Salah satu contoh gubernur di masa Umar adalah Said bin
Amir, yang sangat sederhana. Awalnya beliau tidak bersedia menjadi gubernur,
namun akhirnya bersedia menjadi gubernur di Hama’, Syria.
Secara periodik, Umar mengunjungi wilayah penaklukan,
mengumpulkan seluruh rakyat beserta gubernur yang memimpinnya, dan bertanya
kepada rakyat tentang kepemimpinan gubernur tersebut, apakah ada keluhan dari
rakyatnya.
Untuk Said bin Amir, ada 4 keluhan dari rakyatnya yaitu :
beliau setiap hari baru keluar di siang hari, tidak dapat ditemui di malam
hari, di hari jumat baru keluar sangat siang, dan sering ketika berbicara
beliau menangis.
Said bin Amir pun menjelaskan bahwa beliau setiap hari
keluar di siang hari, karena beliau tidak memiliki pembantu sehingga harus
membantu istrinya mengerjakan pekerjaan rumah serta mengadon roti. Di malam
hari ia tak dapat ditemui, karena siang hari untuk rakyatnya, malam hari untuk
Allah. Di hari Jum’at ia keluar sangat siang, karena baju beliau sangat
terbatas, yang dicuci di hari itu, dan harus ditunggu hingga kering, baru dapat
dipakai kembali. Dan beliau sering menangis karena teringat dengan ancaman
Allah.
Umar pun hidup sangat sederhana, sehingga sulit membedakan
Umar dengan rakyatnya. Suatu hari sekelompok pasukan mencari Umar, membayangkan
Umar yang telah menaklukkan wilayah yang demikian luas memiliki singgasana yang
luar biasa. Ternyata Umar saat itu sedang tertidur di luar mesjid, di bawah
sebuah pohon, seperti rakyat biasa.
Umar wafat dibunuh oleh Fairuz Abu Lu’lu’, seorang Persia
yang mendendam pada Umar karena penaklukannya. Umar sakit selama 3 hari, dan
menjelang wafat beliau bertanya siapa yang membunuhnya. Ketika disampaikan
bahwa yang membunuhnya adalah budak dari Mughirah bin Sub’ah, yaitu Fairuz Abu
Lu’lu’, beliau merasa tenang karena dibunuh oleh orang yang belum pernah sujud
sekalipun, sehingga di depan Allah nanti tidak berhadapan dengan orang bukan
kafir.
Umar memang pernah berdoa kepada Allah, “Tulangku mulai
lemah, badanku semakin kurus, berikan aku rezeki syahid di negeri nabiku.” Dan
beliau pun wafat syahid. Sebagaimana pernah dikisahkan ketika Rasulullah berada
di atas Gunung Uhud bersama sahabat dan Gunung Uhud bergetar, Rasulullah
bersabda, “Tenanglah engkau wahai Uhud, sesungguhnya di atasmu adalah seorang
nabi, seorang yang membenarkan, serta 2 orang syahid.” Pada saat itu Rasulullah
sedang bersama dengan Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khaththab, serta Utsman
bin Affan.
Tulisan lain yang berkaitan :
Tulisan lain yang berkaitan :
No comments:
Post a Comment