Siang ini ceramah dari Ust. Sukeri Abdillah, tentang "Be Spectacular". Catatan hanya dari 15 menit terakhir, semoga tetap bermanfaat :-)
Ciri pribadi spektakuler adalah menjaga lisan dan menguatkan hati, yang akan mendatangkan pertolongan Allah.
Sebuah kisah nyata seseorang, sebutlah namanya Bapak A, yang akan membeli ruko, dan sudah memberikan uang muka, dengan tenggat waktu pelunasan dalam 10 hari. Rencananya, pembayaran pelunasan tersebut akan dilakukan dengan pinjaman yang sedang diajukan ke bank.
Namun ternyata pengajuan pinjaman tersebut tidak diterima oleh pihak bank. Sementara pemilik ruko hampir setiap hari menagih seperti tidak percaya pada Bapak A ini. Namun Bapak A tetap menahan diri agar tetap berkata baik.
Akhirnya Bapak A menawarkan kepada pemilik ruko untuk membatalkan transaksi. Sertifikat akan dikembalikan kepada pemilik ruko, dan agar uang muka dikembalikan kepada Bapak A.
Namun ternyata pemilik ruko meminta agar transaksi tidak dibatalkan, bahwa ia percaya kepada Bapak A, yang berkepribadian baik, dan lebih jauh lagi, uang muka yang sudah dibayarkan tersebut sudah digunakan untuk upacara adat putrinya.
Maka Bapak A akhirnya menyarankan agar sama-sama berdoa, agar Bapak A bisa mendapatkan uang.
Prinsip Bapak A tetap dipegang yaitu, tetap berkata baik kepada siapa pun.
Sampai akhirnya tiba-tiba saja pertolongan Allah datang.
Istrinya mengingatkan bahwa ada teman yang bekerja di bank syariah. Istrinya pun menyarankan untuk mengajukan proposal pinjaman ke bank syariah tersebut. Karena Bapak A sudah dalam kondisi kalut, maka ia meminta istrinya yang mengajukan, dan Bapak A bertugas mendoakan. Alhamdulillah proses berlangsung lancar, dan dalam 5 hari proposal pinjaman disetujui, dan selesailah transaksi tersebut.
Maka salah satu ciri pribadi spektakuler adalah mereka yang menguatkan kekuatan hati, menjaga lisan, yang nanti akan mendatangkan pertolongan Allah. Jika ada persoalan, tidak perlu mencari kambing hitam. Merangkul dan menyatukan.
Ciri berikutnya adalah mengubah sabotase berpikir menjadi kekuatan tawakal.
Ada seorang perempuan, sebutlah Ibu B, yang memiliki cita-cita mencari segenggam berlian, dan sesuap nasi. Yang ternyata jika dibahas lebih jauh, sesuap nasi adalah untuk mengganjal perut agar dapat menegakkan diri menyembah Allah serta segenggam berlian untuk disebarkan kepada para dhuafa yang membutuhkan. Subhanallah.
Perempuan ini berkarir sampai cukup tinggi, dan akhirnya tibalah usia 40 tahun, ketika ia sedang berlibur di Jawa, sesuai keinginannya di masa tuanya. Tiba-tiba dia terserang demam, yang ternyata adalah kanker anus stadium 4.
Operasi pun dilakukan di Singapura, yang ternyata hanya merupakan solusi sementara. Di tahun kedua, penyakit tersebut kambuh kembali. Ibu B pun mulai mengingat kembali, kesalahan apa yang pernah ia lakukan, sehingga mendapatkan penyakit seberat itu.
Sampai tibalah seorang penjenguk yang menyatakan bahwa penyakitnya merupakan "kiriman" dari teman kantornya, dengan ciri-ciri demikian, demikian. Namun Ibu B tidak terpengaruh oleh provokasi tersebut.
Berbagai literatur dibaca, dari metode alami, barat, timur, islami, untuk mencari solusi dari penyakitnya yang tiba-tiba saja muncul itu.
Sampai akhirnya beliau sadar, dan mengikhlaskan semuanya. Bahwa sakitnya hanya 2 tahun, dibandingkan dengan 40 tahun masa kenikmatan yang telah Allah berikan. Bahwa sungguh nikmat yang telah Allah berikan jauh lebih besar dari derita yang tengah dia rasakan.
Di tahun ke-3 penyakitnya semakin memburuk. Kanker meluas hingga menyerang syaraf, sehingga bahkan ujung rambut terpegang pun terasa sakit.
Sampai suatu hari di rumah sakit, ia meminta agar salah satu anggota keluarganya yang laki-laki menjadi imam shalat, dan setelah shalat dilanjutkan dengan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, An Nas, dan Yaasiin. Ibu B telah demikian sering membaca keempat surat tersebut, hingga beliau sudah hafal surat Yaasiin.
Hingga datanglah takdir kematiannya. Selesai membaca surat Yaasiin, ia memanggil adiknya dan berkata "Ai, teteh melihat dosa-dosa tetah berkelebat, teteh ingin taubatan nasuha, apakah bisa, bagaimana caranya?" Sang adik pun mengiyakan, dan mengajak untuk membaca istighfar bersama-sama.
Beberapa saat kemudian, ia berkata lagi, "Ai, telapak kaki dan tangan teteh sudah terasa dingin, teteh harus bagaimana?" Sang adik pun menjelaskan bahwa ia sudah berada pada kondisi sakaratul maut, dan mengajaknya untuk bersama-sama mengucapkan syahadat.
Bersama-sama mereka mengucapkan syahadat sampai 15 kali. Di kali ke 16, beliau mengucapkan syahadat itu dengan fasih dan lantang, seperti seorang imam yang sedang mengakhiri dzikir. Kelopak matanya pun tertutup, meninggallah ia dengan ucapan fasih 2 kalimat syahadat tersebut.
Maka kekuatan pribadi spektakuler adalah bisa mengubah sabotase berpikir, provokasi pihak luar, menjadi tawakal hanya kepada Allah.
No comments:
Post a Comment