Friday, December 2, 2011

Sabar

Ceramah Dzuhur kali ini diisi oleh Ust. M. Muhit Murtadha. Mohon maaf saya tidak datang dari awal, mudah-mudahan bermanfaat.

Dalam hal kesabaran dan ketakwaan, maka manusia dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok.

Pertama adalah mereka yang sabar dan juga bertakwa, yaitu mereka yang ahli ibadah, dan juga kuat dan mampu untuk bersabar ketika ditimpa musibah.
Kedua adalah mereka yang bertakwa tetapi tidak bersabar, yaitu mereka yang ahli ibadah, namun tidak kuat dan tidak mampu untuk bersabar dalam musibah.
Ketiga adalah mereka yang memiliki kesabaran tetapi tidak bertakwa, yaitu orang-orang yang memiliki perilaku kurang baik, tetapi konsisten dalam ketidakbaikan tersebut.
Keempat yang terburuk adalah mereka yang tidak memiliki ketakwaan, juga tidak memiliki kesabaran.

Ada beberapa adab dalam bersabar :

Pertama, bersabar dilakukan di awal peristiwa itu terjadi.
Dikisahkan ada seorang wanita yang putranya meninggal dunia, dan wanita ini sangat bersedih, menangis tersedu-sedu di makam putranya itu. Rasulullah melewati wanita tersebut dan mengingatkan agar ia bertakwa dan bersabar. Wanita ini tanpa menoleh mengusir Rasulullah. Maka Rasulullah pun berlalu. Lalu seseorang yang melihat kejadian tersebut menyampaikan kepada wanita itu bahwa tadi yang menegur adalah Rasulullah. Wanita itu pun mendatangi Rasulullah. Rasulullah pun menjelaskan bahwa kesabaran itu pada pukulan pertama.

Kedua, mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi roji’un waktu ada musibah dan membaca doa, memohon agar diberikan pahala dalam musibah dan diberikan ganti yang lebih baik.

Ketiga, berusaha menenangkan menahan fisik dan lisan. Yaitu menahan untuk tidak memukul, membanting, merusak, serta menahan lisan agar tidak mengucapkan kata-kata yang tidak baik.

Salah satu bentuk kesabaran adalah berusaha untuk tidak menunjukkan bekas musibah.

Seperti pada kisah Ummu Sulaim, ketika anaknya meninggal dunia pada saat suaminya, Abu Thalhah sedang tidak ada di rumah. Ketika suaminya tiba di rumah dan menanyakan kabar anaknya yang memang sedang sakit, Ummu Sulaim menjawab, “Anak kita lebih tenang dari sebelumnya.” Lalu Ummu Sulaim pun melayani suaminya, menyiapkan makan, dan melakukan hubungan suami istri. Ketika kondisi sudah tenang, barulah Ummu Sulaim menyampaikan bahwa putra mereka telah meninggal.

Abu Thalhah pun marah dan melaporkan istrinya itu kepada Rasulullah. Rasulullah pun bertanya, apakah semalam Abu Thalhah berhubungan suami istri, Abu Thalhah mengiyakan, dan Rasulullah mendoakan agar hubungan itu diberkahi. Beberapa waktu kemudian ternyata Ummu Sulaim mengandung dan lahir seorang anak yang dinamai Abdullah yang kemudian memiliki banyak keturunan yang hafal Al Qu’ran.

Ada seorang sahabat juga yang tidak menunjukkan kesedihan ketika terjadi musibah, dan ketika sahabat lain bertanya tentang hal itu, ia menjawab, “Mengapa harus berlarut-larut dalam kesedihan, bukankah Allah menjanjikan 3 hal bagi mereka yang mengalami musibah lalu mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun, yaitu shalawat dari Allah, rahmat, serta termasuk dalam orang yang mendapatkan petunjuk."

Salah satu tanda seseorang mengagungkan Allah adalah ketika tidak merasa perlu mengadukan musibah kepada siapapun. Karena salah satu harta simpanan kebaikan adalah ketika dapat menyembunyikan rasa duka. Dan justru gembira ketika ada musibah, karena di sana ada pahala yang besar.

No comments: