Ceramah bulanan kali ini disampaikan oleh Ustadz Hamid Fahmy
Zarkasyi.
Dalam surat Ibrahim 24-25, dijelaskan bahwa kalimat thayyibah itu
seperti pohon, yang dahannya sampai ke langit dan akarnya sampai ke bumi.
Islam berkembang dari tauhid, tidak melewatkan 1 ayat pun. Baca -
hafal - faham - jalankan. Tauhid berkembang menjadi syariah, syariah berkembang
menjadi ilmu. Ilmu merupakan tradisi dalam Islam. Sains dalam Islam diawali
dengan surat Al Alaq ayat 1.
Pohon peradaban Islam adalah peradaban yang "memberi
makan" peradaban dunia. Ketika Islam masuk Persia, Damaskus di masa Umar
bin Abdul Aziz, tidak ada orang yang miskin. Spanyol sangat maju, menjadi
negara terkemuka seperti Amerika di masa sekarang.
Banyak ilmu di dunia yang sebenarnya warisan dari dunia Islam.
Angka 0, pesawat, kamera. Perkembangan selanjutnya di Barat membentuk wajah
peradaban Barat. Berawal dari ilmu pengetahuan, berkembang tradisi sekolah,
kemudian lahir komunitas dalam berbagai bidang. Jika diwarnai oleh Islam, maka
akan muncul disiplin ilmu Islam. Salah satu contohnya adalah munculnya ilmu
ekonomi Islam. Selanjutnya akan terbangun sistem kehidupan Islam, baik dalam
hal politik, pendidikan, masyarakat, ekonomi.
Setiap muslim harus berpikir, apa yang dapat dikerjakan untuk
umat. Paling tidak, menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah.
Kalau bisa 1 keluarga ada 1 anak yang menjadi ulama.
Saat ini di Indonesia, pesantren semakin kurang peminat, karena
dianggap tidak memiliki masa depan.
Di zaman kejayaan Islam, pengusaha memberikan dana kepada ulama,
sehingga ulama bisa memberikan beasiswa untuk murid. Sekolah gratis. Penulis
buku jika berhasil membuat buku, maka buku tersebut ditimbang, dan baginya
diberikan emas seberat timbangan tersebut. Seorang ulama dahulu dapat memiliki
400 ribu buku.
Saat ini semakin banyak umat Islam yang berpikiran barat, yang
menghujat agamanya sendiri. Dan kelompok-kelompok yang menjadi sasaran
westernisasi ini adalah ormas besar dan perguruan tinggi.
Lebih jauh tentang hal ini, Ustadz Hamid Fahmy Zarkasyi menulis
buku berjudul Misykat, sebuah refleksi tentang Islam, Westernisasi, dan
Liberalisasi.
Tanya Jawab :
Bagaimana konsep kebahagiaan di era materalisme yang semua diukur
dengan uang?
Kebahagiaan adalah fitrah manusia, ketika manusia dapat melakukan
sesuatu sesuai kehendak hati. Hati dapat mengikuti syaitan ataupun malaikat.
Ketika hati sesuai dengan fitrah, maka hati akan tenang. Bagaimana agar seluruh
kegiatan kita bernilai ibadah, lahir batin, dunia akhirat.
No comments:
Post a Comment