Dari Kajian Muslimah di kantor, yang disampaikan oleh Ustadzah Hamidah.
Rasulullah mewasiatkan dua hal kepada umat Islam, yaitu Al Qur’an dan Hadits.
Al Qur’an adalah petunjuk bagi manusia, namun seringkali Al Qur’an seperti hanya menjadi sebuah peta buta. Sebuah petunjuk tetapi tidak dimengerti. Maka sangat penting sekali untuk membaca Al Qur’an beserta terjemahnya.
Banyak dari kita yang sudah pernah bahkan sering mengkhatamkan Al Qur’an. Namun, apakah kita sudah pernah mengkhatamkan membaca terjemahnya?
Hadits adalah petunjuk lebih detil dari yang ada dalam Al Qur’an.
Dalam sebuah konferensi ulama di abad ke-4 di masa kekhalifahan Abbasiyah, diputuskan kitab hadits yang utama.
Yang pertama adalah kitab Sahih Bukhari. (catatan : Bukhari berasal Rusia, bukan Arab).
Yang kedua adalah kitab Sahih Muslim (catatan : Muslim berasal dari Maroko, bukan Arab).
Selanjutnya ada 4 kitab hadits lagi, sehingga keseluruhannya menjadi 6 Kitab Hadits (Kitabus Sittah), yaitu Sunan Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Sunan Abu Daud, dan Sunan Turmudzi.
Selanjutnya ada 3 kitab hadits lagi, sehingga keseluruhannya menjadi 9 Kitab Hadits (Kitabut Tis’ah), yaitu dari Imam Ahmad, Imam Malik, dan Sunan Darimi.
Berapa banyak dari kita yang sudah pernah melihat kitab-kitab ini? Sudah pernah membacanya?
Mempelajari hadits sahih bukan hanya kewajiban dan sebagai referensi, tetapi juga kebutuhan, agar kita tidak dibingungkan dengan berbagai informasi yang bisa jadi menyesatkan.
Sepertinya misalnya salah satu hadits palsu/maudhu yang beredar adalah hadits tentang bulan Rajab yang disebutkan berasal dari Ja’far as Sodiq. Padahal Ja’far as Sodiq hidup setelah masa tabi’in, dan seorang yang hidup di masa tabi’in seharusnya tidak dapat meriwayatkan sebuah hadits. Apa lagi di dalam hadits juga disampaikan garansi, yang sebenarnya hanya merupakan hak prerogatif Allah atau yang dapat juga diwakilkan kepada Rasulullah.
Jika kita kembali ke sejarah, ketika tentara Salib menyerang Al Aqsha, berhadapan dengan Salahuddin Al Ayyubi (dari Turki Usmani), Raja Richard berkata bahwa Islam tidak dapat dikalahkan dengan kekuatan fisik.
Sejak Rasulullah hijrah (abad ke 1 Hijriah) mereka berusaha menghancurkan kekhalifan Islam, sampai generasi berikutnya (Khulafaul Rasyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Turki Usmani di abad ke-13 Hijriah). Selama 13 abad mereka tidak berhasil mengalahkan umat Islam.
Pada perang dunia 1, target tentara Salib adalah meruntuhkan Turki Usmani. Wilayah Islam menjadi terbagi-bagi, Mesir untuk Prancis, Palestina dikuasai Inggris, yang kemudian dihadiahkan untuk Yahudi di tahun 1918.
Maka Raja Richard mengatakan, jauhkan umat Islam dari Al Qur’an dan Sunnah, serta jauhkan umat Islam dari persaudaraan.
Di alam barzakh nanti, yang dapat menjawab pertanyaan malaikat adalah amal kita, kedekatan kita dengan kebaikan selama di dunia.
Ketika ditanyakan, man rabbuka, siapa Tuhanmu? Jika kita selalu dekat dengan Allah, dekat dengan Al Qur’an, menjadikannya pedoman, maka amal kita akan menjawab dengan benar.
Ketika ditanyakan, wa man nabiyuka, siapa nabimu? Maka jika kita mendekati, mempelajari hadits, itu adalah bukti pendekatan kita kepada Rasulullah.
Bagaimana cara mempelajari hadits?
Ada buku hadits yang cukup tebal, berjilid-jilid, karena memang hadits jumlahnya sangat banyak, sampai 3000-an.
Ada juga cara yang lebih praktis, yaitu belajar hadits online, di www.lidwapusaka.com. Ada 9 kitab hadits, yang dapat di-search sesuai topik. Ada juga CD aplikasi untuk meng-install di computer (1 CD dapat digunakan untuk meng-install di 3 komputer, harga sekitar Rp 399rb), sehingga tidak perlu online untuk membacanya.
No comments:
Post a Comment