Monday, December 19, 2011

Keserakahan dan Keeksklusifan

Pagi ini, dua hal ini terpikir oleh saya, dan rasanya dua hal ini menjadi akar segala permasalahan di dunia ini. Hehehe maaf kalau over lebay. Sudah over, lebay pula :-)

Keserakahan, membuat manusia mencari materi sebanyak-banyaknya. Hehe basic itu mah yah :-) Lanjutannya, perusahaan-perusahaan mencari untung sebesar-besarnya, agar dari tahun ke tahun terus meningkat.

Keputusan dijalankannya suatu industri bukan lagi pentingnya suatu benda bagi seseorang, bukan lagi manfaatnya benda bagi seseorang, apa lagi pemikiran ke arah akhirat. Benda diproduksi, dan harus dicari pembelinya, bagaimana pun caranya. Produksi dilakukan seagresif mungkin dengan biaya serendah mungkin, bagaimana pun caranya.

Akibatnya, diabaikanlah halal haram, dilupakanlah dampak pada lingkungan, dianggap tiadalah dampak pada kesehatan. Bagi konsumen, semakin buram batas antara benda yang benar-benar dibutuhkan dengan benda yang diinginkan, dengan benda yang sekedar “menunjang penampilan”.

Keeksklusifan, membuat orang memandang orang lain dengan cara mencari perbedaan. Pihak yang berbeda sedikit saja, tidak boleh bergabung dengan pihak “kita”. Selalu ada “kita” dan “mereka”. Selalu ada rasa bahwa “kita” lebih baik dari “mereka”.

Dari sini muncullah berbagai perpecahan, baik yang sekedar berbeda paham sehingga tidak mau diskusi bersama, bahkan sampai yang memicu pertentangan fisik.

Ketika keserakahan dan keeksklusifan bergabung, semakin tak tentu arahlah percaturan kehidupan. Pergerakan industri yang didasari keserakahan diwarnai pula oleh persaingan antar perusahaan, yang saling menjatuhkan. Di sisi konsumen, keserakahan dan keekskusifan membuat orang terus berbelanja untuk “menentukan kelasnya” bagi mereka yang ada di kelas menengah ke ataaaas. Atau mencari cara yang “semurah-murahnya tapi tetap bergengsi ” dengan barang bajakan bagi mereka yang di kelas menengah.

Saya kurang suka dengan model pembahasan yang mengkritik tanpa memberikan solusi.

Jadi apa solusinya?

Solusinya ada di al-Qashash ayat 77..

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi..."

Sebagaimana pernah saya copy paste di tulisan tentang nasihat terbalik dan dunia vs akhirat berikut.

Kapan-kapan saya coba elaborasi lagi yaa.. Sementara silakan direnungkan dulu.. :-)

No comments: