Thursday, April 19, 2012

Jebakan Stereotip, Takdir, dan Sang Ahli

Beberapa waktu yang lalu, di lingkungan saya ada kejadian yang cukup mengagetkan, dan pelakunya sama sekali tidak disangka-sangka. Proses penyelesaiannya di lingkungan saya cukup heboh, alhamdulillah ada salah satu teman yang memahami cara penyelesaiannya dengan pihak yang berwenang, dan berbagai pihak yang berkait dapat bekerja sama dengan baik, sehingga bisa tertanggulangi dengan cukup baik dan cepat.

Saya tidak akan bahas detil kejadiannya, namun ada beberapa hikmah yang bisa saya petik :

Pertama,
Jangan terlena dengan tampilan luar, jangan terjebak dengan stereotip.
Orang yang terlihat baik, sopan, yang profesinya terhormat, tetap bukan malaikat, tetap manusia, yang ada titik lemahnya, yang bisa saja khilaf ketika ada kesempatan.
Sehingga dengan siapa pun kita berinteraksi, tetaplah waspada, tetaplah jaga batas-batas kewajaran.
Namun di sisi lain, jangan pula karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Walaupun ada kasus pelaku yang buruk ini, dia hanyalah oknum. Bukan berarti semua orang yang seprofesi dengan dia juga buruk. Bukan berarti kebaikan yang dilakukannya menjadi percuma. Tetaplah melihat secara adil.

Kedua,
Bagaimanapun buruknya situasi yang terjadi, itu adalah bagian dari takdir Allah. Tidak perlu berpanjang penyesalan, berkeluh kesah, bergunjing, apa lagi sampai berputus asa. Segera tentukan langkah tindak lanjut. Tetaplah memohon pada Allah, agar dapat terselesaikan dengan baik. Yakinlah bahwa pasti ada hikmah. Yakinlah bahwa Allah akan menolong.
Dan bagaimanapun buruknya yang telah dilakukan, bukan berarti kita boleh bertindak semena-mena kepada pelaku. Setiap tindakan akan ada perhitungannya di hari akhir nanti. Tetaplah berada di jalan Allah, jangan sampai tergelincir.

Ketiga,
Dalam segala hal, ada orang yang lebih ahli, lebih berpengalaman, lebih memahami penanganan yang tepat. Segeralah cari orang seperti itu, agar proses penyelesaian bisa lebih efektif dan mudah bagi semua pihak.
Dan ketika situasi kacau dan banyak pihak yang terlibat, perlu ada penengah, yang bisa menenangkan situasi, tetapi tetap bisa membawa semua pihak untuk bergerak ke langkah yang kongkrit.
Dan betapa masih banyak orang baik, yang bersedia membantu, berkontribusi, tanpa pamrih. Berlelah-lelah, bahkan sampai larut malam, untuk membantu orang lain.

Demikian, mohon maaf jika kalimatnya kurang spesifik, mudah-mudahan tetap bermanfaat :-)

No comments: