Ceramah kali ini disampaikan oleh Ustadz Valentino Dinsi, tentang Bekerja untuk dunia dan akhirat, mohon maaf saya tidak datang dari awal, semoga bermanfaat :-)
Bekerja untuk dunia dan akhirat, salah satu bentuknya adalah kita bekerja dengan sebaik-baiknya, dan ketika datang waktu shalat, segera shalat. Ketika tiba waktu pulang segera pulang, ingat peran kita untuk mendidik anak.
Ath Thur 14 :
Disebutkan orang beriman, dan anak cucu mengikuti dengan keimanan yang sama, artinya ada peran orang tua mengajari anak-anak, melakukan transfer nilai. Dan dilanjutkan bahwa nanti akan kami temukan di akhirat, gembira di surga, tanpa dikurangi, masing-masing mendapat balasan.
Tiap hari sebaiknya paling lambat di waktu isya sudah di rumah. Isya berjamaah bersama anak-anak di masjid, subuh di masjid.
Masalah rumah tangga pada dasarnya berakar pada 2 hal yaitu :
Pertama, komunikasi, baik antar ayah dan ibu, maupun dengan anak-anak. Komunikasi yang dibutuhkan adalah komunikasi dari hati ke hati. Dengan anak, jangan hanya sekedar menggunakan otoritas sebagai orang tua, menyampaikan do's and dont's, mana yang boleh dan tidak boleh, tanpa bahasa cinta, bahasa spiritual, dan bahasa kasih sayang. Tanyakan apa yang diharapkan pasangan, buat anak sering bercerita terutama di masa-masa kritis seperti masa pubertas, buat anak bangga dengan orang tua.
Yang kedua adalah masalah ekonomi, yaitu ketika suami dan istri tidak dapat bekerja sama mengelola keuangan keluarga.
Kedekatan dengan anak-anak harus dipelihara sejak mereka kecil. Ketika mereka sudah mulai remaja, kelas 2-3 SMP, kita akan semakin kehilangan pengaruh terhadap anak kita. Sangat penting untuk terus menjalin komunikasi. Keindahannya akan terasa antara lain ketika kita tua, anak-anak akan menyayangi kita. Hal ini berkat apa yang kita tanam sejak mereka kecil. Bangun kerja sama, pelihara komunikasi, beri pendidikan dengan Al Qur'an.
Ada sebuah kisah, Abdurrahman, yang selama 17 pergi medan perang dan meninggalkan istri dan anaknya yang bernama Rabiah bin Abi Abdurrahman.
Setelah 17 tahun berlalu, Abdurrahman pulang. Ketika itu di rumahnya sedang ada pengajian yang dipimpin oleh Rabiah dan salah satu pesertanya adalah Imam Malik. Ketika beliau hendak masuk, sempat berselisih dengan Imam Malik yang menganggap beliau sebagai orang asing yang masuk ke rumah tersebut tanpa izin.
Akhirnya beliau diperbolehkan untuk masuk, dan istrinya menyambutnya dengan menyiapkan pakaian dan makanan. Beliau menanyakan uang 15 ribu dinar yang dititipkannya kepada istrinya, "Apakah masih ada?" Istrinya menjawab, "Masih ada.".
Beliaupun menanyakan anaknya, istrinya menjawab bahwa anaknya sedang tidur.
Abdurrahman pun tidur sampai dibangunkan oleh istrinya ketika adzan subuh tiba. Anaknya sudah berangkat shalat subuh terlebih dahulu, Beliau shalat subuh di shaf belakang. Di masjid tersebut beliau mendengarkan sebuah pengajian yang berkesan bagi beliau. Maka beliau menanyakan pada orang di sebelahnya, siapakah yang menyampaikan pengajian tersebut.
Ternyata pembawa pengajian tersebut adalah Rabiah bin Abi Abdurrahman, anaknya sendiri. Beliau pun lari memeluknya, dan mengajaknya pulang. Sungguh tidak sia-sia, keluarga ditinggalkan dengan keimanan, menghasilkan seorang anak yang luar biasa, guru dari Imam Malik.
Dan istrinya pun menjelasakan, uang 15 ribu dinar sudah habis, digunakan untuk mendidik anaknya itu. Betapa nilai keimanan yang ditanamkan di hati istri, akan bertumbuh. Keimanan akan bertumbuh, kita tidak mendampingi.
Jika kita menginginkan kebaikan di dunia, harus dengan ilmu. Jika kita ingin kesuksesan di akhirat, juga harus dengan ilmu. Jika kita inginkan keduanya, makan kita harus pelajari kedua ilmunya.
Menjelang Ramadhan, Ustadz mengingatkan untuk mulai melakukan persiapan.
Rasulullah pernah berkata, bahwa Rajab syahrullah (bulan Allah), Syaban syahri (bulanku), Ramadhan syahru ummati (bulan umatku).
Lakukan persiapan ruhiyah, mulai tingkatkan berbagai ibadah. Misalnya membaca Al Qur'an mulai ditingkatkan dari 1 halaman per hari menjadi 2 halaman per hari, lalu 3 halaman per hari. Pelajari berbagai ilmu tentang Ramadhan, fiqih shiyam. Lakukan persiapan maaliyah, persiapan harta. Persiapkan segala kebutuhan ramadhan, agar di bulan ramadhan kita dapat berfokus untuk beribadah. Lakukan persiapan jasadiyah, jaga kesehatan, makan makanan yang baik dan bergizi, agar sehat di bulan ramadhan.
Mudah-mudahan kita dapat kembali kepada fithrah di akhir ramadhan.
No comments:
Post a Comment