Wednesday, May 23, 2012

Kepemimpinan Umar Bin Khaththab – Kesederhanaan dan Wafatnya Umar


Salah satu contoh gubernur di masa Umar adalah Said bin Amir, yang sangat sederhana. Awalnya beliau tidak bersedia menjadi gubernur, namun akhirnya bersedia menjadi gubernur di Hama’, Syria.

Secara periodik, Umar mengunjungi wilayah penaklukan, mengumpulkan seluruh rakyat beserta gubernur yang memimpinnya, dan bertanya kepada rakyat tentang kepemimpinan gubernur tersebut, apakah ada keluhan dari rakyatnya.

Untuk Said bin Amir, ada 4 keluhan dari rakyatnya yaitu : beliau setiap hari baru keluar di siang hari, tidak dapat ditemui di malam hari, di hari jumat baru keluar sangat siang, dan sering ketika berbicara beliau menangis.

Said bin Amir pun menjelaskan bahwa beliau setiap hari keluar di siang hari, karena beliau tidak memiliki pembantu sehingga harus membantu istrinya mengerjakan pekerjaan rumah serta mengadon roti. Di malam hari ia tak dapat ditemui, karena siang hari untuk rakyatnya, malam hari untuk Allah. Di hari Jum’at ia keluar sangat siang, karena baju beliau sangat terbatas, yang dicuci di hari itu, dan harus ditunggu hingga kering, baru dapat dipakai kembali. Dan beliau sering menangis karena teringat dengan ancaman Allah.

Umar pun hidup sangat sederhana, sehingga sulit membedakan Umar dengan rakyatnya. Suatu hari sekelompok pasukan mencari Umar, membayangkan Umar yang telah menaklukkan wilayah yang demikian luas memiliki singgasana yang luar biasa. Ternyata Umar saat itu sedang tertidur di luar mesjid, di bawah sebuah pohon, seperti rakyat biasa.


Umar wafat dibunuh oleh Fairuz Abu Lu’lu’, seorang Persia yang mendendam pada Umar karena penaklukannya. Umar sakit selama 3 hari, dan menjelang wafat beliau bertanya siapa yang membunuhnya. Ketika disampaikan bahwa yang membunuhnya adalah budak dari Mughirah bin Sub’ah, yaitu Fairuz Abu Lu’lu’, beliau merasa tenang karena dibunuh oleh orang yang belum pernah sujud sekalipun, sehingga di depan Allah nanti tidak berhadapan dengan orang bukan kafir.

Umar memang pernah berdoa kepada Allah, “Tulangku mulai lemah, badanku semakin kurus, berikan aku rezeki syahid di negeri nabiku.” Dan beliau pun wafat syahid. Sebagaimana pernah dikisahkan ketika Rasulullah berada di atas Gunung Uhud bersama sahabat dan Gunung Uhud bergetar, Rasulullah bersabda, “Tenanglah engkau wahai Uhud, sesungguhnya di atasmu adalah seorang nabi, seorang yang membenarkan, serta 2 orang syahid.” Pada saat itu Rasulullah sedang bersama dengan Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khaththab, serta Utsman bin Affan.

Tulisan lain yang berkaitan :

No comments: