Friday, August 10, 2012

21 Ramadhan : Ramadhan dari Tinjauan Bioenergi


Kajian muslimah kali ini disampaikan oleh dr. Aisyah Dahlan, Koordinator Anti Narkoba di RS Polri (mudah-mudahan ngga salah :-) ).

Mendidik anak di masa sekarang, tidak sama dengan dulu. Sekarang lebih efektif jika orang tua penuh senyum kepada anak. Mata melotot harus dikurangi.

Anak yang terjerumus kepada narkoba sering melihat orang tuanya melotot, ketika memerintahkan untuk shalat, mengajak untuk sahur. Maka mereka menjadi paranoid dengan ibadah, karena terbayang situasi tersebut.

Perbanyak senyum untuk anak, perbanyak pelukan dan belaian. Ketika kita tersenyum, akan menghasilkan narkotika alami. Ketika kita tersenyum kepada anak, anak akan ikut tersenyum. Ketika anak tersenyum, akan dihasilkan narkotika alami. Narkotika alami tidak akan cocok dengan narkotika dari luar.

Shiyam menahan diri makan, minum, dan berhubungan suami istri.
Shaum ditambah dengan menahan diri dari bicara, melihat, pikiran yang merusak nilai puasa.

Dalam hadits dikatakan bahwa barangsiapa yang berpuasa 1 hari di jalan Allah, Allah menjauhkan jahannam dari dirinya sejauh perjalanan 1 tahun.

Ketika kita meniatkan sesuatu, pesan akan berjalan di dalam tubuh. Ketika kita kesal atau sedih, pesan akan berjalan dalam tubuh, dan badan kita menjadi lunglai. Ketika kita berada dalam kondisi hampir sakit, lalu kita berprasangka akan sakit, maka kita akan benar-benar sakit. Namun jika dalam kondisi sudah sakit, kita tetap bersemangat akan sehat, bersemangat, kita akan merasa sehat.

Itulah kekuatan niat, akan bekerja dalam tubuh.

Ditambah dengan visualisasi, yaitu kita membayangkan sudah melakukan dan sudah berhasil.

Ketika kita mengucapkan apa yang kita niatkan, itu adalah aktivitas otak kiri, yang akan menggerakan tubuh sebelah kanan.
Ketika kita visualisasikan apa yang kita niatkan, itu adalah aktivitas otak kanan, yang akan menggerakkan tubuh sebelah kiri.
Maka semua anggota tubuh akan bergerak.

Kemudian pesan akan melewati jantung, ada pacemaker yang mengulang pesan tersebut sampai 5000 kali. Kalau kita tidak bisa membayangkan, lihat fotonya. Tidak perlu memikirkan bagaimana cara bisa mewujudkannya. Katakan, “Bismillahirrahmanirrahim, dengan izinmu, aku ingin (sebutkan keinginan kita, dan bayangkan).”

Pada tubuh manusia, ada badan seluler (yang terdiri atas banyak sel) yang bersifat kasar serta bioplasmik, yaitu cahaya. Setiap detik panjang cahaya yang terpancar berubah-ubah. Ada yang bisa melihat cahaya tersebut, ada yang bisa melihatnya dengan alat. Ada cahaya yang terpanjang, yaitu gelombang spiritual.

Gelombang spiritual akan terpancar ketika kita berdoa, berniat, berprasangka, dan bershalawat.

Ketika kita bershalawat, cahaya kita berjumpa dengan nur Rasulullah. Jika kita bershalawat subuh dan sore hari, akan dikenal oleh Rasulullah dan mendapatkan syafaat. Didoakan oleh Rasulullah agar selamat di shirath.

Cahaya terpanjang adalah doa, kemudian niat, kemudian prasangka. Shalawat sama panjang dengan doa.

Dalam sehari, seseorang biasanya 60 ribu kali berprasangka. Berapa kali berdoa? Dan 70% prasangka adalah prasangka buruk. Misalnya ketika tiba jam makan siang, kita berprasangka bahwa anak akan sulit makan. Ketika hari mendung kita berprasangka bahwa akan terjadi hujan. Padahal semua itu belum terjadi, tetapi akhirnya menjadi terjadi.

Dalam bulan Ramadhan, cahaya semakin panjang dan cepat. Bahan bakarnya adalah karbohidrat pada mitokondria dan air sebagai pembangkit listrik. Untuk mencukupi kebutuhan air, hitung dari berat badan dibagi 30, itu adalah jumlah liter air yang dibutuhkan dalam sehari.

Bahan-bahan makanan akan diubah menjadi energi gerak, cahaya, dan energi yang disimpan (untuk digunakan di saat genting, misalnya lari kencang di luar kebiasaan ketika menghindar dari kejaran anjing).

Cahaya keluar dari pori energi yang berada di bawah kulit atau cakra.

Puasa diawali dengan sahur untuk menyiapkan bahan bakar. Kemudian makanan diproses, dan cahaya terus dikeluarkan hingga menjelang maghrib, dengan kondisi terpanjang ketika menjelang buka puasa. Itulah sebabnya kita diperintahkan untuk berdoa menjelang berbuka puasa.

