Ceramah kali ini disampaikan oleh Ustadzah Maryam Rachmayani, tentang kunjungan beliau ke Palestina.
Di Palestina, lembaga tahfizh, lembaga tajwid, dikelola oleh Negara. Jika kita berkunjung ke masjid-masjid, maka di dalamnya banyak terdapat halaqah-halaqah (perkumpulan-perkumpulan) tahfizh. Di setiap rumah di Gaza ada satu hafizh, penghafal Al Qur’an. Kalaupun tidak ada hafizh, maka hafalannya di atas 20 juz.
Terdapat juga kegiatan sanad tahsin, yaitu memperbaiki bacaan, dari guru yang terus tersambung sampai ke Rasulullah, yang menerima langsung dari malaikat Jibril. Di masa sekarang, sudah sampai ke sanad 50 atau 60.
Sebuah TK di Palestina berisi sekitar 50 anak dalam 1 kelas, dengan 1 guru.
Kebanyakan pemimpin Palestina adalah seorang hafizh, dengan Al Qur’an di kepala mereka, seperti Ismail Haniyah, Perdana Menteri Palestina.
Di setiap kantor dituliskan Yerusalem sekian km, untuk selalu mengingatkan seluruh masyarakat tentang rencana pembebasan Yerusalem.
Ayam di Palestina lebih sehat, tidak ada lemak sama sekali.
Ada lembaga Salama, untuk penyandang cacat akibat perang.
Ada lembaga khusus untuk mengembalikan mental anak dan perempuan akibat perang.
Polisi wanita di Palestina menggunakan gamis lengkap, namun tidak mengurangi aktivitas fisik mereka.
Universitas Gaza peringkat belasan terbaik di Timur Tengah.
Di Muhararat, daerah perbatasan antara Gaza dan Israel, terdapat rumah kaca untuk pertanian, dengan hasil yang sangat baik karena tanahnya yang sangat subur.
Menteri Tarbiyah (Pendidikan) juga adalah seorang hafizh Al Qur’an, beliau hafal An Nisaa dalam waktu 9 jam. Tahun 2012 di Palestina ditetapkan sebagai tahun pendidikan. Setiap tahun selalu ada bidang yang dikonsentrasikan, misalnya tahun Pemuda, dll.
Awalnya, kota-kota di Palestina sama seperti kota lainnya, dengan segala kegemerlapan dan aktivitasnya. Setelah Islam menguasai, segala hal yang dianggap kurang sesuai dengan Islam, perlahan-lahan dihilangkan. Saat ini di Palestina tidak ada bioskop, dan tidak ada perempuan yang tidak memakai jilbab.
Palestina adalah prototype bagaimanan sebuah negara dikelola, dengan rakyat yang dekat dengan Al Qur’an. Di Palestina ada ribuan lembaga tahfizh.
Setiap kantor memiliki gambar Al Quds, untuk selalu mengingatkan akan cita-cita Palestina.
Listrik mati 8 jam sehari, sehingga situasi menjadi makin sulit.
Progam kementrian pertanian adalah swasembada pangan. Saat ini di Palestina 99% bahan pangan adalah hasil dari dalam negeri Palestina sendiri.
Walaupun mereka dalam kondisi perang, pengelolaan negeri Palestina sangat bisa ditiru.
Dalam kondisi perang, sama sekali tidak ada anak-anak yang meminta-minta. Mereka memiliki izzah, harga diri. Dalam kunjungan ke lembaga-lembaga, ketika mereka melakukan presentasi, maka sama sekali bukan meminta dana. Mereka memaparkan program, impian, dan semangat membangun negeri mereka.
Mereka “tidak meminta” infak kita, apa lagi bantuan sukarelawan perang, karena bisa jadi tentara dari Indonesia malah akan “merepotkan” di sana dengan berbagai penyesuaian cuaca. Sebenarnya, kitalah yang membutuhkan masyarakat Palestina, karena mereka yang akan mempertahankan Masjidil Aqsha.
Ketika disampaikan dana bantuan, mereka akan langsung berterima kasih, dan menyampaikan program-program yang akan dilakukan dengan dana bantuan tersebut.
Al Qur’an di Palestina dengan cover bergambar Masjidil Aqsha, sebagai perlawanan dari cita-cita Yahudi yang mencanangkan Haikal Sulaiman.
Palestina yang sampai saat ini belum merdeka, merupakan kesempatan yang Allah berikan untuk berjihad fi sabilillah. 1/8 bagian dari zakat kita sebenarnya merupakan hak dari mereka yang berjihad fi sabilillah, salah satu yang terutama adalah para pejuang Palestina, para pejuang aqidah.
Sampaikan doa untuk mereka di setiap doa kita, juga untuk pejuang Islam lainnya. Sosialisasikan tentang Palestina kepada anak-anak, termasuk tentang akan turunnya Dajjal, fitnah terbesar.
Masyarakat Palestina sangat memiliki kedekatan, keterikatan interaksi dengan Al Qur'an.
Menjelang Ramadhan, bulan Al Qur'an, hendaknya kita mulai melakukan pemanasan, mempersiapkan diri, meningkatkan tilawah Al Qur’an, 3-4 juz sehari (wowww :-D)
No comments:
Post a Comment