Pengajian kali ini disampaikan oleh Ustadzah Siti Masitoh dengan topik Muslimah yang Produktif dan Bahagia.
Ceramah diawali dengan kisah hijrah yang sudah cukup sering kita dengar yaitu kisah seorang pembunuh yang telah membunuh 99 orang. Bisa dibaca di sini.
Hijrah dapat dilakukan secara fisik, yaitu berpindah tempat, dan dapat juga dilakukan secara non fisik, berupa perubahan menuju perilaku yang lebih baik.
Muslimah yang bahagia dan produktif memiliki 8 karakter sebagai berikut :
Pertama, salimul aqidah, yaitu akidah yang bersih.
Akidah seorang muslimah harus benar-benar murni, dengan sebenar-benar tauhid, bersih dari segala jenis kemusyrikan. Tidak ada lagi kepercayaan pada ramalan bintang, tidak ada lagi kepercayaan pada orang yang dianggap memiliki indra keenam.
Kedua, shahihul ibadah, yaitu ibadah yang shahih.
Segala ibadah harus dilakukan berdasarkan Al Qur'an dan hadits, berdasarkan yang dicontohkan Rasulullah. Jika kita melakukan yang tidak dicontohkan, maka akan tertolak.
Ketiga, matinul khuluq, yaitu akhlak yang utuh dan kokoh.
Dengan akhlak yang mencontoh kepada Rasulullah, yang digambarkan seperti Al Qur'an berjalan. Terasa mustahil untuk diikuti? Yang penting kita memulai mengikuti sesuai kemampuan kita, sedikit demi sedikit berusaha untuk mencontoh Rasulullah dengan sunnah-sunnahnya. Walaupun merupakan sunnah, yang tidak diwajibkan, dan tidak berdosa jika ditinggalkan, tetapi di dalamnya justru ada keutamaan.
Misalnya, makan dengan tangan kanan, karena Rasulullah menyatakan bahwa setan makan minum tangan kiri. Atau shalat malam, yang Rasulullah lakukan sampai kakinya bengkak, padahal Allah sudah mengampuni seluruh dosa yang telah lalu dan akan datang, namun hal itu adalah bentuk "mensyukuri nikmat yang Allah berikan", demikian sabda Rasulullah.
Keempat, qowiyyul jizm, yaitu jasmani yang kuat.
Muslimah harus memiliki jasmani yang kuat, karena muslimah memiliki banyak aktivitas, berkaitan dengan anak, suami, pekerjaan, juga ibadah kepada Allah. Maka waktu harus diatur dengan sangat baik. Gunakan waktu luang untuk hal yang bermanfaat, untuk menambah wawasan.
Kelima, mujahadatul linafsih, yaitu bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsu.
Keenam, qadirun alal kasbi, yaitu mandiri.
Dapat melakukan segala sesuatu tanpa bergantung kepada orang lain. Bagi muslimah yang punya penghasilan, maka dapat bebas menggunakan penghasilannya tersebut untuk berinfaq. Uang yang diberikan dari suami, harus dimintakan izinnya dahulu, kecuali jika sudah diperjanjikan di awal bahwa istri diperkenankan menggunakan uang tersebut sesuai keinginan istri.
Ketujuh, munuzomun fi suunihi, yaitu pandai mengurus segala urusan.
Dapat mengelola segala urusannya dengan baik. Jangan suka menunda pekerjaan, meskipun sepele. Karena jika sepele sepele dikumpulkan, akhirnya menjadi banyak pele :-)
Kedelapan, nafiun lighoirihi, yaitu bermanfaat bagi orang lain.
Yaitu berusaha memberi manfaat bagi orang lain. Orang lain akan senang jika dibantu, diberi uang, diberi pemikiran. Dapat dikatakan, percuma hidup jika tidak bermanfaat untuk orang lain. Paling tidak, kita bermanfaat untuk keluarga kita.
Pembahasan dilanjutkan dengan tanya jawab, salah satunya mengenai gangguan jin. Jika kita masih sering malas, banyak menunda berbuat kebaikan, ada kemungkinan pada diri kita banyak jin yang berdiam. Bisa dilakukan ruqyah untuk diri sendiri, atau ruqyah oleh orang lain.
Jika ada orang yang menurut kita perlu di-ruqyah, tetapi yang bersangkutan tidak mau (biasanya karena pengaruh dari jinnya tersebut), maka ruqyah bisa dilakukan dari jarak jauh, dengan menyebut nama orang tersebut.
Pada prinsipnya, bagaimana pun, jangan bersahabat dengan jin.
Untuk itu kita perlu terus melakukan tarbiyah dzatiyah, pelatihan diri, agar tidak dikuasai oleh jin yang ada pada diri kita.
No comments:
Post a Comment