Ketika kita sedang tidak berpuasa. Kita sering makan, misalnya setiap 2 jam, dan ketika itu makanan diproses, cahaya akan terhenti.

Cahaya memiliki sifat magnet, yaitu akan menarik peristiwa, kejadian, dan orang yang sejenis dengan yang kita ucapkan dan rasakan.

Maka jika kita memiliki perasaan negatif, seperti marah atau sedih, segera hilangkan dengan menarik nafas dan beristighfar. Setting ulang perasaan kita. Istighfar akan menggugurkan pancaran cahaya ke bawah, ke tanah, sehingga cahaya tidak terpancar. Inilah yang sekarang sering disebut dengan law of attraction, yang merupakan sunatullah.

Di bulan Ramadhan, kita memperbanyak amal kebaikan, dengan memperbanyak sedekah. Ketika bersedekah cahaya akan memanjang, seperti sinyal yang terbuka untuk menerima pesan. Maka ketika itu kita bisa berdoa.

Berdoa sebaiknya mengangkat tangan, agar cahaya yang dipancarkan lebih panjang, karena keluar dari jari-jari.

Shalat juga memanjangkan cahaya. Shalat adalah cahaya. Karena itu setelah shalat, jangan menggerutu, jangan berkeluh kesah, menyesali diri, jangan membicarakan orang lain.

Di dalam bulan Ramadhan, kita memperbanyak shalat sunnah, ditambah juga dengan tarawih, dan dhuha, maka akan memperpanjang cahaya. Jika berjamaah, maka akan bertambah panjang lagi.
Orang haid tidak boleh shalat dan shaum karena akibat perubahan hormon ketika haid, perempuan tidak stabil emosi dan perasaannya. Perasaan tersebut dapat menjadi semakin intensif jika melakukan shalat dan shaum. Sedekah dibolehkan, karena ketika bersedekah, orang sempat untuk melakukan setting perasaan agar positif.

Doa adalah senjata bagi mu'min. Semua sarana ibadah yang Allah tetapkan akan memperkuat dan memperpanjang cahaya. Yang harus diingat dalam doa adalah dapat dikabulkan segera, ditunda, diganti, bahkan diberikan di akhirat.

Tidak ada kebetulan. Yang ada adalah “betul”. Kalau kita meyakini kebetulan, kita jadi tidak percaya dengan ketetapan Allah, doa adalah memohon kepada Allah dan sesuai dengan hukum Allah, akan dapat terwujud.

Cahaya dapat diarahkan untuk apa, dan untuk siapa. Al Fatihah adalah pembuka lapisan bio energi dari orang yang kita doakan.

Semua benda memiliki cahaya, sehingga benda pun bisa kita tarik.

Adz Dzariyat 23 : Maka demi Tuhan langit dan bumi, sungguh apa yang dijanjikan itu pasti terjadi seperti apa yang kamu ucapkan.

Disebutkan “Tuhan langit dan bumi”, maka hukum ini berlaku untuk semua makhluk, termasuk muslim maupun non muslim. Hanya bedanya kita punya tools yang tidak dimiliki non muslim. Non muslim bisa puasa, bisa sedekah, tetapi satu yang mereka tidak miliki yaitu shalat, yang hanya dimiliki oleh muslim.

Perempuan yang sedang hamil cahayanya menjadi lebih panjang karena bersama dengan cahaya dari janin. Manusia mulai bercahaya sejak dalam kondisi sebagai sel telur dan zigot. Karena itu ibu hamil disarankan untuk tidak bicara buruk.

Ibu dan anak gelombangnya mirip. Karena itu jika saling mendoakan, maka sangat efektif. Dengan ayah, ada sedikit perbedaan, sehingga ada “kresek-kresek” (kalau dianalogikan dengan radio). Maka ibu harus hati-hati jika marah.

Ketika kita meminta doa ibu, lalu ibu mendoakan, maka cahaya dari ibu akan mendorong cahaya kita, dan memudahkan tersampaikannya doa kita. Belajar dari orang Cina, mereka sangat menghormati ibu, yang selalu dibawa ke mana pun pergi.

Walaupun kita tidak melihat anak kita, doakan. Juga suami kita.

Al Qur'an akan mengisi pesan yang kita bacakan. Al Qur’an setiap hurufnya dijaga oleh malaikat, dan malaikan adalah cahaya. Al Qur’an menjadi afirmasi.

Di alam barzakh kita akan didudukkan. Amal akan mengelilingi kita. Shalat di kaki kita, shaum di kepala kita, infaq di samping (lupa kiri atau kanan :-) ). Al Qur’an berada di antara mayit dan malaikat dan mengatakan bahwa mayit ini sahabat dan teman dekatku dan aku tak berpisah dengannya. Maka sesudah pertanyaan dari malaikat tidak akan ada kesusahan dan kesedihan.

No comments: