Tuesday, March 28, 2017

Rukun Iman – Iman pada Hari Kiamat

Ceramah dzuhur dari Ustadz Hilman Rosyad di Masjid Tarbiyah, bulan Jumadil Awal dan Jumadil Akhir 1438, pekan terakhir. 

Prinsip iman pada hari kiamat ada 3 hal yaitu :

1 Bahwa kiamat pasti terjadi, maka kita tidak boleh meragukannya.
2 Bahwa kiamat adalah saat pertanggungjawaban atas apa yang kita perbuat di dunia
3 Bahwa hasil dari pertanggungjawaban tersebut adalah balasan surga atau neraka

Ada dua jenis kiamat yaitu kiamat sughra (kecil) dan kiamat kubra (besar). Yang sering dijelaskan dalam Al Qur’an adalah kiamat kubra, yaitu ketika berakhirnya dunia.

Kiamat terdiri atas 4 tahap yaitu :

1 Yaumul qiyamah atau yaumul ba’ats (hari kebangkitan)
2 Yaumul mahsyar, yaitu ketika seluruh manusia dikumpulkan di padang mahsyar
3 Yaumul hisab, yaitu hari perhitungan
4 Yaumul jaza’, yaitu hari pembalasan


1 Yaumul Qiyamah

Pada yaumul qiyamah atau yaumul ba’ats terjadi hari kiamat dengan berbagai ciri pada Al Qur’an dan seluruh manusia akan dibangkitkan dari kematian.


2 Yaumul Mahsyar

Pada yaumul mahsyar, dalam hadits disebutkan bahwa manusia akan menjadi seperti biji yang disemai di padang mahsyar, lalu tumbuh seperti kecambah sampai menjadi seperti bentuk akhirnya. Kemudian Allah dekatkan matahari sampai berjarak 1 jengkal dari bumi.

Semua orang akan berkeringat dengan berbagai ketinggian sesuai dosanya selama hidup.
Ada yang sampai mata kaki, ada yang sampai leher, tapi tidak ada yang tenggelam.


Ada 7 kelompok orang yang akan mendapatkan perlindungan Allah di padang Mahsyar :

Pertama, imam yang adil
Baik pemimpin negara, komunitas, keluarga, dan juga pemimpin bagi diri sendiri.

Kedua, remaja yang bertumbuh dalam suasana beribadah kepada Allah.
Maka kewajiban orang tua membesarkan anak sejak dini dengan Islam.

Ketiga, seseorang yang hatinya terkait dengan masjid.
Hal ini pun harus sejak kecil terbina. Dalam hadits disebutkan bahwa sebaik-baik tempat adalah masjid, dan seburuk-buruk tempat adalah pasar. Namun seringkali kita lebih merasa nyaman berada di mall, dan perlu kita pertanyakan kepada diri kita sendiri, apakah kita merasa nyaman berada di masjid?

Ustadz saat ini sedang menggalakkan kampanye masjid ramah anak. Situasi perkotaan saat ini menyebabkan orang tinggal di rumah yang sempit dan sifat konsumtif menyebabkan terlalu banyak barang sehingga rumah menjadi makin sempit. Ruang gerak anak menjadi terbatas.

Sehingga ketika mereka ke masjid yang luas, mereka akan gembira berlari kian kemari, apa lagi bila bertemu dengan teman. Itu adalah hal yang wajar terjadi sebagai anak-anak.

Bila kita membawa anak ke masjid dan ia duduk tenang mendengarkan ceramah selama dua jam, barangkali justru kita perlu segera ke dokter karena anak kita bisa jadi sedang sakit.

Sebaiknya disiapkan ruang khusus untuk anak-anak, ada ruang bermain, ada pemimbing, sehingga anak-anak senang pergi ke masjid. Juga ketika remaja, masjid seharusnya menjadi tempat membina remaja. Dan ketika dewasa, hatinya akan tertambat ke masjid. Dan kemudian tumbuh rasa cinta kepada sesama jamaah masjid, kepada sesama muslim. Yang akan berlanjut pada kriteria selajutnya.

Yaitu keempat, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yang bertemu dan berpisah karena Allah.

Pada orang yang senantiasa berada dalam lingkungan yang baik, akan tumbuh Imunitas pada dosa dan maksiat, yang menjadi kriteria kelompok berikutnya.

Yaitu kelima, orang yang ketika diajak bermaksiat dengan kondisi tidak mungkin diketahui siapa pun, ia menolak karena takut pada Allah.

Baik dalam bentuk zina, peluang korupsi, ataupun berkhianat pada kontrak kerja bagi karyawan.

Keenam, adalah orang yang rajin bersedekah.
Yang karena sudah terbiasa maka tidak ingin dilihat orang lain, sehingga bahkan dapat dikatakan bahwa tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.

Hal ini juga masih berkait dengan situasi sebelumnya yaitu ketika seseorang tumbuh dalam kebiasaan ibadah kepada Allah, akan rajin ke masjid, saling mencintai dengan sesama muslim, akan dengan sendirinya bersedekah kepada orang yang membutuhkan.

Ketujuh, adalah orang yang berdzikir sendirian dengan berurai air mata.
Karena ia yakin akan adanya Allah, ia akan sungguh-sungguh berdzikir, memohon ampun dan beristighar akan dosa-dosanya.


3 Yaumul Hisab

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Insyiqaq.

Yaitu orang-orang mendapatkan catatan amal dari sebelah kanan, akan kembali kepada keluarganya yang sama-sama beriman dan bergembira.

Sedangkan orang-orang dengan catatan amal yang buruk mereka menghindari hisab, tapi tetap dipanggil dan akhirnya masuk ke neraka sa’ir.

Dijelaskan juga tentang adanya mizan, yaitu timbangan kebaikan dan keburukan. Kemudian shirath yaitu jalan kecil ketika keselamatan bergantung pada poin kebaikan yang kita miliki, dan bahwa segala yang kita perbuat akan dipertanggungjawabkan.

Di Yaumul Hisab ini ada syafaat yang diberikan kepada umat nabi Muhammad.Yaitu mereka yang beriman kepada Allah, beriman dari hati yang paling dalam, tentang kebenaran kerasulan Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, dan bersungguh-sungguh mencari peluang dan kunci syafaat. Mereka bisa jadi banyak dosa dan akan masuk neraka, tetapi Allah selamatkan.


Kunci syafaat ada 3 yaitu :

Pertama, memperbanyak shalawat kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Terdapat 5 kemungkinan untuk membaca shalawat :

A Pada saat shalat, karena shalawat merupakan rukun shalat.
B Pada doa setelah adzan. Oleh karenanya bila ada adzan, dengarkan dan jawab satu per satu, setelah selesai bacakan doa.
C Ketika mendengar, membaca, dan menulis nama Rasulullah dan turunannya. Untuk memperbanyak, kita lakukan dengan membaca kitab hadits, membaca sirah nabawiyah. Bila sudah selesai, ulangi baca kembali.
D Ketika membuka dan menutup majelis, untuk itu perbanyaklah menghadiri majelis yang ada shalawat di dalamnya.
E Ketika membuka dan menutup doa

Kedua, membaca Al Qur'anul karim. Al Qur'an akan memberikan syafaat, Al Qur'an akan mendatangkan syafaat Rasulullah.

Bila memungkinkan hafalkan seluruhnya 30 juz.

Sebagai prioritas adalah 2 surat yaitu Al Baqarah dan Ali Imran. Kedua surat tersebut dijamin akan menjadi syafiani, yaitu dua surat pensyafaat. Dihafal, difahami maknanya, dan diamalkan isinya. Dalam kedua surat tersebut terdapat banyak perintah dan larangan.

Menghafal Al Baqarah dan Al Imran sebaiknya mulai digalakkan, sedangkan hafalan juz 29 dan 30 dapat dikatakan “terlalu mainstream”.

Bila belum bisa menghafal, paling tidak sebulan sekali kedua surat tersebut dibaca, tentunya beserta surat lainnya, yang artinya minimal kita membaca 1 Day 1 Juz.

Ketiga, mengurus anak yatim. Yang merupakan perkara yang rumit dalam prakteknya.


4 Yaumul Jaza

Adalah hari pembalasan, berupa surga dengan segala kenikmatannya yang digambarkan di Al Qur’an.

Dalam surat Ali Imran 134 digambarkan bahwa surga seluas bumi dan langit.

Ada anjuran yang mengatakan bila kita membaca 100 kali laa ilaha ilallah, akan diberikan pohon rindang yang bila rindangnya dikelilingi maka kita memerlukan waktu 24 jam.

Kenikmatan surga digambarkan dalam Al Qur’an dengan sederhana, yaitu “apa yang kauinginkan”.
Berbagai buah-buahan, 70 bidadari, minuman susu, madu, khamr dari anggur, beras, dan gandum terbaik yang tidak membuat mabuk, dan para pelayan. Puncak kenikmatan di surga belum pernah terdengar dan terlihat.

Sebaliknya, neraka adalah puncak nestapa. Karena penghuninya akan dibakar, dengan api yang panasnya 70 kali panas api di bumi. Disetrika dari kiri dan kanan. Minuman yang makin diminum makin membuat haus, dan makanan yang berduri. Digambarkan bahwa neraka untuk Abu Thalib, ketika kakinya dibakar, maka bergolak sampai ke otaknya. Dan itu terjadi abadi.


Sedapat mungkin kita gambarkan surga dan neraka itu di depan mata. Dan selanjutnya miliki keinginan untuk ke surga dan ketakutan ke neraka.

No comments: