Friday, June 8, 2012

Peradaban Islam

Ceramah bulanan kali ini disampaikan oleh Ustadz Hamid Fahmy Zarkasyi.

Dalam surat Ibrahim 24-25, dijelaskan bahwa kalimat thayyibah itu seperti pohon, yang dahannya sampai ke langit dan akarnya sampai ke bumi.

Islam berkembang dari tauhid, tidak melewatkan 1 ayat pun. Baca - hafal - faham - jalankan. Tauhid berkembang menjadi syariah, syariah berkembang menjadi ilmu. Ilmu merupakan tradisi dalam Islam. Sains dalam Islam diawali dengan surat Al Alaq ayat 1.

Pohon peradaban Islam adalah peradaban yang "memberi makan" peradaban dunia. Ketika Islam masuk Persia, Damaskus di masa Umar bin Abdul Aziz, tidak ada orang yang miskin. Spanyol sangat maju, menjadi negara terkemuka seperti Amerika di masa sekarang.

Banyak ilmu di dunia yang sebenarnya warisan dari dunia Islam. Angka 0, pesawat, kamera. Perkembangan selanjutnya di Barat membentuk wajah peradaban Barat. Berawal dari ilmu pengetahuan, berkembang tradisi sekolah, kemudian lahir komunitas dalam berbagai bidang. Jika diwarnai oleh Islam, maka akan muncul disiplin ilmu Islam. Salah satu contohnya adalah munculnya ilmu ekonomi Islam. Selanjutnya akan terbangun sistem kehidupan Islam, baik dalam hal politik, pendidikan, masyarakat, ekonomi.

Setiap muslim harus berpikir, apa yang dapat dikerjakan untuk umat. Paling tidak, menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah. Kalau bisa 1 keluarga ada 1 anak yang menjadi ulama.

Saat ini di Indonesia, pesantren semakin kurang peminat, karena dianggap tidak memiliki masa depan.

Di zaman kejayaan Islam, pengusaha memberikan dana kepada ulama, sehingga ulama bisa memberikan beasiswa untuk murid. Sekolah gratis. Penulis buku jika berhasil membuat buku, maka buku tersebut ditimbang, dan baginya diberikan emas seberat timbangan tersebut. Seorang ulama dahulu dapat memiliki 400 ribu buku.

Saat ini semakin banyak umat Islam yang berpikiran barat, yang menghujat agamanya sendiri. Dan kelompok-kelompok yang menjadi sasaran westernisasi ini adalah ormas besar dan perguruan tinggi.
Lebih jauh tentang hal ini, Ustadz Hamid Fahmy Zarkasyi menulis buku berjudul Misykat, sebuah refleksi tentang Islam, Westernisasi, dan Liberalisasi.

Tanya Jawab :

Bagaimana konsep kebahagiaan di era materalisme yang semua diukur dengan uang?
Kebahagiaan adalah fitrah manusia, ketika manusia dapat melakukan sesuatu sesuai kehendak hati. Hati dapat mengikuti syaitan ataupun malaikat. Ketika hati sesuai dengan fitrah, maka hati akan tenang. Bagaimana agar seluruh kegiatan kita bernilai ibadah, lahir batin, dunia akhirat.

No comments: