebaiknya tidak ke Makkah, karena bila macet bisa jadi tidak ke Mina.
Tanggal 11 di Mina, tanggal 12 melempar jumrah.
Jumrah itu bukan syaitan, batu
kecil dilemparkan dengan mengucapkan Bismillahi Allahu Akbar, sambil di dalam
hati tanamkan permusuhan abadi dengan syaitan.