Wednesday, September 2, 2015

Ceramah Pengantar Haji : Haji dan Kedisiplinan, Etos Kerja dan Produktivitas

Ceramah disampaikan oleh Ustadz Amir Faishol Fath. 

Dalam Islam segala hal sudah diatur dengan sangat jelas.

Visi adalah Lailaha ilallah muhammadur rasulullah, yaitu siap ikut Allah dan siap mencontoh Rasulullah.

Misi adalah rukun islam, rukun iman, serta ihsan dalam berislam dan beriman.

Penjabarannya dalam fiqih thaharah, ibadah, muamalah, dan daulah.

Tidak cukup bila muslim hanya shalat saja. Aturan masuk kamar mandi ada dalam Islam dengan sangat detil, yaitu masuk dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan. Tidak ada agama lain yang mengatur hingga sedetil itu.

Dan bila ada aturan untuk hal-hal kecil, maka mustahil tidak ada aturan untuk hal-hal yang besar. Islam adalah agama peradaban yang juga mengatur perekonomian dan negara. Rasulullah pemimpin agama sekaligus juga memimpin pasar dan menegur pelaku pasar yang berlaku curang sebagaimana dalam surat Al Muthaffifin,  juga menjadi pemimpin diplomasi yang berunding dengan pemimpin negara lain.

Semua ibadah ada hubungannya dengan kehidupan.

Shalat, inna shalata tanha anil fahsya’i wal munkar, sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan kerji dan munkar.
Zakat, ambillan harta mereka sebagai zakat untuk mensucikan jiwa dari bakhil, kikir, dan sombong terhadap harta, serta ketergantungan terhadap benda.
Puasa, la’allakum tattaquun, menjadi orang yang bertakwa, karena bila seseorang mampu mengendalikan nafsu dari hal yang halal, tidak mungkin tidak dapat mengendalikan nafsu dari hal yang haram.
Haji, menghindar dari rafats, fusuq, dan jidal. Seorang haji tidak akan berkata kotor, atasan tidak akan merendahkan bawahan, suami tidak akan merendahkan istri. Tidak akan berkata jidal yang sia-sia, bermanfaat dari setiap bagiannya seperti pohon kurma.

Dalam Islam sudah diatur program dari program harian berupa shalat wajib, ditambah dengan shalat nawafil (shalat sunnah). Bila shalat nawafil bagus, maka hal ini merupakan indikasi kondisi iman yang baik.
Dalam seminggu, hari-hari ditandai dengan angka yaitu dari Ahad (1) sampai Khamsa (5), dilanjutkan dengan Jum’at dan Sabtu. Hari Senin dan  Kamis adalah hari dilaporkannya amal ke langit. 
Dalam sebulan, ada ayyamul bidh untuk berpuasa 3 hari setiap bulannya.
Dalam setahun ada bulan Ramadhan.
Dalam seumur hidup ada haji.

Sesuai tema, yaitu haji dalam kaitannya dengan kedisiplinan, etos kerja, dan produktivitas.

Haji pada dasarnya adalah ibadah yang disederhanakan.
Bila dalam shalat wajib ada bacaan, misalnya Al Fatihah, dalam haji tidak ada kewajiban atau rukun berupa bacaan.

Pertama, Haji dan Kedisiplinan

Haji mewajibkan jamaah untuk benar-benar mengikuti Allah sesuai waktu yang ditetapkan.
Tanggal 8 Dzulhijjah ke Mina, tanggal 9 wukuf di Arafah, malamnya mabit di Musdalifah, selanjutnya 3 hari melontar jumrah dan mabit di Mina.
Untuk wukuf harus di Arafah. Ada satu masjid di Arafah namanya masjid Namirah, separuh masuk wilayah Arafah, separuh lagi bukan Arafah. Maka di waktu wukuf, jamaah haji harus berada di wilayah Arafah.

Bila dibandingkan dengan shalat, shalat boleh dilakukan di mana saja, asalkan ketika shalat tidak bergerak ke mana-mana (kecuali dalam kondisi khusus perjalanan).
Haji ditentukan tempatnya, sehingga diperlukan biaya. Bila ingin haji, harus berkorban, karena tidak ada cinta tanpa pengorbanan.
Haji adalah pengorbanan harta, pikiran, waktu dan perasaan.

Ada beberapa godaan saat wukuf di Arafah. Setelah makan siang sebenarnya wukuf belum selesai. Sebaiknya kembali ke tenda dan meneruskan berdoa lagi. Jangan sampai kehabisan doa, jangan sampai bosan berdoa, karena Allah juga tidak bosan mendengar doa. Buku doa sebetulnya tidak wajib dibaca. Saat wukuf hindarkan menghabiskan waktu dengan narsis dan selfie.

Saat sa’i jangan berdzikir dengan bernyanyi, berdzikirlah dengan khusyu.

Untuk thawaf sebetulnya tidak ada doa wajib. Salah satu yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Putaran pertama : bertasbih dilanjutkan dengan doa untuk diri sendiri, karena kita banyak dosa, berdoalah seperti curhat kepada Allah, bermuhasabah atas segala yang sudah kita lakukan.
Putaran kedua : berdoa untuk istri, suami, dan anak.
Putaran ketiga : berdoa untuk ayah ibu.
Putaran keempat : berdoa untuk kakek, nenek, buyut, yang sudah membesarkan ayah, ibu, dan kakek, nenek kita.
Putaran kelima : berdoa untuk umat Islam, agar disatukan, tidak terpecah belah, bersatu dan berdaya.
Di putaran kelima ini bacakan juga doa titipan teman-teman. Doakan juga teman-teman walaupun tidak menitipkan doa. Karena nanti di akhirat yang akan ditanya seseorang pertama kali adalah di mana teman-teman yang dulu di dunia bersama.
Putaran keenam : berdoa untuk Indonesia agar dihadirkan pemimpin yang baik dan berkah, membawa keberkahan dan ketenangan bagi masyarakt.
Seperti peribahasa Madura, “Nak, ambillah bintang, kalaupun tak sampai, sejatuh-jatuhnya sampai di bulan.”


Putaran ketujuh : kembali berdoa untuk diri sendiri.

Thawaf cukup di dalam lingkungan Masjidil Haram, tidak perlu melebar sampai ke mal-mal di luar Masjidil Haram.

Sunnah selama di Makkah adalah memperbanyak thawaf. Kita bisa meniatkan thawaf untuk orang tua. Minimal sehari 6 kali thawaf.

Kedua, Haji dan Membangun Etos Kerja

Dalam bahasa Arab, etos kerja dapat disebut sebagai tahqiqul ijtihad.
Etos kerja dapat dilakukan bila ada target yang jelas, dan target tersebut diturunkan sampai tingkat yang dapat dilaksanakan.

Dalam ibadah haji, dianjurkan untuk memiliki target sampingan, seperti khatam Al Qur’an 1 kali, atau 2 kali, atau bahkan 3 kali.


Selama di Makkah perbanyak thawab, sempatkan i’tikaf dari dzuhur sampai isya.
Banyak jamaah yang sebelum haji melakukan umrah berkali-kali sampai kelelahan dan sakit ketika haji. Padahal hal ini tidak harus dilakukan.

3. Kaitan Haji dengan Produktivitas

Dalam bahasa Arab disebut sebagai tahqiqul ajrul azhim, menggapai ganjaran besar.

Ada dua jenis Karyawan :
1.      Pasif, yang menunggu perintah, yang biasanya tidak bisa dibanggakan.
2.      Produktif, berpikir bagaimana membesarkan perusahaan.

Dalam mentaati Allah, juga ada dua jenis manusia :
1.      Pasif, menunggu diperintah, dan melakukan dengan malas.
2.      Produktif, merasa dikontrol Allah.

Dalam Haji manusia merasa dikontrol oleh Allah. Haji adalah ibadah berpindah dari tempat ke tempat. Dari rumah ke bandara, miqat berganti pakaian, ke Makkah, thawaf 2 rakaat, sai, tahallul. Tanggal 8 berganti pakaian, ke Mina tunggu wukuf, shalat qashar tepat waktu. Tanggal 10 subuh ke Arafah, wukuf, shalat zhuhur, shalat maghrib. Matahari terbenam ke Musdalifah mabit tidur sampai subuh. Kembali ke Mina untuk jumrah aqabah. Sebaiknya tidak ke Makkah, karena bila macet bisa jadi tidak ke Mina. Tanggal 11 di Mina, tanggal 12 melempar jumrah.


Jumrah itu bukan syaitan, batu kecil dilemparkan dengan mengucapkan Bismillahi Allahu Akbar, sambil di dalam hati tanamkan permusuhan abadi dengan syaitan. 

No comments: