Thursday, October 11, 2012

Cek Keikhlasan



Ikhlas sebuah kata yang mudah diucapkan, tapi sulit dilakukan. Kadang kita merasa sudah melakukan, tetapi bisa jadi sebenarnya belum. 

Seorang kyai pernah memberikan satu cara mengecek keikhlasan. Misalnya kita melakukan sesuatu, dan kita katakan (pada diri kita sendiri atau pada orang lain) bahwa kita ikhlas. Lalu, ada yang mengatakan pada kita, bahwa ada seseorang lain yang meragukan keikhlasan kita. Bagaimana reaksi kita, apakah kita marah dan bertanya, “Siapa yang berkata demikian, demi Allah saya ikhlas!” atau kita tidak bereaksi dan berkata, “Silakan dia mau meragukan atau yakin dengan keikhlasan saya.”

Ketika kita marah dan berusaha meyakinkan orang lain bahwa kita benar-benar ikhlas, itu adalah tanda bahwa kita belum ikhlas.

Karena jika kita ikhlas, kita tidak perlu persetujuan orang lain, tidak perlu penghargaan orang lain, dan kita pun tidak terpengaruh dengan keraguan orang lain. Karena kita lakukan bukan untuk orang lain, tapi hanya untuk Allah.

Dari situ, ada beberapa cara lagi mengecek keikhlasan. 
Apakah kita mempermasalahkan pandangan orang lain pada perbuatan kita? 
Apakah kita menjadi sedih ketika orang lain tidak mengapresiasi bahkan memandang negatif? 
Apakah kita menjadi senang ketika orang lain memuji? 
Apakah kita semakin bersemangat ketika orang mengapresiasi? 
Apakah semangat kita menurun ketika orang tidak lagi melihat? 
Apakah kita mengkhawatirkan bahwa orang lain akan memandang kita buruk? 
Apakah kita bertujuan untuk membanggakan apa yang kita lakukan pada orang lain?

Bila salah satu dari pertanyaan tersebut masih dijawab dengan “Ya”, barangkali kita masih perlu memperbaiki lagi keikhlasan kita.

Ikhlaskan, ikhlaskan, ikhlaskan. Karena semua untuk Allah.

No comments: