Kajian disampaikan oleh Ustadzah Bannasari di Mushalla Tarbiyah pada hari Jum'at, 10 Rajab 1438 / 7 April 17.
Bulan Rajab adalah salah satu dari 4 bulan Haram, yaitu
Muharram, Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab.
Masjidil Haram : masjid yang suci.
Al Qadhi Abu Ya'la adalah seorang hakim, yang menguasai ilmu
yg sangat luas. Beliau memiliki majelis ilmu yang ramai didatangi orang, sampai
digambarkan majelisnya penuh sesak dan orang ketika shalat akan sujud di
punggung orang yang lain.
Dalam bulan haram diharamkan berbagai pembunuhan, dan hal
ini sudah diyakini sejak di masa jahiliyah. Kemuliaan Rajab sudah ada sebelum
Islam datang, dan ada beberapa nama lain untuk bulan Rajab yang menunjukkan
penghormatan.
Dalam buku Zadul Maisir, tafsir dari Ibnu Jauzy, dijelaskan
bahwa pada bulan haram tsb perbuatan haram lebih ditekankan untuk ditinggal,
serta baik untuk melakukan ketaatan.
Ibnu Hajar Al Atsqalani (guru para muhadits) menjelaskan
tentang keajaiban dan fadilah bulan Rajab, bahwa tidak ada dalil shahih khusus
untuk puasa dan ibadah malam di bulan Rajab. Dan ada 8 hadits maudhu dan hadits
dhaif tentang bulan Rajab. Yang benar tentang bulan Rajab, adalah secara umum
bahwa ibadah diutamakan, dan larangan dihindarkan.
Di bulan yang lain, kebaikan akan dibalas 10 kebaikan, dan
niat baik akan dibalas dengan 1 kali kebaikan. Dan dalam suatu riwayat
disebutkan bahwa keburukan baru akan dicatat sebagai 1 keburukan setelah
7 hari, untuk memberi kesempatan manusia untuk bertaubat.
3 dari 4 bulan haram sebelum waktu haji, Rajab terpisah
tetap memiliki tingkat yang sama.
Dalam bulan Rajab Allah sembunyikan waktu dan ibadahnya,
seperti pada lailatul qadr dan hari ijabah doa Jum'at.
Maka yang dapat kita lakukan di bulan Rajab adalah
memperbanyak amal soleh dan meminimalkan dosa, termasuk juga menghindari
bid'ah.
Tentang Isra’ Mi'raj, sebenarnya tidak ada dalil yang
menunjukkan kepastian bulan terjadinya Isra’ Mi'raj. Dalam buku Fathul Bari,
Syarah Sahih Bukhari, dijelaskan ada 10 pendapat tentang bulan terjadinya Isra’
Mi’raj, antara lain ada yang mengatakan terjadi di bulan Ramadhan, Syawal,
Rajab, Rabiual Awal, Rabiul Akhir.
Yang jelas pada saat itu terjadi keajaiban, dan Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam memimpin shalat bagi Nabi dan Rasul di Masjidil
Aqsha, sampai masjid itu penuh. Malam itu adalah malam yang mulia walaupun
tidak dapat dipastikan kapan terjadinya.
Yang penting bagi kita adalah menyakini kebesaran Allah
tentang hal itu, bukan tentang kapan terjadinya dan apa ibadah yang kita
lakukan.
Tanya Jawab :
Bagaimana mengetahui suatu hadits dhaif atau maudhu?
Ada buku kumpulan hadits dhaif dan hadits maudhu.
Tanda yang lain adalah :
-
Seringkali hadits-nya “berlebihan”, dengan amalan yang cukup ringan, diberikan
balasan yang sangat besar. Padahal ada hadits yang mengatakan bahwa balasan
tergantung dengan beratnya amalan.
-
Umumnya adalah hadits-hadits tentang keutamaan amal.
No comments:
Post a Comment