Orang sering memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap orang yang sudah melakukan satu kebaikan.
Misalnya, jika seorang muslimah sudah berjilbab, maka seharusnya dia sudah sempurna, sudah bisa membaca Al Qur'an dengan baik, sudah tidak pernah membicarakan orang lain, dan sederet kesempurnaan lainnya.
Atau, jika seseorang sudah naik haji, maka dia seharusnya sudah rajin shalat ke masjid, sudah rajin membaca Al Qur'an, sudah bisa memberikan ceramah pendek, dan sederet kesempurnaan lainnya.
Atau, jika seseorang sudah hafal Al Qur'an, maka dia seharusnya berakhlak baik, tidak lagi berkemungkinan berbuat maksiat, selalu berkata yang baik, dan sederet kesempurnaan lainnya.
Sehingga sering ada perkataan :
"sudah pakai jilbab, kok kelakuannya begitu",
"sudah haji, kok kelakukannya begitu",
"sudah hafal Al Qur'an, kok kelakuannya begitu",
diikuti dengan pandangan dan perkataan sinis lainnya.
Di satu sisi, memang memakai jilbab, sudah berhaji, sudah menghafal Al Qur'an diharapkan membawa seseorang ke kebaikan lainnya.
Namun di sisi lain, memakai jilbab, berhaji, hafal Al Qur'an hanyalah satu aspek saja dari ibadah kepada Allah. Seseorang yang sudah melakukannya, bukan berarti sempurna di seluruh aspek ibadah lainnya.
Bagaimana jika cara melihatnya sedikit diubah,
"walaupun kelakuannya begitu, alhamdulillah dia berjilbab, mudah-mudahan pelan-pelan bisa membaik",
"walaupun kelakuannya begitu, alhamdulillah dia sudah berhaji, mudah-mudahan pelan-pelan bisa membaik",
"walaupun kelakuannya begitu, alhamdulillah dia sudah hafal Al Qur'an, mudah-mudahan pelan-pelan bisa membaik",
Ibarat nilai raport, di mata pelajaran tertentu dia memiliki nilai baik, di mata pelajaran lain nilainya sangat buruk. Jika dijumlahkan seluruh nilai, bisa jadi masih baik. Dan dengan nilai baiknya di mata pelajaran tertentu, siapa tahu bisa dia bisa menerapkan metodenya untuk meningkatkan nilai di pelajaran lain.
Lebih jauh lagi, daripada mengurus amalan orang lain, bukankah lebih baik kita introspeksi diri kita sendiri?
Sudah sejauh mana persiapan kita untuk raport hari akhir? Masih adakah yang nilainya merah dan perlu remedial? Yang kita rasakan sudah baik nilainya, apakah benar bernilai baik di mata Allah?
Kalau kita sibuk dengan hal ini, maka tidak sempat lagi kita menghiraukan amalan orang lain..
No comments:
Post a Comment