Tuesday, March 28, 2017

Ciri Orang Munafik

Dari Kajian Muslimah Mushalla Tarbiyah oleh Ustadzah Erika, hari Jumat, 24 Jumadil Akhir 1438, 23 Maret 2017.

Orang munafik di akhirat nanti akan berada di kerak neraka, lebih buruk daripada orang kafir yang berada di neraka jahannam selama-lamanya.

3 ciri orang munafik adalah :
1 bila berjanji, ia ingkar
2 bila berbicara, ia berbohong
3 bila diberi amanah, ia berkhianat

Salah satu ciri saja ada pada kita, maka kita harus berintrospeksi, kalau-kalau kita termasuk orang munafik.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sangat menghindari berbohong. Dalam suatu riwayat disampaikan bahwa suatu  waktu ada seorang muslim berlari melewati Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, yang sedang dikejar oleh orang kafir dan akan dibunuh. Setelah muslim itu berlalu, datanglah orang kafir yang mengejarnya dan bertanya apakah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melihat orang tadi. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam lalu mundur dua langkah dan menjawab, “Selama saya di sini, saya tidak melihat ada orang yang lewat.”

Beberapa prinsip yang digunakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam saat itu adalah, bahwa sesama muslim harus saling melindungi, waspada bila seorang non muslim berbicara karena belum tentu benar, serta tidak boleh berbohong.  

Bahkan bercanda pun tidak diperbolehkan untuk berbohong.

Bila kita berjanji, maka sedapat mungkin harus kita tepati, kecuali ada udzur syar’i yaitu halangan-halangan yang dapat dibenarkan secara syariah, seperti sakit atau jalan sangat macet.

Ketika kita melihat ciri-ciri orang munafik, hal itu tidak dimaksudkan agar kita bisa menunjuk orang lain sebagai orang munafik. Tetapi dengan kriteria-kriteria yang ada, kita bisa lebih hati-hati dengan teman-teman yang memiliki ciri orang munafik, dan bila sangat ekstrim, ada kemungkinan sebaiknya kita tinggalkan.

Selanjutnya ciri-ciri lebih detil tentang orang munafik ada pada Al Qur’an surat An Nisa ayat 138-146.

Pada ayat 138 dinyatakan bahwa “bassyir” yang artinya berikan kabar gembira, dalam hal ini bagi orang munafik, bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. Hal ini dapat dimaknai bahwa pada dasarnya tidak ada berita gembira bagi orang munafik.

Pada ayat 139 dijelaskan ciri pertama orang munafik, yaitu orang yang mengambil orang kafir sebagai “auliya” dan meninggalkan orang mukmin. Pembahasan makna auliya antara pemimpin, sahabat, dan teman setia adalah makna yang seluruhnya benar.

Hal ini mirip dengan perdebatan antara shalat subuh dengan doa qunut atau tanpa doa qunut, sampai menimbulkan permusuhan antara dua pihak yang berbeda itu, dan justru malah berteman dengan muslim yang tidak shalat subuh, misalnya.

Makna auliya pada dasarnya sama dengan yang selama ini digunakan dalam Bahasa Indonesia, yaitu wali, misalnya wali murid, yaitu orang yang bertanggung jawab, berkuasa, memimpin.

Pada ayat 140, dijelaskan bahwa bila kita mendengar ayat Allah diperolok-olok, maka sebaiknya kita tidak duduk bersama dengan kelompok orang tersebut. Karena kita akan sama dengan orang-orang tersebut, dan walaupun kita tidak ikut menyetujui, bila kita diam, maka kita dianggap setuju. Dan bahwa orang munafik dan orang kafir akan bersama-sama di neraka jahannam bersama syaitan dan iblis.

Ciri selanjutnya pada ayat 141, yaitu bahwa orang munafik akan menunggu peristiwa yang akan terjadi pada orang mukmin. Bila mukmin menang, mereka mengaku bersama orang mukmin, dan bila orang kafir yang menang, mereka mangaku bersama orang kafir. Allah berjanji bahwa Allah tidak akan memenangkan orang kafir di akhirat.

Ciri berikutnya pada ayat 142, yaitu bahwa orang munafik itu menipu Allah, shalat dengan malas, shalat ketika dilihat orang karena riya, dan sangat sedikit mengingat Allah.

Di ayat 143, orang munafik dalam keadaan ragu ikut golongan yang mana. Mereka tidak ke kanan, tidak juga ke kiri. Sementara Islam harus berpihak kepada yang haq. Mereka selalu dalam keadaan bingung memilih mana yang benar, walaupun tanda-tandanya sudah sangat jelas.

Isi ayat 138 diulang kembali pada ayat 144, bahwa orang munafik memilih orang kafir sebagai wali dan meninggalkan orang mukmin. Di ayat ini Allah menyatakan apakah mereka menginginkan untuk diazab Allah saat ini juga?

Di ayat 145 dijelaskan bahwa orang munafik ditempatkan pada tingkatan paling bawah dari neraka. Dan tidak ada penolong.

Di ayat 146, Allah memberikan peluang bagi orang munafik untuk bertaubat, namun dengan persyaratan yang cukup sulit, yaitu bertaubat dan mengadakan perbaikan dan istiqamah dan ikhlas.  Pada persyaratan ini digunakan kata “dan” yang menunjukkan bahwa semua syarat itu harus dipenuhi, barulah taubat seorang munafik bisa diterima.

Tidak cukup dengan hanya bertaubat atas dosa yang dilakukan, orang munafik harus melakukan perbaikan yaitu memperbaiki orang-orang yang pernah diajak melakukan hal-hal yang salah tadi. Selanjutnya, harus menjalankannya dengan istiqamah dan juga ikhlas, yang bagi mukmin pun merupakan hal yang tidak mudah.

Contoh penggunaan lain kata “dan” sebagai persyaratan adalah pada surat Al Ashr, yang menyatakan bahwa semua orang dalam keadaan merugi kecuali mereka yang beriman dan beramal soleh dan mengajak kepada kebenaran dan mengajak dengan kesabaran.

Muslim harus bersama, karena setan bersama dengan orang yang sendirian. Ciri-ciri mukmin adalah orang yang melakukan perbaikan (ishlah), dan istiqamah serta ikhlas.

Harus diyakini bahwa satu kebaikan, sedekah misalnya, akan diberikan balasan 10 kali lipat dari nilai nominal walaupun tidak sama persis (dalam bentuk uang tunai sebagaimana yang kita berikan), tapi bisa berupa dihindarkan dari musibah.

Ada seorang ulama yang berinfaq 100 dinar dan sangat yakin bahwa akan mendapatkan balasan sebesar 1000 dinar. Dan tepat saat itu utusan raja membagikan uang dari raja dalam kantung-kantung yang masing-masing berisi 100 dinar. Ulama ini sedang tidak ada di rumahnya ketika kantung untuknya disampaikan. Ketika ia tiba, dia melihat bahwa hanya ada 9 kantung untuknya, yaitu 900 dinar. Ulama ini lalu bertanya kepada sang utusan bahwa seharusnya ia mendapatkan 10 kantung, dan ketika diperiksa kembali memang ada 1 kantung yang terjatuh.


Tanya Jawab : 

Bila ada orang tua dengan pemahaman berbeda, apa yang harus dilakukan?

Kepada orang tua, bila ada perbedaan pemahaman, kita harus tetap menyampaikan kebenaran dengan kesabaran dan dengan cara yang baik.

Bagaimana dengan pendapat bahwa sistem demokrasi adalah bukan sistem Islam dan seharusnya ditinggalkan saja?

 Indonesia adalah negeri sekuler. Dan di dunia belum ada negara yang menjalankan hukum Islam 100%. Yang tertinggi saat ini adalah Sudan, sekitar 90%. Saudi sekitar 50%. Apa yang tidak bisa dibetulkan semua jangan ditinggalkan semua.

Keterlibatan Islam dalam politik sudah ada sejak masa Rasulullah shalallahu ‘alalihi wasallam yang ketika tiba di Madinah selain membangun masjin, beliau membuat Piagam Madinah yaitu perjanjian dengan kaum Yahudi, antara lain menentukan batas-batas wilayah tempat tinggal kaum Yahudi dan kaum muslimin.

Dalam perang Khandak atau perang Al Ahzab, yang artinya sekutu, dalam hal ini sekutu antara muslim dan Yahudi. Pada perang tersebut atas saran Salman Al Farisi, dibuat parit yang memblokade. Ketika muslim tidak menyerah walaupun persediaan makanan makin menipis, Allah turunkan angina puting beliung dan perang pun berakhir.

Dari contoh tersebut sangat jelas bahwa Allah melihat usaha kita, bukan hasil. Allah yang akan memainkan selanjutnya, semua terjadi atas izin Allah.

Bagaimana bila ada teman yang sudah mencoba untuk memperbaiki diri, tetapi masih kurang konsisten?

Sebaiknya tetap kita hargai. Mereka yang menggunakan hijab tapi masih “buka tutup”, sebetulnya jauh lebih baik daripada “buka terus”. Karena hidayah itu berproses.


Tapi penting untuk juga memastikan bahwa kita melakukan sesuatu bukan hanya karena ikut-ikutan. 

No comments: