Ceramah
dzuhur disampaikan oleh Ustadz Abdul Muhit
Ceramah
ini tentang sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah mewasiatkan
3 hal kepada Abu Hurairah :
“Rasulullah
SAW mewasiatkan kepadaku 3 perkara: puasa 3 hari setiap bulan, 2 rakaat shalat
dhuha, & shalat witir sebelum tidur” (HR. Bukhari Muslim)
Abu Hurairah memiliki nama asli Abdurrahman bin Sakhr, yang masuk Islam pada perang Khaibar. Setelah masuk Islam, beliau senantiasa menyertai Rasulullah. Beliau juga didoakan oleh Rasulullah. Beliau meriwayatkan hadits paling banyak yaitu 5300 hadits. Beliau wafat pada tahun 57H di Madinah.
Abu Hurairah memiliki nama asli Abdurrahman bin Sakhr, yang masuk Islam pada perang Khaibar. Setelah masuk Islam, beliau senantiasa menyertai Rasulullah. Beliau juga didoakan oleh Rasulullah. Beliau meriwayatkan hadits paling banyak yaitu 5300 hadits. Beliau wafat pada tahun 57H di Madinah.
Hadits diawali dengan perkataan Abu Hurairah, “berkata kekasihku”, yang dimaksud adalah Rasulullah.
Di
hadits lain, Rasulullah pernah berkata bahwa “bila aku memiliki kekasih,
kekasihku adalah …(maaf tidak berhasil dicatat, kurang jelas terdengar)”.
Hal
ini tidak bertentangan, karena yang dimaksud Rasulullah pada hadits tersebut
adalah anggapan Rasulullah tentang siapa yang menjadi kekasihnya, sedangkan
pada perkataan Abu Hurairah, adalah anggapan Abu Hurairah bahwa Rasulullah
adalah kekasihnya.
Wasiat pertama adalah shaum 3 hari setiap bulan.
Wasiat pertama adalah shaum 3 hari setiap bulan.
Apakah
harus ayyamul bidh (shaum pada tanggal 13, 14, 15 setiap bulan hijriyah), atau
boleh tanggal lain?
Boleh melaksanakan di awal, di pertengahan, atau di akhir bulan hijriyah. Pelaksanaannya boleh berurutan ataupun tidak. Namun yang utama adalah ayyamul bidh.
Mana yang lebih utama shaum Senin Kamis atau 3 hari tiap bulan? Dari sisi jumlah, maka lebih baik shaum Senin Kamis, karena ada 8 hari dalam sebulan.
Wasiat kedua adalah shalat dhuha.
Boleh melaksanakan di awal, di pertengahan, atau di akhir bulan hijriyah. Pelaksanaannya boleh berurutan ataupun tidak. Namun yang utama adalah ayyamul bidh.
Mana yang lebih utama shaum Senin Kamis atau 3 hari tiap bulan? Dari sisi jumlah, maka lebih baik shaum Senin Kamis, karena ada 8 hari dalam sebulan.
Wasiat kedua adalah shalat dhuha.
Minimal
2 rakaat, maksimal 8 atau tidak terbatas.
Satu
hadits mengatakah bahwa setelah fathu makkah (penaklukan kota Makkah), seorang
sahabat melihat Rasulullah mandi, dan selesai mandi beliau shalat 8 rakaat,
yaitu shalat Dhuha (hadits dari Ummu Hani (mudah-mudahan tidak salah dengar)).
Hadits lain mengatakan, Aisyah RA melihat Rasululah shalat dhuha 4 rakaat dan kemudian menambahkan dengan jumlah yang masya Allah (sangat banyak) (HR Muslim).
Shalat dhuha disunnahkan untuk dikerjakan setiap hari.
Hadits lain mengatakan, Aisyah RA melihat Rasululah shalat dhuha 4 rakaat dan kemudian menambahkan dengan jumlah yang masya Allah (sangat banyak) (HR Muslim).
Shalat dhuha disunnahkan untuk dikerjakan setiap hari.
Dari
Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Pada setiap
persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih
(membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah)
adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap
takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma’ruf adalah sedekah,
nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (shalat) dua
rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha.” (HR. Muslim, no. 1181)
Shalat dhuha sudah dapat dilakukan 15 menit setelah matahari terbit.
Namun,
disarankan sebagaimana pada hadits yaitu :
”Shalat para Awwabin adalah ketika anak onta mulai
kepanasan.” (HR.
Muslim 748).
Maka ini adalah sekitar jam 9 atau 10 pagi.
Maka ini adalah sekitar jam 9 atau 10 pagi.
Sehingga
bila sedang tidak ada pekerjaan atau tugas di kantor, maka upayakan untuk
mengakhirkan shalat dhuha sampai jam 9 atau 10 pagi.
Namun
jika ada tugas di jam tersebut, karena secara fiqih prioritas, tugas yang
merupakan kewajiban harus didahulukan dibandingkan dengan dhuha yang bersifat
sunnah, maka boleh mengerjakan shalat dhuha di waktu yang lebih awal.
Wasiat ketiga adalah shalat witir sebelum tidur.
Rasulullah senantiasa melakukan shalat witir walaupun sedang safar (dalam perjalanan).
Bila
ada kemungkinan tidak bisa bangun di akhir malam, maka lakukan shalat witir
sebelum tidur.
Dalam
hadits disebutkan bila khawatir tidak dapat bangun di akhir malam, hendaklah
shalat witir di awal malam. Bila yakin dapat bangun di akhir malam, maka shalatlah
witir di akhir malam. Sesungguhnya shalat di akhir malam masyhudah, atau
disaksikan malaikat yang bergantian turun memberikan kebaikan.
Rasulullah
menjadikan witir penutup shalat malam.
Bila
sebelum tidur sudah melakukan shalat witir, maka sesudah shalat malam tidak
perlu mengulang shalat witir.
Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah pernah melaksanakan witir di seluruh waktu, di awal malam, di pertengahan malam, dan di akhir malam.
Hendaklah
witir dilaksanakan dalam keluarga.
Dalam
sebuah hadits dari Aisyah dikisahkan Rasullah shalat di malam hari, dengan
Aisyah tidur membujur di depan Rasulullah. Ketika tinggal shalat witir,
Rasulullah membangunkan Aisyah dan berkata, “Bangunlah dan laksanakan witir.”
Lalu Aisyah melaksanakan shalat witir.
Bagi
mereka yang membiasakan shalat di masjid, hendaklah melakukan shalat sunnah di
rumah, misalnya shalat rawatib, dan shalat sunnah lainnya.
Hadits
nya menyatakan, “Shollu ayyuhannas fii buyuutikum”, Wahai manusia, shalatlah
kalian di rumah-rumah kalian. Maka ini berlaku bagi laki-laki maupun perempuan.
Janganlah
menjadikan rumah sebagai kuburan, yaitu tidak pernah didirikan shalat. Dan agar
di rumah dijadikan kebaikan.
Shalat
hendaknya berpindah tempat. Amr bin Atho’ pernah shalat sunnah setelah shalat
Jum’at di masjid. Muawiyah lalu memanggil dan meminta agar hal tersebut jangan
diulangi lagi, dan hendaklah bila selesai shalat Jum’at lalu keluar dan shalat
sunnah di rumah.
No comments:
Post a Comment