Salah satu hadis yang menurut saya penting adalah hadis berikut :
"Barangsiapa yang berada dalam perdebatan, dan mempunyai kesempatan untuk memenangkan perdebatan itu tetapi dia meninggalkannya, maka sesungguhnya dia adalah orang yang beruntung".
Kita seringkali sulit untuk menerima kekalahan dalam suatu pertikaian. Apa lagi jika kita merasa berada pada posisi yang benar.
Ada juga sih yang sebenarnya sudah salah, tapi juga tidak mau mengaku. Yang ini kebangetan sebenarnya. Tapi ini juga sering terjadi.
Bagaimana sih sebenarnya benar dan salah itu?
Karena masing-masing orang memiliki serangkaian fakta dan persepsi yang berbeda, maka memang seringkali benar salah jadi berbeda menurut setiap orang.
Justru dari situlah pertikaian biasanya terjadi. Satu pihak merasa bahwa dia benar dan yang lain salah. Juga sebaliknya.
Butuh kekuatan yang sangat besar untuk bisa mencoba menerima, mengakui, merelakan, bahwa yang kita anggap salah itu menjadi benar. Bahwa kita yang salah, dan dia yang benar. Berubah dari sebelumnya bahwa dia yang salah dan kita yang benar.
Namun kalau itu sudah kita lakukan, maka dampaknya sungguh luar biasa.
Bukan sekedar selesainya persoalan dan menangnya pihak lain, tapi beban dalam hati seperti diangkat secara serta-merta.
Hal ini tentu berlaku dalam hal benar salah yang bersifat relatif, dalam hukum-hukum yang dibuat manusia, dalam kesepakatan-kesepakatan dan hubungan manusia sehari-hari.
Apakah dengan mengalah itu kita menjadi orang yang tertindas? Tidak punya kekuasaan? Terperdaya? Mungkin juga.
Tapi toh bukan itu juga yang kita cari dalam hidup. Yang kita cari adalah memberikan manfaat kepada sebanyak mungkin pihak. Jika mengalah memberi manfaat, tidak ada salahnya untuk dicoba.
Mungkin seperti kalah, tapi hakikatnya kita menang. Paling tidak atas diri kita sendiri.
No comments:
Post a Comment