Ceramah Dzuhur kali ini dari salah satu ustadz favorit saya, Ust. Valentino Dinsi, tentang Kreativitas di Tempat Kerja. Seperti biasa saya datang sedikit terlambat :-)
Oya judulnya saya ganti, supaya lebih seru :-)
Saya mulai yaa..
Pernahkah kita membayangkan, di mana kita 5, 10, ataupun 15 tahun yang akan datang?
Apakah 5 tahun yang telah berlalu telah menjadikan Anda lebih tua? Adakah perubahan lainnya?
Ada 4 tipe manusia :
Pertama : Pasif
Tidak bergerak walaupun sudah diajak dengan berbagai cara. Takdirnya biasanya menjadi masyarakat kelas bawah.
Kedua : Reaktif
Mengikuti ke mana pun ada keramaian. Mudah terpengaruh.
Ketiga : Sradak sruduk
Tidak mengerti aturan, berlaku sesukanya.
Proaktif :
Antisipatif menghadapi berbagai kondisi dan terencana.
Dalam Al Qur'an surah Al Hasyr ayat 18 Allah bersabda : Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ada kata perencanaan yang diapit oleh dua kata takwa. Suatu hal yang perlu kita renungkan.
Di kantor setiap awal tahun kita membuat rencana kerja. Tapi sudahkah kita membuat rencana untuk hidup kita? Keluarga kita?
Dan jangan sampai kita menjadi orang yang seperti disebutkan dalam Al Baqarah, "memerintahkan orang lain untuk membuat kebaikan, tapi kamu lupa untuk dirimu sendiri, padahal di sisi kalian ada Al Kitab".
Kondisi saat ini adalah akibat dari seluruh aktivitas harian kita. Aktivitas yang dirutinkan akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang dirutinkan akan menjadi nasib.
Kita perlu membuat program untuk diri kita, seperti yang kita lakukan di perusahaan. Kita harus keras pada kehidupan, agar nanti kehidupan akan lembek pada kita. Disiplin, kerja keras, harus menjadi keseharian kita.
Siapa yang paling bertanggung jawab untuk kehidupan kita?
Jawabannya : kita sendiri. Tetapi, apakah kita sudah mengambil 100% tanggung jawab atas kehidupan kita? Kita masih sering menyalahkan orang lain, menyalahkan kondisi dan situasi, mencari kambing hitam atas segala persoalan kita. Padahal semua bermuara pada kita sendiri.
Di Amerika Serikat, ada seorang anak berusia 8 tahun, yang menuliskan 267 keinginannya. Di usia 57 tahun dia diwawancara oleh berbagai stasiun TV di dunia, karena ternyata 100% keinginannya itu terwujud.
Di Indonesia, ada seorang pemuda berusia 19 tahun, menuliskan rencana dan targetnya tiap tahun sampai usia 40 tahun. Di usia 37 tahun, 70-80% targetnya menjadi kenyataan. Dan orang tersebut adalah Ust. Valentio Dinsi sendiri.
Semakin dini rencana dibuat, kemungkinan terwujudnya menjadi lebih besar. Namun tidak ada kata terlambat. Membuat rencana walaupun terlambat, lebih baik daripada tidak membuat sama sekali.
Allah membuat skenario di lauh mahfuzh. Maka seharusnya kita juga membuat skenario kita.
Dari training tentang cara kerja otak, ternyata kerja otak bisa dianalogikan dengan kamera jadul. Kamera jadul harus kita masukkan film, kita potret, baru bisa diproses untuk dicetak. Jika kita belum potret tetapi tetap dicetak, ada hasilnya, tetapi hitam. Sesuatu yang tidak pernah dilihat, didengar, dipikir, dan dibayangkan, sulit untuk terjadi, bahkan bisa jadi mustahil. Maka kita tuliskan dan pikirkan rencana kita, "gambar sudah di-capture", tinggal diproses, hidup akan bergulir menuju yang kita rencanakan.
Jika kita berkesempatan untuk ke luar negeri, maka kita akan buat rencana perjalanan.
Kehidupan adalah perjalanan sekali jalan. Apa yang sudah Anda lakukan? Sudahkah Anda buat rencana hidup?
Semua terserah Anda.
No comments:
Post a Comment