Monday, October 29, 2012

Kitab Hadits Sunan Abu Daud - Akhlak



Copy paste dari kuliah di Blackberry Messenger dari Ust. Syarif Matnadjih.
 
Pengajian Ke-28 Kitab Sunan Abu Daud :

حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِىُّ وَحَفْصُ بْنُ عُمَرَ قَالاَ حَدَّثَنَا ح وَحَدَّثَنَا ابْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ أَبِى بَزَّةَ عَنْ عَطَاءٍ الْكَيْخَارَانِىِّ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ  مَا مِنْ شَىْءٍ أَثْقَلُ فِى الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ

Dari Abu Darda, dari Nabi saw, beliau bersabda : "Tidak dari sesuatu yang lebih berat pada timbangan (hari kiamat) dari akhlak yang baik" (HR. Abu Daud : 4801)

Nabi saw adalah sebaik-baik manusia yang telah mencontohkan berprilaku dengan baik, bahkan beliau 'sengaja' diutus olehNya untuk menyempurnakan akhlak, karena kehidupan akan menjadi baik dan penuh dengan kebaikan bila 'benar' dan santun dalam berbuat.

Nabi saw dan para sahabat hidup dalam persaudaraan yang 'dibalut' dengan akhlak mulia, mereka telah mencontohkan perbuatan yang agung dalam mengisi kehidupan sementara di dunia ini, mereka memiliki kasih sayang terhadap sesama dan saling mengajak kepada kebaikan serta mencegah terhadap kemungkaran.

" WAL WAZNU YAUMAIDZIN al-HAQ, FAMAN TSAQULAT MAWAAZIINUHU FAULAAIKA HUMU al-MUFLIHUUN" (dan hari itu pertimbangan (amal baik dan buruk) adalah benar, maka barang siapa yang berat timbangannya (dengan kebaikan) maka merekalah orang2 yang beruntung), surat al-A'raf ayat ke-8 ini jelas2 menerangkan perihal hari 'ditimbangnya' amal setiap manusia, hari itu disebut sebagai 'penentu' keputusan dariNya, siapa yang berat timbangan kebaikannya disebut pada ayat ini sebagai orang yang beruntung.

Hidup itu hanya ada dua pilihan, menjadi orang yang beruntung atau orang yang merugi, maka hadits hari ini memberikan 'cara mudah' buat meraih keberuntungan yang kekal, yaitu dengan tampil sebagai manusia penuh pesona lantaran baik pekerti dan santun dalam bertutur.

Pekerti yang baik pada hadits diatas mempunyai 'bobot' yang berat saat tiba waktu ditimbangnya amal, maka rasanya pilihan ini harus kita ambil demi 'keselamatan' saat hari yang paling 'menegangkan' datang.

Ciri mereka yang mempunyai akhlak yang baik bisa dilihat nyata dengan 'respon' orang2 yang berada disekitarnya, bila keberadaannya menghadirkan 'kenyamanan' dan kebahagiaan bagi orang lain, maka hampir bisa dipastikan orang tersebut mempunya 'pesona' akhlak, tetapi bila berlaku sebaliknya maka juga hampir dipastikan orang tersebut tidak memiliki pekerti yang baik.

Sesuatu yang harus menjadi 'harapan' dan cita2 kita adalah ketika pada waktunya seluruh 'penghuni langit' akan selalu mendo'akan kita dan bahkan bila waktunya tubuh kita bersemayam didalam tanah, nama kita akan terus menjadi 'perbincangan' mereka yang hidup karena kebaikan yang telah 'ditorehkan' selama kita hidup di dunia.

'Al- Adabu Aktsaru Min al-'Ilmi', demikian pernyataan manusia mulia yang bernama Umar Ibnul Khottob, menurut beliau, akhlak itu mempunyai manfaat yang lebih banyak ketimbang ilmu, karena bila berakhlak maka pastinya dia berilmu, tetapi belum bisa dipastikan mempunyai akhlak kendatipun memiliki banyak ilmu.

Berakhlaklah yang mulia, karena anak dan keturunanmu membuntuhkan contoh dan teladan dari kedua orang tuanya, dan 'nasib'mu nanti di yaumil qiyaamah sangat ditentukan dengan 'prilaku'mu saat ini, nanti dan hingga waktu jelang kematianmu datang.

Wallahu A'lam Bisshowaab.
-----------
*dari beranda 'tenda' Mina, menantikan waktu menuju 'Arofah

No comments: