Thursday, April 27, 2017

Emansipasi dalam Islam

Ceramah disampaikan oleh Ustadzah Ambun Suri, di Mushalla Tarbiyah, hari Jum’at, 24 Rajab 1438 / 21 April 2017.

Dalam hadits disebutkan bahwa laki-laki yang baik adalah laki-laki yang baik pada keluarganya, lembut kepada istrinya. Tidak disebutkan dalam hadits tersebut mengenai keberhasilan karir.

Perempuan seperti tulang yang bengkok, sehingga menasihati perempuan berbeda dengan laki-laki.

Dalam surat An Nisa 34, disebutkan bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan, karena mereka memiliki kelebihan, yaitu memberi nafkah sebagai kewajiban bagi laki-laki kepada keluarganya.

Hal ini juga yang menyebabkan hak waris bagi laki-laki 2 kali lipat dari saudaranya yang perempuan, yaitu karena laki-laki memiliki kewajiban untuk menghidupi keluarga.

Emansipasi tidak sama dengan kesetaraan gender. Emansipasi adalah kesederajatan hak dan kewajiban, tetapi tidak sama persis. Pihak feminis seringkali mengarahkan definisi emansipasi menuju ke kesetaraan gender, yang pada akhirnya malah menghancurkan tatanan keluarga.

Saat ini terlihat upaya menghilangkan nilai agama dari kehidupan

Di akhirat nanti, seorang ibu akan dimintakan pertanggungjawaban atas pendidikan anak-anaknya. Pekerjaan juga akan ditanya, terutama dalam konteks apakah menjalankan amanah atau tidak. Tetapi prioritas utama adalah anak. Bekerja sebaiknya diniatkan sebagai pemanfaatan ilmu, dengan tetap menjaga adab-adab sesuai syariat, tidak melakukan ikhtilat (berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan muhrim) dan menjaga aurat.

Ketika terjadi dilema antara keluarga dan pekerjaan, maka sebaiknya kembali ke rumah, kembali ke kewajiban utama mendidik anak. Yakinlah bahwa ketika anak sudah besar nanti, Allah akan berikan kesempatan untuk berkiprah lagi.

Ibu boleh bekerja bila daya dukung baik, dari keluarga inti, dari suami, dari keluarga besar, dari orang tua.

Tujuan emansipasi dalam Islam adalah meninggikan kalimat Allah. Seorang perempuan keluar rumah sebagai muslimah, adalah kebebasan dalam bingkai ketakwaan.

Contoh perempuan di masa Rasulullah, ada berbagai peran. Khadijah adalah pengusaha yang kaya raya dan memberikan seluruh hartanya untuk dakwah. Aisyah tidak memiliki anak tapi memiliki banyak ilmu. Fatimah saat qanaah dalam keterbatasan dari suaminya, Ali bin Abi Thalib. Zainab binti Jahsy memiliki keterampilan tangan.

Harus kita yakini bahwa semua yang Allah berikan pasti baik, dan setiap orang memiliki kecenderungan berbeda-beda.

Jangan sampai kita kepada Al Qur’an beriman sebagian dan menentang sebagian. Tabarruj (berhias) yang dilarang dalam Islam adalah segala hal yang menyebabkan orang menjadi tertarik untuk melihat kepada kita sebagai perempuan.

Peran ibu bukan memasak dan mencuci. Hakikat emansipasi bukan sama sehingga menyalahi bingkai ketakwaan. Tetapi juga tidak memasung hak perempuan. Ada kecenderungan pihak-pihak menebarkan kebencian pada agama, dan semakin jauh dari agama. Pekerjaan SPG dilarang dalam Islam karena merupakan bentuk eksploitasi wanita. Sebenarnya Islam membolehkan banyak hal, namun memang ada persyaratan yang harus dipenuhi.

Tujuan Kartini membuat sekolah perempuan adalah agar perempuan bisa mengelola rumah tangganya dengan baik, bukan untuk lebih tinggi dari laki-laki.

Perempuan sebaiknya tidak mengejar karir, apa lagi bila karir menjadi menyita waktu. Niatkan bekerja untuk mengamalkan ilmu. Karena yang terpenting adalah membina generasi yang lebih baik.

Ketika ibu bekerja sudah kembali di rumah, tidak boleh mengatakan, “Mama sedang sibuk”, sehingga tidak bisa menemani anak. Seharusnya kesibukan seorang ibu adalah mengurus anak.

Menjadi ibu di usia 40 tahun ke atas adalah masa rawan, karena anak-anak sudah mulai besar, pengasuhan juga makin sulit.

Beberapa tokoh perempuan Indonesia selain Kartini :

1 H. Rangkayo Rasuna Said adalah wartawati perempuan pertama.
2 Malahayati pejuang jihad fisabillah, menjadi panglima pada perang Aceh.
3 Nyai Ahmad Dahlan.

4 Rahma El Yunusiyah, adalah pendiri Diniyah Putri, yang dibuat dengan pertimbangan bahwa muatan pendidikan untuk anak perempuan berbeda dengan laki-laki. 

Beliau diundang ke Al Azhar Mesir, salah satu sekolah tertua di dunia, dan Al Azhar melihat sistem baru tersebut mengimplementasikan hal yang sama. Beliau adalah salah satu pelopor berdirinya Tentara Nasional Indonesia. Dan pernah diundang ke Persia dan Suriah.

Beliau tidak memiliki anak. Tetapi walaupun anak biologis tidak ada, beliau memiliki banyak anak biologis. Seperti Aisyah dengan ilmunya.

5 Cut Nyak Dien, pahlawan Aceh, yang sebenarnya senantiasa berkerudung.

Selain itu, Sisingamangaraja dan Pattimura sebenarnya beragama Islam.

Dapat dikatakan bahwa pejuang di masa penjajahan adalah muslim, dengan niat untuk melawan kekafiran.

Tugas utama perempuan dalam rumah tangga adalah mendidik anak. Sedangkan tugas-tugas rumah tangga lainnya adalah tugas bersama, seperti memasak, mencuci, menyeterika, dan membersihkan rumah. Di Saudi Arabia dan di Malaysia, tugas berbelanja ke pasar dilakukan oleh laki-laki.

Ketika anak-anak sudah besar, maka perempuan beralih menuju ke peran sosial, karena kesibukan dengan anak sudah jauh berkurang. Berperan di lingkungan dengan ilmu dan terus belajar.

Dalam berbagi tugas dengan suami, hendaklah menggunakan pendekatan dan komunikasi yang baik. Jangan memberikan perintah, tetapi tawarkan peran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Tidak ada gunanya kesal dan sedih tanpa menyampaikan masalah yang dihadapi, karena suami tidak akan memahami. Sampaikan kondisi yang dihadapi, dan tawarkan peran apa yang akan diambil suami.

No comments: